PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Heat Exchanger
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mempelajari dasar – dasar penukar panas.
2. Untuk menghitung neraca panas dari penukar panas.
3. Untuk menghitung koefisien pemindahan panas keseluruhan dari
penukar panas.
4. Untuk menghitung efisiensi penukar panas.
5. Untuk mempelajari hubungan antara bilangan reynold dengan
karakteristik penukar panas.
C. Latar Belakang
Dalam fisika, kimia dan teknik fenomena perpindahan salah satu dari
berbagai mekanisme dimana partikel atau kualitas fisik berpindah dari suatu tempat
ke tempat lain. Tiga contoh umum fenomena perpindahan adalah difusi, konveksi
dan radiasi. Tiga jenis utama fenomenal perpinndahan adalah perpindahan panaas,
perpindahan massadan perpindahan momentum ( dinamika fluida ).
Hal tersebut apabila terjadi dalam sebuah kondisi yang alami. Secara
alamiah, perpindahan panas dapat terjadi melalui tiga cara yaitu konduksi, konveksi
dan radiasi.
24
Perpindahan energy atau panas dengan menggunakan alat penukar kalor
( heat exchanger ) banyak sekali diaplikasikan dalam dunia industry. Alat penukar
panas digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke system lain tanpa
perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.
Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang
sering disebut boiler atau generator uap. Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir
yang disebut reactor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati
panas dari system primer ( pabrik reactor ) ke system sekunder ( pabrik uap ), uap
diproduksi dari air dalam proses yang disebut generator uap.
semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir menggunakan uap
yang digerakkan turbin memiliki kondensor permukaan untuk mengubah uap gas
buang dari turbin ke kondensat ( air ) untuk digunakan kembali.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
Panas telah diketahui dapat berpindah dari tempat dengan temperatur lebih
tinggi ke tempat dengan tempeatur lebih rendah. Hokum percampuran panas juga
terjadi karena panas itu berpindah, sedangkan pada kalorimeter, perindahan panas
dapat terjadi dalam bentuk pertukaran panas dengan luar sistem. Jadi pemberian
atau pengurangan panas tidak saja mengubah temperatur atau fasa zat suatu benda
secara lokal, melainkan panas itu merambat ke atau dari bagian lain benda atau
tempat lain. Peristiwa ini disebut perindahan panas. Menurut penyelidikan,
perpindahan tenaga panas dapat dibagi dalam beberapa golongan cara perpindahan.
Panas itu dapat merambat dari suatu bagian ke bagian lain melalui zat atau benda
yang diam. Panasjuga dapat dibawa oleh partikel-partikelzat yang mengalir. Pada
radiasi panas, tenaga panas berpindah melalui pancaran yang merupakan juga satu
cara perindahan panas. Umumnya perindahan panas berlangsung sekaligus dengan
ketiga cara ini.
26
Perpindahan Kalor secara Konduksi
Konduktivitas Termal
Tetapan kesebandingan (k) adalah sifat fisik bahan atau material yang
disebut konduktivitas termal Pada umumnya konduktivitas termal itu sangat
tergantung pada suhu.
27
fluida sehingga fluida mengalir di atas permukaan, maka perpindahan panasnya
disebut sebagai konveksi paksa (forced convection).
Perpindahan panas radiasi adalah proses di mana panas mengalir dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di
dalam ruang, bahkan jika terdapat ruang hampa di antara benda - benda tersebut.
Alat penukar panas (heat exchanger) adalah suatu alat yang digunakan
untuk memindahkan panas antara dua buah fluida atau lebih yang memiliki
perbedaan temperature yaitu fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang
bertemperatur rendah. Perpindahan panas tersebut baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Pada kebanyakan sistem kedua fluida ini tidak mengalami
kontak langsung. Kontak langsung alat penukar kalor terjadi sebagai contoh pada
gas kalor yang terfluidisasi dalam cairan dingin untuk meningkatkan temperatur
cairan atau mendinginkan gas.
28
Alat penukar panas banyak digunakan pada berbagai instalasi industri,
antara lain pada : boiler, kondensor, cooler, cooling tower. Sedangkan pada
kendaraan kita dapat menjumpai radiator yang fungsinya pada dasarnya adalah
sebagai alat penukar panas.
Proses perpindahan panas tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Maksudnya adalah :
1) Pada alat penukar kalor yang langsung, fluida yang panas akan bercampur secara
langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau
ruangan tertentu. Contohnya adalah clinker cooler dimana antara clinker yang panas
dengan udara pendingin berkontak langsung. Contoh yang lain adalah cooling
tower untuk mendinginkan air pendingin kondenser pada instalasi mesin pendingin
sentral atau PLTU, dimana antara air hangat yang didinginkan oleh udara sekitar
saling berkontak seperti layaknya air mancur.
2) Pada alat penukar kalor yang tidak langsung, fluida panas tidak berhubungan
langsung dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panas itu mempunyai
media perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan jenis lainnnya. Untuk
meningkatkan efektivitas pertukaran energi, biasanya bahan permukaan pemisah
dipilih dari bahan-bahan yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi seperti
tembaga dan aluminium. Contoh dari penukar kalor seperti ini sering kita jumpai
antara lain radiator mobil, evaporator AC.
29
Pertukaran panas secara tidak langsung terdapat dalam beberapa tipe dari
penukar kalor diantaranya tipe plat, shell and tube, spiral dll. Pada kebanyakan
kasus penukar kalor tipe plat mempunyai efektivitas perpindahan panas yang lebih
bagus.
Adapun klasifikasi dari alat penukar kalor dapat dibagi dalam beberapa kelompok
yaitu :
30
5) Boiler : Berfungsi untuk membangkitkan uap.
6) Reboiler : Berfungsi sebagai pensuplai kalor yang diperlukan bottom
produk pada distilasi. Steam biasanya digunakan sebagai media pemanas.
7) Evaporator : Berfungsi memekatkan suatu larutan dengan cara
menguapkan airnya.
8) Vaporizer : Berfungsi memekatkan cairan selain dari air. Adapun bentuk
dari alat penukar kalor pada industri antara lain : Alat Penukar Kalor Shell
dan Tube, Alat Penukar Kalor Coil dan Box, Alat Penukar Kalor Double
dan Pipe dan Alat Penukar Kalor type Plate.
yaitu bila kedua fluida mengalir dengan arah yang saling berlawanan dan keluar
pada sisi yang berlawanan. Pada tipe ini masih mungkin terjadi bahwa temperatur
fluida yang menerima panas (temperatur fluida dingin) saat keluar penukar kalor
(T4) lebih tinggi dibanding temperatur fluida yang memberikan kalor (temperatur
fluida panas) saat meninggalkan penukar kalor.
Artinya arah aliran kedua fluida saling bersilangan. Contoh yang sering kita lihat
adalah radiator mobil dimana arah aliran air pendingin mesin yang memberikan
energinya ke udara saling bersilangan. Apabila ditinjau dari efektivitas pertukaran
energi, penukar kalor jenis ini berada diantara kedua jenis di atas.
31
BAB III
A. Materi
1. Pompa sirkulasi
2. Tangki air panas
3. Tangki air dingin
B. Metoda
1. Air dimasukkan kedalam tangki persediaan air.
2. Sediakan terlebih dahulu air kedalam tangki persediaan air.
3. Kemudian diatur dan dimasukkan air kedalam tangki air panas dan
tangki air dingin, keduai tangki itu diisi sampai penuh.
4. Laju arus diatur.
5. Selanjutnya arah sirkulasi diatur searah atau berlawanan.
6. Pompa sirkulasi air panas dijalankan.
7. Alat pemanas listrik diperiksa dengan meng”ON”kan.
8. Temperature diatur.
9. Tunggu beberapa menit sampai terdengar tiga kali ketukan.
10. Masing – masing thermometer air dingin dan air panas dibaca
32
C. Gambar Rangkaian
33
BAB IV
E 60 51 100 30 34 200
Flow
F 60 50 100 30 33 300
d1 = 17 mm = 1,7 x 10-2 m
do = 19 mm = 1,9 x 10-2 m
L = 1000 mm = 1m
34
B. Pembahasan
a. Arus Searah
1. Menghitung harga Δtm
Δt1 = T1 – t1 Δt2 = T2 – t2
= 60 oC – 30 oC = 51 oC – 34,5 oC
= 30 oC = 16,5 oC
Δt1 −Δt2
Δtm = Δt1
ln
Δt2
30 𝑜 C− 16,5 𝑜 C
= 30 𝑜C
ln
16,5 𝑜 C
13,5 𝑜 C
=
0,59 𝑜 C
= 22,88 oC
2. Menghitung qw
qw = w x Cp x ( t1 – t2 )
𝑡1+𝑡2 30 𝑜 C + 34,5 𝑜 C
T Cp = = = 32,25 oC
2 2
𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1
y = 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
35
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
ρ 32,25 oC = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
𝑔𝑟
32,25𝑜 𝐶−32𝑜 𝐶 𝑦−0,99502 ⁄𝑚𝑙
= 𝑔𝑟 𝑔𝑟
34 𝑜 𝐶− 32𝑜 𝐶 0,99437 ⁄𝑚𝑙 − 0,99502 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟
0,25 𝑜 𝐶 𝑦−0,99502 ⁄𝑚𝑙
= 𝑔𝑟
2𝑜 𝐶 − 0,00065 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟 𝑔𝑟
0,25 x ( - 0,00065 ⁄𝑚𝑙 ) = 2 x ( y – 0,99502 ⁄𝑚𝑙 )
𝑔𝑟 𝑔𝑟
- 0,00016 ⁄𝑚𝑙 = 2y – 1,99004 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟 𝑔𝑟
2y = 1,99004 ⁄𝑚𝑙 – 0,00016 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟
2y = 1,98988 ⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟
1,98988 ⁄𝑚𝑙
y =
2
𝑔𝑟
y = 0,99494 ⁄𝑚𝑙
𝐿 𝑔𝑟 1𝑘𝑔 1000 𝑚𝑙 𝑘𝑔
w = 200 𝑗𝑎𝑚 x 0,99494 x x = 198,988 ⁄𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙 1000 𝑔𝑟 1𝐿
𝑘𝑔
qw = 198,988 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( 30 oC – 34,5 oC )
𝑘𝑔
= 198,988 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( - 4,5 oC )
= - 893,655 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
3. Menghitung QW
QW = W x Cp x ( T1 – T2 )
𝑇1+𝑇2 60 𝑜 C + 51 𝑜 C
T Cp = = = 55,5 oC
2 2
36
𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1
𝑦−0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
0,75 =
0
y – 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶 = 0
y = 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶 – 0
y = 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
ρ 55,5 = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
𝑔𝑟
55,5𝑜 𝐶−54𝑜 𝐶 𝑦−0,98618 ⁄𝑚𝑙
= 𝑔𝑟 𝑔𝑟
56𝑜 𝐶− 54 𝑜 𝐶 0,98501 ⁄𝑚𝑙 − 0,98618 ⁄𝑚𝑙
𝑜
1,5 𝐶 𝑦−0,98618 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
=
2𝑜 𝐶 − 0,00117 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟 𝑔𝑟
1,5 x ( - 0,00117 ⁄𝑚𝑙 ) = 2 x ( y – 0,98168 ⁄𝑚𝑙 )
𝐿 𝑔𝑟 1𝑘𝑔 1000 𝑚𝑙 𝑘𝑔
W = 100 𝑗𝑎𝑚 x 0,98530 x x = 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙 1000 𝑔𝑟 1𝐿
37
𝑘𝑔
QW = 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( 60 oC – 51 oC )
𝑘𝑔
= 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x 9 oC
= 885,883 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
𝑊
V=
𝐴
𝑘𝑔
198,988⁄𝑗𝑎𝑚
=
36,72 × 10−4 𝑚2
𝑘𝑔
198,988 × 104 ⁄𝑗𝑎𝑚
=
36,72 𝑚2
𝑘𝑔. 𝑚2⁄
= 54190,63 𝑗𝑎𝑚
𝑊
Rew = 7,584 × 10−6 . 𝑉𝑙
38
𝑥−𝑥1 𝑦 −𝑦1
Vl 32,25 oC = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
2
32,25𝑜 𝐶 − 30𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= −4 2 2
35𝑜 𝐶 − 30𝑜 𝐶 0,00724 × 10 𝑚 ⁄𝑠 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2
2,25𝑜 𝐶 𝑦 −0,00796×10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2
5𝑜 𝐶 − 0,00072×10−4 𝑚 ⁄𝑠
2 2
2,25 × ( - 0,00072 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 ) = 5 (𝑦 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 )
2 2
-0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5y – 0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2 2
5y = 0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 - 0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2
5y = 0,03818 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2
0,03818 ×10−4 𝑚 ⁄𝑠
y = 5
2
y = 0,00764 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
𝑘𝑔
198,988 ⁄𝑗𝑎𝑚
−6
Rew = 7,584 × 10 × 2
0,00764 × 10 𝑚 ⁄𝑠
−4
= 197529,44 × 10−2
= 1975,2944
39
5. Menghitung bilangan reynold air panas
𝜋
A= × 𝑑12
4
3,14
= × ( 1,7 × 10−2 𝑚 )2
4
= 0,785 × 2,98 × 10−4 𝑚2
= 2,27 × 10−4 𝑚2
𝑊
V=
𝐴
𝑘𝑔
98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
=
2,27 × 10−4 𝑚2
𝑘𝑔
98,53 × 104 ⁄𝑗𝑎𝑚
=
2,27 𝑚2
𝑘𝑔. 𝑚2⁄
= 434052,86 𝑗𝑎𝑚
𝑊
Rew = 2,080 × 10−5 .
𝑉ℎ
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
Vh 55,5 oC = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
2
55,5𝑜 𝐶 − 55𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2 𝑚2
60𝑜 𝐶 − 55𝑜 𝐶 0,00480 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 − 0,00518 × 10−4 ⁄𝑠
2
0,5𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2
5𝑜 𝐶 −0,00038 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2 2
0,5 × (-0,00038 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5 ( y – 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 )
2 2
-0,00019 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5y – 0,0259 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
40
2 2
5y = 0,0259 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 – 0,00019 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2
5y = 0,02571 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2
0,02571 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
y= 5
2
y = 0,00514 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
𝑊
Rew = 2,080 × 10−5 𝑉ℎ
𝑘𝑔
98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
−5
= 2,080 × 10 2
0,00514 ×10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 3987,206
885,883𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚+(−893,655𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚)
=| |
2
1779,538 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
=
2
41
= 889,769 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
𝑞
U=
𝐴 × ∆𝑡𝑚
𝑑1+𝑑𝑜
A=𝜋 ( )l
2
1,7×10−2 𝑚+1,9×10−2 𝑚
= 3,14 ( )1m
2
3,6×10−2 𝑚
= 3,14 ( )1m
2
= 3,14 ( 1,8 × 10−2 𝑚 )1 𝑚
= 5,652 × 10−2 𝑚2
889,769𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
U=
5,652 ×10−2 𝑚2
889,769×102 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
=
5,652 𝑚2
42
b. Arus Berlawanan
1. Menghitung harga Δtm
Δt1 = T1 – t2 Δt2 = T2 – t1
= 60 oC – 34 oC = 51 oC – 30 oC
= 26 oC = 21 oC
Δt1 −Δt2
Δtm = Δt1
ln
Δt2
26 𝑜 C− 21 𝑜 C
= 26 𝑜 C
ln
21 𝑜 C
5 𝑜C
=
0,21 𝑜 C
= 23,81 oC
2. Menghitung qw
qw = w x Cp x ( t1 – t2 )
𝑡1+𝑡2 30 𝑜 C + 34 𝑜 C
T Cp = = = 32 oC
2 2
Cp 32 oC = 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
𝑔𝑟
𝜌 32 𝑜 𝐶 = 0,99502 ⁄𝑚𝑙
𝐿 𝑔𝑟 1𝑘𝑔 1000 𝑚𝑙 𝑘𝑔
w = 200 𝑗𝑎𝑚 x 0,99502 x x = 199,004 ⁄𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙 1000 𝑔𝑟 1𝐿
𝑘𝑔
qw = 199,004 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( 30 oC – 34 oC )
𝑘𝑔
= 199,004 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,998 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( - 4 oC )
= - 794,424 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
43
3. Menghitung Qw
QW = W x Cp x ( T1 – T2 )
𝑇1+𝑇2 60 𝑜 C + 51 𝑜 C
T Cp = = = 55,5 oC
2 2
𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1
𝑜
55,5 𝐶−54 𝐶
𝑜 𝑦−0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
𝑜 𝑜 =
56 𝐶− 54 𝐶 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶− 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜𝐶
𝑦−0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
0,75 = 0
y – 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶 = 0
y = 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶 – 0
y = 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔.𝑜 𝐶
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
ρ 55,5 = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
𝑔𝑟
55,5𝑜 𝐶−54𝑜 𝐶 𝑦−0,98618 ⁄𝑚𝑙
= 𝑔𝑟 𝑔𝑟
56𝑜 𝐶− 54 𝑜 𝐶 0,98501 ⁄𝑚𝑙 − 0,98618 ⁄𝑚𝑙
𝑜
1,5 𝐶 𝑦−0,98618 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
=
2𝑜 𝐶 − 0,00117 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
𝑔𝑟 𝑔𝑟
1,5 x ( - 0,00117 ⁄𝑚𝑙 ) = 2 x ( y – 0,98168 ⁄𝑚𝑙 )
44
𝑔𝑟
y = 0,98530 ⁄𝑚𝑙
𝐿 𝑔𝑟 1𝑘𝑔 1000 𝑚𝑙 𝑘𝑔
W = 100 𝑗𝑎𝑚 x 0,98530 x x = 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙 1000 𝑔𝑟 1𝐿
𝑘𝑔
QW = 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x ( 60 oC – 51 oC )
𝑘𝑔
= 98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚 x 0,999 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑘𝑔𝑜 𝐶 x 9 oC
= 885,883 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
𝑊
V=
𝐴
𝑘𝑔
199,004
⁄𝑗𝑎𝑚
=
36,72 × 10−4 𝑚2
𝑘𝑔
199,004 × 104 ⁄𝑗𝑎𝑚
= 2
36,72 𝑚
𝑘𝑔. 𝑚2⁄
= 54194,98 𝑗𝑎𝑚
𝑊
Rew = 7,584 × 10−6 . 𝑉𝑙
45
𝑥−𝑥1 𝑦 −𝑦1
Vl 32 oC = = ,
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
2
32𝑜 𝐶 − 30𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= −4 2 2
35𝑜 𝐶 − 30𝑜 𝐶 0,00724 × 10 𝑚 ⁄𝑠 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2
2𝑜 𝐶 𝑦 −0,00796×10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2
5𝑜 𝐶 − 0,00072×10−4 𝑚 ⁄𝑠
2 2
2 × ( - 0,00072 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 ) = 5 (𝑦 − 0,00796 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 )
2 2
-0,00324 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5y – 0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2 2
5y = 0,0398 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 - 0,00324 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2
5y = 0,03656 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2
0,03656 ×10−4 𝑚 ⁄𝑠
y =
5
2
y = 0,00731 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
𝑘𝑔
199,004⁄𝑗𝑎𝑚
−6
Rew = 7,584 × 10 × 2
0,00731 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 206463,24 × 10−2
= 2064,6324
46
5. Menghitung bilangan reynold air panas
𝜋
A= × 𝑑12
4
3,14
= × ( 1,7 × 10−2 𝑚 )2
4
= 0,785 × 2,98 × 10−4 𝑚2
= 2,27 × 10−4 𝑚2
𝑊
V=
𝐴
𝑘𝑔
98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
=
2,27 × 10−4 𝑚2
𝑘𝑔
98,53 × 104 ⁄𝑗𝑎𝑚
=
2,27 𝑚2
𝑘𝑔. 𝑚2⁄
= 434052,86 𝑗𝑎𝑚
𝑊
Rew = 2,080 × 10−5 .
𝑉ℎ
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
Vh 55,5 oC = =
𝑥2−𝑥1 𝑦2−𝑦1
2
55,5𝑜 𝐶 − 55𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2 𝑚2
60𝑜 𝐶 − 55𝑜 𝐶 0,00480 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 − 0,00518 × 10−4 ⁄𝑠
2
0,5𝑜 𝐶 𝑦 − 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 2
5𝑜 𝐶 −0,00038 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2 2
0,5 × (-0,00038 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5 ( y – 0,00518 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 )
2 2
-0,00019 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 = 5y – 0,0259 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
47
2 2
5y = 0,0259 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠 – 0,00019 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2
5y = 0,02571 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
2
0,02571 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
y= 5
2
y = 0,00514 × 10−4 𝑚 ⁄𝑠
𝑊
Rew = 2,080 × 10−5 𝑉ℎ
𝑘𝑔
98,53 ⁄𝑗𝑎𝑚
−5
= 2,080 × 10 2
0,00514 ×10−4 𝑚 ⁄𝑠
= 3987,206
885,883𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚+(−794,424 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚)
=| |
2
48
1680,307 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
=
2
= 840,153 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
𝑞
U=
𝐴 × ∆𝑡𝑚
𝑑1+𝑑𝑜
A=𝜋 ( )l
2
1,7×10−2 𝑚+1,9×10−2 𝑚
= 3,14 ( )1m
2
3,6×10−2 𝑚
= 3,14 ( )1m
2
= 3,14 ( 1,8 × 10−2 𝑚 )1 𝑚
= 5,652 × 10−2 𝑚2
840,153 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
U=
5,652 ×10−2 𝑚2
840,153×102 𝑘𝑘𝑎𝑙⁄𝑗𝑎𝑚
=
5,652 𝑚2
49
C. Tabulasi Data
B 60 51 100 30 34,5 200 55,5 0,00514 32,25 0,00764 30 16,5 22,88 885,883 3987,206 -893,655 1975,294 30 30 0,06880 0,06880 889,769
× 10−4 × 10−4
Parallel Flow
C 60 50,5 100 30 33 300 55 0,00510 31 0,00754 25 15 22,10 392,70 3870,20 -590,60 1520,74 31 31 0,0780 0,0780 520,25
× 10−4 × 10−4
D 60 52 100 30 37 100 56 0,005× 32,5 0,00774 30 15 21,64 392,82 4078,66 -694,75 974,49 26 26 123,4305 123,4305 150,967
10−4 × 10−4 9
E 60 51 100 30 34 200 55,5 0,00514 32 0,00731 26 21 23,81 885,883 3987,206 -794,424 2064,632 35 35 0,06243 0,06243 840,153
Counter Flow
× 10−4 × 10−4 4
F 60 50 100 30 33 300 55 0,00510 31 0,00754 25 20 21,87 392,82 3870,20 -720,20 1820,54 31 31 0,0782 0,0782 520,25
−4 −4
× 10 × 10
d1 = 17 mm = 1,7 x 10-2 m
d0 = 19 mm = 1,9 x 10-2 m
L = 1000 mm = 1m
50
BAB V
KESIMPULAN
51
DAFTAR PUSTAKA
Warren L, Mc Cabe, Julian C. Smith, dan Peter Harriot. 1999. Operasi Teknik Kimia
Jilid 1 Cetakan Keempat. Erlangga. Jakarta.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penukar_panas
http://artikel-teknologi.com/macam-macam-heat-exchanger-alat-penukar-panas-
bagian-1/
52