Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN

ORIENTASI TIM PENDAMPING KABUPATEN PENGEMBANGAN


DALAM PENYELAMATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019

I. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-


2019 menetapkan 3 (tiga) indicator utama bidang kesehatan yang diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang status kesehatan masyarakat secara menyeluruh
yaitu Angka Kesakitan, Angka Kematian ( AKI, AKB, kekurangan Gizi dan Stunting),
serta Angka Kecacatan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Angka
Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 346/100.000 kelahiran hidup dimana
target RPJMN tahun 2019 sebesar 306/100.000 kelahiran hidup. Hasil sensus
penduduk tahun 2010, 90% kematian ibu terjadi pada saat persalinan dan segera
setelah melahirkan dengan tiga penyebab utama adalah hipertensi pada kehamilan
(32%), komplikasi puerperium (31%), perdarahan post partum (20%). Sedangkan
proporsi kematian bayi terbesar pada umur 0 – 6 hari menurut riset kesehatan dasar
(RISKESDAS) pada kasus gangguan/ kelainan pernafasan (35%), prematuritas
32,4%, dan sepsis 12%. Untuk bayi umur 7 – 28 hari penyebab kematian karena
sepsis (20,55), malformasi kongenital (18,1%), dan pneumonia (15,4%).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat berdasarkan hasil Survei Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2003 menunjukan sebesar 321,15 per 100.000 KH. Penyebab
langsung kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, pre-eklamsi dan eklamsi dan
infeksi dan penyebab lain-lain. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah
pendidikan ibu yang rendah, gizi yang dikonsumsi ibu kurang, ibu hamil terlalu muda
atau terlalu tua. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) berdasarkan hasil Survei
BPS tahun 2007 sebanyak 39/1.000 KH, dimana penyebab langsung kematian bayi
disebabkan oleh, asfiksia, BBLR, infeksi dan penyebab lain-lain.

Pada tahun 2018 Berdasarkan laporan yang tercatat di Provinsi Jawa Barat
terjadi peningkatan dari 695 kasus pada tahun 2017 menjadi 700 kasus pada tahun
2018. Berbeda dengan data kematian bayi terus mengalami penurunan dari 3.254. di
tahun 2017 menjadi 3083 pada tahun 2018. Periode kematian ibu 47% terjadi pada
saat post partum, 31% pada saat persalinan, dan 22% pada saat kehamilan.
Sedangkan periode kematian bayi masih pada masa neonatal yaitu sekitar 82%.
Walaupun sudah terjadi penurunan baik untuk kematian ibu maupun kematian bayi
namun masih jauh dari yang diharapankan untuk dapat mencapai target RPJMN
maupun SDGs jika tidak dilakukan intervensi yang tepat dan efektif. Sementara data
indikator output kinerja program kesehatan ibu dan neontus sudah di atas target
dimana K1; 104%, K4 ; 97, 02%, PN : 97,45&, PF : 94,18%, KF 3 : 96,52%, POK :
86,4%, KB Aktif : 73,24%, KN1: 104,7%, KN lengkap : 101,2%

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa cakupan pelayanan kesehatan ibu
dan neonatus sudah cukup baik, namun angka kematin ibu dan neonatus masih
belum turun sesuia dengan target yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan ibu dan neonatus yang diberikan masih belum berjalan dengan
baik, sehingga diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
neonatus di pelayanan kesehatan primer dan rujukan. Yang perlu diperhatikan dalam
standar pelayanan kesehatan ibu dan neonatus adalah bagaimana petugas
kesehatan melakukan deteksi dini dan tatalaksana terhadap komplikasi yang
dihadapi baik peyulit obstetrik maupun non obstetrik. Untuk itu perlu dilakukan
penguatan sistem pelayanan kesehatan primer untuk memperluas jangkauan
pelayanan kesehatan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tingginya angka


kematian ibu dan bayi serta masalah kesehatan di Jawa Barat, antara lain dengan
mendekatkan akses pelayanan kebidanan bagi setiap ibu yang membutuhkan pada
system pelayanan kesehatan primer melalui penempatan bidan di seluruh desa dan
pengebangan puskesmas mampu PONED,melakukan pelatihan secara berkala dan
meningkatkan pendidikan tenaga kesehatan (dr, Bidan dan Perawat) sehingga mutu
pelayanan kesehatan ibu dan anak dapat terstandarisasi dengan baik.

Disamping itu upaya lain yang dilakukan untuk akselerasi penurunan AKI
dan AKB di Jawa Barat adalah melakukan replikasi atau pengembangan program
penyekamatan ibu dan bayi baru lahir di 5 (lima) kabupaten prioritas lainnya, Jawa
Barat memiliki 10 (sepuluh) kabupaten prioritas dan sudah di intervensi oleh
Program EMAS sebanyak 5 (lima) kabupaten yang di mulai dari tahun 2012 – 2016
yaitu; Kabupaten Bandung, Cirebon (Fase I), Bogor, Karawang (Fase II) dan
Indramayu Fase ke III. Indramayu di intervensi pada tahun 2015 melalui kolaborasi
anggaran APBD I, APBD II dan Program EMAS. Replikasi dilakukan secara bertahap
bagi seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Barat dimana dalam pelaksanaan
pengembangan program penyelamatan ibu dan bayi baru lahir dianggarkan dari
anggaran APBD provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Tahun 2016 Provinsi Jawa Barat menindaklanjuti upaya-upaya yang telah


dilaksanakan oleh EMAS dengan melakukan replikasi di 5 kabupaten prioritas lainnya
yaitu Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya dan Majalengka dengan
nama Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru lahir melalui pendekatan
pendampingan. Hasil pendampingan kepada 5 (lima) kabupaten tersebut
menunjjukan hasil yang baik dengan tercapainya kinerja tatakelola layanan
kegawatdarurtan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Hampir 80% faskes yang memperoleh
intervensi telah menunjukkan capaian standar kinerja diatas 80% yang merupakan
ukuran standar minimal dari penilaian tatakelola klinis.

Dalam menjaga kualitas pendampingan dan menyediakan pelayanan


berkualita serta untuk menjamin keberlangsungan program/kegiatan penyelamatan
ibu dan bayi baru lahir maka kabupaten yangtelah dialkukan intervensi wajib
mengembangkan model pendampingan tersebut ke semua fasilitas kesehatan (PKM
dan RS) yang ada di wilayah kabupatennya. Agar terstandarnya pendampingan yang
akan dilakukan oleh kabupaten pengembangan maka dipandang perlu adanya
penyamaan persepsi yang diselenggarakan melalui orientasi tim pendamping bagi
kabupaten pengembangan program penyelamatan ibu dan bayi baru lahir. Tahun
2019 kegiaatn orientasi bagi tim pendamping di kabupaten pengembangan
dilaksanakan dengan sasaran Kabupaten Garut, Tasikmalaya dan Sukabumi.
II. Tujuan

a. Umum
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tim pendamping dalam
memfasilitasi pelaksanaan pendampingan program penyelamatan ibu dan bayi
baru lahir di kabupaten pengembangan untuk meningkatkan kualitas layanan
klinis dan system rujukan gawatdarurat maternal dan neonatal.

b. Khusus
1. Tersedianya tim pendamping yang memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam melakukan pendampingan
2. Pemantapan kapasitas individu dan lembaga dalam menyediakan pelayanan
kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas
3. Memahami dan mampu melakukan teknik fasilitasi dengan pendekatan
pendampingan
4. Mampu memfasilitasi terlaksananya rujukan yang efektif
5. Menyusun strategi dan membuat rencana kerja tim pendamping

III. Sasaran
Peserta pertemuan dari 5 (lima) kabupaten yaitu : Tasikmalaya, Garut dan
Sukabumi, Bandung dan Karawang yang berjumlah 70 (tujuh puluh) orang yang
yang terdiri dari ;

a. Peserta Kabupaten Pengembangan (terlampir)


1. Dinas Kesehatan : 3 orang
2. Rumah Sakit : 15 orang
3. Puskesmas : 36 orang

b. Peserta Kabupaten Pendamping (terlampir)


1. Peserta RSUD : 6 orang

c. Peserta LP Provinsi : 2 orang


1. Seksi Yankes Rujukan
2. Seksi Yankes Primer

d. Panitia : 4 orang

IV. Pelaksana
a. Pendamping Kabupaten Bandung dan Karawang
b. Konsultan EMAS
c. Pendaming Provinsi ; Tim Satgas Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
Provinsi Jawa Barat
1. Kabid Kesmas
2. Staf Kesga
3. Staf Yankes Rujukan
4. Staf Yankes Primer

V. Materi
a. Kebijakan Kesga Provinsi Jawa Barat
b. Gambaran umum orientasi tim pendamping
c. SLLO
d. Introduksi Pendampingan
e. Supervisi Fasilitatif
f. Penggunaan Buku register, analisa data , penggunaan data
g. Advokasi
h. Meningkatkan kualitas pelayanan
i. Latihan simulasi
j. Pengenalan instrumen dalam pendampingan
k. Latihan penggunaan matriks dan pembuatan presentasi
l. Melakukan pendampingan klinis
m. Memfasilitasi penyusunan RTL
n. Rekomendasi dan RTL

VI. Waktu dan Tempat Pertemuan


Waktu Pertemuan : Tanggal 18 – 20 Nopember 2019 (Jadwal terlampir)
Tempat Pertemuan : Hotel Novotel Bandung
Jalan Cihampelas No. 23 – 25 Bandung

VII.Narasumber
Narasumber terdiri dari :
a. Dinas Kesehatan Provinsi
b. Kabupaten Model (PKM dan RS)
c. Konsultan Program EMAS

VIII. Metodologi
a. CTJ
b. Diskusi interaktif
c. Demontrasi
d. Studi kasus
e. Praktek di model

IX. Luaran
a. Terlaksananya pertemuan orientasi tim pendamping kabupaten dalam
pendampingan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di tingkat provinsi
b. Kesepakatan dan RTL di 3 Kabupaten model
c. 1 dokumen laporan kegiatan penyelenggaraan pertemuan orientasi tim
pendamping kabupaten dalam pendampingan penyelamatan ibu dan bayi baru
lahir.

X. Biaya
Pelaksanaan kegiatan pertemuan orientasi tim pendamping kabupaten dalam
pendampingan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di tingkat provinsi bersumber
dari APBD Kegiatan Penyelamatan Ibu dan BBL Program Pelayanan Kesehatan
Tahun Anggaran 2019.

Bandung, 12 Nopember 2019


Plt. Kepala Seksi Kesga dan Gizi

Edi Sutardi, SKM, M.Kes


NIP 196410271989031004
DAFTAR PESERTA ORIENTASI TIM PENDAMPING KABUPATEN
DALAM PENDAMPINGAN PENYELAMATAN IBU DAN BAYI BARU
LAHIR
TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019

Peserta Kabupaten Model


NO KABUPATEN INSTITUSI NAMA
1 Bandung RSUD Majalaya Dr. Yuli
2 Dr. Indira, SpA
3 Dr. Triana, SpOG
4 Mila
5 Titin
6 PKM Dr. Melda
7 Tri Jeni, AM.Keb
8 Karawang RSUD Dr. Unggul,
SpOG(K)
9 Ning Nurul Safitri,
SST
10 Dedeh, SKP,. Ners
11 PKM Pangkalan Dr. Ahmad Rosikon
12 PKM Cikampek Wiwi

Peserta Kabupaten Pengembangan


NO KABUPATEN INSTITUSI NAMA
1 Kab. Rumah Sakit SMC Dr. Marte, Robiulsani,
Tasikmalaya Sp.A
2 Dr.H. Iman, M.MKes
3 Irma Rahayu, AM.Keb
4 Aan Handayani,
S.Kep.,Ners
5 Ingelda Soraya, AM.Keb
6 Dinas Kab. Tasik Mia Shofia, SST, SKM
7 PKM Rajapolah Dr. Asep Hermana
8 Annisa Samrotul,
Am.Keb
9 PKM Sukarame Dr. H.M. Dhama Widya P
10 Ai Irna Carliana, AM.Keb
11 PKM Sukaraja Dr.Yati Heryati
12 Cucu Cahyaningrum,
AM.Keb
13 PKM Sodong Hilir Dr. N Dewi Suryaningsih
14 Mia Purnamasari,
Am.Keb
15 PKM Manonjaya Dr. Anggi Dewi S
16 Rd. Siti Aminah, S.Tr.Keb
17 PKM Dr. LutfiNurzaman,
Karangnunggal M.Kes
18 Yeni Yuniar, S.ST
19 Kab. Garut RSUD dr. Slamet Dr. Heru
20 Dr. Dadan,SpOG (K)
21 Eti Rukmiati, SST
22 Sopiah, S.Kep
23 Noorkarmila, SST
24 Dinas Kab. Garut Erlin
25 PKM Cibatu Dr. Dini Adiyati
26 Bd Wari
27 PKM Tarogong Bd. Fauzia, SKM, MKes
28 PKM Siliwangi Dr. Edi
29 PKM Limbangan Dr. Leli Herlina
30 Bd. Mardiana
31 PKM Cilawu Dr. Ida Nilandari
32 Bd. Lies Ratna Asih, SST
33 PKM Cisurupan Dr. Sukma
34 Bd. Dede Supriatin, SST
35 PKM Cikajang Dr. Desi Mira Vitaloka
36 Bd. Aam Maryamah
37 Kab. Sukabumi RSUD Sekarwangi Dr. Pradjasa Handoko,
MARS
38 Dr. Hendrawan,SpOG
39 Dr. Dian Rahma Ekowati,
SpA
40 Mia Rahmawati, SKep.,
Ners
41 Triani, AM.Keb
42 Dinas Kesehatan Ani Koesniawati, AM.Keb
43 PKM Nagrak Dr.Agung
44 Bd. Fitri Suminar
45 Cikembar Dr. Ane Maryani
46 Bd. Lia Budiarti
ia Kalapanunggal Dr. Taupik Ismail
48 Bd. Rika Nia Dewi
49 Cicurug Dr. Bagus Jatiswara
50 Bd. Aan Mulyani
51 Cisaat Dr. Imas Hotimah
52 Bd. Rini Suryani
53 Cireunghas Dr. Ari Purnomo WA
54 Bd. Eti Tuti
JADWAL TENTATIF ORIENTASI TIM PENDAMPING KABUPATEN DALAM PENDAMPINGAN PENYELAMATAN
IBU DAN BAYI BARU LAHIR
TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2019

WAKTU KEGIATAN METODE RESOURCES NARASUMBER PIC

Hari ke 1, Tanggal 18 Nopember 2019

11.00 – Registrasi
13.00
13.00 – Pembukaan dan Arahan Kadis Prov Kabid Kesmas
14.00
14.00 – Kebijakan Kesehatan Keluarga CTJ Laptop + LCD Kabid Kesmas Kasi Kesga dan
15.30 Gizi
15.0 – Gambaran Umum Orientasi TOP and Think
16.00 - Perkenalan Peserta Pair and Share Flip Chart Ketua Tim TIM Fasilitator
- Kontrak Belajar Fasilitator
16.00 – Coffee Break
16.15
16.15 – Strategic Leadership dan Diskusi Presentasi dan Fasilitator TIM Fasilitator
18.00 Learning Organization Interaktif diskusi interaktif
Refreshing bahan ppt
Laptop + LCD
18.00 – ISHOMA
19.30
19.30 – Briefing Tim Fasilitator Ketua Tim TIM Fasilitator
20.30 Fasilitator

Hari ke 2, Tanggal 19 Nopember 2019


08.00 – Review Hari I TOP and Think TIM Fasilitator TIM Fasilitator
08.30 Pair and Share
08.30 – Introduksi Pendampingan Brainstorming, Bahan PPT
09.30 1. Introduksi Pendampingan diskusi standarisasi TIM Fasilitator TIM Fasilitator
2. Komunikasi Efektif & umpan interaktif/ pendamping
balik kelompok Laptop + LCD
3. Cara BOD Dialog Interaktif
4. Langkah – langkah dlm
pendampingan

09.30 – Latihan memberikan feedback SDA Flip Chart TIM Fasilitator TIM Fasilitator
10.00
10.00 – Coffee Break
10.15
10.15 – Supervisi Fasilitatif Presentasi dan Bahan PPT
11.00 Diskusi standarisasi TIM Fasilitator TIM Fasilitator
interaktif/kelom pendamping
pok Laptop + LCD
11.00 – Buku Register, analisa dan Presentasi dan
12.00 penggunaan data Diskusi TIM Fasilitator TIM Fasilitator
interaktif/kelom
pok
12.00 – ISHOMA
13.00
13.00 – Melakukan advokasi dan Presentasi
14.00 meningkatkan koordinasi Diskusi Flip Chart TIM Fasilitator TIM Fasilitator
Rumah Sakit dan Dinkes Interaktif
Share
experiences
14.00 – Mempertahankan/meningkatkan Bahan PPT
15.00 Kualitas pelayanan dan standarisasi
keterampilan klinik melalui : Presentasi pendamping
1. Penilaian keterampilan klinik Diskusi Laptop + LCD
2. Simulasi/ drill emergensi Interaktif Flip Chart TIM Fasilitator TIM Fasilitator
3. Dashboard Share Cek lis
4. Near Miss Audit experiences keterampilan
klinis
Mamanatalie
Neonatalie
15.00 – Latihan menyiapkan simulasi Menyiapkan, Mamanatalie
16.30 emergensi melaksanakan Neonatalie
Melakukan Trolli Emergensi
evaluasi
Pelaksanaan TIM Fasilitator TIM Fasilitator
drill emergensi
16.30 – Coffee Break
16.45
16.45 – Briefing Tim Fasilitator Ketua Tim Tim Fasilitator
18.00 Fasilitator

Hari ke 3, Tanggal 20 Nopember 2019

08.00 – Review Hari 2 TOP and Think TIM Fasilitator TIM Fasilitator
08.30 Pair and Share
08.30 – Instrumen dlm Pendampingan Presentasi Bahan PPT
09.15 - Sosialisasi tools Diskusi standarisasi,
assessment dan matrik Interaktif Laptop + LCD TIM Fasilitator TIM Fasilitator
(kelompok maternal, Share
neonatal dan PKM) experiences
(menekankan
pada FUNGSI
alat pantau
kinerja)
09.15 – Latihan pembuatan matrik SDA Flip Chart/
10.00 Pembuatan bahan presentasi Laptop + LCD TIM Fasilitator TIM Fasilitator
10.00 – Melakukan Pendampingan Klinis Presentasi Flip Chart
11.00 Diskusi TIM Fasilitator TIM Fasilitator
Interaktif
Share
experiences
11.00 – Penyusunan RTL Presentasi RTL Fasilitator Fasilitator
11.30
111.30 - Kesepakatan dan penutupan Dinkes Provinsi Ida Jamilah,
selesai Jabar SKM, MKM

Anda mungkin juga menyukai