PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Analisa Pengendapan
B. Tujuan Percobaan
Mempelajari proses pemisahan suatu partikel padat yang terdapat di dalam
suatu fluida yang didasarkan atas besar kecilnya diameter partikel ( distribusi
ukuran partikel ) berdasarkan Hukum Stoke.
C. Latar Belakang
Pembentukan endapan adalah salah satu teknik untuk memisahkan analit
dari zat lain, dan endapan ditentukan dengan cara ditimbang dan dilakukan
perhitungan stoikiometri. Endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari
larutan berfase padat, terbentuk jika larutan lewat jenuh. Suatu zat akan mengendap
jika hasil kali kelarutannya ion –ionnya lebih besar dari Ksp. Kelarutan ( s )
didefinisikan sebagai konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Zat yang ditimbang mempunyai susunan tertentu yang diketahui murni. Jika
suatu larutan telah lewat jenuh maka akan terbentuk larutan. Larutan merupakan zat
yang memisahkan diri atau terpisah darisuatu larutan yang mempunyai fase padat.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
24
pereaksi dan perkiraan berat zat/konstituen yang ada. Biasanya disarankan
pemakaian pengendap berlebih karena kelarutan endapan-endapanberkurang atau
menurun, yang disebabkan oleh efek ion yang sama (common – ion effect).
Kelebihan pengendap yang banyak tidak diinginkan, bukan saja karena pemborosan
pereaksi tetapi juga karena endapan dapat cenderung m/elarut kembali dalam
kelebihan pereaksi yang banyak, membentuk ion rangkai (kompleks).
1. Temperatur
25
pelarut organik dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran antara dua zat.
Setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatau zat, begitu
juga dengan zat yang berbeda memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut
tertentu.
4. Pengaruh pH
5. Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan dihasilkan
perubahan konsentrasi H+ dimana hal ini akan menyebabkan kation garam tersebut
mengalami hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.
Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan
adanya pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut. Sebagai
contoh AgCl akan naik kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini
disebabkan karena terbentuknya kompleks Ag(NH3)2Cl.
26
a) Metode pengendapan secara fisik yang berdasarkan gaya gravitasi
(sedimentasi). Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang terkandung
dalam limbah cair oleh gaya gravitasi. Proses sedimentasi biasanya dilakukan
setelah proses koagulasi dan flokulasi. Dimana koagulasi merupakan proses
penambahan bahan kimia (koagulan) ke dalam cairan yang akan diolah
membentuk gumpalan (flok). Sedangkan Flokulasi merupakan proses dimana
gumpalan diaduk untuk mempercepat pembentukan flok, sehingga dapat
dipisahkan dengan cara sedimentasi dan filtrasi.
b) Metode pengendapan secara kimia dengan cara penambahan bahan kimia.
a. Pengaturan pH
b. Penambahan pereaksi
27
melingkar, kemudian lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka
dan letakkan dalam corong pisah sehingga melekat pada corong pisah. Tuangkan
campuran heterogen yang akan dipisahakan, sedikit demio sedikit. Hasil filtrasi
adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.
1. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara
efisien, hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran
media penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu
tinggi saat melewati rongga butiran menyebabkan partikel – pertikel yang terlalu
halus yang tersaring akan lolos.
2. Konsentrasi Kekeruhan
3. Temperatur
Perubahn suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan
massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan
mengalami perunbahn. Selain itu juga dipengaruhi oleh daya tarik menarik diantara
28
partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuran besar
partikel yang akan disaring.
29
BAB III
MATERI DAN METODA
A. Materi
a. Alat
1. Stop watch
2. Silinder anderson pipet
3. Neraca analitis
4. Kertas saring
5. Oven
6. Corong
7. Erlenmeyer
8. Eksikator
9. Pipet volume 10 ml
b. Bahan
1. Serbuk batu bata
2. Bongkahan batu bata
3. Aquadest
B. Metoda
30
5. Stopwatch dihidupkan dan diatur waktu pengendapan selama 10 menit.
6. Kertas saring yang telah ditimbang dibentuk dan diletakkan dicorong
pengendapan diatas Erlenmeyer.
7. Kemudian sample diambil secara serentak dengan pipet volume dengan
ketinggian yang berbeda, disaring dengan kertas saring kemudian
dikeringkan dalam oven pengering.
8. Setelah itu, kertas saring beserta endapannya ditimbang.
9. Percobaan dilakukan kembali dengan waktu pengendapan 20 dan 30
menit.
31
BAB IV
Volume air = 10 ml
𝑔𝑟
Densitas air = 0.9953 𝑚𝑙
32
B. Pembahasan
𝑔𝑟
𝜌p = 2,15965 𝑚𝑙
2. Menghitung konsentrasi ( Co )
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑏𝑎𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑡𝑎
Co = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
20,0647 𝑔𝑟
Co = 250 𝑚𝑙
𝑔𝑟 1 𝑚𝑙 𝑔𝑟
Co = 0,08025 𝑚𝑙 x 3 = 0,08025
1 𝑐𝑚 𝑐𝑚3
33
d. Untuk pemipetan No.4
𝑚′
R=1– 𝐶𝑜 𝑥 10 𝑐𝑚3
0,0113 𝑔𝑟
R=1– 0,08025 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 𝑥 10 𝑐𝑚3
= 1 – 0,0140 = 0,9859
e. Untuk pemipetan No.5
𝑚′
R=1– 𝐶𝑜 𝑥 10 𝑐𝑚3
0,0025 𝑔𝑟
R=1– 0,08025 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 𝑥 10 𝑐𝑚3
= 1 – 0,0031 = 0,9968
f. Untuk pemipetan No.6
𝑚′
R=1– 𝐶𝑜 𝑥 10 𝑐𝑚3
0,0019 𝑔𝑟
R=1– 0,08025 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 𝑥 10 𝑐𝑚3
= 1 – 0,0023 = 0,9976
34
𝑔𝑟
18 x 0,007843 𝑐𝑚.𝑠 3,4 𝑐𝑚
Dp = 𝑥
( 2,19965 𝑔𝑟 𝑐𝑚3 ― 0,99564 𝑔𝑟 𝑐𝑚3 )980 𝑐𝑚 𝑠2 600 𝑠
𝑔𝑟
0,141174 𝑐𝑚.𝑠 3,4 𝑐𝑚
= 𝑔𝑟 𝑐𝑚 x 600 𝑠
1,20401 3 X 980
𝑐𝑚 𝑠2
0,4799
=
707957,88 𝑐𝑚2
= 6,1 x 10-5 cm
b. Untuk kertas saring no.2
60 𝑠
θ = 10 menit x 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 600 s
𝑔𝑟
18 x 0,007843 𝑐𝑚.𝑠 6,4 𝑐𝑚
Dp = x
( 2,19965
𝑔𝑟
𝑐𝑚3
― 0,99564
𝑔𝑟
𝑐𝑚3
980
𝑐𝑚
𝑠2
)
600 𝑠
𝑔𝑟
0,141174 𝑐𝑚.𝑠 6,4 𝑐𝑚
= 𝑔𝑟 𝑐𝑚 x 600 𝑠
1,20401 3 X 980
𝑐𝑚 𝑠2
0,9035
=
707957,88 𝑐𝑚2
= 1,1554 x 10-4 cm
𝑔𝑟
18 x 0,007843 𝑐𝑚.𝑠 3,4 𝑐𝑚
Dp = x 1200 𝑠
( 2,19965 𝑔𝑟 𝑐𝑚3 ― 0,99564 𝑔𝑟 𝑐𝑚3 ) 980,70 𝑐𝑚 𝑠2
𝑔𝑟
0,141174 𝑐𝑚.𝑠 3,4 𝑐𝑚
= 𝑔𝑟 𝑐𝑚 x 1200 𝑠
1,20401 3 X 980
𝑐𝑚 𝑠2
35
0,4799
=
1415915,76 𝑐𝑚2
= 3,052 x 10-5 cm
𝑔𝑟
18 x 0,007843 𝑐𝑚.𝑠 6,4 𝑐𝑚
Dp = x
( 2,19965
𝑔𝑟
𝑐𝑚 3 ― 0,99564
𝑔𝑟
𝑐𝑚 3 980
𝑐𝑚
𝑠2 )1200 𝑠
𝑔𝑟
0,141174 𝑐𝑚.𝑠 6,4 𝑐𝑚
= 𝑔𝑟 𝑐𝑚 x 1200 𝑠
1,20401 3 X 980
𝑐𝑚 𝑠2
0,9035
=
1415915,76 𝑐𝑚2
= 5,7 x 10-5 cm
𝑔𝑟
18 x 0,007843 𝑐𝑚.𝑠 3,4 𝑐𝑚
Dp = x 1260 𝑠
( 2,19965 𝑔𝑟 𝑐𝑚3 ― 0,99564 𝑔𝑟 𝑐𝑚3 ) 980,70 𝑐𝑚 𝑠2
𝑔𝑟
0,141174 𝑐𝑚.𝑠 3,4 𝑐𝑚
= 𝑔𝑟 𝑐𝑚 x 1800 𝑠
1,20401 3 X 980
𝑐𝑚 𝑠2
0,4799
=
2123873,64 𝑐𝑚2
= 1,962 x 10-5 cm
36
f. Untuk kertas saring no. 6
60 𝑠
θ = 21 menit x 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 1260 s
𝑔𝑟
18 x 0,007843
𝑐𝑚.𝑠 6,4 𝑐𝑚
Dp = x
( 2,19965
𝑔𝑟
𝑐𝑚3
― 0,99564
𝑔𝑟
𝑐𝑚3
980
𝑐𝑚
𝑠2
)
1800 𝑠
𝑔𝑟
0,141174 𝑐𝑚.𝑠 6,4 𝑐𝑚
= 𝑔𝑟 𝑐𝑚 x 1800 𝑠
1,20401 3 X 980
𝑐𝑚 𝑠2
0,9035
=
2123873,64𝑐𝑚2
= 3,815 x 10-5 cm
5. Menghitung % Berat
𝑀′
% Berat = 𝑀 x 100 %
37
0,0019 𝑔𝑟
% Berat = 20,0647 𝑔𝑟 x 100 % = 0,00094 %
38
C. Grafik
39
40
D. Tabulasi Data
𝑔𝑟
Berat sampel uji : 20,0647 gram Viskositas air : 0,78435 Cp = 0.0078435 𝑚𝑙 𝑠
𝑔𝑟
Volume aquades : 250 ml Densitas Air : 0,9953 𝑚𝑙 𝑠
41
𝑔𝑟
Densitas bahan : 1,25965 𝑚𝑙 Temperatur : 31 °
42
BAB V
KESIMPULAN
43
DAFTAR PUSTAKA
McCabe, Warren L, Julian C Smith, dan Peter Harriot. 1999.Operasi Teknik Kimia
Jilid 2, Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta
http://www.temukanpengertian.com/2016/02/pengertian-pengendapan.html?m=1
44