I. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat berdasarkan hasil Survei Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2003 menunjukan sebesar 321,15 per 100.000 KH. Penyebab
langsung kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, pre-eklamsi dan eklamsi dan
infeksi dan penyebab lain-lain. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah
pendidikan ibu yang rendah, gizi yang dikonsumsi ibu kurang, ibu hamil terlalu muda
atau terlalu tua. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) berdasarkan hasil Survei
BPS tahun 2007 sebanyak 39/1.000 KH, dimana penyebab langsung kematian bayi
disebabkan oleh, asfiksia, BBLR, infeksi dan penyebab lain-lain.
Pada tahun 2018 Berdasarkan laporan yang tercatat di Provinsi Jawa Barat
terjadi peningkatan dari 695 kasus pada tahun 2017 menjadi 700 kasus pada tahun
2018. Berbeda dengan data kematian bayi terus mengalami penurunan dari 3.254. di
tahun 2017 menjadi 3083 pada tahun 2018. Periode kematian ibu 47% terjadi pada
saat post partum, 31% pada saat persalinan, dan 22% pada saat kehamilan.
Sedangkan periode kematian bayi masih pada masa neonatal yaitu sekitar 82%.
Walaupun sudah terjadi penurunan baik untuk kematian ibu maupun kematian bayi
namun masih jauh dari yang diharapankan untuk dapat mencapai target RPJMN
maupun SDGs jika tidak dilakukan intervensi yang tepat dan efektif. Sementara data
indikator output kinerja program kesehatan ibu dan neontus sudah di atas target
dimana K1; 104%, K4 ; 97, 02%, PN : 97,45&, PF : 94,18%, KF 3 : 96,52%, POK :
86,4%, KB Aktif : 73,24%, KN1: 104,7%, KN lengkap : 101,2%
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa cakupan pelayanan kesehatan ibu
dan neonatus sudah cukup baik, namun angka kematin ibu dan neonatus masih
belum turun sesuia dengan target yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan ibu dan neonatus yang diberikan masih belum berjalan dengan
baik, sehingga diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
neonatus di pelayanan kesehatan primer dan rujukan. Yang perlu diperhatikan dalam
standar pelayanan kesehatan ibu dan neonatus adalah bagaimana petugas
kesehatan melakukan deteksi dini dan tatalaksana terhadap komplikasi yang
dihadapi baik peyulit obstetrik maupun non obstetrik. Untuk itu perlu dilakukan
penguatan sistem pelayanan kesehatan primer untuk memperluas jangkauan
pelayanan kesehatan.
Disamping itu upaya lain yang dilakukan untuk akselerasi penurunan AKI
dan AKB di Jawa Barat adalah melakukan replikasi atau pengembangan program
penyekamatan ibu dan bayi baru lahir di 5 (lima) kabupaten prioritas lainnya, Jawa
Barat memiliki 10 (sepuluh) kabupaten prioritas dan sudah di intervensi oleh
Program EMAS sebanyak 5 (lima) kabupaten yang di mulai dari tahun 2012 – 2016
yaitu; Kabupaten Bandung, Cirebon (Fase I), Bogor, Karawang (Fase II) dan
Indramayu Fase ke III. Indramayu di intervensi pada tahun 2015 melalui kolaborasi
anggaran APBD I, APBD II dan Program EMAS. Replikasi dilakukan secara bertahap
bagi seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Barat dimana dalam pelaksanaan
pengembangan program penyelamatan ibu dan bayi baru lahir dianggarkan dari
anggaran APBD provinsi maupun Kabupaten/Kota.
a. Umum
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tim pendamping dalam
memfasilitasi pelaksanaan pendampingan program penyelamatan ibu dan bayi
baru lahir di kabupaten pengembangan untuk meningkatkan kualitas layanan
klinis dan system rujukan gawatdarurat maternal dan neonatal.
b. Khusus
1. Tersedianya tim pendamping yang memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam melakukan pendampingan
2. Pemantapan kapasitas individu dan lembaga dalam menyediakan pelayanan
kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas
3. Memahami dan mampu melakukan teknik fasilitasi dengan pendekatan
pendampingan
4. Mampu memfasilitasi terlaksananya rujukan yang efektif
5. Menyusun strategi dan membuat rencana kerja tim pendamping
III. Sasaran
Peserta pertemuan dari 5 (lima) kabupaten yaitu : Tasikmalaya, Garut dan
Sukabumi, Bandung dan Karawang yang berjumlah 70 (tujuh puluh) orang yang
yang terdiri dari ;
d. Panitia : 4 orang
IV. Pelaksana
a. Pendamping Kabupaten Bandung dan Karawang
b. Konsultan EMAS
c. Pendaming Provinsi ; Tim Satgas Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
Provinsi Jawa Barat
1. Kabid Kesmas
2. Staf Kesga
3. Staf Yankes Rujukan
4. Staf Yankes Primer
V. Materi
a. Kebijakan Kesga Provinsi Jawa Barat
b. Gambaran umum orientasi tim pendamping
c. SLLO
d. Introduksi Pendampingan
e. Supervisi Fasilitatif
f. Penggunaan Buku register, analisa data , penggunaan data
g. Advokasi
h. Meningkatkan kualitas pelayanan
i. Latihan simulasi
j. Pengenalan instrumen dalam pendampingan
k. Latihan penggunaan matriks dan pembuatan presentasi
l. Melakukan pendampingan klinis
m. Memfasilitasi penyusunan RTL
n. Rekomendasi dan RTL
VII.Narasumber
Narasumber terdiri dari :
a. Dinas Kesehatan Provinsi
b. Kabupaten Model (PKM dan RS)
c. Konsultan Program EMAS
VIII. Metodologi
a. CTJ
b. Diskusi interaktif
c. Demontrasi
d. Studi kasus
e. Praktek di model
IX. Luaran
a. Terlaksananya pertemuan orientasi tim pendamping kabupaten dalam
pendampingan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di tingkat provinsi
b. Kesepakatan dan RTL di 3 Kabupaten model
c. 1 dokumen laporan kegiatan penyelenggaraan pertemuan orientasi tim
pendamping kabupaten dalam pendampingan penyelamatan ibu dan bayi baru
lahir.
X. Biaya
Pelaksanaan kegiatan pertemuan orientasi tim pendamping kabupaten dalam
pendampingan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di tingkat provinsi bersumber
dari APBD Kegiatan Penyelamatan Ibu dan BBL Program Pelayanan Kesehatan
Tahun Anggaran 2019.
11.00 – Registrasi
13.00
13.00 – Pembukaan dan Arahan Kadis Prov Kabid Kesmas
14.00
14.00 – Kebijakan Kesehatan Keluarga CTJ Laptop + LCD Kabid Kesmas Kasi Kesga dan
15.30 Gizi
15.0 – Gambaran Umum Orientasi TOP and Think
16.00 - Perkenalan Peserta Pair and Share Flip Chart Ketua Tim TIM Fasilitator
- Kontrak Belajar Fasilitator
16.00 – Coffee Break
16.15
16.15 – Strategic Leadership dan Diskusi Presentasi dan Fasilitator TIM Fasilitator
18.00 Learning Organization Interaktif diskusi interaktif
Refreshing bahan ppt
Laptop + LCD
18.00 – ISHOMA
19.30
19.30 – Briefing Tim Fasilitator Ketua Tim TIM Fasilitator
20.30 Fasilitator
09.30 – Latihan memberikan feedback SDA Flip Chart TIM Fasilitator TIM Fasilitator
10.00
10.00 – Coffee Break
10.15
10.15 – Supervisi Fasilitatif Presentasi dan Bahan PPT
11.00 Diskusi standarisasi TIM Fasilitator TIM Fasilitator
interaktif/kelom pendamping
pok Laptop + LCD
11.00 – Buku Register, analisa dan Presentasi dan
12.00 penggunaan data Diskusi TIM Fasilitator TIM Fasilitator
interaktif/kelom
pok
12.00 – ISHOMA
13.00
13.00 – Melakukan advokasi dan Presentasi
14.00 meningkatkan koordinasi Diskusi Flip Chart TIM Fasilitator TIM Fasilitator
Rumah Sakit dan Dinkes Interaktif
Share
experiences
14.00 – Mempertahankan/meningkatkan Bahan PPT
15.00 Kualitas pelayanan dan standarisasi
keterampilan klinik melalui : Presentasi pendamping
1. Penilaian keterampilan klinik Diskusi Laptop + LCD
2. Simulasi/ drill emergensi Interaktif Flip Chart TIM Fasilitator TIM Fasilitator
3. Dashboard Share Cek lis
4. Near Miss Audit experiences keterampilan
klinis
Mamanatalie
Neonatalie
15.00 – Latihan menyiapkan simulasi Menyiapkan, Mamanatalie
16.30 emergensi melaksanakan Neonatalie
Melakukan Trolli Emergensi
evaluasi
Pelaksanaan TIM Fasilitator TIM Fasilitator
drill emergensi
16.30 – Coffee Break
16.45
16.45 – Briefing Tim Fasilitator Ketua Tim Tim Fasilitator
18.00 Fasilitator
08.00 – Review Hari 2 TOP and Think TIM Fasilitator TIM Fasilitator
08.30 Pair and Share
08.30 – Instrumen dlm Pendampingan Presentasi Bahan PPT
09.15 - Sosialisasi tools Diskusi standarisasi,
assessment dan matrik Interaktif Laptop + LCD TIM Fasilitator TIM Fasilitator
(kelompok maternal, Share
neonatal dan PKM) experiences
(menekankan
pada FUNGSI
alat pantau
kinerja)
09.15 – Latihan pembuatan matrik SDA Flip Chart/
10.00 Pembuatan bahan presentasi Laptop + LCD TIM Fasilitator TIM Fasilitator
10.00 – Melakukan Pendampingan Klinis Presentasi Flip Chart
11.00 Diskusi TIM Fasilitator TIM Fasilitator
Interaktif
Share
experiences
11.00 – Penyusunan RTL Presentasi RTL Fasilitator Fasilitator
11.30
111.30 - Kesepakatan dan penutupan Dinkes Provinsi Ida Jamilah,
selesai Jabar SKM, MKM