Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

POLA MIKROBA DAN KEPEKAANNYA

INSTALASI LABORATORIUM

RUMAH SAKIT EMANUEL PURWAREJA KLAMPOK

TAHUN 2018
BAB I

DEFINISI

Penyakit infeksi adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroba. Untuk
menanggulangi penyakit ini digunakan antimikroba. Sebagian besar penggunaan antimikroba
terjadi di rumah sakit, maka dalam pengelolaannya hendaklah mempunyai suatu program untuk
mengontrol infeksi. Rumah sakit memonitor pola mikroba dan kepekaannya terhadap
antimikroba dengan data laboratorium sehingga digunakan untuk membuat pedoman
penggunaan antibiotik yang masih potensial membunuh bakteri. Perkembangan resistensi kuman
terhadap antibiotik sangat dipengaruhi oleh intensitas pemaparan antibiotik di suatu wilayah.
Tidak terkendalinya penggunaan antibiotik cenderung akan meningkatkan resistensi kuman yang
semula sensitif.
Pola mikroba dan kepekaannya adalah gambaran kepekaan mikroba terhadap antimikroba
yang telah digunakan terhadap pasien yang berada di rumah sakit. Resistensi adalah ketahanan
bakteri untuk tetap hidup dan berkembang biak meskipun diberikan antimikroba pada kadar
tertentu. Sensitif adalah ketidak mampuan bakteri untuk bertahan hidup dan berkembang biak
karena pengaruh antimikroba pada konsentrasi tertentu.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pengendalian infeksi di rumah sakit tidak terlepas dari mikroba yang menginfeksi
pasien–pasien yang dilayani di rumah sakit tersebut. Semua mikroba yang menginfeksi pasien di
rumah sakit dapat tergambar dalam pola kuman dan kepekaannya terhadap antimikroba.
Ruang lingkup panduan pola mikroba dan kepekaannya terhadap antimikroba meliputi:
1. Jenis spesimen secara keseluruhan maupun berdasarkan lokasi
2. Distribusi bakteri penyebab infeksi berdasarkan jenis spesimen. Pola disusun
berurutan berdasarkan jumlah bakteri terbanyak sampai sedikit. Jika jumlah spesies
terlalu sedikit maka bisa digabung dalam genus.
3. Antibiogram dilaporkan berdasarkan lokasi, jenis spesimen, genus/spesies mikroba.
Antibiogram yang dilaporkan adalah persen sensitif.
4. Data mikroba multiresisten
BAB III
KEBIJAKAN
BAB IV
TATALAKSANA

A. Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel adalah semua pemeriksaan kultur dan sensitivitas yang ada di Rumah
sakit Emanuel.

B. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan catatan hasil pemeriksaan
pemeriksaan kultur dan sensitivitas semua pasien di laboratorium pada kurun waktu tertentu.
Hal hal yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan semua hasil pemeriksaan kultur
2. Ambil pemeriksaan yang menunjukkan adanya pertumbuhan kuman
3. Pilah–pilah sesuai jenis kumannya, jenis spesimen, asal bangsal.
4. Lakukan pengolahan data sesuai mikroba dan jenis antimikroba.
5. Mendata mikroba multiresisten

C. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan pada hasil pemeriksaan kultur dan sensitivitas dalam periode
satu tahun yang telah berjalan. Pemilihan data diambil pada hasil pemeriksaan kultur yang
tumbuh kuman dan dilakukan pemeriksaan uji kepekaan kuman. Hasil dilakukan analisis
menurut jenis mikroba dan di persentase menurut sensitivitasnya terhadap antimikroba.

D. Pengolahan data
Data yang didapat dari semua pasien yang melakukan pemeriksaan kultur diolah hingga
tergambar dalam peta pola mikroba dan kepekaannya. Di dalam pola mikroba dan
kepekaannya akan tergambar hal –hal mengenai:
1. Jenis spesimen secara keseluruhan maupun berdasarkan lokasi
2. Distribusi bakteri penyebab infeksi berdasarkan jenis spesimen. Pola disusun berurutan
berdasarkan jumlah bakteri terbanyak sampai sedikit. Jika jumlah spesies terlalu sedikit
maka bisa digabung dalam genus.
3. Antibiogram dilaporkan berdasarkan lokasi, jenis spesimen, genus/spesies mikroba.
Antibiogram yang dilaporkan adalah persen sensitif.
4. Data mikroba multiresisten
a. MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus aureus)
Kriteria MRSA = S. Aureus yang resisten dengan cefoxitin disk
Jumlah isolat MRSA
Angka MRSA =
Jumlah total isolat 𝑆. 𝑎𝑢𝑟𝑒𝑢𝑠

b. ESBL (Extended Spectrum Beta-Lactamase)


Kriteria Suspek ESBL = Mikroba gram negatif (K. pneumonia, E. Coli, Proteus
mirabilis) yang resisten ceftriaxon atau ceftazidime
Jumlah isolat suspek ESBL mikroba tertentu
Angka suspek ESBL =
Jumlah total mikroba tertentu
c. VRE (Vancomycin Resistant Enterococcus)
Kriteria VRE = Enterococccus yang resisten dengan Vancomycin disk
Jumlah isolat VRE
Angka VRE =
Jumlah total isolat 𝐸𝑛𝑡𝑒𝑟𝑜𝑐𝑜𝑐𝑐𝑢𝑠
d. MDRAB (Multi Drug Resistance Acinetobacter baumannii)
Kriteria MDRAB= A. baumannii yang resisten dengan minimal 1 agen antibiotik dari
minimal 3 kelas antimikroba (cephalosporins, β-lactam/β-lactam inhibitor,
carbapenems, floroquinolones, aminoglycosides)
Jumlah isolat MDRAB
Angka MDRAB =
Jumlah total isolat 𝐴. 𝑏𝑎𝑢𝑚𝑎𝑛𝑛𝑖𝑖
e. MDR-Pseudomonas
Kriteria MDR-Pseudomonas= Pseudomonas yang resisten dengan minimal 1 agen
antibiotik dari minimal 3 kelas antimikroba (cephalosporins, β-lactam/β-lactam
inhibitor, carbapenems,floroquinolones, aminoglycosides)
Jumlah isolat MDR − Pseudomonas
Angka MDR − Pseudomonas =
Jumlah total isolat 𝑃𝑠𝑒𝑢𝑑𝑜𝑚𝑜𝑛𝑎𝑠
E. Pelaporan
Hasil pola kuman setiap tahun yang telah dibuat dilaporkan ke Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, Tim PPRA serta ke Rumah Sakit.
BAB V
DOKUMENTASI

Hal-hal yang perlu didokumentasikan adalah sebagai berikut :


1. Data pola mikroba dan kepekaannya
2. Pemeriksaan Kultur
3. Pelaporan ke Rumah sakit, Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dan Tim
PPRA

Purwareja Klampok, Januari 2018


Kepala Instalasi Laboratorium,

dr. Epsi Marwati, M.Sc., Sp.PK.

Anda mungkin juga menyukai