Strategi pemasaran sapi potong di PT. Tunas Jaya Raya Abadi Nganjuk
Beef cattle’s marketing strategy in PT. Tunas Jaya Raya Abadi Nganjuk
ABSTRAK: Penelitian dilakukan di PT. Tunas Jaya Raya Abadi Nganjuk. Tujuan penelitian untuk
mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal, menentukan strategi pemasaran berdasarkan
kondisi lingkungan internal dan eksternal. Metode penelitian adalah metode survei dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan kondisi lingkungan yang ada di PT. Tunas Jaya Raya
Abadi adalah cukup baik. Matriks faktor strategi internal yang menunjukkan nilai positif (+), nilai
kekuatan/strengths lebih besar daripada kelemahannya/weakness (S = 2,29 > W = 0,71), sedangkan
berdasarkan matriks faktor stategi eksternal menunjukkan nilai positif dengan nilai
peluang/oppourtunity lebih besar daripada nilai ancaman/treaths (O = 1,84 > T = 0,70). Kesimpulan
hasil penelitian adalah analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal pada PT. Tunas Jaya
Raya Abadi menunjukkan hasil baik dan memberi prospek yang bagus untuk kemajuan usaha, dengan
total skor faktor kekuatan dan peluang (SO = 4,13). Penentuan strategi yang tepat adalah rapid
strategy, yaitu strategi yang nilai faktor kekuatan lebih besar daripada peluang.
ABSTRACT: This research conducted in PT. Tunas Jaya Raya Abadi Nganjuk. The objectives of this
research were obtain a better understandin internal as well as exsternal environmental condition, sec-
ondly trying to covering the formulate the marketing strategi. Method that used in this research was a
survey method, it contains observation, interview, and documentation. The data analyzed by SWOT
analysis. The result showed internal strategy factors matrix give positive value where it strengths were
stronger than it weakness (S = 2,29>W = 0,71). External strategy factors’ matrix also give positive
value where it opportunities values were bigger than it threats values (O = 1,84 > T = 0,70). From the
result, we know that environmental condition in PT. Tunas Jaya Raya Abadi was very good, and gave
good prospect for its progress in the future. It known from total score of strength and opportunities
factors (SO = 4.13). From SWOT analysis, strategy that will be taken was in the first quadrant where
internal and external factors were positive. In general terms, it means that the environmental condition
of PT. Tunas Jaya Raya Abadi, relatively has bigger opportunity than its weaknesses. The decision
that made by PT. Tunas Jaya Raya Abadi for marketing strategy was rapid strategy by which all op-
portunity could be captured as marketing consideration.
Corresponding author: jaisyaghniatamara@gmail.com
DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.01 96
J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2):96 – 104
PENDAHULUAN pengolahan susu, mentega dari susu,
Pembangunan peternakan merupa- industri pakan ternak dan lain-lain.
kan bagian dari pembangunan sektor per-
tanian yang memiliki nilai strategis dalam Bisnis peternakan sapi potong
memenuhi kebutuhan protein hewani asal seperti juga bisnis yang lain mempunyai
ternak, kebutuhan tersebut semakin banyak persaingan. Persaingan terjadi tidak
meningkat seiring dengan bertambahnya hanya di tingkat lokal, nasional dan
jumlah penduduk dan meningkatnya taraf regional tetapi terjadi pula di tingkat
hidup masyarakat. Proses pembangunan global. Salah satu kelemahan dalam bisnis
nasional berdampak pada perubahan kon- sapi potong adalah sistem pemasaran dan
sumsi masyarakat yang awalnya mengkon- perdagangan sapi potong di Indonesia be-
sumsi karbohidrat kearah konsumsi protein lum effisien, sehingga peluang pasar yang
hewani asal ternak seperti: daging, telur ada belum dapat dimanfaatkan. Penyebab
dan susu. Permintaan telur dan daging tidak efisiennya sistem pemasaran sapi da-
ayam dalam negeri saat ini dapat dipenuhi lam negeri adalah panjang dan kom-
oleh produksi lokal, tetapi permintaan susu pleksnya jalur pemasaran sapi potong, se-
dan daging sapi pemenuhannya masih dangkan pada pola pemasaran daging asal
memerlukan pasokan dari luar negeri. Pri- impor jalur pemasaranya relatif lebih pen-
yanto (2011) menyatakan kebutuhan dag- dek dan dapat menekan biaya/margin
ing sapi di Indonesia menunjukkan trend pemasaran, sehingga memiliki kapasitas
yang meningkat setiap tahun, tetapi import daya saing yang cukup tinggi. Berdasarkan
terus bertambah dengan laju yang semakin uraian diatas, maka penelitian dilakukan
tinggi baik impor daging maupun impor untuk menetapkan strategi pemasaran yang
sapi bakalan. Kondisi yang demikian tepat untuk pemasaran sapi potong di PT.
menuntut para pemangku kepentingan Tunas Jaya Raya Abadi Nganjuk.
(stakeholder) untuk segera menerapkan Tujuan dari penelitian adalah
suatu strategi pengembangan peternakan mengetahui kondisi lingkungan internal
sapi potong nasional untuk mengurangi dan eksternal dari PT. Tunas Jaya Raya
ketergantungan pada impor. Abadi, menentukan strategi pemasaran
Mukson, Roessali, dan Setiyawan berdasarkan kondisi lingkungan internal
(2014) menjelaskan bahwa peluang dan eksternal dari PT. Tunas Jaya Raya
investasi usaha di bidang peternakan Abadi.
mempunyai potensi besar untuk dapat
dikembangkan karena: MATERI DAN METODE
1) Pasar di dalam negeri untuk penduduk Penelitian dilakukan di PT. Tunas
lebih dari 200 juta jiwa, merupakan Jaya Raya Abadi Desa Babadan,
potensi pasar yang sangat besar dan Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk.
menjanjikan. Metode yang digunakan dalam penelitian
2) Adanya globalisasi perdagangan seperti adalah metode survei (Sugiyono, 2011).
WTO, AFTA dan APEC menjadi Teknik pengumpulan data melalui
peluang pasar yang luar biasa besar observasi, wawancara dan dokumentasi.
asalkan pengusaha nasional dapat Data penelitian terdiri dari data primer dan
memanfaatkan. Sebaliknya jika tidak sekunder. Data primer merupakan data
dapat memanfaatkannya maka hasil penelitian yang diolah, sedangkan
Indonesia akan menjadi pasar bagi data sekunder merupakan data yang berasal
produk-produk peternakan dari negara dari Dinas Peternakan kabupaten, BPS dan
lain. literatur lain yang terkait dengan
3) Berkembangnya industri-industri yang penelitian.
membutuhkan bahan baku hasil-hasil Data yang dianalisis terdiri dari da-
peternakan seperti industri pengalengan ta lingkungan internal meliputi faktor
dan pengolahan daging, sosis, industri finansial, sumber daya manusia, pelayanan
dan harga produk. Sedangkan data dari
DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.01 97
J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2):96 – 104
lingkungan eksternal meliputi lingkungan wilayah kerja meliputi seluruh
fisik, pesaing, konsumen, sosial budaya exkarisidenan Kediri dengan SK No.
dan peran pemerintah. IFE (internal factor 1209/PAD/KWK.13/IV/1997 tanggal 21
evaluation) dan EFE (external factor eval- April 1997.
uation) digunakan untuk menganalisis fa- Tanggal 26 Januari 1999 diadakan
kor-faktor internal dan eksternal yang me- Rapat Anggota Khusus bertempat dikantor
mengaruhi strategi pemasaran sapi potong. KSP Tunas Jaya Tanjung Anom kabupaten
Setelah diketahui faktor internal dan ek- Nganjuk. Rapat memutuskan menyetujui
sternal kemudian dianalisis posisi strategis penggabungan 4 KSP yaitu : KSP Tunas
dari PT. Tunas Jaya Raya Abadi Jaya kabupaten Nganjuk, KSP Tunas
menggunakan matrik IE (internal exter- Karyakarisidenan Madiun, KSP Tunas
nal). Setelah diketahui posisi strategis Perkasakarisidenan Surabaya dan KSP
maka dapat dirumuskan beberapa strategi Tunas Mekar karisidenan Malang. Pada
alternatif menggunakan matriks SWOT tanggal 9 Februari 1999, bergabung
(strengths weaknesses opportunities menjadi KSP Tunas Artha Mandiri dengan
threats). Dari beberapa strategi alternatif wilayah kerja meliputi seluruh wilayah
kemudian dapat diambil satu prioritas Jawa Timur sesuai perubahan BH. No.
strategi menggunakan matriks QSPM 09/BH/KWK.13/III/99 tanggal 11 Maret
(quantitative strategy planning matrix). 1999 dan berkedudukan di jalan Bromo I.
Analisis SWOT merupakan No. 1 Nganjuk dan terhitung mulai bulan
identifikasi berbagai faktor secara stimulus Februari 2003 ditetapkan kantor pusat KSP
untuk merumuskan strategi pemasaran Tunas Artha Mandiriberkedudukan di jalan
pada perusahaan. Analisis ini didasarkan Dermojoyo No. 34 Nganjuk.
pada logika yang dapat memaksimalkan PT Tunas Jaya Raya Abadi
kekuatan dan peluang, namun secara mempunyai 5 unit usaha yang bernaung
bersamaan dapat meminimalkan dibawahnya, tetapi dalam hal manajemen
kelemahan dan ancaman (Khusna, Daryan- dan pengelolaanya sudah berjalan sendiri-
to, Utami, 2016). Rangkuti (2008) menam- sendiri. Lima unit usaha tersebut meliputi
bahkan proses pengambilan keputusan perkebunan, peternakan, pertanian, SPBU
yang berkaitan dengan keputusan strategis dan Shorum motor. Kelima unit usaha
selalu berkaitan dengan pengembangan tersebut sekarang ini mampu berjalan
bisnis, tujuan, strategi dan kebijakan seiringan dan bekerja sama untuk
perusahaan. Perencanaan strategis (strategi pengembangan usaha.
plannes) harus menganalisis faktor-faktor Salah satu unit usaha dalam PT
strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, Tunas Jaya Raya Abadi adalah bidang
peluang dan ancaman) dalam kondisi yang peternakan yakni penggemukan sapi
ada pada saat ini potong. Awal mula usaha yang dijalankan
bukan penggemukan sapi potong,
HASIL DAN PEMBAHASAN melainkan usaha peternakan sapi perah.
PT. Tunas Jaya Raya Abadi awal Tetapi lama-kelamaan usaha sapi perah
mula didirikannya adalah bergerak dalam tersebut mengalami penurunan produksi
bidang kopersi simpan pinjam. Pada dan populasi, hal ini dikarenakan
awalnya koperasi simpan pinjam ini Kabupaten Nganjuk mempunyai cuaca
bernama KSP Perlindungan yang sangat panas sehingga tidak cocok untuk
berkedudukan di Desa Sukomoro, pengembangan peternakan sapi perah.
Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Berawal dari kondisi tersebut, kemudian
Nganjuk yang didirikan pada tahun 1970 pemilik beralih ke usaha penggemukan
dengan BH. No. 12/BH/II/12/70 tanggal 31 sapi potong karena banyak sekali sapi
Maret 1970 dengan wilayah kerja meliputi bakalan yang bagus yang berasal dari
kecamatan Sukomoro, kabupaten Nganjuk. daerah Nganjuk dan sekitarnya.
Tahun 1997 KSP Perlindungan diubah
namanya menjadi KSP Tunas Jaya dengan
DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.01 98
J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2):96 – 104
Perumusan strategi pemasaran yang di dapatkan dari analisis matriks ini
Analisis SWOT merupakan menunjukkan kemam-puan perusahaan da-
identifikasi berbagai faktor secara stimulus lam memanfaatkan kekuatan dan menga-
untuk merumuskan strategi pemasaran tasi kelemahan yang ada, menunjukkan
pada perusahaan. Analisis didasarkan pada kemampuan dalam memperoleh peluang
logika yang dapat memaksimalkan dan mengatasi ancaman dari eksternal.
kekuatan dan peluang, namun secara
bersamaan dapat meminimalkan Hasil analisis lingkungan internal
kelemahan dan ancaman. Proses dan eksternal, di peroleh hasil penjumlahan
pengambilan keputusan yang berkaitan skor total pada matriks IFE dan EFE mas-
dengan keputusan strategis selalu berkaitan ing-masing sebesar 3,00 dan 2,54 (hasil
dengan pengembangan bisnis, tujuan, analisis IFE dan EFE dapat dilihat pada
strategi dan kebijakan perusahaan. tabel 1 dan 2). Angka pada matriks IFE
Perencanaan strategis harus menganalisis menunjukkan bahwa kekuatan atau
faktor-faktor strategi perusahaan keunggulan yang dimiliki PT Tunas Jaya
(kekuatan, kelemahan, peluang dan Raya Abadi melebihi kelemahan yang ada,
ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini sehingga kondisi tersebut merupakan satu
(Kusuma, Raharja dan Saleh, 2013). keuntungan yang harus dimanfaatkan dan
Analisis didasarkan asumsi bahwa suatu dimaksimalkan sebaik mungkin. Se-
strategi yang efektif akan memaksimalkan dangkan angka yang terdapat pada matriks
kekuatan dan peluang, meminimalkan EFE mengindikasikan bahwa kondisi yang
kelemahan dan ancaman. ada pada saat ini cukup memberi dukungan
Matriks internal factor evaluation dan kesempatan bagi PT Tunas Jaya Raya
(IFE) dan Matriks ekternal factor Abadi untuk mengembangkan usahanya,
evaluation (EFE) digunakan untuk men- dengan memanfaatkan peluang yang ada
gevaluasi fakto-faktor internal lingkungan semaksimal mungkin serta meminimalkan
(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal ancaman yang timbul.
lingkungan (peluang dan ancaman). Skor
DOI: 10.21776/ub.jiip.2018.028.02.01 99
J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2018, 28 (2):96 – 104
Tabel 1. Hasil evaluasi faktor internal (IFE)
Kekuatan Bobot Rating Skor
Kondisi keuangan yang cukup baik, berjalan lancar dan memberi
0,18 4 0,72
ruang gerak yang cukup untuk pengembangan usaha
Servis atau pelayanan kepada konsumen yang cukup baik 0,08 3 0,24
Lokasi perusahaan yang strategis yaitu berada ditepi jalan raya, dekat
dengan kota, ketersediaan tenaga kerja dan bahan pakan yang me- 0,16 4 0,64
madai
Kesejahteraan karyawan diperhatikan 0,15 2 0,30
Mempunyai jaringan pemasaran yang tetap dan kontinyu (luas) 0,05 3 0,15
Pengalaman berusaha yang lebih dari 10 tahun 0.12 2 0,24
Sub Total 2,29
Kelemahan
Fasilitas-fasilitas produksi yang kurang lengkap 0,05 2 0,10
Unsur promosi kurang maksimal 0,10 3 0,30
Rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki 0,15 1 0,15
Kurangnya tenaga marketing 0,08 2 0,16
Sub Total 0,71
Total 3,00
Ancaman
Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak), tarif listrik dan telfon 0,10 2 0,20
Selera konsumen yang berubah-ubah 0,10 2 0,20
Adanya fluktuasi harga sapi bakalan 0,15 2 0,30
Sub Total 0,70
Total 2,54
Hasil kombinasi skor total dari secara relatif berpeluang lebih besar
matriks IFE dan EFE menunjukkan faktor dibanding ancaman, kekuatannya relatif
internal dan eksternal bernilai positif, lebih unggul dibanding dengan
artinya bahwa lingkungan yang dihadapi kelemahannya. Arah kebijakan yang tepat