Pembimbing:
dr. Hary Purwoko, Sp.OG.KFER
Disusun Oleh:
Fadhli Dzil Ikram
1820221075
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
PERIODE 30 SEPTEMBER – 7 DESEMBER 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Journal Reading
Disusun Oleh:
Fadhli Dzil Ikram
1820221075
Telah disetujui,
Pada tanggal 05 November 2019
Mengetahui,
Dokter Pembimbing
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Journal Reading ini. Penulis berharap agar Journal
Reading ini bermanfaat bagi diri sendiri, teman sejawat, tenaga kesehatan dan
instansi.
Penulis
A QUALITY IMPROVEMENT AND EDUCATIONAL INITIATIVE TO REDUCE
MORBIDITY ASSOCIATED WITH MASSIVE POSTPARTUM HEMORRHAGE
PENINGKATAN KUALITAS DAN LANGKAH AWAL EDUKASI UNTUK
MENGURANGI ANGKA MORBIDITAS YANG BERKAITAN DENGAN PERDARAHAN
MASIF POSTPARTUM
Catherine C.Smith, Francine Tessier, Anna Hutfield, Jeniffer A.Hutcheon, Neeraj Mehra
Abstrak
Tujuan: Untuk mengetahui efek dari peningkatan kualitas dan langkah awal edukasi
terhadap tingkat transfusi darah dan morbiditas (angka kesakitan) pasien dengan
perdarahan massif postpartum (mPPH).
Metode Penelitian: Tinjauan grafik retrospektif yang dilakukan teradap perdarahan
massif postpartum (mPPH) di pusat perawatan tersier perkotaan. Kriteria inklusi
mencakup wanita dengan mPPH diatas usia kehamilan 20 minggu. Hasil utama adalah
mengetahui jumlah transfusi packed red blood cell (pRBC) yang dibutuhkan. Penelitian
dilakukan pada dua periode waktu yang kemudian dibandingkan. Periode kontrol (Januari
2006-Desember 2011), dan periode edukasi (Januari 2012-Desember 2015), dengan
menghitung rasio tingkat kejadian dengan Regresi Poisson.
Hasil: Diantara 189 wanita dengan mPPH, 107 kasus terjadi selama periode kontrol dan
82 kasus terjadi selama periode edukasi. Pada periode edukasi, terdapat 13% (95%
interval kepercayaan [CI] 2%-23%) lebih sedikit jumlah transfusi pRBC dan 16% (95%
CI 1%-29%) lebih sedikit jumlah transfusi fresh frozen plasma (FFP) dibandingkan pada
periode kontrol. Ditemukan juga penurunan selama 58 menit (95% CI -106 ke -9.52) dari
median waktu mulai dari diagnosis mPPH hingga waktu transfusi FFP.
Kesimpulan: Peningkatan kualitas dan langkah awal edukasi mampu menurunkan
jumlah kebutuhan transfusi pRBC dan FFP, serta mampu mempersingkat interval latensi
menjadi transfusi FFP.
Pendahuluan
Perdarahan post partum (Postpartum hemorrhage / PPH) merupakan
penyebab utama kematian ibu secara global dan penyebab lebih dari setengah
morbiditas ibu yang parah.1,2 Angka kejadian PPH dan PPH masif (mPPH)
meningkat dua kali lipat pada negara industry antara tahun 1999 dan 2008.3-6
Sebagian besar morbiditas dan mortalitas sekunder pada ibu akibat PPH,
seringkali diakibatkan karena keterlambatan diagnostic dan kualitas perawatan
yang kurang optimal.7,8 Perawatan substandard (dibawah standard yang berlaku)
pada wanita yang mengalami PPH biasanya terjadi akibat mengabaikan perkiraan
jumlah kehilangan darah dan keterlambatan dalam mencari bantuan,
keterlambatan dalam mentransfer pasien ke ruang operasi serta keterlambatan
transfusi darah.7,9 Tantangan-tantangan tersebut telah diatasi dengan berbagai
protocol terstandarisasi serta latihan simulasi, yang mengarah pada deteksi awal
serta intervensi terhadap PPH, sehingga menurunkan angka kebutuhan transfusi
darah dan angka kejadian mPPH, serta meningkatkan tingkat kenyamanan layanan
komunikasi dalam perawatan dan manajemen pasien dengan PPH.10-12
Rumah Sakit institusi penelitian ini berlansung merupakan Pelayanan
Kesehatan Tersier yang melayani sekitar 6000-7000 kelahiran setiap tahunnya,
yang melayani populasi perkotaan dengan etnis yang beragam. Berdasarkan
tinjauan kritis kejadian (critical incident review) yang melibatkan wanita dengan
mPPH, didapatkan kesenjangan pengetahuan dan ancaman keselamatan didalam
institusi tersebut. Kesenjangan pengetahuan utama adalah kurangnya kejelasan
peran dan tanggungjawab antar individu dalam anggota tim selama proses
transfusi masif, serta adanya keterlambatan proses penyediaan darah dan
pengeluaran produk darah secara signifikan. Temuan ini mengarah pada
perkembangan peningkatan kualitas dan pendidikan inisiatif. Inisiatif ini
mencakup dua simulasi penanganan mPPH di rumah sakit, in-situ, multidisiplin,
dan high-fidelity untuk menentukan hambatan kami dalam mendiagnosa dan
menangani mPPH secara efektif.
Inisiatif ini pada akhirnya mengarah pada perkembangan dari tiga protocol
sebagai bagian dari kebijakan penanganan PPH secara menyeluruh, yang dapat
diakses secara online dan gratis.13-15 The Obstetric Hemorrhage Algorithm (OHA)
telah membuat jalur klinis untuk penanganan PPH.13 Jalur ini menguraikan secara
rinci langkah-langkah penanganan tiga tahapan PPH, yang merupakan adaptasi
dari tahap syok hemoragik. Dalam buku The Document Obstetric Hemorrhage
Management: Team Member Roles and Responsibilities menjelaskan mengenai
berbagai personel yang diperlukan serta tanggungjawab spesifiknya terhadap
tingkat kehilangan darah.14 Protokol ketiga adalah Obstetric Massive Blood
Transfusion Protocol (OMBTP), yang diterapkan pada kasus dengan kehilangan
darah berat (1500 mL) dan perdarahan yang tidak terkontrol. Ketika diterapkan,
petugas medis serta laboratorium harus segera menyiapkan produk darah untuk
memfasilitasi transfusi darurat.15
Perkembangan pertama dan penerapan dari ketiga protocol ini sudah
berlangsung antara Januari 2012 hingga April 2014. Petugas pendidikan, termasuk
pendidikan berbasis simulasi, dimulai selama interval tersebut dan masih
berlangsung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efek dari peningkatan
kualitas dan pendidikan inistiatif dalam penanganan PPH, khususnya pada kasus
yang berkembang menjadi mPPH dan morbiditas terkait PPH dan mPPH pada
tempat penelitian.
Hasil Penelitian
Dari 256 kasus yang di identifikasi, 67 kasus dikeluarkan karena memiliki
penyebab alternaltif termasuk perdarahan prepartum dan PPH sebelum viabilitas.
Tinjauan terperinci dilakukan terhadap 189 kasus. 107 kasus merupakan mPPH
pada periode kontrol dan 82 kasus pada periode edukasi.
Dua kelompok penelitian tidak berbeda secara bermakna dalam demografi
pasien, faktor obstetric, parameter persalinan dan kelahiran dan etiologi PPH
(Tabel 1). Terdapat rata-rata durasi yang berbeda dari tahapan kedua dan ketiga
persalinan pada kelompok periode kontrol, namun rentang antar kuartil sama.
Karakteristik dasar tetap sama antara kelompok ketika dibagi oleh rentang EBL
(data tersedia berdasarkan permintaan). Jumlah persalinan tetap sama diantra
kelompok periode pendidikan. Tidak didapatkan perbedaan dalam tingkat
keparahan PPH antara kelompok periode kontrol dan pendidikan, ketika kejadian
mPPH dibagi lagi dengan rentang EBL (Tabel 2).
IRR untuk transfusi pRBC adalah 0.87 (95% CI 0.77-0.98) dan 0.84 (95%
CI 0.72-0.99) untuk transfusi FFP, serta terdapat penurunan transfuse pRBC
(13%) dan FFP (16%) selama periode pendidikan dibandingkan dengan periode
kontrol (Tabel 3). Tidak terdapat perubahan yang signifikan dari total jumlah
produk transfuse darah ataupun jumlah transfuse cryoprecipitate atau trombosit,
meskipun begitu ada kecenderungan menurun (Gambar 1).
Tabel 1. Karakteristik Dasar Kelompok Penelitian
Periode Kontrol (107) Periode Pendidikan (82)
Usia ibu saat melahirkan 34 (31-38) 34 (31-38)
IMT sebelum hamil 23 (20-24) 22 (20-26)
Hb terendah prepartum 117 (111-123) 115 (109-123)
[g/L]
Trombosit terendah 204 (167-239) 199 (156-242)
9
prepartum [x10 /L]
Etnis
Asia timur 55 (51.4) 29 (35.4)
Kaukasia 22 (20.6) 18 (22.0)
Aboriginal 5 (4.7) 6 (7.3)
Tidak diketahui 20 (18.7) 14 (17.1)
Lainnya b 5 (1.9) 15 (5.5)
Faktor Obstetrik
Paritas
0 51 (47.7) 48 (58.5)
1 35 (32.7) 27 (32.9)
2 21 (19.6) 7 (8.5)
Riwayat terminasi (2) 27 (25.2) 14 (17.1)
Riw. Persalinan caesar
0 81 (75.7) 69 (84.2)
1-2 25 (23.4) 12 (14.6)
3 1 (0.9) 1 (1.2)
Abnormalitas plasenta
Plasenta akreta 13 (11.9) 8 (9.8)
Plasenta previa 8 (7.3) 6 (7.3)
Jumlah Fetus
Singleton 96 (89.7) 73 (89.0)
Multiple 11 (10.3) 9 (11.0)
Preeklampsia 4 (3.7) 9 (11.0)
Faktor persalinan
Durasi persalinan(menit)
Stage 2 123 (20-192) 79 (31-183)
Stage 3 3 (2-7) 3 (1-6.3)
Induksi 24 (22) 24 (29.3)
Augmented 34 (31.2) 36 (43.9)
Durasi oksitosin (rata-rata) 6.5 10.4
Dosis oksitosin tertinggi 13 16
(unit/jam)
Model persalinan
Vaginal 34 (31.2) 24 (29.3)
Vacuum 14 (12.8) 5 (6.1)
Forceps 12 (11.0) 14 (17.1)
Caesar 47 (43.1) 39 (47.6)
Chorioamnionitis 6 (5.5) 6 (7.3)
Solusio plasenta 10 (9.2) 5 (6.1)
Etiologi mPPH
Atonus uterus 75 (68.8) 62 (75.6)
Retained plasenta 30 (27.5) 28 (34.2)
Plasenta previa 8 (7.3) 5 (6.1)
Solusio plasenta 6 (5.5) 5 (6.1)
Laserasi ekstensif 24 (22.0) 18 (22.0)
Koagulopati 6 (5.5) 4 (4.9)
Lebih dari satu penyebab 53 (48.6) 40 (48.8)
diatas
Terdapat penurunan yang signifikan dari 58 menit (95% CI -106 hingga -9)
dari diagnosis PPH ke inisiasi transfusi FFP pada periode pendidikan
dibandingkan dengan periode kontrol (Tabel 4). Sedangkan didapatkan tren yang
tidak signifikan terhadap penurunan waktu awal transfusi pRBC, trombosit dan
cryoprecipitate (Gambar 2). Pada tahun 2015, semua intervensi kritis yang
diperlukan dimulai dalam waktu rata-rata kurang dari 100 menit.
Tidak didapatkan perubahan yang signifikan pada jumlah wanita dengan
mPPH yang membutuhkan transfer ke ICU ataupun membutuhkan histerektomi
(Tabel 2).
Tabel 2. Tren Tahunan mPPH dan Morbiditas Major yang terkait
Kelompok Periode Kontrol
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah total 7589 7385 6956 6921 6719 6694
persalinan
Kasus mPPH 21 16 17 14 24 15
EBL (mL)
1500-2500 9 (42.9) 9 (56.2) 4 (23.5) 7 (50) 15 (62.5) 7 (46.7)
2500-5000 8 (38.1) 6 (37.5) 12 (70.6) 5 (35.7) 9 (37.5) 5 (33.3)
>5000 4 (19.0) 1 (6.3) 1 (5.9) 2 (14.3) 0 3 (20.0)
mPPH dengan morbiditas mayor
ICU 3 (14.3) 2(12.5) 5 (29.4) 4 (28.6) 4 (16.7) 4 (26.7)
Histerektomi 4 (19.0) 1 (6.3) 5 (29.4) 5 (35.7) 2 (8.3) 4 (27.7)
Kelompok Periode Pendidikan b
P Value
2012 2013 2014 2015
Jumlah total 7164 6743 7125 6858 0.89
persalinan
Kasus mPPH 22 21 22 17 0.26
EBL (mL)
1500-2500 13 (59.1) 3 (14.3) 7 (31.8) 3 (17.6) 0.47
2500-5000 6 (27.3) 13 (61.9) 13 (59.1) 13 (76.5) 0.09
>5000 3 (13.6) 5 (23.8) 2 (9.1) 1 (5.9) 0.39
mPPH dengan morbiditas mayor
ICU 3 (13.6) 4 (19.0) 4 (18.2) 1 (5.9) 0.41
Histerektomi 2 (9.1) 3 (14.3) 4 (18.2) 2 (11.8) 0.44
Tabel 3. Rasio Tingkat Insiden untuk Jumlah Transfusi antara Kelompok Periode
Kontrol dan Pendidikan, disesuaikan dengan Jumlah Tahunan mPPH
Tipe Transfusi IRR 95% CI
pRBC 0.87* 0.77-0.98
FFP 0.84* 0.72-0.99
a 0.77 0.53-1.13
Cryoprecipitate
Trombosit 0.99 0.67-1.45
a
Setiap transfusi Cryoprecipitate sama dengan lima unit gabungan
*Perbedaan signifikan secara statistic
Tabel 4. Perbedaan Rata-rata Waktu antara Diagnosis mPPH dan Inisiasi Intervensi
Kritis pada Kelompok Kontrol dibandingkan dengan Kelompok Pendidikan
Intervensi Kritis Perbedaan Rerata Waktu 95% CI
(menit)
pRBC -28 -79 hingga 23
FFP -58 -106 hingga -9*
Cryoprecipitate -41 -130 hingga 48
Trombosit -11 -104 hingga 83
CBC 0 -23 hingga 23
a
Interval waktu negative yang berarti intervensi dimulai lebih cepat pada kelompok
pendidikan
*Signifikan secara statistic
Gambar 1.
Tren tahunan merupakan jumlah
transfusi pasien mPPH pada
kelompok periode kontrol dan
periode pendidikan. Terdapat
kecenderungan penurunan jumlah
transfusi pasien mPPH pada
kelompok periode pendidikan.
Setiap transfusi Cryoprecipitate
sama dengan lima unit gabungan.
Gambar 2. Tren tahunan
dalam interval rata-rata waktu
dalam hitungan menit antara
diagnosis mPPH dan CBC
pertama serta unit trasnfusi
pertama seperti pRBC, FFP,
trombosit dan Cryoprecipitate.
Terdapat kecenderungan untuk
interval latensi yang lebih
pendek antara diagnosis dan
intervensi selama periode
a
pendidikan. Setiap transfusi
Cryoprecipitate sama dengan
lima unit gabungan.
Diskusi
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan efek dari peningkatan
kualitas dan inisiatif pendidikan dalam penanganan PPH, khususnya pada kasus
yang berkembang menjadi mPPH, dan morbiditas terkait PPH dan mPPH pada
tempat penelitian. Inisiatif ini ditemukan berhasil mencapai pengurangan transfusi
pRBC secara signifikan. Selain itu, penelitian ini juga mengamati pengurangan
transfusi FFP, dan inisiasi dari intervensi tersebut terjadi lebih awal secara
signifikan (pengurangan median 58 menit).
Para penulis berspekulasi bahwa efek dari inisiatif pendidikan terhadap
jumlah transfusi disebabkan oleh deteksi awal PPH, kejelasan peran dan arah
tujuan dari penanganan mPPH. Resusitasi awal hemodinamik, tercermin dalam
tren periode latensi yang lebih pendek yang dapat menyebabkan penurunan
penggunaan produk darah secara keseluruhan.
Beberapa kesenjangan pengetahuan dan ancaman keselamatan di
identifikasikan selama peninjauan awal insiden kritis yang merupakan dasar untuk
perkembangan protokol dan inisiasi peningkatan kualitas rumah sakit. Ancaman
keselamatan laten tambahan juga di identifikasi melalui simulasi in-situ high-
fidelity, yang menghasilkan perubahan protokol lebih lanjut.
morbiditas yang terkait dengan PPH dapat dicegah melalui deteksi dini dan
Kontribusi Penulis
CCS berkontribusi dalam pengumpulan dan interpretasi data. FP berkontribusi
dalam interpretasi data. AH berkontribusi dalam pengumpulan data. JAH dan NM
berkontribusi dalam interpretasi serta analisis data. Semua penulis berkontribusi
dalam pembuatan konsep dan desain penelitian serta dalam penulisan dan revisi
naskah.
Konflik Kepentingan
Penulis tidak memiliki konflik kepentingan.