Anda di halaman 1dari 2

Jaga Hubungan Industrial

Selasa, 4 Desember 2012

Jakarta, Kompas - Dalam dunia usaha, pengusaha dan pekerja saling membutuhkan sehingga
persoalan yang muncul harus dibahas secara musyawarah. Masalah ketenagakerjaan yang
muncul harus diatasi bersama agar tidak mengganggu hubungan industrial dan investasi.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani mengatakan hal itu di
Jakarta, Senin (3/12). Apindo serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tengah
menampung permintaan penangguhan pembayaran upah minimum tahun 2013 oleh para
pengusaha untuk diajukan secara kolektif kepada pemerintah.

"Kami ingin mengangkat realitas yang ada supaya pengusaha berbicara karena kita tidak ingin
industri padat karya tutup meskipun kebijakan pemerintah sudah jelas mau menghapus industri
padat karya. Kami ingin masalah hubungan industrial yang melibatkan pengusaha, pekerja, dan
pemerintah dikembalikan secara proporsional. Dengan demikian, manakala salah satu pihak ada
yang kesulitan, tentu harus dibicarakan," kata Hariyadi.

Menurut dia, pemerintah mengikuti kemauan buruh menetapkan upah minimum dengan hanya
melihat angka kebutuhan hidup layak dan laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah dengan sadar
mengabaikan tingkat produktivitas kemampuan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah
membayar upah serta kondisi pasar kerja yang surplus pekerja.

Pengusaha ritel, garmen, sepatu, tekstil, mebel, kerajinan, dan jamu tradisional resah dengan
tingkat kenaikan upah minimum yang sangat drastis.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Ambar Tjahyono dan
Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Putri K Wardhani, anggota
mereka yang sebagian besar pengusaha mikro dan kecil bakal terpukul.

"Belum lagi tambah kenaikan tarif listrik dan gas. Seharusnya kenaikan upah disertai sertifikasi
tenaga kerja sehingga kami menggaji mereka sesuai dengan kompetensi dan produktivitasnya,"
kata Ambar.

Unjuk rasa

Secara terpisah, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengumumkan,
sedikitnya 25.000 buruh akan berunjuk rasa ke Kedutaan Besar Korea Selatan, Kedutaan Besar
Jepang, dan Markas Besar Polri. Mereka menuntut penegakan hukum atas investor Korea dan
Jepang yang melanggar Undang- Undang Ketenagakerjaan serta memberangus serikat buruh.

Investor Jepang umumnya bergerak di bidang elektronik dan otomotif, sementara investor Korea
lebih banyak di sektor garmen, tekstil, sepatu, dan elektronik.

Di Medan, Sekretaris Dewan Buruh Sumatera Utara Bambang Hermanto menegaskan, unjuk rasa
sekitar 50.000 buruh di Sumut akan berlangsung Rabu (5/12). Mereka kembali menuntut upah
minimum provinsi tahun 2013 Rp 2,2 juta seperti yang dituntut akhir bulan lalu. Kenaikan upah
minimum provinsi dari Rp 1.305.000 menjadi Rp 1.375.000 yang dilakukan Dewan Pengupahan
Sumut sama sekali tidak memuaskan buruh.

Senin kemarin, sejumlah aktivis buruh membagikan selebaran di kantong-kantong perusahaan,


yakni Medan-Binjai, Tanjung Morawa-Sergai, dan Kawasan Industri Medan, Belawan.

Lapangan kerja
Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memimpin rapat kabinet terbatas
selama empat jam, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, menegaskan, meski target pertumbuhan
ekonomi di atas 6 persen relatif tercapai, realisasi penyerapan tenaga kerja tahun 2012 meleset
dari target.

Dalam rapat yang juga dihadiri Wakil Presiden Boediono dan kementerian bidang ekonomi serta
Komite Ekonomi Nasional (KEN) itu, Presiden menjelaskan, di tengah situasi resesi dunia,
Indonesia mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen per tahun. Di antara
negara anggota G-20, tercatat hanya China yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih besar
daripada Indonesia. Pertumbuhan yang tinggi itu harus digunakan sebaik-baiknya untuk
menciptakan lapangan kerja.

Yudhoyono menuturkan, penciptaan lapangan kerja yang paling efektif adalah dengan
memanfaatkan sepenuhnya mekanisme ekonomi. Artinya, sektor riil harus terus tumbuh.

"Kalau sektor pertanian, industri, dan jasa terus berkembang, dan secara nasional juga ada
peningkatan kebutuhan hidup, berarti ada ruang meningkatkan produksi pertanian ataupun
industri. Situasi ini yang terus kita pacu lewat mekanisme ekonomi sehingga secara alamiah terjadi
penciptaan lapangan kerja," ujarnya.

Menurut Presiden, membahas mekanisme ekonomi tersebut berarti akan membicarakan isu iklim
investasi yang meliputi infrastruktur dan kepastian hukum. "―Tidak ada pungli, tidak ada
hambatan investasi dan dunia usaha,"katanya.

Presiden mengkritik jajaran pemerintah yang kurang paham dengan pentingnya mekanisme
ekonomi dalam upaya menambah lapangan kerja. ―Teriak-teriak ingin menciptakan
lapangan kerja, tetapi kebijakan yang ditempuh tidak menuju ke situ. Investasi tidak terjadi, dunia
usaha jalan di tempat sehingga mana ada lapangan kerja,― ujarnya.

Ketua KEN Chairul Tanjung memutuskan membentuk desk penciptaan tenaga kerja untuk
mendorong penyerapan tenaga kerja yang lebih progresif pada tahun-tahun mendatang.

"Harus ada langkah ekstraordinari karena tahun depan diprediksi pertumbuhan perekonomian kita
lebih kurang akan sama seperti sekarang. Sekarang ini tambahan penyerapan tenaga kerja tahun
2012 mencapai 450.000 jiwa, padahal Presiden menargetkan 1 juta jiwa. Harus ada upaya yang
harus diperbaiki karena pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak bisa naik," kata Chairul Tanjung
seusai rapat.

Desk penciptaan tenaga kerja yang diputuskan dalam rapat tersebut akan bekerja di bawah
Kementerian Koordinator Perekonomian. Desk ini akan melibatkan Apindo dan Kadin. Dalam
sebulan ini mereka akan membuat rencana aksi untuk mendorong penciptaan lapangan kerja yang
lebih banyak.

Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan, rencana aksi untuk mendorong penciptaan tenaga
kerja ini akan dituangkan dalam surat keputusan presiden. Keputusan presiden ini ditargetkan
dapat terbit bulan Januari.

Anda mungkin juga menyukai