Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasien kritis adalah pasien yang terancam jiwanya sewaktu-waktu karena kegagalan
atau disfungsi satu atau lebih organ dan masih mempunyai kemungkinan untuk dapat
disembuhkan, melalui perawatan, pemantauan dan pengobatan intensif. Permasalahan
utama pasien-pasien kritis adalah masalah respirasi dan hemodinamik. Permasalahan
hemodinamik berkaitan erat dengan permasalahan cairan tubuh, baik cairan
intravaskuler, interstitial maupun intrasel (Kemenkes RI, 2011)
Pemeriksaan hemodinamik meliputi aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung dan
karakteristik fisiologis vaskular perifer (Mosby 1998, dalam Jevon dan Ewens 2009).
Pemantauan hemodinamik dapat dikelompokkan menjadi nonivasif, invasif, dan
turunan. Pengukuran hemodinamik penting untuk menegakkan diagnosis yang tepat.
Menentukan terapi yang sesuai, dan pemantauan respons terhadap terapi yang
diberikan (gomersall dan Oh 1997, dalam Jevon dan Ewens 2009). Pengukuran
hemoinamik ini terutama dapat membantu untuk mengenali syok sedini mungkin,
sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat terhadap bantuan sirkulasi (Hinds dan
Watson 1999, dalam Jevon dan Ewens 2009)
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah “Bagaimana Asuhan keperawatan
gawatdarurat pada pasien dengan Hemodinamik?”
C. Tujuan Penulisan
Secara umum :
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan gawatdarurat pada pasien dengan
Hemodinamik
Secara Khusus :
1. Mahasiswa mampu memahami konsep gawatdarurat pada Hemodinamik
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian gawat darurat pada Hemodinamik
3. Mahasiswa mampu membuat diagnosa gawat darurat pada Hemodinamik
4. Mahasiswa mampu melakukan intervensi gawat darurat pada Hemodinamik
D. Manfaat Penulisan
1. Pasien dan keluarga
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sumber atau referensi bacaan bagi
masyarakat yang memiliki anggota keluarga dengan Hemodinamik.
2. Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menjadi referensi di kemudian hari.
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan : Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
penulisan, manfaat penulisan, sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori : Hemodinamika, parameter hemodinamika
BAB III Asuhan Keperawatan : Bab ini berisi pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan
BAB IV Penutup : Bab ini berisi kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka : Berisi sumber dari pembuatan materi makalah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Hemodinamika
Faktor-faktor fisik seperti aliran darah, resistensi dan kelenturan pembuluh darah akan
mengatur aliran darah dalam sistem sirkulasi. Komponen darah dan sistem sirkulasi
(yaitu pembuluh darahnya) akan diulas secara singkat.

B. Parameter Hemodinamik

Viskositas Aliran darah

V adalah velositas/kecepatan (cm/detik)

Q adalah aliran darah

Δ adalah penampang (cm)

Kecepatan aliran darah atau velositas berbanding langsung dengan jumlah aliran
darah (meningkatnya aliran darah kecepatan) dan berbanding terbalik dengan luas
penampang pembuluh darah (yaitu kecepatan aliran darah > dalam aorta (luas
penampang lebih kecil) dibandingkan dalam kapiler ((luas penampang lebih besar).

92% cairan tubuh


7% protein 91,5% H20

Total berat badan 55% plasma 7% protein

8% darah Garam, lipad, enzim,


vitamin

45% unsur-unsur yang Eritrosit


berbentuk (...) Leukosit/
WBC(sel
darah putih
Trombosit
Fungsi dan komposisi pembuluh darah

Komposisi Tekanan Fungsi


Arteri Berdinding tebal dengan Tinggi Membawa darah bersih (yang
jaringan elastik dan otot polos kaya oksigen) ke jaringan
Arteriola Otot polos engan inervasi dari Tinggi Cabang terkecil arteri
serabut saraf autonom
Kapiler Lapisan tunggal sel-sel Rendah Mempertukarkan nutrien, air
endotel, berdinding tipis dan gas dengan jaringan
sekitarnya
Venula Berdinding tipis Rendah Terbentuk dari penyatuan
kapiler
Vena Berdinding tipis Rendah Vena yang terbesar yaitu vena
kava, mengembalikan darah ke
jantung

Aliran Darah

Q = ΔP/R

Korelasinya analog dengan hukum Ohm (I=V/R), dimana Q (banyaknya darah/curah


jantung, mL/menit)

1. Aliran darah berbanding terbalik dengan resistensi pembuluh darah dan dapat
dikendalikan secara hormonal. Histamin dan bradikinin memperantarai dilatasi
arteriola dan konstriksi pembuluh vena, sehingga meiningkatkan aliran darahke
tempat terjadinya sekresi keua substansi tersebut, sementara serotonin
menyebabkan konstriksi arteriola, Prostaglanin memiliki beberapa efek yang
berbeda yaitu prostasiklin merupakan vasodilator pada beberapa jaringan
vaskular, tetapi tromboksan A2 bekerja sebagai vasokonstriksi
2. Aliran darah koroner: selama sistol, artei koroner akan terkompresi →
peningkatan resistensi pembuluh darah koroner → penurunan aliran darah
koroner. Proporsi terbesar aliran darah koroner terjadi selama diastol. A
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit O2
2. Kekurangan Volume Cairan
3. Syok
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Defisit O2

Kekurangan Volume  Manajemen cairan :  Pemantauan cairan :


Cairan
meningkatkan mengumpulkan dan
keseimbangan menganalisa data
cairan pasien untuk
 Menunjukkan mengatur
hidrasi yang baik : keseimbangan
(membran mukosa cairan
lembab, suhu  Manajemen cairan :
normal) meningkatkan
 Status nutrisi : keseimbangan
makanan dan cairan
cairan dan
: jumlah makanan
dan cairan yang mencegah
masuk ke dalam
komplikasi akibat
tubuh
kadar cairan yang
abnormal atau di
luar harapan
 Terapi IV
(intravena) :
memberikan dan
memantau cairan
dan obat IV
Syok
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangannya. Kami berharap pembaca
dapat memberi kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini dan pembelajaran untuk penulisan makalah di lain kesempatan. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya, dan juga para pembaca pada
umumnya.

Anda mungkin juga menyukai