Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan
Heat Exchanger II

B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mempelajari dasar – dasar penukar panas.
2. Untuk menghitung neraca panas dari penukar panas.
3. Untuk menghitung koefisien pemindahan panas keseluruhan dari
penukar panas.
4. Untuk menghitung efisiensi penukar panas.
5. Untuk mempelajari hubungan antara bilangan reynold dengan
karakteristik penukar panas.
6. Untuk mengidentifikasi jenis aliran pada alat penukar panas

C. Latar Belakang

Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu fluida
ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan dengan
pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini
mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Salah
satu tipe dari alat penukar kalor yang banyak dipakai adalah Shell and Tube Heat
Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah
tube (tube bundle) di bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube
bundle berbeda dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan
panas antara aliran fluida didalam tube dan di luar tube. Adapun daerah yang
berhubungan dengan bagian dalam tube disebut dengan tube side dan yang di luar
dari tube disebut shell side.

Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya operasional
harian dan perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru, maka
permukaan logam dari pipa-pipa pemanas masih dalam keadaan bersih setelah alat
beroperasi beberapa lama maka terbentuklah lapisan kotoran atau kerak pada
permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan kotoran tergantung dari fluidanya.
Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien perpindahan panasnya. Harga
koefisien perpindahan panas untuk suatu alat penukar kalor selalu mengalami
perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapat berfungsi sesuai dengan
perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan panas mencapai harga
minimum.
BAB II

LANDASAN TEORI

Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan


untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium
pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin
agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar
panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia
maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu
contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan
pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.

Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas


Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
 Parallel flow/co current /flow (aliran searah)
 Cross flow (aliran silang)
 Cross counter flow (aliran silang berlawanan)
 Counter current flow (aliran berlawanan arah)

Jenis-jenis penukar panas


Jenis-jenis penukar panas antara lain :
a. Double Pipe Heat Exchanger
b. Plate and Frame Heat Exchanger
c. Shell anf Tube Heat Exchanger
d. Adiabatic wheel Heat Exchanger
e. Pillow plate Heat Exchanger
f. Dynamic scraped surface Heat Exchanger
g. Phase-change Heat Exchanger
Alat penukar kalor sangat dibutuhkan pada proses produksi dalam suatu
industri, maka untuk mengetahui unjuk kerja dari alat penukar kalor perlu
diadakan analisis. Dengan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa alat
tersebut mampu menghasilkan kalor dengan standar kerja sesuai kebutuhan yang
diinginkan.
Penukar panas dapat diklasifikasikan menurut pengaturan arus mereka.
Dalam paralel-aliran penukar panas, dua cairan masuk ke penukar pada akhir yang
sama, dan perjalanan secara paralel satu sama lain ke sisi lain. Dalam counter-
flow penukar panas cairan masuk ke penukar dari ujung berlawanan. Desain saat
ini counter paling efisien, karena dapat mentransfer panas yang paling. Dalam
suatu heat exchanger lintas-aliran, cairan perjalanan sekitar tegak lurus satu sama
lain melalui exchanger.
Untuk efisiensi, penukar panas yang dirancang untuk memaksimalkan luas
permukaan dinding antara kedua cairan, dan meminimalkan resistensi terhadap
aliran fluida melalui exchanger. Kinerja penukar juga dapat dipengaruhi oleh
penambahan sirip atau corrugations dalam satu atau dua arah, yang meningkatkan
luas permukaan dan dapat menyalurkan aliran fluida atau menyebabkan
turbulensi.

Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas


Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali.
Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu
zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung,
yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin
tanpa adanya pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida
panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-
sekat pemisah.
Stabilitas fasa fluida pada HE suhu rendah sangat penting mengingat aliran
panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik (viscositas optimal). Pengaruh
suhu, tekanan, dan jenis kriogenik akan sangat menentukan efektivitas pertukaran
panas yang terjadi. Beberapa kriteria utama HE yang dibutuhkan untuk
penggunaan pada suhu rendah:
1. Perbedaan suhu aliran panas dan dingin yg kecil guna meningkatkan efisiensi
2. Rasio luas permukaan terhadap volume yg besar untuk meminimalkan
kebocoran
3. Perpindahan panas yang tinggi untuk mengurangi luas permukaan
4. Massa yg rendah untuk meminimalkan waktu start up
5. Kemampuan multi channel untuk mengurangi jumlah HE
6. Kemampuan menerima tekanan yg tinggi
7. Pressure Drop yg rendah
Minimalisasi beda suhu aliran panas & dingin harus juga memperhatikan
pengaruh suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp menurun dengan
menurunnya suhu fluida (contoh Hidrogen), maka perbedaan suhu inlet & outlet
harus ditambah dari harga minimal beda suhu aliran.

Perpindahan Panas Secara Konduksi


            Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling
berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh
perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda yang
panas bergetar lebih cepat dibandingkan molekul-molekul benda yang berada
dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan
kepada molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan getaran yang lebih cepat
maka akan memberikan panas.

Perpindahan Panas Secara Konveksi


            Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan
partikel atau zat tersebut secara fisik.

Perpindahan Panas Secara Radiasi


            Perpindahan panas  tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu
energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda panas ke
benda yang dingin) dengan pancaran gelombang elektromagnetik dimana tenaga
elektromagnetik ini akan berubah menjadi panas jika terserap oleh benda yang
lain.

Gambar 2.1 Perpindahan Kalor pada Heat


Exchanger (Djunaidi, 2009)

Pada Dasarnya
prinsip kerja dari alat penukar kalor
yaitu memindahkan panas dari dua
fluida padatemperatur
berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun
tidak langsung.
a. Secaara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang
terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran
steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat
bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinding
pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak
sekali jenis-jenis alat penukar kalor. Maka untuk mencegah timbulnya kesalah
pahaman maka alat penukar kalor dikelompokan berdasarkan fungsinya :
a. Chiller, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan
fluida sampai pada temperature yang rendah. Temperature fluida hasil
pendinginan didalam chiller yang lebih rendah bila dibandingkan
dengan fluida pendinginan yang dilakukan dengan pendingin air. Untuk
chiller ini media pendingin biasanya digunakan amoniak atau Freon.
b. Kondensor, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap
atau campuran uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media
pendingin yang dipakai biasanya air atau udara. Uap atau campuran
uap akan melepaskan panas atent kepada pendingin, misalnya pada
pembangkit listrik tenaga uap yang mempergunakan condensing
turbin, maka uap bekas dari turbin akan dimasukkan kedalam
kondensor, lalu diembunkan menjadi kondensat.
c. Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan
atau gas dengan mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini
tidak terjadi perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi dewasa
ini maka pendingin coler mempergunakan media pendingin berupa
udara dengan bantuan fan (kipas).
d. Evaporator, alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan
menjadi uap. Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi
(penguapan) suatu zat dari fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan
alat ini adalah panas latent dan zat yang digunakan adalah air atau
refrigerant cair.
e. Reboiler, alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan kembali
(reboil) serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun
media pemanas yang sering digunakan adalah uap atau zat panas yang
sedang diproses itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada penyulingan
minyak pada gambar 2.2, diperlihatkan sebuah reboiler dengan
0
mempergunakan minyak (665 F) sebagai media penguap, minyak
tersebut akan keluar dari boiler dan mengalir didalam tube.
f. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk
memanfaatkan panas suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi
dua fungsi sekaligus, yaitu:
• Memanaskan fluida
• Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger,
dimana fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari
tube fluida yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada
didalam shell.

Klasifikasi Alat Penukar Kalor


Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka
dapat
diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :
1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas
a. Tipe kontak tidak langsung
 Tipe dari satu fase
 Tipe dari banyak fase
 Tipe yang ditimbun (storage type)
 Tipe fluidized bed
b. Tipe kontak langsung
1) Immiscible fluids
2) Gas liquid
3) Liquid vapor
2. Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir
a. Dua jenis fluida
b. Tiga jenis fluida
c. N – Jenis fluida (N lebih dari tiga)
3. Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan
a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m
4. Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas
a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya
b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya
terdapat cara konveksi 2 aliran
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran
masing-masing
d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi
5. Klasifikasi berdasarkan konstruksi
a. Konstruksi tubular (shell and tube)
1) Tube ganda (double tube)
2) Konstruksi shell and tube
o Sekat plat (plate baffle)
o Sekat batang (rod baffle)
o Konstruksi tube spiral
b. Konstruksi tipe pelat
1) Tipe pelat 3) Tipe lamella
2) Tipe spiral 4) Tipe pelat koil
c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)
1) Sirip pelat (plate fin)
2) Sirip tube (tube fin)
 Heat pipe wall
 Ordinary separating wall
d. Regenerative
1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)
2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap
6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran
a. Aliran dengan satu pass
1) Aliran berlawanan 4) Aliran parallel
2) Aliran melintang 5) Aliran split
3) Aliran yang dibagi (divided)
b. Aliran multipass
1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)
 Aliran counter menyilang
 Aliran paralel menyilang
 Aliran compound
2) Shell and tube
 Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass pada
tube)
 Aliran split
 Aliran dibagi (devided)
3) Multipass plat
 N – paralel plat multipass

BAB III
MATERI DAN METODA

A. Materi
1. Pompa sirkulasi
2. Tangki air panas
3. Tangki air dingin

B. Metoda
I.menghidupkan alat
a)air dimasukkan kedalam tangki persediaan hingga penuh dengan
menggunakan keran air
b)alat disambungkan ke sumber arus
c)terminal dihubungkan ke sumber arus
d)power suplly dihidupkan
e)pastikan katup drain tertutup
f)air dimasukkan kedalam tangki air panas dengan cara menghidupkan
pompa sirkulasi (bila pompoe tidak bekerja lakukan proses
penghilangan udara)
g)heater dihidupkan lalu tempratur diset sebesar 60c
h)arah aliran fluida diatur dengan memutar aktup pengendalian aliran
searah dan berlawanan arah
i)laju alir dingin dan air panas diatur sesuai yang telah ditentukan
tunggu hingga alarm berbunyi 3 kali

II.mematikan alat
a)laju alir dikembalikan ke posisi nol
b)tempratur diset menjadi nol
c)heater dimatikan dengan menurunkan saklar
d)pompa sirkulasi di off kan
e)katup drain dibuka hingga air dipersediaan air kosong
f)power supply dimatikan ,kabel dicabut dari sumber arus
g)keran air ditutup

C. Gambar Rangkaian
BAB IV

HASIL KERJA PRAKTEK DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kerja Praktek

Pola Fluida bersuhu tinggi Fluida bersuhu tinggi


Aliran Urutan Tempratur Laju alir Urutan Tempratur Laju alir
percobaan Inlet (CO) Outlet W(l/jam) percobaan Inlet (CO) Outlet (Co) W(l/jam)
(Co)
Searah Laminar 61 46 24,8 Laminar 31 37 147,2
(parallel Laminar 60 46 24,9 Turbulen 31 36 235,4
flow)
Turbulen 60 52 54,7 Laminar 31 39 147,2
Turbulen 61 50 54,7 Turbulen 31 38 235,4
Berlawanan Laminar 60 48 24,8 Laminar 31 39 147,2
(counter Laminar 60 49 24,8 Turbulen 31 36 235,4
flow)
Turbulen 60 51 54,7 Laminar 31 36 147,2
turbulen 60 52 54,7 turbulen 31 35 235,4
d1 = 17 mm = 1,7 x 10-2 m
do = 19 mm = 1,9 x 10-2 m
L = 1000 mm = 1m
B. Pembahasan
a. Arus Searah
DATA I
1. Menghitung harga Δtm
Δt1 = T1 – t1 Δt2 = T2 – t2
= 61 oC – 31 oC = 46 oC – 37 oC
= 30 oC = 9 oC

Δt 1−Δt 2
Δtm = Δt 1
ln
Δt 2
30o C−9o C
= 30 o C
ln o
9 C
21o C
=
1,20o C
= 17,5 oC

2. Menghitung qw
qw = w x Cp x ( t1 – t2 )
t 1+t 2 31o C +37o C
T Cp = = = 34 oC
2 2
kkal
CP34 oC=0,998
kgo C
gr
ρ 34 oC=0,99437
ml
L gr 1 kg 1000 ml kg
w=147,2 x 0,99437 x x =146,371
jam ml 1000 gr 1L jam
kg kkal
qw = 146,371 x 0,998 o x ( 31 oC – 37 oC )
jam kg C
kkal
= - 876,469
jam
3. Menghitung QW
QW = W x Cp x ( T1 – T2 )

T 1+T 2 61o C +46 o C


T Cp = = = 53,5 oC
2 2
x− x 1 y− y 1
=
x 2−x 1 y 2− y 1
kkal
o o
y−0,999
53,5 C−52 C kg .o C
=
54 C−52o C 0,999
kkal
−0,999
kkal
o
kg . C kg . o C
kkal
o
y−0,999
1,5 C kg .o C
=
2o C 0

kkal
y−0,999
0,75 = kg .o C
0

kkal
y – 0,999 =0
kg .o C
kkal
y = 0,999 –0
kg .o C
kkal
y = 0,999
kg .o C
x− x 1 y− y 1
ρ 53,5 = =
x 2−x 1 y 2− y 1
gr
o o y−0,98712
53,5 C−52 C ml
=
54 o C−52o C 0,98618 gr −0,98712 gr
ml ml
gr
o y−0,98712
1,5 C ml
=
o
2C gr
−0,00094
ml
gr gr
1,5 x ( - 0,00094 ) = 2 x ( y – 0,98712 ¿
ml ml
gr gr
- 0,00141 ml = 2y – 1,97424 ml
gr gr
2y = 1,97424 – 0,000141
ml ml
gr
2y = 1,97283
ml
gr
1,97283
y = ml
2
gr
y = 0,98641
ml
L gr 1 kg 1000 ml kg
W = 24,8 x 0,98641 x x =24,462
jam ml 1000 gr 1L jam
kg kkal
QW = 24,642 x 0,999 o x ( 61 oC – 46 oC )
jam kg C
kkal
= 366,563
jam
4. Menghitung bilangan reynol air dingin
Di = ( 1,7 + 1,9 ) 10-2 = 3,6 x 10-2
π
A= ( Di2 )
4
3,14
= ¿
4
= 0,785 ( 12,96 ×10−4 m 2 ¿
= 10,1736 ×10−4 m2
W
V= W=147,2
A

L m3 1 jam −5 3
x 0,001 x =4,08 x 10 m / s
jam 1 L 3600 detik
10−4 m3
40,8 x
V s
¿
10,1736 X 10−4 m2
=4,0103 m/s

V . Di
Rew ¿
µ

o o
t 1+t 2
µ= = 31 C +37 C = 34 oC
2 2
x− x 1 y− y 1
34oC= = =
x 2−x 1 y 2− y 1
o o −4 2
34 C−30 C y −0,00796 X 10 m /s
=
35o C−30o C 10− 4 m2
0,00724 X −0,00769 X 10− 4 m2 /s
s

y=0,007384 X 10−4 m2 /s

10−2 m❑
y−0,040103 X X 3,6 × 10−2 m❑
R= s
0,007384 X 10−4 m2 / s
R=19,5518

5. Menghitung bilangan reynold air panas


π
A= ×d 12
4
3,14
= ׿
4
= 0,785 × 2,89 ×10−4 m 2
= 2,268 ×10−4 m2

W
V=
A
L m3 1 jam −6 3
W=24,8 x 0,001 x =6,888 x 10 m /s
jam 1 L 3600 detik
10−4 m3
688,8 x
V s
¿ −4 2
2,268 X 10 m
=303,703 m/s
o o
T 1+T 2
Rew = µ= = 61 C +46 C = 53,5 oC
2 2
x− x 1 y− y 1
53,5oC= = =
x 2−x 1 y 2− y 1
53,5o C−50 o C y−0,00562 X 10−4 m2 /s
=
55o C−50 o C 10−4 m2
0,00518 X −0,00562 X 10−4 m2 /s
s

y=0,005312 X 10−4 m2 / s

10−2 m❑
3,03703 X X 1,7 ×10−2 m❑
R= s
0,005312 X 10− 4 m2 /s
R=971,94

6. Menghitung nilai efesiensi


T 1−T 2
Ƞ h= ×100 %
T 1−t 1
61o C−46o C
= ×100 %
61o C−31o C
15o C
= o ×100 %
30 C
= 50 %

7. Menghitung nilai koefisien

q= |QW2+ qw |
kkal kkal
=
| 366,563
jam
+(−876,469
2
jam
|
)

kkal
= 621,516
jam
q
U=
A × ∆ tm

A=π ( d 1+2 do ) l
1,7 ×10−2 m+1,9× 10−2 m
= 3,14 ( 2
1m)
−2
3,6 ×10 m
= 3,14 ( )1m
2
= 3,14 ( 1,8 ×10−2 m ¿ 1m
= 5,652 ×10−2 m 2
kkal
621,516
U= jam
−2 2
5,652×10 m X 17,5C
kkal
= 6,2836
m . jam .o C
2

DATA II

1.Menghitung harga Δtm

Δt1 = T1 – t1 Δt2 = T2 – t2

= 61 oC – 31 oC = 50 oC – 38 oC

= 30 oC = 12 oC
Δt 1−Δt 2
Δtm = Δt 1
ln
Δt 2

30o C−12o C
= 30o C
ln o
12 C

18o C
=
0,91o C

= 19,7 oC

2.Menghitung qw

qw = w x Cp x ( t1 – t2 )

t 1+t 2 31o C +38o C


T Cp = = = 34,5 oC
2 2

x− x 1 y− y 1
=
x 2−x 1 y 2− y 1
kkal
o o
y −0,998
34,5 C−34 C kg .o C
=
36 C−34 o C 0,998
kkal
−0,998
kkal
o
kg . C kg .o C
kkal
o
y−0,998
0,5 C kg .o C
=
2o C 0
kkal
y = 0,998
kg .o C
x− x 1 y− y 1
ρ 34,5 = =
x 2−x 1 y 2− y 1
gr
o o y−0,99437
34,5 C−34 C ml
=
36o C−34o C 0,99368 gr −0,98437 gr
ml ml
gr
o y−0,99437
0,5 C ml
=
o
2 C gr
−0,00069
ml
gr
y = 0,99419
ml

L gr 1 kg 1000ml kg
w=235,4 x 0,99419 x x =234,032
jam ml 1000 gr 1L jam

kg kkal
qw = 234,032 x 0,998 o x ( 31 oC – 38 oC )
jam kg C

kkal
= - 1643,947
jam

3.Menghitung QW

QW = W x Cp x ( T1 – T2 )

T 1+T 2 61o C +50o C


T Cp = = = 55,5 oC
2 2

x− x 1 y− y 1
=
x 2−x 1 y 2− y 1

kkal
o o
y −0,999
55,5 C−54 C kg .o C
=
56 C−54 o C 0,999
kkal
−0,999
kkal
o
kg . C kg .o C

kkal
o
y−0,999
1,5 C kg .o C
=
2o C 0

kkal
y = 0,999
kg .o C
x− x 1 y− y 1
ρ 55,5 = =
x 2−x 1 y 2− y 1

gr
o o y−0,98618
55,5 C−54 C ml
=
56 o C−54o C 0,98501 gr −0,98618 gr
ml ml

gr
y−0,98618
1,5o C ml
=
2o C gr
−0,00117
ml

gr
y = 0,98530
ml

L gr 1 kg 1000 ml kg
W = 54,7 x 0,98530 x x =53,8959
jam ml 1000 gr 1L jam

kg kkal
QW = 53,8959 x 0,999 o x ( 61 oC – 50 oC )
jam kg C

kkal
= 484,578
jam

4.Menghitung bilangan reynol air dingin

W
V= W=235,4
A

L m3 1 jam −4 3
x 0,001 x =65,38 x 10 m / s
jam 1 L 3600 detik

10−4 m3
65,38 x
V s
¿
10,1736 X 10−4 m2

=6,426 m/s

o o
t 1+t 2
Rew = µ= = 31 C +38 C = 34,5 oC
2 2
x− x 1 y− y 1
34,5oC= = =
x 2−x 1 y 2− y 1
34,5o C−30 o C y−0,00796 X 10−4 m2 /s
=
35o C−30o C 10−4 m2
0,00724 X −0,00796 X 10−4 m2 /s
s

y=0,007312 X 10−4 m2 / s

10−2 m❑
0,06426 X X 3,6 ×10−2 m❑
R= s
0,007312 X 10−4 m2 / s
R=31,6378

5.Menghitung bilangan reynold air panas

W
V=
A
L m3 1 jam −4 3
W=54,7 x 0,001 x =15,1944 x 10 m / s
jam 1 L 3600 detik
10−4 m3
15,1944 x
V s
¿ −4 2
2,268 X 10 m
=6,6994 m/s

T 1+T 2 61o C +50o C


Rew = µ= = = 55,5 oC
2 2
x− x 1 y− y 1
55,5oC= = =
x 2−x 1 y 2− y 1
55,5o C−55 o C y−0,00518 X 10− 4 m2 / s
=
60o C−55 o C 10−4 m2
0,00480 X −0,00518 X 10−4 m2 / s
s

y=0,000512 X 10−4 m2 / s
10−2 m❑
0,06994 X X 1,7 × 10−2 m❑
R= s
0,00512 X 10−4 m2 / s
R=232,222

6.Menghitung nilai efesiensi

T 1−T 2
Ƞ h= ×100 %
T 1−t 1
61o C−50 o C
= ×100 %
61o C−31o C
9o C
= o ×100 %
30 C
= 30 %

7.Menghitung nilai koefisien

q= |QW2+ qw |
kkal kkal
=
| 484,578
jam
+(−1634,947
2
jam
|
)

kkal
= 1059,762
jam
q
U=
A × ∆ tm
kkal
1059,762
U= jam
−2 2
5,652×10 m X 17,5C
kkal
= 9,5179
m . jam .o C
2
b. Arus Berlawanan
DATA I
1. Menghitung harga Δtm
Δt1 = 61 oC – 39 oC Δt2 = 48 oC – 31oC
= 21 oC = 17 oC

21o C−17 o C
Δtm = 21o C
ln o
17 C
= 19,04 oC
2. Menghitung qw
qw = w x Cp x ( t1 – t2 )
t 1+t 2 31o C +39o C
T Cp = = = 35 oC
2 2

kkal
o o
y−0,998
35 C−34 C kg .o C
=
36 C−34 o C 0,998 kkal −0,998 kkal
kg .o C kg .o C
kkal
o
y−0,998
1C kg .o C
=
2o C 0

kkal
y = 0,998
kg .o C

gr
o o y−0,99437
35 C−34 C ml
=
36o C−34o C 0,99368 gr −0,99437 gr
ml ml

gr
y = 0,994025
ml

L gr 1 kg 1000 ml kg
w = 147,2 x 0,994025 x x =199,004
jam ml 1000 gr 1L jam
kg
=146,320
jam
kg kkal
qw = 146,320 x 0,998 o x ( 31 oC – 39 oC )
jam kg C
kkal
= - 1168,218
jam
3. Menghitung Qw
QW = W x Cp x ( T1 – T2 )

T 1+T 2 60o C+ 48o C


T Cp = = = 54 oC
2 2
L gr 1 kg 1000 ml kg
W = 24,8 x 0,98530 x x =24,457
jam ml 1000 gr 1L jam
kg kkal
QW = 24,457 x 0,999 o x ( 60 oC – 48 oC )
jam kg C
kkal
= 293,190
jam
4. Menghitung bilangan reynol air dingin
W
V=
A
L m3 1 jam −4 3
W=147,2 x 0,001 x =40,88 x 10 m /s
jam 1 L 3600 detik

10−4 m3
40,88 x
V s
¿
10,1736 X 10−4 m2

=4,0182 m/s

o o
t 1+t 2
Rew = µ= = 31 C +39 C = 35 oC
2 2
35oC=0,00724 x 10-4 m2/s
10−2 m❑
4,0182 X X 3,6 ×10−2 m❑
R= s
0,00724 X 10−4 m 2 /s
R=1998

5. Menghitung bilangan reynold air panas


W
V=
A
L m3 1 jam −4 3
W=24,8 x 0,001 x =688,8 x 10 m /s
jam 1 L 3600 detik
10−4 m3
688,8 x
V s
¿ −4 2
2,268 X 10 m
=303,703 m/s
o o
T 1+T 2
Rew = µ= = 60 C+ 48 C = 54 oC
2 2
x− x 1 y− y 1
54oC= = =
x 2−x 1 y 2− y 1
54o C−50o C y−0,00562 X 10−4 m2 / s
=
55o C−50o C 10−4 m2
0,00518 X −0,00562 X 10−4 m2 /s
s

y=0,005268 X 10−4 m2 /s

10−2 m❑
3,03703 X X 1,7 ×10−2 m❑
R= s
0,005268 X 10−4 m2 / s
R=980,061
\
6. Menghitung nilai efesiensi
T 1−T 2
Ƞ h= ×100 %
T 1−t 2
60o C−48o C
= o ×100 %
60 C−39o C
12o C
= ×100 %
21o C
= 57,1 %

7. Menghitung nilai koefisien

q= |QW2+ qw |
kkal kkal
=
| 293,190
jam
+(−1168,218
2
jam
|
)

kkal
= 730,70
jam
q
U=
A × ∆ tm
kkal
730,70
U= jam
5,652×10−2 m2
kkal
=6,79
m . jam .o C
2

DATA II
1. Menghitung harga Δtm
Δt1 = 60 oC – 35 oC Δt2 = 52 oC – 31oC
= 25 oC = 21 oC

25o C−21o C
Δtm = 25o C
ln o
21 C
= 23,5 oC
2. Menghitung qw
qw = w x Cp x ( t1 – t2 )
t 1+t 2 31o C +39o C
T Cp = = = 35 oC
2 2

kkal
o o
y−0,998
33 C−32 C kg .o C
=
34 C−32o C 0,998 kkal −0,998 kkal
kg .o C kg .o C

kkal
y = 0,998
kg .o C

gr
o o y−0,99502
33 C−32 C ml
=
34o C−32o C 0,99437 gr −0,99502 gr
ml ml

gr
y = 0,994695
ml
L gr 1 kg 1000 ml kg
w = 235 x 0,994695 x x =199,004
jam ml 1000 gr 1L jam
kg
=234,151
jam
kg kkal
qw = 234,151 x 0,998 o x ( 31 oC – 35 oC )
jam kg C
kkal
= - 934,730
jam

3. Menghitung Qw
QW = W x Cp x ( T1 – T2 )
T 1+T 2 60o C+52o C
T Cp = = = 56 oC
2 2
L gr 1 kg 1000 ml kg
W = 54,7 x 0,98501 x x =53,88
jam ml 1000 gr 1L jam
kg kkal
QW = 53,88 x 0,999 o x ( 60 oC – 55 oC )
jam kg C
kkal
= 269,130
jam
4. Menghitung bilangan reynol air dingin
W
V=
A

L m3 1 jam −4 3
W=235,4 x 0,001 x =65,3888 x 10 m / s
jam 1 L 3600 detik

10−4 m3
65,3888 x
V s
¿ −4 2
10,1736 X 10 m

=6,4273 m/s

o o
t 1+t 2
Rew = µ= = 31 C +35 C = 33 oC
2 2
x− x 1 y− y 1
33oC= = =
x 2−x 1 y 2− y 1
33o C−30o C y−0,00796 X 10−4 m2 /s
=
35o C−30o C 10−4 m2
0,00724 X −0,00796 X 10−4 m2 /s
s

y=0,007528 X 10−4 m 2 /s

10−2 m❑
0,064273 X X 3,6 ×10−2 m ❑
R= s
0,007528 X 10−4 m2 / s
R=30,736
5. Menghitung bilangan reynold air panas
W
V=
A
L m3 1 jam −4 3
W=54,7 x 0,001 x =15,194 x 10 m / s
jam 1 L 3600 detik
10−4 m3
15,194 x
V s
¿ −4 2
2,268 X 10 m
=6,699 m/s

o o
T 1+T 2
Rew = µ= = 60 C+52 C = 56 oC
2 2
x− x 1 y− y 1
56oC= = =
x 2−x 1 y 2− y 1
56o C−55o C y−0,00518 X 10−4 m2 / s
=
60o C−55o C 10−4 m2
0,00480 X −0,00518 X 10−4 m2 /s
s

y=0,005104 X 10−4 m 2 /s
10−2 m❑
0,06699 X X 1,7 ×10−2 m❑
R= s
0,005104 X 10−4 m2 / s
R=22,3125

6. Menghitung nilai efesiensi


T 1−T 2
Ƞ h= ×100 %
T 1−t 2
60o C−52o C
= o ×100 %
60 C−35o C
8o C
= ×100 %
25o C
= 32 %

7. Menghitung nilai koefisien

q= |QW2+ qw |
kkal kkal
=
| 269,130
jam
+(−934,730
2
jam
|
)

kkal
= 601,93
jam
q
U=
A × ∆ tm
kkal
601,93
U= jam
5,652×10−2 m2
kkal
=4,53185
m . jam .o C
2
C. Dabulasi Data

Equation Measurements Table Calculations

High Temp Fluid Low Temp Fluid High Temp Fluid Low Temp Fluid Logarhitmic mean High Temp Fluid Low Temp Fluid Efficiency of Heat Coefficient of Overall Heat Transmission
( Hot Water ) ( Cold Water ) ( Hot Water ) ( Cold Water ) Temperature Difference ( Hot Water ) ( Cold Water ) Exchanger
Thermometer Flow Thermometer Flow Kinematic Viscosity Of Water T1-t1 T2-t2
Rate Rate Parallel Flow
Inte Outel Intel Outel Bilangan Bilangan Parallel Counter Parallel Counter
l Counter Flow Reynold Reynold Flow Flow Flow Flow
Symbols T1 T2 W t1 t2 W
T 1+Th2 T 1+TL2 ∆ t 1 ∆ t 2 ∆ tm QW Rew qw Rew
ƞ ƞ u u q

2 2
l l C kkal kkal kkal kkal kkal
o o o o o o o o o
Dimension C C C C C C C C % %
m2 m2
jam jam s s jam jam m . jam . C m . jam .o Cjam
2 o 2
Parallel Flow

A 61 46 24,8 31 37 147,2 53,5 0,00531 34 0,00738 30 9 17,5 366,563 971,93 - 1958,93 50 50 6,2836 6,2836 621,516
2 4 8761469
−4 −4
×10 ×10
B 61 50 54,7 31 38 235,4 55,5 0,00525 34,5 0,0073 30 12 19,7 484,578 2166,72 - 3163,78 30 30 9,5179 9,5179 1059,76
6 1634,94 2
−4 ×10−4 7
×10
C 60 46 24,8 31 36 235,4 53 6,88 33,5 65,38 29 10 17,8 342,209 413,718 - 6572,702 48,27 48,27 7,5066 7,5066 755,209
44 1168,21 5
8
D 60 52 54,7 31 39 147,2 56 0,005 35 0,00514 29 13 20 430,608 1998,44 - 2230,58 27,5 27,5 7.0719 7,0719 799,413
96 1168,21
10 ×10−4 8
Counter Flow

E 60 48 24,8 31 39 147,2 54 0,005 35 0,00724 21 17 19,04 293,190 978,91 - 1998 57,1 57,1 6,79 6,79 730,70
1168,21
268 ×10−4 ×10−4 8
F 60 49 24,8 31 36 235,4 54,5 65,38 33,5 6,8888 29 13 19,9 2686,81 310287 - 988,401 45,8 45,8 17,311 17,311 1927,51
1168,21 4
4
G 60 51 54,7 31 36 147,2 55,5 0,00745 33,5 0,00514 24 20 6,15 484,578 2214,858 -146,101 1940,11 41,6 41,6 9,07215 9,07215 315,339
6 2
−4
×10
H 60 52 54,7 31 35 235,4 56 0,005 33 0,0075 25 21 23,5 269,130 2231,38 - 3073,19 27,5 27,5 4,53185 4,53185 601,93
9343,73
104 ×10−4 ×10−4 0

d1 = 17 mm = 1,7 x 10-2 m

d0 = 19 mm = 1,9 x 10-2 m

L = 1000 mm = 1m
BAB V
KESIMPULAN

1. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kekentalan


kinematika air dingin lebih besar daripada kekentalan kinematika
air panas.

2. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa jumlah panas yang


diterima fluida bersuhu rendah bernilai negative karena
mengeluarkan sejumlah panas sedangkan pada fluida bersuhu
tinggi bernilai positif karena menerima sejumlah panas.

3. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa koefisien


keseluruhan pemindahan panas pada arus searah lebih besar dari
pada arus berlawanan.
DAFTAR PUSTAKA

Djunaidi. (2009). “Pemeliharaan Tube-Side Penukar Kalor Rsg-Gas Jangka


Pendek Dan Jangka Panjang”. Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN.
Kawasan Puspitek Serpong Tangerang : Banten
Prawesti, Andrea Ayu. (2010). “Pengaruh Pemasangan Fin dan Adanya Getaran
pada Heat Exchanger Shell and Tube Terhadap Laju Pindah Panas”.
Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Sugiyanto. (2010). “Analisis Alat Penukar Kalor Tipe Shell And Tube Dan
Aplikasi Perhitungan Dengan Microsoft Visual Basic 6.0”. Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknologi Industri. Jawa Barat : Universitas Gunadarma

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penukar_panas

http://artikel-teknologi.com/macam-macam-heat-exchanger-alat-penukar-panas-
bagian-1/

Anda mungkin juga menyukai