Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANAR

Puji syukur kita ucapkan kepada allah yang maha essa yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk kepada kita sehingga dapat membuat laporan pelatihan
Infection Prefention and Control Nurse (IPCN) di Rumah Sakit.

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini makin
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dilain
pihak Rumah Sakit dihadapi tantangan yang makin besar. Rumah Sakit dituntut agar
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, akuntabel dan transparan
kepada masyarakat, khususnya bagi jaminan keselamayan pasien (patient safety).

Untuk hal tersebut rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
ada di Indonesia perlu ditingkatkan pelayanan khususnya dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi. Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit ini
sangat penting bagi petugas yang bekerja di rumah sakit ini. Dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi bukan saja untuk petugas tetapi juga untuk pasien, keluarga pasien
dan lingkungan Rumah Sakit.

Kami menyadari bahwa pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi ini


masih belum sempurna, untuk itu kami harapkan masukan bagi penyempurnaan di
kemudian hari dan harapan kami semoga pedoman ini dapat dipergunakan acuan
dengan baik.

Singkawang, 6 february 2019

IPCN

Marcelly H. A, Amd.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakag
RSU.Harapan Bersama Singkawang mempuyai misi yang ingin
dicapai yaitu meningkatkan citra Rumah Sakit dengan pelayanan prima,
memberikan pelayanan kesehatan yang professional, melakukan kepastian
biaya pelayanan, memperkuat system jejaring pelayanan, dan
meningkatkan tata kelola rumah sakit, berguna untuk mendukung
pembangunan kesehatan masyarakat.
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu di terapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi, yaitu kegiatan meliputi perencanaan, pembinaan,
pendidikan dan pelatihan serta monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi dirumah sakit sangat
penting karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-
akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi baru.
Wabah atau kejadian luar biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit
diperkirakan datangna, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan
tindakan pencegahan serta pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain
itu infeksi yang terjadi dirumah sakit tidak saja dapat dikendalikan tetapi
juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
2. Tujuan
2.1 Tujuan umum
Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya melalui pencegahan dan pengendalian infeksi
dirumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, yang dilaksanakan
oleh semua departeman/unit dirumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko, clinical
governance, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
2.2 Tujuan Khusus
2.2.1 sebagai pedoman bagi direktur rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam membentuk organisasi,
menyusun serta melaksanakan tugas program, wewenang dan
tanggung jawab secara jelas.
2.2.2 Menggerakan segala sumber daya yang ada dirumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara efektif dan efesien
dalam pelaksanaan PPI
2.2.3 Menurunkan angka kejadian infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya secara bermakna.
2.2.4 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI.
BAB II
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Pengertian
IPCN adalah tenaga perawat praktisi/professional, yang bekerja purna
waktu khusus dibidang infeksi atau berhubungan dengan infeksi terkait
dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
2. Kriterian IPCN
2.1 perawat dengan pendidikan D3memiliki sertifikat PPI.
2.2 Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi
2.3 Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setara
2.4 Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident
2.5 Bekerja purna waktu
3. Tugas dan tanngung jawab IPCN
3.1 mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi
yang terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
3.2 Memonitor pelaksanaan PPI, penetapan SOP, kewaspadaan isolasi.
3.3 Melaksanakan surveilens infeksi dan melaporkan kepada komite PPI.
3.4 Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang
PPI dirumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
3.5 Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama komite PPI
memperbaiki kesehatan yang terjadi
3.6 Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan
infeksi dari petugas kesehatan kepasien atau sebaliknya.
3.7 Bersama komite mengajukan prosedur isolasi dan member konsutasi
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada
kasusu yang terjadi di rumah sakit
3.8 Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi dan lain-lain dengan menggunakan daftar tilik
3.9 Memonitor kesehatan lingkungan.
3.10 memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang
rasional.
3.11 mendesain, melaksanakan memonitor dan mengevaluasi surveilens
infeksi yang terjadi dirumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
3.12 membuat laporan surveilans dan melapokan ke komite PPI
3.13 memberikan motifasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
3.14 memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan
prinsip PPI.
3.15 meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang
PPIRS.
3.16 memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan
keluarga tentang topic infeksi yang sedang berkembang dimasyarakat,
infeksi dengan insiden tinggi.
3.17 sebagai koordinator antara departemen/unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.

4. karakteristik IPCN
4.1 memiliki kekuatan dan energi
 memiliki kekuatan lahiriah dan rohaniah sehingga mampu
bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi
4.2 memiliki penguasaan diri
 depat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan
putus asa.
4.3 memiliki motifasi diri dan dorongan pribadi
 mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam
bekerja.
4.4 memiliki hubungan antar manusia
 dapat membangun hubungan yang manusiawi dengan orang-
orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap
kesulitan yang dihadapinya
4.5 memiliki keterampilan social
 dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan
agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan
kepercayaan, sehingga orang lain bersedia bekerja dengan
senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan
4.6 memiliki daya tarik tersendiri
4.7 memiliki kepercayaan diri dan konsisten
4.8 memiliki kecerdasan dan keluwesan
4.9 memiliki kreatifitas dan inovasi
4.10 memiliki keyakinan, ketekunan dan daya tahan
4.11 memiliki tanggung jawab
4.12 memiliki kesadaran bahwa pokok pekerjaannya mempengaruhi orang
lain menuju kebaikan
4.13 memiliki pandangan kedalam masalah kelompok organisasi
4.14 memiliki daya pengaru pada personal power
4.15 memiliki inspirasi dalam mempengaruhi dan mengendalikan
4.16 memiliki orientasi pada manusia
5. Sifat kepemimpinan IPCN
BTS (Berani, Tegas, Santun)
Berani
 IPCN harus berani menyatakan kebenaran
 Jangan membenarkan kebiasaan, karena banyak kebiasaan yang
salah (merupakan tradisi), tapi biasakanlah melakukan
kebenaran. Banyak perilaku-perilaku yang di lakukan selama ini
tanpa ilmiah hanya merupakan tradisi
Tegas
 IPCN harus tegas dalam menyampaikan sesuatu yang benar
 Mengarakan apa adanya, tidak berbelit-belit, jika “Ya”, katakana
“Ya”, jika “Tidak” katakan “Tidak”
Santun
 IPCN harus berlaku santun dalam setiap mengingatkan
seseorang, agar tetap terjalin komunikasi yang baik.
 IPCN selalu mengingatkan seseorang jika melakukan sesuatu
yang tidak sesuai dengan prosedur, namun harus di ingat bahwa
setiap orang yang diingatkan pasti merasa tidak nyaman, maka
sebelum mengingatkannya ada baiknya kita mohon maaf
terlebih dahulu, karena sudah mengganngunya dengan
keberadaan kita, setelah itu
 Baru nyatakan kebenarannya, dan akhiri dengan ucapan
terimaksih
6. Awal peran IPCN

Mencatat infeksi melihat Surveilans


prosedur tindakan
medis/keperawatan apakah Pengendalian infeksi
sesuai prosedur Pendidikan & pelatihan

Pelatigan PPI dasar Pengalaman klinik

Pelatihan IPCN Berkomunikasi

Pelatihan lanjut personality


seminar/work shop
7. Peran IPCN

Peran IPCN

Praktisi klinis Advocator Evaluator

Surveyor Konsultan Investigator

Auditor koordinator peneliti

Educator Komunikator Fasilitator

Manajer Motovator Member

Peran IPCN – praktisi klinis

 Mengunjungi ruangan yang beresiko tinggi infeksi (biasanya ruang intensif)


setiap hari
 Mengkaji, memonitor dan observasi adanya tanda / gejala infeksi pada
pasien
 Memonitor dan observasi peosedur tindakan, penempatan pasien
infeksi.
 Memonitor penggunaan anti mikroba
 Memberikan saran kepada staf sehubungan dengan adanya tanda dan
gejala infeksi.
 Menganjurkan melakukan teknik yang benar dalam rangka mencegah
infeksi.
 Mengidentifikasi pelaksanaan kewaspadaan standart

Peran IPCN – surveior


 Mengumpulkan data HAIs setiap hari dengan waktu yang sama keruangan yang
berisiko tinggi infeksi ( Ruang ICU )
 Menganalisa setiap bulan.
 Interprestasi dan laporan setiap bulan.
 Evaluasi data setiap bulan, tiga bulan, triwulan, semester, tahunan

Peran IPCN – Auditor


 Melakukan audit tentang PPI seperti
 Fasilitas kewaspadaan standart
 Fasilitas kebersihan tangan
 Kepatuhan kebersihan tangan.
 Kepatuhan membuang limbah.
 Penerapan bundles HAIs
 Kepatuhan pemakaian alat pelindung diri
 Kepatuhan kewaspadaan standart lainnya

Peran IPCN – Educator


 Mengkaji kebutuhan pendidikan staf, pasien, pengunjung tentang kepatuhan
PPI.
 Memberikan pembelajaran kepada staf, pasien, pengunjung tentang PPI
 Mengembangkan tujuan, objektif dan rencana pembelajaran untuk kebutuhan
pendidikan dalam program PPI
 Mengembangkan kemampuan dan evaluasi pelaksanaan dalam upaya PPI
 Berpatisipasi dalam program orientasi kepada staf
 Memberikan pembelajaran kepada seluruh masyarakat rumah sakit seperti
petugas keamanan, petugas kebersihan, petugas parker, pedagang sekitar
rumah sakit

Peran IPCN – Manajer

 Merencanakan, membuat, memonitor dan mengevaluasi, mengembangkan


serta merevisi kebijakan, pedoman, program, SOP PPI bersama komite PPI
 Mengajukan peralatan, personil dan sumber – sumber untuk program PPI
 Mengajukan teknik yang benar mengambil, mengirim dan menyimpan specimen
 Mengajukan kepada staf administrative tentang implikasi dalam arsitektur dan
renovasi atau pembangunan gedung.
 Menyiapkan laporan kegiatan bulanan, triwulan, tahunan program PPI
 Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, pengunjung dalam usaha PPI.
 Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, pengunjung dalam usaha PPI
 Membangun kreatifitas dan inovasi di praktek PPI.

Peran IPCN – Advokasi

 Mengidentifikasi dan menginvestigasi staf/personil yang luka tusuk jarum


 Mengajukan kepada semua petugas agar melapor jika ada tertusuk jarum atau
benda tajam.
 Menindaklanjuti staf, pasien, pengunjung yang terpapar infeksi
 Member saran tentang pembatasan kerja bagi karyawan yang terpapar infeksi
 Member saran tentang pembatasan kerja bagi karyawan yang terpapar infeksi.

Peran IPCN – Konsultan


 Memberikan konsultasi kepada individu, staf, pasien, pengunjng tentang PPI
setiap saat sesuai kebutuhan
 Memberikan konsultasi tentang kompensasi staf berhubungan dengan
terpaparnya infeksi

Peran IPCN – Koordinator

 Melaksanakan koordinasi PPI dengan lintas sektoral


 Kolaborasi dengan dokter karyawan dalam program immunisasi staf.
 Mengkoordinasikan dengan bagian manajemen risiko dalam investigasi pasien
yang klaim dengan infeksi
 Sebagai penghubung antara staf, dokter petugas lainyang berhubungan dengan
PPI
 Mengkoordinasikan penampilan fasilitas atau memperbaiki kualitas kegiatan
sehubungan dengan upaya PPI.

Peran IPCN – Komunikator

 Mengkomunikasikan metode, teknologi baru dalam PPI


 Mengkomunikasikan sumber informasi dan akreditasi yang dibutuhkan
 Mengkomunikasikan penemuan baru dan anjuran komite kepada orang yang
perlu
 Mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur tindakan PPI
 Mempromosikan Program PPI dengan institusi lain.
 Mengkomunikasikan teknik yang efektif dalam usaha PPI kepada staf

Peran IPCN – motivator

 Memotifasi staf, pasien, pengunjung serta , masyarakat Rumah Sakit untuk


melaksanakan PPI yang baik dan benar

Peran IPCN – Evaluator

 Melakukan pengukuran pencapaian program PPI


 Mengevaluasi lingkungan, produk, peralatan, renovasi gedung dari segi PPI
 Mengevaluasi efektifitas pembelajaran PPI
 Mengevaluasi penggunaan teknik baru dalam usaha PPI
 Mengevaluasi secara periodic keefektifan dari surveilans dan modifikasi bila
perlu

Peran IPCN – Investigator

 Menginvestigasi dan menindak lanjuti staf, pasien, pengunjung yang terpapar


atau tertusuk jarum tajam atau benda tajam lainnya bekas pakai
 Mengidentifikasi dan menginvestigasi KLB

Peran IPCN – Peneliti

 Melaksanakan penelitian terhadap terjadinya infeksi atau terkait PPI


 Melakukan penelitian tentang upaya PPI
 Berpartisipasi dalam proyek penelitian PPI ataupun terjadinya infeksi

8. FAKTOR – FAKTOR KEBERHASILAN PPI


 Dukungan manajemen
 Struktur organisasi
 Peran dan fungsi dari IPCN
 Otoritas TIM PPI
 Tersedia fasilitas
 Komitmen individu
o Kesadaran
o Kepedulian
o Tanggung jawab
BAB III
MATERI PPI

1. Enam golf safety


 Mengidentifikasi pasien secara benar
 Meningkatkan komunikasi efektif
 Meningkatkan keamanan obat – obatan yang di gunakan
 Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pasien yang benar
 Mengurangi resiko perawatan kesehatan
 Mengurangi resiko cidera pasien akibat terjatuh
2. Gambar rantai penularan infeksi

Reservoir/sour
microorgani
ce
sme
(manusia,air,ta
bakteri,jamu
nah,permukaan
r,virus,paras
lingkungan
ite,riketsia
peralatan

port of exit
sal.nafas
sal.cerna
susceptible host
sal.kemih
immunocompromised
luka kulit
membran
mukosa

port of entry mean of


sal.nafas,sal.cerna, transmission
sal kemih, luka udara,
kulit membrane kontak,droplet,veic
mukosa e,vektor born
Segitita epidemiologi
Penyakit infeksi

Lingkungan
Keturunan Pejamu (host)
fisik:cuaca,mu
Mekanisme
simkeadaan
tubuh
geografis dan
Umur
Jenis kelamin struktur
Ras geologi
Status
perkawinan Lingkungan
Pekerjaan non
Kebiasaan fisik:budaya,n
hidup orma,nilai dan
adat istiadat

Bibit penyakit Lingkungan


(ENVIRONMENT)
(AGENT)

3. Pengertian HAIs
Healtcare Associated Infection (HAIs)
Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit atau
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dimana tidak ada infeksi atau tidak masa
inkubasi pada saat masuk, termasuk infeksi didapat dirumah sakit tapi muncul
setelah pulang, juga infeksi pada petugas karena pekerjaannya.
4. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Program PPI

Kewaspadaan

Isolasi
 Kewaspadaan standart
 Kebersihan tangan
 Penggunaan alat pelindung diri
 Penata laksanaan peralatan perawatan
pasien
 Penanganan linen
 Pengendalian lingkungan
 Penanganan linen
 Penempatan pasien
 Penyuntikan yang aman
 Etika batuk
 Praktik lumbal pungsi
 Kewaspadaan berdasarkan transmisi
 Airbone
 Droplet
 Contac

SURVEILANS

 Masalah kesehatan yang banyak dan sering terjadi


 Infeksi aliran darah primer
 Infeksi saluran kemih
 Infeksi pneumonia terkait ventilator
atau non ventilator
 Infeksi daerah operasi
SC
App
CABG
DLL

Penerapan
BUndels/pencegahan
infeksi

 Bundles/pencegahan infeksi pemakaian


intravenavaskuler periper dan sentral
 Bundles/pencegahan infeksi pemakaian
kateter urin menetap
 Bundles/pencegahan infeksi pemakaian
ventilator atau non ventilator
 Bundles/pencegahan infeksi pada tindakan
operasi

Penggunaan

Antibiotika
 Berdasarkan indikasi, peta pola kuman
 Profilaksis atau terapetik
 Impirik atau definitif

Pendidikan

Pelatihan

 Pendidikan dan pelatihan dasar PPI untuk


semua staf perawat dan dokter
 Pendidikan dan pelatihan umum PPI untuk
semua staf non medical/paramedis (analis lab,
farmasi,piñata rontgen, phsioterapi, gizi)
 Sosialisasi umum PPI untuk petugas
kebersihan, petugas keamanan, petugas
parker, pedagang sekitar rumah sakit
 Sosialisasi umum PPI kepada pasien, keluarga
dan masyarakat sekitar rumah sakit
BAB IV
KESIMPULAN

I. Kesimpulan
 Kepemimpinan sangat diperlukan dalam operan seorang IPCN untuk
mencapai tujuan organisasi PPI
 Kepemimpinan IPCN harus memiliki karakteristik kekuatan, energik,
penguasaan diri, motivasi, hubungan antar manusia yang baik
 Kepemimpinan IPCN harus memiliki visi dan misi, berani, tegas dan
santun
 Seorang IPCN harus memiliki kompetensi yang terkait dengan PPI
 Untuk mencapai suatu kompetensi terkait IPCN harus memiliki
kualifikasi tertentu dan pengetahuan khusus
 Untuk mencapai kompetensi, kualifikasi dan pengetahuan khusus
harus mengikuti pembelajaran formal maupun informal
 Peran dan fungsi IPCN merupakan motor dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi terkait pelayanan kesehatan
 Setiap rumah sakit harus menempatkan IPCN yang bekerja purnawaktu
1 : 100 TT
 Dengan adanya IPCN dapat diharapkan pencegahan dan pengendalian
infeksi berjalan dengan baik dan insiden rate infeksi dapat
diminimalkan.
II. Saran
 Wastafel diruangan dibenahi (dibuat pada ruangan tindakan)
 Mengganti saputangan yang ada di wastafel dengan tissue beserta
tempatnya
 Disetiap ruangan harus ada Hand Rub
 Membuat ruangan isolasi
 Memisahkan ruangan pemeriksaan poli umum dengan IGD
 Komite PPI dan IPCN harus pelatihan PPI dan punya sertifikat
 Mengadakan pendidkan dan pelatihan terkait dengan PPI pada seluruh
karyawan
BAB V
PENUTUP

Demikian laporan pelatian Infection Prevention and Control Nurse Rumah Sakit
ini di susun guna menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam menentukan
kebijakan pelaksanaan IPCN di masam – masa yang akan datang.

Singkawang, 6 february 2019

IPCN

Marcelly H.A, Amd.Kep

Anda mungkin juga menyukai