Anda di halaman 1dari 14

NAMA : SEPTIA AM.

S ABDULLAH

NIM : 4314 17 016

KELAS : B – PENDIDIKAN BIOLOGI

TUGAS 1

1. Bagaimana Evolusi alam semesta dari pandangan molekluler ?


Jawab :
Dari awal 1960an, biologi molekuler makin dipandang sebagai ancaman
untuk inti tradisional biologi evolusi. Menghimpun para pakar biologi evolusi
terutama Ernst Mayr, Theodosius Dobzhansky, dan George Gaylord Simpson,
tiga arsitek dari sintesis modern sangat skeptis terhadap kesepakatan
molekuler, khususnya saat ini dihubungkan (atau dipadukan) dengan seleksi
alam. Hipotesis jam molekuler dan teori netral sangatlah kontroversial,
menimbulkan debat netralis-seleksionis atas pengaruh relatif dari mutasi,
pergerakan dan seleksi, yang berlanjut sampai 1980an tanpa kesepakatan
yang jelas
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses
utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi
ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup
dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat
diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar
populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual,
kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang
dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam
suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan
hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi
organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat
yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi
sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi
terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus

1
menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik
(Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan
genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika
suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam
kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang
substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan
menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara
organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa
semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui
proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi
yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan
menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil
dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan
para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari
waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap
tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the
Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi
alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi
dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin
digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi
modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme
evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong
riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal
ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan
secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin,
namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles.
Namun, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang
telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini,
teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh
mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa
evolusi
Evolusi organisme terjadi melalui perubahan pada sifat-sifat yang
terwariskan. Warna mata pada manusia, sebagai contohnya, merupakan sifat-
sifat yang terwariskan ini. Sifat terwariskan dikontrol oleh gen dan
keseluruhan gen dalam suatu genom organisme disebut sebagai genotipe.

2
Keseluruhan sifat-sifat yang terpantau pada perilaku dan struktur
organisme disebut sebagai fenotipe. Sifat-sifat ini berasal dari interaksi
genotipe dengan lingkungan. Oleh karena itu, tidak setiap aspek fenotipe
organisme diwariskan. Kulit berwarna gelap yang dihasilkan dari penjemuran
matahari berasal dari interaksi antara genotipe seseorang dengan cahaya
matahari; sehingga warna kulit gelap ini tidak akan diwarisi ke keturunan
orang tersebut. Walaupun begitu, manusia memiliki respon yang berbeda
terhadap cahaya matahari, dan ini diakibatkan oleh perbedaan pada
genotipenya. Contohnya adalah individu dengan sifat albino yang kulitnya
tidak akan menggelap dan sangat sensitif terhadap sengatan matahari.
Sifat-sifat terwariskan diwariskan antar generasi via DNA, sebuah molekul
yang dapat menyimpan informasi genetika. DNA merupakan sebuah polimer
yang terdiri dari empat jenis basa nukleotida. Urutan basa pada molekul DNA
tertentu menentukan informasi genetika. Bagian molekul DNA yang
menentukan sebuah satuan fungsional disebut gen; gen yang berbeda
mempunyai urutan basa yang berbeda. Dalam sel, unting DNA yang panjang
berasosiasi dengan protein, membentuk struktur padat yang disebut
kromosom. Lokasi spesifik pada sebuah kromosom dikenal sebagai lokus. Jika
urutan DNA pada sebuah lokus bervariasi antar individu, bentuk berbeda
pada urutan ini disebut sebagai alel. Urutan DNA dapat berubah melalui
mutasi, menghasilkan alel yang baru. Jika mutasi terjadi pada gen, alel yang
baru dapat memengaruhi sifat individu yang dikontrol oleh gen,
menyebabkan perubahan fenotipe organisme. Walaupun demikian, manakala
contoh ini menunjukkan bagaimana alel dan sifat bekerja pada beberapa
kasus, kebanyakan sifat lebih kompleks dan dikontrol oleh interaksi banyak
gen
2. Evolusi dari asam nukleat sampai terbentuknya organisme organik !
Jawab :
Bagaimana kehidupan dimulai? Dari mana asalnya kehidupan pertama di
muka bumi? Tahun 1920, dua ilmuwan (A.I Oparin dan J.B.S Haldane) yang
bekerja secara terpisah berhipotesis bahwa laut yang baru terbentuk
mengandung molekul sederhana yang berlimpah. Molekul-molekul sederhana
tersebut selanjutnya membentuk molekul yang lebih kompleks. Mereka pun
berpendapat bahwa atmosfer bumi primitif terbentuk dari gas-gas nitrogen
(N2), uap air (H20), metan CH4), gas hidrogen (H2), karbon monoksida (CO),
dan amonia (NH3). Molekul-molekul yang ada di atmosfer tersebut selanjutnya
akan bereaksi satu sama lain dengan bantuan sinar matahari dan kilatan petir
membentuk molekul-molekul organik sederhana. Saat itu, oksigen di atmosfer
belum terbentuk. Kalau ada oksigen, tidak mungkin terbentuk senyawa
organik sederhana secara spontan. Mengapa? Karena, oksigen sangat reaktif

3
dan dapat memutus ikatan kimia yang baru terbentuk. Laut di permukaan
bumi saat itu juga belum terbentuk karena permukaan bumi yang panas
menyebabkan setiap tetes air yang turun ke bumi akan menguap kembali.
Sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, permukaan bumi mulai mendingin dan
lautan pun mulai terbentuk.
Halold Urey dan muridnya Stanley Miller (1953) membuktikan hipotesis
Oparin and Haldane dengan membuat percobaan yang meniru atmosfer bumi
primitif dengan mencampurkan gas-gas, seperti metan, amonia, uap air, dan
hidrogen dalam alat yang ia rancang

4
Itu baru mengenai pembentukan molekul penyusun tubuh makhluk hidup.
Kalau ternyata terjawab bagaimana terbentuknya molekul-molekul kompleks
penyusun seluruh tubuh makhluk hidup,
Radiasi ultraviolet matahari dan pelepasan listrik (lightning-discharge)
menyebabkan gas dalam atmosfer purba bereaksi, sehingga terbentuklah
senyawa organik sederhana. Senyawa ini larut dalam laut purba dan terus
bereaksi, membentuk apa yang dikenal dengan “sup purba”. Sup ini
mengandung asam amino, gula, dan basa asam nukleat serta molekul-molekul
lain yang tersintesis secara acak. Reaksi lanjutan membentuk polimer, yang
akan berasosiasi membentuk globulus. Dari globulus inilah sel primitif akan
terbentuk. Teori asal kehidupan diatas diusulkan oleh ahli biokimia dari Rusia
bernama Alexander Oparin pada tahun 1920an. Charles Darwin sendiri
pernah mengusulkan bahwa kehidupan mungkin berasal dari genangan air
hangat yang terdiri dari ammonia dan unsur kimia penting lainya. Akan tetapi
Oparinlah yang menjelaskan langkah yang diperlukan dan poin terpenting
dalam proses tersebut, yaitu bahwa kehidupan berevolusi sebelum terdapat
oksigen di udara. Karena Oksigen bersifat sangat reaktif, ia akan bereaksi
dengan molekul prekusor yang terbentuk di atmosfer, dan mengoksidasi
molekul-molekul tersebut kembali menjadi CO2 dan H2O.
Informasi biologis disalurkan melalui polimerisasi template specific
(cetakan spesifik) dari nukleotida. Gabungan dari polifosfat, purin, dan
pirimidin akan menghasilkan rantai asam nukleat acak jika ribose dan
deoksiribosa diikutkan dalam reaksi. Satu permasalahan yang belum dapat
dipecahkan adalah bahwa kehidupan menggunakan asam nukleat ikatan 3‟,5‟
sedangkan sintesis purba menghasilkan molekul RNA dengan ikatan yang
bervariasi, yang kebanyakan adalah 2‟,5‟. Sebaliknya deoksiribosa tidak
memiliki 2‟-OH sehingga tidak dapat meberi ikatan 2‟,5‟. Walaupun begitu,
RNA dianggap menyediakan molekul informational pertama, sedangkan DNA
akan terbentuk setelahnya, yang dirancang untuk menyimpan informasi dalam
bentuk yang lebih akurat dan stabil. Ketika template RNA di-inkubasikan
dengan campuran nukleotida yang ditambahkan pengkondensasi purba,
maka potongan RNA complementer akan tersintesis. Reaksi non-enzimatis ini
dikatalis oleh ion timah, dengan tarif kesalahan sekitar 1 basa yang salah
dalam setiap 10 basa yang terbentuk. Dengan menggunakan ion seng (Zn),
terjadi kemajuan dalam reaksi, dimana panjang molekulnya dapat mencapai
40 basa, dengan taraf kesalahan sekitar satu dalam 200. Semua RNA dan DNA
polymerase modern mengandung Zn. Jika ikatan template RNA 3‟,5‟
digunakan , sekitar 75% RNA yang terbentuk mempunyai ikatan 3‟,5‟.

5
3. Jam molekuler untuk melakukan uji kesamaan mahluk hidup ditingkat antar
spesies !
Jawab :
Jam molekuler (berdasarkan hipotesis jam molekuler) merupakan sebuah
teknologi yang menggunakan kendala fosil molekul dan tingkat perubahan
molekuler untuk menyimpulkan waktu dalam sejarah geologi ketika dua atau
lebih spesies taksa berbeda. Hal ini digunakan untuk memperkirakan waktu
terjadinya peristiwa yang disebut spesiasi atau radiasi. data molekuler yang
digunakan untuk menghitung urutan biasa nukleotida DNA atau sekuens asam
amino untuk protein. Kadang-kadang disebut gen jam atau clock evolusi.
Early discovery and genetic equidistance
Fenomena genetik equidistance pertama kali dijelaskan pada 1963 oleh E.
Margoliash, yang menulis: "Tampaknya bahwa jumlah perbedaan residu
antara C sitokrom dari dua spesies ini kebanyakan dikondisikan oleh waktu
yang telah berlalu sejak evolusi menuju dua spesies awalnya menyimpang.
Jika ini benar, c sitokrom dari semua mamalia harus sama-sama berbeda dari
sitokrom c dari semua burung. Karena ikan menyimpang dari batang utama
evolusi vertebrata awal dari baik burung atau mamalia, c sitokrom dari kedua
mamalia dan burung harus sama-sama berbeda dari sitokrom c ikan.
Demikian pula, semua sitokrom c vertebrata harus sama-sama berbeda dari
protein ragi. Misalnya, perbedaan antara c sitokrom dari ikan dan katak,
penyu, ayam, kelinci dan kuda adalah% 13 sampai 14 sangat stabil. Demikian
pula, perbedaan antara sitokrom c bakteri dan ragi, gandum, ngengat, tuna,
merpati dan kuda berkisar dari 64% menjadi 69%. Dengan karya Emile
Zuckerkandl dan Linus Pauling, equidistance genetik secara langsung
mengarah pada postulasi dari asumsi formal jam molekuler pada tahun 1960
genetika Contour telah sering digunakan untuk menurunkan sebagai
pemisahan banyak waktu. adik spesies dari kelompok luar yang berbeda.
4. Jam molekuler untuk melakukan uji kesamaan intra spesies !
Jawab :
Non-constant rate of molecular clock
Selain untuk menilai variasi tersebut dengan posisi genomik, sejak awal
1990-an, variasi antara taksa telah terbukti lahan subur untuk penelitian juga,
bahkan selama periode yang relatif singkat evolusi waktu (misalnya
mockingbird). Tube-burung laut berhidung memiliki jam molekuler yang
berjalan setengah kecepatan rata-rata burung lain, mungkin karena generasi
kali panjang, dan kura-kura memiliki jam molekuler banyak berjalan pada
seperdelapan kecepatan pada mamalia kecil atau bahkan memperlambat,
Pengaruh ukuran populasi kecil juga cenderung membingungkan analisis jam
molekuler, cheetah, misalnya, setelah melewati hambatan populasi paling

6
sedikit 2, tidak bisa cukup menyelidiki model yang didasarkan pada jam
molekuler sendiri. peneliti seperti Ayala ditantang lebih mendasar, asumsi
jam molekuler. Menurut penelitian pada tahun 1999 Ayala, 5 faktor
menggabungkan untuk membatasi penerapan model jam molekuler:
 Perubahan generasi (jika tingkat mutasi baru setidaknya sebagian
tergantung pada jumlah generasi daripada tahun)
 ukuran populasi (drift genetik lebih kuat dalam populasi kecil, dan
dengan demikian kebanyakan mutasi sebenarnya netral)
 perbedaan spesifik (karena perbedaan metabolisme, ekologi, sejarah ,...)
evolusi
 berubah tergantung pada protein dipelajari (bisa dihindari dengan urutan
berkaitan erat spesies dengan menggunakan 'non-coding DNA atau
berfokus pada mutasi diam) perubahan
 dalam intensitas seleksi alam
Uses
Teknik jam molekuler adalah alat penting dalam sistematika molekuler,
penggunaan informasi genetik molekuler untuk menentukan klasifikasi ilmiah
yang benar organisme atau untuk studi variasi kekuatan selektif. Tingkat
Pengetahuan tentang-konstan evolusi molekuler di set tertentu garis keturunan
juga memfasilitasi pembentukan peristiwa tanggal filogenetik, termasuk yang
tidak didokumentasikan oleh fosil, seperti taksa yang berbeda dari kehidupan
dan pembentukan pohon filogenetik. Namun dalam kasus-kasus ini - terutama
untuk membentang panjang - KIA keterbatasan (di atas) harus
dipertimbangkan, perkiraan mungkin tidak aktif sebesar 50% atau lebih.

7
TUGAS 2

1. Jelaskan manfaat pendekatan molekuler untuk mengungkap evolusi !


Jawab :
Biologi molekuler berhasil mengungkap adanya fakta bahwa sebagian
besar molekul DNA ini disebut intron , isinya adalah merupakan hasil mutasi
atau perubahan urutan basa nukleotida DNA yang mencerminkan sisa/jejak
kehidupan masa lalu. Banyak pihak menyebut molekul DNA ini sebagai
molekul fosil yang sangat layak untuk menelusuri jejak sejarah menggantikan
fosil hewan yang seringkali tidak lengkap atau menimbulkan kontroversi.

Adapun Manfaat yang dapat kita ketahui adalah.


1. Pemahaman tentang struktur genom dari masa ke masa
2. Para ilmuan dapat mempelajari seluruh perangkat gen beserta interaksinya
3. Dapat mengetahui proses perubahan genom dari segi struktur, urutan dan
ukuran dari waktu ke waktu
2. Jelaskan makna pohon evolusi mahluk hidup berdasarkan pendekatan
molekuler !
Jawab :
Filogenetika molekuler adalah cabang dari filogeni yang menganalisis
perubahan molekul genetika yang dapat diturunkan terutama dalam urutan
DNA untuk mendapatkan informasi tentang hubungan evolusi organisme. Dari
analisis ini proses dimana keanekaragaman diantara spesies telah tercapai
dapat ditentukan. Pohon filogenetik adalah salah satu aspek sistematika
molekuler istilah yang lebih luas yang juga termasuk penggunaan data
molekuler dalam taksonomi dan biogeografi. Filogenetik molekuler membuat
kesimpulan dari hubungan dari hubungan evolusi yang timbul dari evolusi
molekuler dan menghasilkan konstruksi pohon filogenetik.

8
3. Jelaskan hubungan kekerabatan mahluk hidup dengan menggunakan penanda
protein atau hemoglobin !
Jawab :
Protein merupakan penyusun utama sel organisme. Protein merupakan
kumpulan asam amino yang saling berpolimerisasi. Setelah terjadi
polimerisasi, modifikasi seperti ikatan peptida, interaksi hidrofobik, ikatan
sulfida dan pembentukan kantung terbentuk. Oleh karena itu, setiap
organisme memiliki proteinnya masing- masing.
Protein berperan bukan hanya secara struktural sel, namun juga sebagai
katalis (enzim), pertahanan (immunoglobulin), transpor (hemoglobin-
mioglobin) dan signaling dalam maupun antar sel. DNA merupakan
kepanjangan dari Deoxyribonucleic Acid. Asam ini merupakan informasi
genetik utama pada organisme. DNA terdapat dalam inti sel maupun luar inti
(plasmid, mitokondria dan kloroplas). DNA tersusun atas fosfat, gula
deoxiribosa dan basa nitrogen. Setiap organisme memiliki perbedaan urutan
basa nitrogen. Oleh karena itu urutan DNA nya berbeda. Berdasarkan
perbedaan struktur protein dan DNA, maka kekerabatan antar organisme
dapat ditentukan. Penentuan ini menghasilkan pohon filogenetik. Selain itu,
protein dan DNA dapat dianalisis untuk menentukan sifat- sifat yang diperoleh
secara keturunan. Dengan menganalisis protein dan DNA kita dapat
memperoleh informasi regulasi metabolisme suatu organisme meskipun kita
tidak memperoleh organisme tersebut secara utuh. Analisis ini dapat
berlangsung secara Wet Lab (Lab Basah) dan Dry Lab (Lab kering). Secara wet
lab, DNA dan protein dianalisis dengan perlakuan reagen kimiawi. Beberapa
contoh analisis DNA secara wet lab adalah PCR (Polymerase Chain Reaction),
DNA sequencing dan Electrophoresis Agarose. Reaksi PCR merupakan reaksi

9
penggandaan DNA dengan panas. DNA sequencing merupakan pengurutan
DNA. Agarose Electrophoresis merupakan analisis molekul DNA dengan
berat. Dengan berbagai berat dan muatan, molekul DNA akan bergerak ke
posisinya masing- masing dalam gel. Ketiga teknik ini berguna untuk
mengetahui keturunan, penyakit genetis, bakteri dan virus pencemar dalam
makanan, pemeriksaan klinis, pemalsuan bahan makanan (beras basmati
atau?), dan kekerabatan hewan liar. Analisis protein secara wet lab dapat
dilakukan dengan cara Protein sequencing, Mass Spectro, Polyacrilamide
Electrophoresis. Ketiga teknik ini masing- masing dapat mengurutkan, melihat
struktur dan berat protein. Ketiga teknik ini berguna untuk analisis enzim
pangan yang bakterinya masih sulit diisolasi. Teknik- teknik ini sangat
berguna untuk diterapkan di Indonesia, karena bakteri sumber air panas
sangat berpotensi dalam enzim pangan. Selain itu, ketiga teknik ini digunakan
untuk juga meneliti penyakit genetis pada manusia. Contohnya, anemia sel
sabit, mutasi pada parasit dan kekurangan enzim. Secara dry lab, baik analisis
DNA dan Protein tidak menggunakan sampel. Analisis dry lab hanya
menggunakan software bioinformatika. Software bioinformatika terhubung
dengan database Protein dan DNA di internet. Setiap protein dan DNA
tersebut memiliki kode dan profilnya. Oleh karena itu, kita bisa melakukan
analisis prediksi sebelum melakukan eksperimen pada sampel. Contohnya,
protein dan DNA harus diprediksi sebelum pembuatan vaksin.

10
TUGAS 3

1. Bagaimana pandangan tentang asal usul manusia menurut Darwin


Jawab:
Darwin mengajukan gagasan bahwa banyak spesies dibumi merupakan
turunan dari spesies nenek moyang yang berbeda dari spesies yang ada saat
ini.
Beberapa gagasan yang dikemukakan oleh Darwin:
 Seleksi yang ada sekarang adalah turunan dari spesies-spesies
sebelumnya.
 Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi
Seleksi alam merupakan gagasan murni dari Darwin.
2. Jelaskan asal manusia pertama dimuka bumi berdasarkan temuan tingkat
molekuler?
Jawab:
Sekelompok ilmuan yang terlibat dalam penelitian genetik menyimpulkan
bukti baru soal keberadaan manusi pertama di dunia. Nenek moyang manusia
menurut para ilmuan hidup sekitar 250 ribu tahun lalu, atau sekitar 100 ribu
tahun lalu lebih cepat dari hasil penelitian sebelumnya.
Temuan yang disebut “genetik adam” ini juga mengungkap seberapa
besar evolusi manusia sejak ribuan tahun lalu. Selain ‘genetik adam’ ilmuan
tersebut juga menemukan bukti keberadaan ‘genetik hawa’ yang diyakini
hidup secara bersamaan yakni sekitar 200 ribu tahun silam.
Temuan soal ‘genetik adam’ ini terkuak setelah peneliti membandingkan
kromosom Y dari 753 pria Islandia yang dikelompokkan menjadi 274 garis
keturunan paternal. Para penelti kemudan menggunakan metode ‘jam
molekuler’ untuk menentukan umur manusia pertama didunia.
3. Jelaskan tentang kesamaan manusia berdasarkan analisis DNA dibandingkan
dengan spesies lain ternyata yang paling dekat dengan simpanse. Bagaimana
analisis tentang temuan ini?
Jawab:
Ahli Biologi mengamati kemiripan organisme pada tingkat molekuler
semua bentuk kehidupan menggunakan bahasa genetika yang sama, yakni
DNA dan RNA, dan kode genetik tersebut pada dasarnya bersifat universal.
Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa semua spesies merupakan
keturunan dari nenek moyang bersama yang menggunakan kode ini. Namun
homologi molekuler lebih dari sekedar kode yang sama.
Sekuen genom dari dua spesies yang berkerabat dekat mungkin di organisasi
secara mirip karena divergensi keduanya yang relativ baru. Contohnya adalah
komposisi keseluruhan dari genom manusia dan simpanse yang diperkirakan baru

11
berdivergensi sekitar 6 juta tahun yang lalu, mengungkapkan sejumlah perbedaan
umum. Ditilik darisubtitusi basa tunggal, kedua genom hanya berbeda 1,2 %.
Akan tetapi, ketika para peneliti mempelajari rentangan DNA yang lebih panjang,
mereka terkejut karena menemukan perbedaan sebesar 2,7% akibat insersi atau
delesi pada wilayah-wilayah yang lebih besar dalam genom manusia atau
simpanse. Banyak insersi merupakan duplikasiatau DNA repetitif lainnya. Bahkan
sepertiga dari duplikasi manusia tidak ditemukanpada genom simpanse, dan
sebagian duplikasi ini mengandung wilayah-wilayah yangberkaitan dengan
berbagai penyakit manusia. Ada lebih banyak unsur dalam genom manusia
dibandingkan dengan simpanse, dan genom simpanse mengandung banyak salinan
provirus retroviral yang tidak ditemukan pada manusia, semua hasil pengamatan
ini memberikan petunjuk tentang hal-hal yang mungkin dialami oleh kedua genom
pada jalur yang berbeda-beda (Campbell, et al, 2008).
4. Apa arti pohon evolusi mahluk hidup berdasarkan analisis DNA?
Jawab:
Karakter morfologi telah lama digunakan dalam banyak penelitian
filogenetika. Dengan pesatnya perkembangan teknik-teknik di dalam biologi
molekuler, seperti PCR (polymerase chain reaction) dan sikuensing DNA,
penggunaan sikuen DNA dalam penelitian filogenetika telah meningkat pesat
dan telah dilakukan pada semua tingkatan taksonomi, misalnya famili, marga,
dan species.
Filogenetika molekuler mengkombinasikan teknik biologi molekuler
dengan statistik untuk merekonstruksi hubungan filogenetika. Pemikiran dasar
penggunaan sikuen DNA dalam studi filogenetika adalah bahwa terjadi
perubahan basa nukleotida menurut waktu, sehingga akan dapat diperkirakan
kecepatan evolusi yang terjadi dan akan dapat direkonstruksi hubungan
evolusi antara satu kelompok organisme dengan yang lainnya.
Beberapa alasan mengapa digunakan sikuen DNA: (1) DNA merupakan
unit dasar informasi yang mengkode organisme; (2) relatif lebih mudah untuk
mengekstrak dan menggabungkan informasi mengenai proses evolusi suatu
kelompok organisme, sehingga mudah untuk dianalisis; (3) peristiwa evolusi
secara komparatif mudah untuk dibuat model; dan (4) menghasilkan informasi
yang banyak dan beragam, dengan demikian akan ada banyak bukti tentang
kebenaran suatu hubungan filogenetika.
Sikuen DNA telah menarik perhatian para praktisi taksonomi dunia untuk
dijadikan karakter dalam penelitian filogenetika karena beberapa fakta.
Pertama, sikuen DNA menawarkan data yang akurat melalui pengujian
homologi yang lebih baik terhadap karakter-karakter yang ada. Kedua, sikuen
DNA menyediakan banyak character states karena perbedaan laju perubahan

12
basa basa nukleotida di dalam lokus yang berbeda adalah besar. Dan ketiga,
sikuen DNA telah terbukti menghasilkan sebuah hubungan kekerabatan yang
lebih alami (natural). Sumber karakter DNA dapat diperoleh dari inti (nDNA),
kloroplas (cpDNA), dan mitokondria (mtDNA). Tabel 1 memuat beberapa
sistem gen dan genom yang telah digunakan dalam penelitian filogenetika
molekuler.
5. Bagaimana kesimpulan tentang asal usul manusia berdasarkan penanda
analisis genetik DNA?
Penemuan struktur DNA membuat para ahli dapat memecahkan rahasia
evolusi. Dari struktur DNA para peneliti bukan hanya dapat mengikuti
mekanisme evolusi, melainkan juga mengetahui bagaimana organisme
berubah tampilannya.

Hannah Devlin koresponden sains dari Guardian menuliskan berita


tentang jejak DNA tertua di dunia. Ilmuan menemukan petunjuk bahwa gen
dalam penduduk asli Papua New Guinea dan Australia memiliki rantai jejak
DNA yang berusia 50.000 tahun lalu. Jejak ini membuat orang Papua New
Guinea dan Suku Aborigin sebagai keturunan langsung dari manusia tertua di
dunia yang masih hidup saat ini.
Para peneliti dan ilmuan biologi mampu menemukan jejak antara manusia
purba yang ada dalam DNA itu. Manusia yang ada di Papua New Guinea dan
Aborigin di Australia merupakan manusia pertama yang melakukan
pengembaraan melintasi laut saat zaman pra sejarah. Ini berarti persebaran
manusia dari 50.000 tahun lalu bisa dipetakan dan menjawab mengapa
manusia modern saat ini bisa berkembang dengan beragam.
penelitian tentang DNA penting bagi para ilmuan karena menjelaskan
bahwa manusia purba telah mengembangkan komunikasi. Perpindahan
manusia purba biasanya sekadar didasari insting untuk mencari tempat
tinggal baru. Namun, mereka jauh merantau atau bahkan pergi melintasi laut
artinya ada usaha pertukaran pemikiran, persiapan, dan juga interaksi dengan
kelompok manusia purba lain. Ini punya imbas pada beragamnya bahasa dan
juga perilaku.

13
14

Anda mungkin juga menyukai