PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Sebagai panduan bagi klinisi dalam pemilihan dan penggunaan antimikroba
secarabijak.
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
1.3 Definisi
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (virus,bakteri,
parasit, jamur) bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia
(seperti keracunan)
Antimikroba adalah bahan-bahan/obat-obat yang digunakan untuk
memberantas/membasmi infeksi mikroba khususnya yang merugikan manusia
Antibakteri atau antibiotik adalah suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang dalam konsentrasi kecil mempunyai kemampuan
menghambat atau membunuh mikroorganisme lain
4. Faktor Biaya
Antimikroba yang tersedia di Indonesia bisa dalam bentuk obat generik, obat
merek dagang, obat originator atau obat yang masih dalam lindungan hak paten
(obat paten). Harga antimikroba pun sangat beragam. Harga antimikroba
dengan kandungan yang sama bisa berbeda hingga 100 kali lebih mahal
dibanding generiknya. Apalagi untuk sediaan parenteral yang bisa 1000 kali lebih
mahal dari sediaan oral dengan kandungan yang sama. Peresepan antimikroba
yang mahal, dengan harga di luar batas kemampuan keuangan pasien akan
berdampak pada tidak terbelinya antimikroba oleh pasien, sehingga
mengakibatkan terjadinya kegagalan terapi. Walaupun antimikroba yang
diresepkan sudah tepat apabila jauh dari tingkat kemampuan keuangan pasien
tentu tidak akan bermanfaat.
Penicillin G dan Penicillin G dan Sangat aktif terhadap kokus Gram-positif, tetapi
Penicillin V Penicillin V cepat dihidrolisis oleh Penicillinase atau Beta-
lactamase, sehingga tidak efektif terhadap S. aureus
Penicillin yang Metisilin, Merupakan obat pilihan utama untuk terapi S.Aureus
resisten terhadap Nafcillin, yang memproduksi Penicillinase. Aktivitas antimikroba
Beta-lactamase/ Oxacillin, kurang poten terhadap mikroorganismeyang sensitif
Penicillinase Cloxacillin dan terhadap Penicillin G.
Dicloxacillin
Ekskresi
Cara Waktu Paruh Penyesuain Dosis
Obat Ginjal
Pemberian (jam) Pada Gagal Ginjal
(%)
Penicillin alami
Penicillin G IM, IV 0,5 79-85 Ya
Penicillin V Oral 0,5 20-40 Ya
Penicillin Anti-staphylococcus (resisten Penicillinase)
Nafisilin IM, IV 0,8-1,2 31-38 Tidak
Oxacillin IM, IV 0,4-0,7 39-66 Tidak
Cloxacillin Oral 0,5-0,6 49-70 Tidak
2) Cephalosporin
Cephalosporin menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan
mekanisme serupa dengan Penicillin. Cephalosporin diklasifikasikan
berdasarkan generasinya.
Generasi I
Cefadroxil Oral 1,2-2,5 70-90 Ya
Cefazolin IM, IV 1,5-2,5 70-95 Ya
Cefalexin Oral 1,0 95 Ya
Cefapirin IM, IV 0,6 50-70 Ya
Cefradin Oral 0,7 75-100 Ya
Generasi II
Cefaclor Oral 0,6-0,9 60-85 Ya
Cefamandole IM, IV 0,5-1,2 100 Ya
Cefmetazole IV 1,2-1,5 85 Ya
Cefonizid IM, IV 3,5-4,5 95-99 Ya
Cefotetan IM, IV 2,8-4,6 60-91 Ya
Cefoxitin IM, IV 0,7-1,0 85 Ya
Cefprozil Oral 1,2-1,4 64 Ya
Cefuroxime IM, IV 1,1-1,3 95 Ya
Cefuroxime Oral 1,1-1,3 52 Ya
Generasi
axetil III
Cefdinir Oral 1,7 18 Ya
Cefepime IM, IV 2,0 70-99 Ya
Cefixime Oral 2,3-3,7 50 Ya
Cefoperazone IM, IV 2,0 20-30 Tidak
Cefotaxime IM, IV 1,0 40-60 Ya
Cefpodoxime Oral 1,9-3,7 40 Ya
Ceftazidime
proxetil IM, IV 1,9 80-90 Ya
Ceftibuten Oral 1,5-2,8 57-75 Ya
Ceftizoxime IM, IV 1,4-1,8 57-100 Ya
Cefriaxone IM, IV 5,8-8,7 33-67 Tidak
Carbapenem
Imipene IM, IV 1,0 50-70 Ya
Metropenem IV 1,0 79 Ya
Monobactam
Aztreonam IM, IV 2,0 75 Ya
Generasi IV
Ceftazidime IM, IV 1,9 NA NA
Cefepime IM 2,0 NA NA
3) Beta-lactam monosiklik
Contoh: Aztreonam.
Aktivitas golongan Monobactam resisten terhadap Beta-lactamase
yang dibawa oleh bakteri Gram-negatif. Aktif terutama terhadap
bakteri Gram-negatif. Aktivitasnya sangat baik terhadap
b. Bacitracin
Bacitracin adalah kelompok yang terdiri dari antimikroba
polipeptida, yang utama adalah Bacitracin A. Berbagai kokus dan basil
Gram-positif, Neisseria, H. influenzae, dan Treponema pallidum sensitif
terhadap obat ini. Bacitracin tersedia dalam bentuk salep mata dan kulit,
serta bedak untuk topikal. Bacitracin jarang menyebabkan hipersensitivitas.
c. Vancomycin
Vancomycin merupakan antimikroba lini ketiga yang terutama aktif
terhadap bakteri Gram-positif. Vancomycin hanya diindikasikan untuk
infeksi yang disebabkan oleh S. aureus yang resisten terhadap metisilin
(MRSA). Semua basil Gram-negatif dan mikrobakteria resisten terhadap
Vancomycin. Vancomycin diberikan secara intravena dengan waktu paruh
sekitar 6 jam. Efek sampingnya adalah reaksi hipersensitivitas, demam,
flushing dan hipotensi (pada infus cepat), serta gangguan pendengaran dan
nefrotoksisitas pada dosis tinggi.
Streptomycin 2-3 25 50
Neomycin 3 5-10 10
Kanamycin 2,0-2,5 8-16 35
Gentamycin 1,2-5,0 4-10 12
Tobramycin 2,0-3,0 4-8 12
Amikacin 0,8-2,8 8-16 35
Netilmycin 2,0-2,5 0,5-10 16
b. Tetracycline
Antimikroba yang termasuk golongan ini adalah Tetracycline,
Doxycycline, Oxytetracycline, Minocycline dan Chlortetracycline.
Antimikroba golongan ini mempunyai spektrum luas dan dapat
menghambat berbagai bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, baik yang
c. Chloramphenicol
Chloramphenicol adalah antimikroba berspektrum luas, menghambat
bakteri Gram-positif dan negatif aerob dan anaerob, Chlamydia, Ricketsia,
dan Mycoplasma. Chloramphenicol mencegah sintesis proteindengan
berikatan pada subunitribosom 50S.
Efek sampingnya adalah suspresi sumsum tulang, grey baby syndrome,
neuritis optik pada anak, pertumbuhan kandida di saluran cerna, dan
timbulnya ruam.
e. Clindamyicin
Clindamyicin menghambat sebagian besar kokus Gram-positif dan
sebagian besar bakteri anaerob, tetapi tidak bisa menghambat bakteri Gram-
negatif aerob seperti Haemophilus, Mycoplasma dan Chlamydia. Efek
samping yang sering terjadi adalah diare dan Enterocolytis
pseudomembranosa.
f. Mupirocin
Mupirocin merupakan obat topikal yang menghambat bakteri Gram-
positif dan beberapa Gram-negatif. Tersedia dalam bentuk krim atau salep
2% untuk penggunaan di kulit (lesi kulit traumatik, impetigo yang terinfeksi
sekunder oleh S. aureus atau S. pyogenes).
Dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk infeksi gonokokus bila
obat lini pertama tidak dapat digunakan. Obat ini tidak efektif untuk infeksi
Gonore faring. Efek samping penggunaannya adalah nyeri lokal, urtikaria,
demam, pusing, mual, dan insomnia.
b. Nitrofuran
Nitrofuran meliputi Nitrofurantoin, Furazolidin, dan Nitrofurazon.
Absorpsi melalui saluran cerna 94% dan tidak berubah dengan adanya
makanan. Nitrofuran bisa menghambat Gram-positif dan negatif, termasuk
E. coli, Staphylococcus sp, Klebsiella sp, Enterococcus sp, Neisseria sp,
Salmonella sp, Shigella sp dan Proteus sp.
BAB III
TATA LAKSANA
5. Waktu pemberian
Tabel 9. Presentase Kemungkinan IDO Berdasarkan Kelas Operasi dan Indeks Risiko
Indeks Ratio
Kelas Operasi
0 1 2
Bersih 1,0% 2,3% 5,4%
Bersih
2,1% 4,0% 9,5%
Terkontaminasi
Kontaminasi/Kotor 3,4% 6,8% 13,2%
Tabel 12. Daftar Antmikroba yang tidak boleh diberikan pada anak
Kategori
A B C D X
(Hanya Amphoterisin Basitracin Aminoglikosida Metronidazol
vitamin) B (trimester I)
Azitromicin Kuinolon Doksisiklin
Aztreonam Claritromicin Minosiklin
Betalaktam Cotrimoxazol Tigecyclin
Clindamisin Imipenem Tetrasiklin
Tabel 14. Daftar Antimikroba yang Perlu Dihindari Pada Wanita Menyusui
Nama Pengaruh terhadap ASI Anjuran
Antimikroba dan Bayi
Kloramphenicol Toksisitas sumsum tulang Hentikan selama menyusui
pada bayi
Tabel 15. Daftar Antimikroba dengan Eliminasi Utama Melalui Ginjal dan
Memerlukan Penyesuaian Dosis
Sebagian Besar B-Lactam Fosfomicin
Aminoglikosida Nitofurantoin
TMP-SMX Tetrasiklin
Monobactam Carbapenem
Ciprofloksasin Polimiksin B
Levofloxasin Colistin
Vancomicin Daptomicin
Kategori(Gyssens)
Tipe
Nama
Regimen terapi Tgl Tgl
RM Nama Pasien antimikrob Rute Indikasi
Dosis (P/E/EE/ mulai stop
a IV III III II
D) VI V I 0
(A/B/C/ A B (A/B/C)
D)
Nama
Tipe Penggunaan Lama Dosis
Antimikroba Lama DDD DDD
No. No. RM Nama Pasien Diagnosa Terapi Antimikroba Rawat Regimen
(Rute Terapi (teori) (kalkulasi)
(P/E/EE/D) (YA/TIDAK) Inap (gram)
pemberian)
Salah satu langkah untuk melakukan monitoring penggunaan antimikroba pada pasien dapat dilihat pada CPA (Catatan Pemberian
Antimikroba) yang terdapat pada rekam medis pasien.
1 Darah
2 Pus
3 Sputum
4 Urine
5 DLL
6
7
8 Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
RESISTENSI ANTIMIKROBA
NO SPESIES MIKROBA AMX AMP SAM CZO FEP CTX CAZ CRO CIP GEN SXT
AMK %S
%S %S %S %S %S %S %S %S %S %S MEM %S %S
MRSA
JENIS SPESIMEN JUMLAH SPESIMEN
JUMLAH PROSENTASE
Darah
Urine
Pus
Sputum
JUMLAH ESBL
JENIS JUMLAH SPESIES
SPESIES
SPESIMEN SPESIMEN MIKROBA JUMLAH PROSENTASE
MIKROBA
Darah
Urine
Pus
Sputum