Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan
Heat Exchanger

B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mempelajari dasar – dasar penukar panas.
2. Untuk menghitung neraca panas dari penukar panas.
3. Untuk menghitung koefisien pemindahan panas keseluruhan dari
penukar panas.
4. Untuk menghitung efisiensi penukar panas.
5. Untuk mempelajari hubungan antara bilangan reynold dengan
karakteristik penukar panas.

C. Latar Belakang
Dalam fisika, kimia dan teknik fenomena perpindahan salah satu dari
berbagai mekanisme dimana partikel atau kualitas fisik berpindah dari suatu tempat
ke tempat lain. Tiga contoh umum fenomena perpindahan adalah difusi, konveksi
dan radiasi. Tiga jenis utama fenomenal perpinndahan adalah perpindahan panaas,
perpindahan massadan perpindahan momentum ( dinamika fluida ).

Energy panas yang terkandung di dalam sebuah system berhubungan


dengan fenomena perpindahan panas. Terjadinya perpindahan panas ditandai
perubahan nilai energy perubahan panas yang terkandung dalam system.
Perpindahan panas terjadi dari system benda dengan temperature yang lebih tinggi,
menuju system / benda dengan temperature yang lebih rendah.

Hal tersebut apabila terjadi dalam sebuah kondisi yang alami. Secara
alamiah, perpindahan panas dapat terjadi melalui tiga cara yaitu konduksi, konveksi
dan radiasi.

24
Perpindahan energy atau panas dengan menggunakan alat penukar kalor
( heat exchanger ) banyak sekali diaplikasikan dalam dunia industry. Alat penukar
panas digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke system lain tanpa
perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.

Biasanya medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai


fluida panas dan air biasa sebagai ar pendingin ( cooling water ). Penukar panas
dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antara fluida dapat berlangsung
secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak,baik antara fluida
terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung

Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang
sering disebut boiler atau generator uap. Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir
yang disebut reactor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati
panas dari system primer ( pabrik reactor ) ke system sekunder ( pabrik uap ), uap
diproduksi dari air dalam proses yang disebut generator uap.

semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir menggunakan uap
yang digerakkan turbin memiliki kondensor permukaan untuk mengubah uap gas
buang dari turbin ke kondensat ( air ) untuk digunakan kembali.

Untuk menghemat energy dan kapasitas pendinginan dalam kimia dan


lainnya, penukar panas regenerative dapat digunakan untuk mentransfer panas dari
satu aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang perlu dipanaskan seperti
pendingin distilat dan pakan reboiler pra-pemanasan.

25
BAB II

LANDASAN TEORI

Panas telah diketahui dapat berpindah dari tempat dengan temperatur lebih
tinggi ke tempat dengan tempeatur lebih rendah. Hokum percampuran panas juga
terjadi karena panas itu berpindah, sedangkan pada kalorimeter, perindahan panas
dapat terjadi dalam bentuk pertukaran panas dengan luar sistem. Jadi pemberian
atau pengurangan panas tidak saja mengubah temperatur atau fasa zat suatu benda
secara lokal, melainkan panas itu merambat ke atau dari bagian lain benda atau
tempat lain. Peristiwa ini disebut perindahan panas. Menurut penyelidikan,
perpindahan tenaga panas dapat dibagi dalam beberapa golongan cara perpindahan.
Panas itu dapat merambat dari suatu bagian ke bagian lain melalui zat atau benda
yang diam. Panasjuga dapat dibawa oleh partikel-partikelzat yang mengalir. Pada
radiasi panas, tenaga panas berpindah melalui pancaran yang merupakan juga satu
cara perindahan panas. Umumnya perindahan panas berlangsung sekaligus dengan
ketiga cara ini.

Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi


dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau
material. Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan
perpindahan panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan
panas. Maka ilmu perpindahan panas juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju
perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perpindahan kalor
dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu
daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut.
Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi.

Perindahan panas dapat kita ketahui melalui perubahan temperatur. Oleh


karenanya perlu ditentukan hubungan antara arus panas dan perubahan atau
perbedaan temperatur. . Bagi kalorimeter yang mengalami pertukaran panas dengan
luar sistem, akibat perpindahan panas,

26
Perpindahan Kalor secara Konduksi

Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana


kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur
rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium
yang berlainan yang bersinggungan secara langsung sehingga terjadi pertukaran
energi dan momentum. Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan
panas konduksi adalah berbanding dengan gradien suhu normal.

Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara


laju aliran panas yang melintas permukaan isothermal dan gradient yang terdapat
pada permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap
titik dalam suatu benda pada setiap waktu yang dikenal dengan hukum fourier.

Konduktivitas Termal

Tetapan kesebandingan (k) adalah sifat fisik bahan atau material yang
disebut konduktivitas termal Pada umumnya konduktivitas termal itu sangat
tergantung pada suhu.

Perpindahan Kalor secara Konveksi

Konveksi adalah perpindahan panas karena adanya gerakan/aliran/


pencampuran dari bagian panas ke bagian yang dingin. Contohnya adalah
kehilangan panas dari radiator mobil, pendinginan dari secangkir kopi dll. Menurut
cara menggerakkan alirannya, perpindahan panas konveksi diklasifikasikan
menjadi dua, yakni konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced
convection). Bila gerakan fluida disebabkan karena adanya perbedaan kerapatan
karena perbedaan suhu, maka perpindahan panasnya disebut sebagai konveksi
bebas (free / natural convection). Bila gerakan fluida disebabkan oleh gaya
pemaksa / eksitasi dari luar, misalkan dengan pompa atau kipas yang menggerakkan

27
fluida sehingga fluida mengalir di atas permukaan, maka perpindahan panasnya
disebut sebagai konveksi paksa (forced convection).

Proses pemanasan atau pendinginan fluida yang mengalir didalam saluran


tertutup merupakan contoh proses perpindahan panas Koefisien pindah panas
permukaan h, bukanlah suatu sifat zat, akan tetapi menyatakan besarnya laju pindah
panas didaerah dekat pada permukaan itu. Perpindahan konveksi paksa dalam
kenyataanya sering dijumpai, kaarena dapat meningkatkan efisiensi pemanasan
maupun pendinginan satu fluida dengan fluida yang lain.

Perpindahan Panas Radiasi

Perpindahan panas radiasi adalah proses di mana panas mengalir dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di
dalam ruang, bahkan jika terdapat ruang hampa di antara benda - benda tersebut.

Energi radiasi dikeluarkan oleh benda karena temperatur, yang dipindahkan


melalui ruang antara, dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bila energi radiasi
menimpa suatu bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan , sebagian diserap dan
sebagian diteruskan

Alat Penukar Kalor ( Heat Exchanger)

Alat penukar panas (heat exchanger) adalah suatu alat yang digunakan
untuk memindahkan panas antara dua buah fluida atau lebih yang memiliki
perbedaan temperature yaitu fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang
bertemperatur rendah. Perpindahan panas tersebut baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Pada kebanyakan sistem kedua fluida ini tidak mengalami
kontak langsung. Kontak langsung alat penukar kalor terjadi sebagai contoh pada
gas kalor yang terfluidisasi dalam cairan dingin untuk meningkatkan temperatur
cairan atau mendinginkan gas.

28
Alat penukar panas banyak digunakan pada berbagai instalasi industri,
antara lain pada : boiler, kondensor, cooler, cooling tower. Sedangkan pada
kendaraan kita dapat menjumpai radiator yang fungsinya pada dasarnya adalah
sebagai alat penukar panas.

Tujuan perpindahan panas tersebut di dalam proses industri diantaranya adalah :

a) Memanaskan atau mendinginkan fluida hingga mencapai temperature tertentu


yang dapat memenuhi persyaratan untuk proses selanjutnya, seperti pemanasan
reaktan atau pendinginan produk dan lain-lain.

b) Mengubah keadaan (fase) fluida : destilasi, evaporasi, kondensassi dan lain-lain.

Proses perpindahan panas tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Maksudnya adalah :

1) Pada alat penukar kalor yang langsung, fluida yang panas akan bercampur secara
langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau
ruangan tertentu. Contohnya adalah clinker cooler dimana antara clinker yang panas
dengan udara pendingin berkontak langsung. Contoh yang lain adalah cooling
tower untuk mendinginkan air pendingin kondenser pada instalasi mesin pendingin
sentral atau PLTU, dimana antara air hangat yang didinginkan oleh udara sekitar
saling berkontak seperti layaknya air mancur.

2) Pada alat penukar kalor yang tidak langsung, fluida panas tidak berhubungan
langsung dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panas itu mempunyai
media perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan jenis lainnnya. Untuk
meningkatkan efektivitas pertukaran energi, biasanya bahan permukaan pemisah
dipilih dari bahan-bahan yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi seperti
tembaga dan aluminium. Contoh dari penukar kalor seperti ini sering kita jumpai
antara lain radiator mobil, evaporator AC.

29
Pertukaran panas secara tidak langsung terdapat dalam beberapa tipe dari
penukar kalor diantaranya tipe plat, shell and tube, spiral dll. Pada kebanyakan
kasus penukar kalor tipe plat mempunyai efektivitas perpindahan panas yang lebih
bagus.

Klasifikasi Alat Penukar Kalor

Adapun klasifikasi dari alat penukar kalor dapat dibagi dalam beberapa kelompok
yaitu :

a. Berdsarkan konstruksinya yaitu Tabung (tubular), Plate-Type, Extended


Surface dan Regenerative.
b. Berdasarkan pengaturan aliran yaitu Single Pass, Multi Pass.
c. Bedasarkan jenis aliran yaitu Aliran Berlawanan Arah (Counter Flow),
Alira Sejajar (Parallel Flow), Aliran Silang (Cross Flow), Aliran Terpisah
(Split Flow) dan Aliran Bercabang (Divide Flow).
d. Berdasarkan banyaknya laluan yaitu Seluruh Cross-counter flow, Seluruh
cross-parallel flow dan Parallel counter flow.
e. Berdasarkan mekanisme perpindahan panas yaitu Konveksi satu fasa
(dengan konveksi paksa atau alamiah), Konveksi dua fasa (dengan konveksi
paksa atau alamiah) dan Kombinasi perpindahan panas.
f. Berdasarkan fungsinya dapat digolongkan pada beberapa nama :
1) Exchanger : Memanfaatkan perpindahan kalor diantara dua fluida proses
(steam dan air pendingin tidak termasuk sebagai fluida proses, tetapi
merupakan utilitas).
2) Heater : Berfungsi memanaskan fluida proses, dan sebagai bahan
pemanas alat ini menggunakan steam.
3) Cooler : Berfungsi mendinginkan fluida proses, dan sebagai bahan
pendingin digunakan air.
4) Condenser: Berfungsi untuk mengembunkan uap atau menyerap kalor
laten penguapan

30
5) Boiler : Berfungsi untuk membangkitkan uap.
6) Reboiler : Berfungsi sebagai pensuplai kalor yang diperlukan bottom
produk pada distilasi. Steam biasanya digunakan sebagai media pemanas.
7) Evaporator : Berfungsi memekatkan suatu larutan dengan cara
menguapkan airnya.
8) Vaporizer : Berfungsi memekatkan cairan selain dari air. Adapun bentuk
dari alat penukar kalor pada industri antara lain : Alat Penukar Kalor Shell
dan Tube, Alat Penukar Kalor Coil dan Box, Alat Penukar Kalor Double
dan Pipe dan Alat Penukar Kalor type Plate.

Klasifikasi penukar kalor berdasarkan susunan aliran fluida.

a) Pertukaran panas dengan aliran searah (co-current/parallel flow) yaitu apabila


arah aliran dari kedua fluida di dalam penukar kalor adalah sejajar. Artinya kedua
fluida masuk pada sisi yang satu dan keluar dari sisi yang lain mengalir dengan arah
yang sama. Karakter penukar panas jenis ini temperatur fluida yang memberikan
energi akan selalu lebih tinggi dibanding yang menerima energi sejak mulai
memasuki penukar kalor hingga keluar.

b) Pertukaran panas dengan aliran berlawanan arah (counter current / flow)

yaitu bila kedua fluida mengalir dengan arah yang saling berlawanan dan keluar
pada sisi yang berlawanan. Pada tipe ini masih mungkin terjadi bahwa temperatur
fluida yang menerima panas (temperatur fluida dingin) saat keluar penukar kalor
(T4) lebih tinggi dibanding temperatur fluida yang memberikan kalor (temperatur
fluida panas) saat meninggalkan penukar kalor.

c ) Pertukaran panas dengan aliran silang ( cross flow )

Artinya arah aliran kedua fluida saling bersilangan. Contoh yang sering kita lihat
adalah radiator mobil dimana arah aliran air pendingin mesin yang memberikan
energinya ke udara saling bersilangan. Apabila ditinjau dari efektivitas pertukaran
energi, penukar kalor jenis ini berada diantara kedua jenis di atas.

31
BAB III

MATERI DAN METODA

A. Materi
1. Pompa sirkulasi
2. Tangki air panas
3. Tangki air dingin

B. Metoda
1. Air dimasukkan kedalam tangki persediaan air.
2. Sediakan terlebih dahulu air kedalam tangki persediaan air.
3. Kemudian diatur dan dimasukkan air kedalam tangki air panas dan
tangki air dingin, keduai tangki itu diisi sampai penuh.
4. Laju arus diatur.
5. Selanjutnya arah sirkulasi diatur searah atau berlawanan.
6. Pompa sirkulasi air panas dijalankan.
7. Alat pemanas listrik diperiksa dengan meng”ON”kan.
8. Temperature diatur.
9. Tunggu beberapa menit sampai terdengar tiga kali ketukan.
10. Masing – masing thermometer air dingin dan air panas dibaca

32
C. Gambar Rangkaian

33
BAB IV

HASIL KERJA PRAKTEK DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kerja Praktek

High Temp Fluid Low Temp Fluid


( Hot Water ) ( Cold Water )
Thermometer Flow Rate Thermometer Flow Rate
Intel Outel Intel Outel
Symbols T1 T2 W t1 t2 W
Dimension o
C o
C 𝑙⁄ o
C o
C 𝑙⁄
𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚
A 60 52 100 30 35 100
Parallel

B 60 51 100 30 34,5 200


Flow

C 60 50,5 100 30 33 300


D 60 52 100 30 37 100
Counter

E 60 51 100 30 34 200
Flow

F 60 50 100 30 33 300

d1 = 17 mm = 1,7 x 10-2 m

do = 19 mm = 1,9 x 10-2 m

L = 1000 mm = 1m

34
B. Pembahasan
a. Arus Searah
1. Menghitung harga Δtm
Δt1 = T1 – t1 Δt2 = T2 – t2
= 60 oC – 30 oC = 51 oC – 34,5 oC
= 30 oC = 16,5 oC

Δt1 −Δt2
Δtm = Δt1
ln
Δt2

30 𝑜 C− 16,5 𝑜 C
= 30 𝑜C
ln
16,5 𝑜 C

13,5 𝑜 C
=
0,59 𝑜 C

= 22,88 oC

2. Menghitung qw
qw = w x Cp x ( t1 – t2 )
𝑡1+𝑡2 30 𝑜 C + 34,5 𝑜 C
T Cp = = = 32,25 oC
2 2

𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1

32,25 𝑜 𝐶−32𝑜 𝐶 𝑦−0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶


=
34 𝑜 𝐶− 32𝑜 𝐶 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶 − 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶

0,25 𝑜 𝐶 𝑦 − 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶


=
2𝑜 𝐶 0
0 = y – 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶

y = 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶

35
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
ρ 32,25 oC = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
𝑔𝑟
32,25𝑜 𝐶−32𝑜 𝐶 𝑦−0,99502 ⁄𝑚𝑙
= 𝑔𝑟 𝑔𝑟
34 𝑜 𝐶− 32𝑜 𝐶 0,99437 ⁄𝑚𝑙 − 0,99502 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟
0,25 𝑜 𝐶 𝑦−0,99502 ⁄𝑚𝑙
= 𝑔𝑟
2𝑜 𝐶 − 0,00065 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟 𝑔𝑟
0,25 x ( - 0,00065 ⁄𝑚𝑙 ) = 2 x ( y – 0,99502 ⁄𝑚𝑙 )
𝑔𝑟 𝑔𝑟
- 0,00016 ⁄𝑚𝑙 = 2y – 1,99004 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟 𝑔𝑟
2y = 1,99004 ⁄𝑚𝑙 – 0,00016 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟
2y = 1,98988 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟
1,98988 ⁄𝑚𝑙
y =
2
𝑔𝑟
y = 0,99494 ⁄𝑚𝑙

𝐿 𝑔𝑟 1𝑘𝑔 1000 𝑚𝑙 𝑘𝑔
w = 200 𝑗𝑎𝑚 x 0,99494 x x = 198,988 ⁄𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙 1000 𝑔𝑟 1𝐿

𝑘𝑔
qw = 198,988 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( 30 oC – 34,5 oC )

𝑘𝑔
= 198,988 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( - 4,5 oC )

= - 893,655 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚

3. Menghitung QW
QW = W x Cp x ( T1 – T2 )

𝑇1+𝑇2 60 𝑜 C + 51 𝑜 C
T Cp = = = 55,5 oC
2 2

36
𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1

55,5 𝑜 𝐶−54𝑜 𝐶 𝑦−0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶


=
56𝑜 𝐶− 54 𝑜 𝐶 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶 − 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶

1,5 𝑜 𝐶 𝑦 − 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶


=
2𝑜 𝐶 0

𝑦−0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
0,75 =
0

y – 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶 = 0

y = 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶 – 0

y = 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
ρ 55,5 = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
𝑔𝑟
55,5𝑜 𝐶−54𝑜 𝐶 𝑦−0,98618 ⁄𝑚𝑙
= 𝑔𝑟 𝑔𝑟
56𝑜 𝐶− 54 𝑜 𝐶 0,98501 ⁄𝑚𝑙 − 0,98618 ⁄𝑚𝑙

𝑜
1,5 𝐶 𝑦−0,98618 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
=
2𝑜 𝐶 − 0,00117 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟 𝑔𝑟
1,5 x ( - 0,00117 ⁄𝑚𝑙 ) = 2 x ( y – 0,98168 ⁄𝑚𝑙 )

- 0,00175 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙 = 2y – 1,97236 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙


𝑔𝑟 𝑔𝑟
2y = 1,97236 ⁄𝑚𝑙 – 0,00175 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟
2y = 1,97061 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟
1,97061 ⁄𝑚𝑙
y =
2
𝑔𝑟
y = 0,98530 ⁄𝑚𝑙

𝐿 𝑔𝑟 1𝑘𝑔 1000 𝑚𝑙 𝑘𝑔
W = 100 𝑗𝑎𝑚 x 0,98530 x x = 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙 1000 𝑔𝑟 1𝐿

37
𝑘𝑔
QW = 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( 60 oC – 51 oC )

𝑘𝑔
= 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x 9 oC

= 885,883 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚

4. Menghitung bilangan reynol air dingin


Di = ( 1,7 + 1,9 ) 10-2 = 3,6 x 10-2
𝜋
A= ( 𝐷𝑖 2 − 𝑑𝑜 2 )
4
3,14
= ((3,6 × 10−2 𝑚 )2 – ( 1,9 × 10−2 𝑚 )2 )
4
= 0,785 ( 12,96 × 10−4 𝑚2 − 3,61 × 10−4 𝑚2 )
= 0,785 × 46,78 × 10−4 𝑚2
= 36,72 × 10−4 𝑚2

𝑊
V=
𝐴
𝑘𝑔
198,988⁄𝑗𝑎𝑚
=
36,72 × 10−4 𝑚2
𝑘𝑔
198,988 × 104 ⁄𝑗𝑎𝑚
=
36,72 𝑚2

𝑘𝑔. 𝑚2⁄
= 54190,63 𝑗𝑎𝑚

𝑊
Rew = 7,584 × 10−6 . 𝑉𝑙

𝑡1+𝑡2 30𝑜 𝐶− 34,5𝑜 𝐶


T Vl = = = 32,25𝑜 𝐶
2 2

38
𝑥−𝑥1 𝑦 −𝑦1
Vl 32,25 oC = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1

2
32,25𝑜 𝐶 − 30𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= −4 2 2
35𝑜 𝐶 − 30𝑜 𝐶 0,00724 × 10 𝑚 ⁄𝑠 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2
2,25𝑜 𝐶 𝑦 −0,00796×10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2
5𝑜 𝐶 − 0,00072×10−4 𝑚 ⁄𝑠

2 2
2,25 × ( - 0,00072 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 ) = 5 (𝑦 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 )

2 2
-0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5y – 0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2 2
5y = 0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 - 0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2
5y = 0,03818 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2
0,03818 ×10−4 𝑚 ⁄𝑠
y = 5

2
y = 0,00764 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

𝑘𝑔
198,988 ⁄𝑗𝑎𝑚
−6
Rew = 7,584 × 10 × 2
0,00764 × 10 𝑚 ⁄𝑠
−4

= 7,584 × 10−2 × 26045,549

= 197529,44 × 10−2

= 1975,2944

39
5. Menghitung bilangan reynold air panas
𝜋
A= × 𝑑12
4
3,14
= × ( 1,7 × 10−2 𝑚 )2
4
= 0,785 × 2,98 × 10−4 𝑚2
= 2,27 × 10−4 𝑚2

𝑊
V=
𝐴
𝑘𝑔
98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
=
2,27 × 10−4 𝑚2
𝑘𝑔
98,53 × 104 ⁄𝑗𝑎𝑚
=
2,27 𝑚2

𝑘𝑔. 𝑚2⁄
= 434052,86 𝑗𝑎𝑚

𝑊
Rew = 2,080 × 10−5 .
𝑉ℎ

𝑇1+𝑇2 60𝑜 𝐶+51𝑜 𝐶


T Vh = = = 55,5 oC
2 2

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
Vh 55,5 oC = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1

2
55,5𝑜 𝐶 − 55𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2 𝑚2
60𝑜 𝐶 − 55𝑜 𝐶 0,00480 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 − 0,00518 × 10−4 ⁄𝑠

2
0,5𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2
5𝑜 𝐶 −0,00038 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2 2
0,5 × (-0,00038 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5 ( y – 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 )

2 2
-0,00019 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5y – 0,0259 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

40
2 2
5y = 0,0259 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 – 0,00019 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2
5y = 0,02571 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2
0,02571 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
y= 5

2
y = 0,00514 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

𝑊
Rew = 2,080 × 10−5 𝑉ℎ

𝑘𝑔
98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
−5
= 2,080 × 10 2
0,00514 ×10−4 𝑚 ⁄𝑠

= 2,080 × 10−1 . 19169,26

= 3987,206

6. Menghitung nilai efesiensi


𝑇1−𝑇2
Ƞh = × 100 %
𝑇1−𝑡1
60𝑜 𝐶−51𝑜 𝐶
= × 100 %
60𝑜 𝐶−30𝑜 𝐶
9𝑜 𝐶
= × 100 %
30𝑜 𝐶
= 30 %

7. Menghitung nilai koefisien


𝑄𝑊+𝑞𝑤
q=| |
2

885,883𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚+(−893,655𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚)
=| |
2

1779,538 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
=
2

41
= 889,769 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚

𝑞
U=
𝐴 × ∆𝑡𝑚

𝑑1+𝑑𝑜
A=𝜋 ( )l
2
1,7×10−2 𝑚+1,9×10−2 𝑚
= 3,14 ( )1m
2
3,6×10−2 𝑚
= 3,14 ( )1m
2
= 3,14 ( 1,8 × 10−2 𝑚 )1 𝑚
= 5,652 × 10−2 𝑚2

889,769𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
U=
5,652 ×10−2 𝑚2

889,769×102 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
=
5,652 𝑚2

= 688,0472 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑚2 . 𝑗𝑎𝑚.𝑜 𝐶

42
b. Arus Berlawanan
1. Menghitung harga Δtm
Δt1 = T1 – t2 Δt2 = T2 – t1
= 60 oC – 34 oC = 51 oC – 30 oC
= 26 oC = 21 oC

Δt1 −Δt2
Δtm = Δt1
ln
Δt2

26 𝑜 C− 21 𝑜 C
= 26 𝑜 C
ln
21 𝑜 C

5 𝑜C
=
0,21 𝑜 C

= 23,81 oC

2. Menghitung qw
qw = w x Cp x ( t1 – t2 )
𝑡1+𝑡2 30 𝑜 C + 34 𝑜 C
T Cp = = = 32 oC
2 2

Cp 32 oC = 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
𝑔𝑟
𝜌 32 𝑜 𝐶 = 0,99502 ⁄𝑚𝑙

𝐿 𝑔𝑟 1𝑘𝑔 1000 𝑚𝑙 𝑘𝑔
w = 200 𝑗𝑎𝑚 x 0,99502 x x = 199,004 ⁄𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙 1000 𝑔𝑟 1𝐿

𝑘𝑔
qw = 199,004 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( 30 oC – 34 oC )

𝑘𝑔
= 199,004 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( - 4 oC )

= - 794,424 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚

43
3. Menghitung Qw
QW = W x Cp x ( T1 – T2 )

𝑇1+𝑇2 60 𝑜 C + 51 𝑜 C
T Cp = = = 55,5 oC
2 2
𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1
𝑜
55,5 𝐶−54 𝐶
𝑜 𝑦−0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
𝑜 𝑜 =
56 𝐶− 54 𝐶 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶− 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜𝐶

1,5 𝑜 𝐶 𝑦 − 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶


=
2𝑜 𝐶 0

𝑦−0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
0,75 = 0

y – 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶 = 0

y = 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶 – 0

y = 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
ρ 55,5 = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
𝑔𝑟
55,5𝑜 𝐶−54𝑜 𝐶 𝑦−0,98618 ⁄𝑚𝑙
= 𝑔𝑟 𝑔𝑟
56𝑜 𝐶− 54 𝑜 𝐶 0,98501 ⁄𝑚𝑙 − 0,98618 ⁄𝑚𝑙

𝑜
1,5 𝐶 𝑦−0,98618 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
=
2𝑜 𝐶 − 0,00117 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟 𝑔𝑟
1,5 x ( - 0,00117 ⁄𝑚𝑙 ) = 2 x ( y – 0,98168 ⁄𝑚𝑙 )

- 0,00175 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙 = 2y – 1,97236 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙


𝑔𝑟 𝑔𝑟
2y = 1,97236 ⁄𝑚𝑙 – 0,00175 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟
2y = 1,97061 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟
1,97061 ⁄𝑚𝑙
y =
2

44
𝑔𝑟
y = 0,98530 ⁄𝑚𝑙

𝐿 𝑔𝑟 1𝑘𝑔 1000 𝑚𝑙 𝑘𝑔
W = 100 𝑗𝑎𝑚 x 0,98530 x x = 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙 1000 𝑔𝑟 1𝐿

𝑘𝑔
QW = 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( 60 oC – 51 oC )

𝑘𝑔
= 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x 9 oC

= 885,883 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚

4. Menghitung bilangan reynol air dingin


Di = ( 1,7 + 1,9 ) 10-2 = 3,6 x 10-2
𝜋
A= ( 𝐷𝑖 2 − 𝑑𝑜 2 )
4
3,14
= ((3,6 × 10−2 𝑚 )2 – ( 1,9 × 10−2 𝑚 )2 )
4

= 0,785 ( 12,96 × 10−4 𝑚2 − 3,61 × 10−4 𝑚2 )


= 0,785 × 46,78 × 10−4 𝑚2
= 36,72 × 10−4 𝑚2

𝑊
V=
𝐴
𝑘𝑔
199,004
⁄𝑗𝑎𝑚
=
36,72 × 10−4 𝑚2
𝑘𝑔
199,004 × 104 ⁄𝑗𝑎𝑚
= 2
36,72 𝑚

𝑘𝑔. 𝑚2⁄
= 54194,98 𝑗𝑎𝑚

𝑊
Rew = 7,584 × 10−6 . 𝑉𝑙

𝑡1+𝑡2 30𝑜 𝐶− 34𝑜 𝐶


T Vl = = = 32𝑜 𝐶
2 2

45
𝑥−𝑥1 𝑦 −𝑦1
Vl 32 oC = = ,
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1

2
32𝑜 𝐶 − 30𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= −4 2 2
35𝑜 𝐶 − 30𝑜 𝐶 0,00724 × 10 𝑚 ⁄𝑠 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2
2𝑜 𝐶 𝑦 −0,00796×10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2
5𝑜 𝐶 − 0,00072×10−4 𝑚 ⁄𝑠

2 2
2 × ( - 0,00072 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 ) = 5 (𝑦 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 )

2 2
-0,00324 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5y – 0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2 2
5y = 0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 - 0,00324 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2
5y = 0,03656 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2
0,03656 ×10−4 𝑚 ⁄𝑠
y =
5

2
y = 0,00731 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

𝑘𝑔
199,004⁄𝑗𝑎𝑚
−6
Rew = 7,584 × 10 × 2
0,00731 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

= 7,584 × 10−2 × 27223,529

= 206463,24 × 10−2

= 2064,6324

46
5. Menghitung bilangan reynold air panas
𝜋
A= × 𝑑12
4
3,14
= × ( 1,7 × 10−2 𝑚 )2
4
= 0,785 × 2,98 × 10−4 𝑚2
= 2,27 × 10−4 𝑚2

𝑊
V=
𝐴
𝑘𝑔
98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
=
2,27 × 10−4 𝑚2
𝑘𝑔
98,53 × 104 ⁄𝑗𝑎𝑚
=
2,27 𝑚2

𝑘𝑔. 𝑚2⁄
= 434052,86 𝑗𝑎𝑚

𝑊
Rew = 2,080 × 10−5 .
𝑉ℎ

𝑇1+𝑇2 60𝑜 𝐶+51𝑜 𝐶


T Vh = = = 55,5 oC
2 2

𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
Vh 55,5 oC = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1

2
55,5𝑜 𝐶 − 55𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2 𝑚2
60𝑜 𝐶 − 55𝑜 𝐶 0,00480 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 − 0,00518 × 10−4 ⁄𝑠

2
0,5𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2
5𝑜 𝐶 −0,00038 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2 2
0,5 × (-0,00038 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5 ( y – 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 )

2 2
-0,00019 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5y – 0,0259 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

47
2 2
5y = 0,0259 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 – 0,00019 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2
5y = 0,02571 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

2
0,02571 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
y= 5

2
y = 0,00514 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠

𝑊
Rew = 2,080 × 10−5 𝑉ℎ

𝑘𝑔
98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
−5
= 2,080 × 10 2
0,00514 ×10−4 𝑚 ⁄𝑠

= 2,080 × 10−1 . 19169,26

= 3987,206

6. Menghitung nilai efesiensi


𝑇1−𝑇2
Ƞh = × 100 %
𝑇1−𝑡1
60𝑜 𝐶−51𝑜 𝐶
= × 100 %
60𝑜 𝐶−34 𝑜 𝐶
9𝑜 𝐶
= × 100 %
26𝑜 𝐶
= 35 %

7. Menghitung nilai koefisien


𝑄𝑊+𝑞𝑤
q=| |
2

885,883𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚+(−794,424 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚)
=| |
2

48
1680,307 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
=
2

= 840,153 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚

𝑞
U=
𝐴 × ∆𝑡𝑚

𝑑1+𝑑𝑜
A=𝜋 ( )l
2
1,7×10−2 𝑚+1,9×10−2 𝑚
= 3,14 ( )1m
2
3,6×10−2 𝑚
= 3,14 ( )1m
2
= 3,14 ( 1,8 × 10−2 𝑚 )1 𝑚
= 5,652 × 10−2 𝑚2

840,153 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
U=
5,652 ×10−2 𝑚2

840,153×102 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
=
5,652 𝑚2

= 624,3055 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑚2 . 𝑗𝑎𝑚.𝑜 𝐶

49
C. Tabulasi Data

Equatio Measurements Table Calculations


n
High Temp Fluid Low Temp Fluid High Temp Fluid Low Temp Fluid Logarhitmic mean High Temp Fluid Low Temp Fluid Efficiency of Heat Coefficient of Overall Heat Transmission
( Hot Water ) ( Cold Water ) ( Hot Water ) ( Cold Water ) Temperature Difference ( Hot Water ) ( Cold Water ) Exchanger
Thermometer Flow Thermometer Flow Kinematic Viscosity Of Water T1-t1 T2-t2
Rate Rate Parallel Flow
Inte Outel Intel Outel Bilangan Bilangan Parallel Counter Parallel Counter
l Counter Flow Reynold Reynold Flow Flow Flow Flow
Symbols T1 T2 W t1 t2 W 𝑇1 + 𝑇2 h 𝑇1 + 𝑇2 l ∆𝑡1 ∆𝑡2 ∆𝑡𝑚 QW Rew qw Rew ƞ ƞ u u q
2 2
Dimensi o
C o
C 𝑙⁄ o
C o
C 𝑙⁄ o
C 𝑚2⁄ o
C 𝑚2⁄ o
C o
C o
C 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄ 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄ % % 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄ 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄ 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄
𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚 𝑠 𝑠 𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚 𝑚2. 𝑗𝑎𝑚.𝑜 𝐶 𝑚2. 𝑗𝑎𝑚.𝑜 𝐶 𝑗𝑎𝑚
on
A 60 52 100 30 35 100 56 0,00502 32,5 0,0076× 30 17 22,89 392,849 40780,66 -406,43 442,76 26 26 40,0422 40,0422 51,80
−4 −4
4× 10 10

B 60 51 100 30 34,5 200 55,5 0,00514 32,25 0,00764 30 16,5 22,88 885,883 3987,206 -893,655 1975,294 30 30 0,06880 0,06880 889,769
× 10−4 × 10−4
Parallel Flow

C 60 50,5 100 30 33 300 55 0,00510 31 0,00754 25 15 22,10 392,70 3870,20 -590,60 1520,74 31 31 0,0780 0,0780 520,25
× 10−4 × 10−4

D 60 52 100 30 37 100 56 0,005× 32,5 0,00774 30 15 21,64 392,82 4078,66 -694,75 974,49 26 26 123,4305 123,4305 150,967
10−4 × 10−4 9
E 60 51 100 30 34 200 55,5 0,00514 32 0,00731 26 21 23,81 885,883 3987,206 -794,424 2064,632 35 35 0,06243 0,06243 840,153
Counter Flow

× 10−4 × 10−4 4

F 60 50 100 30 33 300 55 0,00510 31 0,00754 25 20 21,87 392,82 3870,20 -720,20 1820,54 31 31 0,0782 0,0782 520,25
−4 −4
× 10 × 10

d1 = 17 mm = 1,7 x 10-2 m
d0 = 19 mm = 1,9 x 10-2 m
L = 1000 mm = 1m

50
BAB V
KESIMPULAN

1. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kekentalan kinematika


air dingin lebih besar daripada kekentalan kinematika air panas.

2. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa jumlah panas yang


diterima fluida bersuhu rendah bernilai negative karena mengeluarkan
sejumlah panas sedangkan pada fluida bersuhu tinggi bernilai positif
karena menerima sejumlah panas.

3. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa koefisien keseluruhan


pemindahan panas pada arus searah lebih besar dari pada arus
berlawanan.

51
DAFTAR PUSTAKA

Holman, JP. Alih bahasa E. Jasifi. Perpindahan Kalor. Erlangga. Jakarta

Warren L, Mc Cabe, Julian C. Smith, dan Peter Harriot. 1999. Operasi Teknik Kimia
Jilid 1 Cetakan Keempat. Erlangga. Jakarta.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penukar_panas

http://artikel-teknologi.com/macam-macam-heat-exchanger-alat-penukar-panas-
bagian-1/

52

Anda mungkin juga menyukai