BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakansalah satu
masalah
kesehatan
masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu
obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba
antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa.
Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi
yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar
40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk
penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada
penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai bagian rumah
sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada
indikasi (Hadi, 2009).
Intensitas
penggunaan
antibiotik
yang relatif
tinggi
menimbulkan
yaitu
Methicillin-Resistant
Staphylococcus
Aureus
(MRSA),
Umum
Penggunaan
Antibiotik
menjadi
panduan
m
pengambilan keputusan penggunaan antibiotik.
C. Daftar Istilah dan Singkatan
1.
ADRs
2.
AIDS
3.
ARV
4.
ASA
5.
ATC
6.
CAP
= Community-Acquired Pneumonia
7.
Clcr
= Creatinine clearance
8.
CMV
= Cytomegalovirus
9.
CVP
10. DDD
11. ESO
12. G6PD
= Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase
13. ILO
14. KHM
LCS
dala
MESO
MIC
ODHA
PPP
PPRA
RAST
RCT
RPA
SLE
SOP
TDM
TEN
UDD
EVIDENCES
Meta analisis, sistematik review dari beberapa RCT yang
mempunyai kualitas tinggi dan mempunyai risiko bias yan
rendah
Meta analisis, sistematik review dari beberapa RCT yang
terdokumentasi baik dan mempunyai risiko bias yang ren
1+
dah
1-
2++
2+
2ang
3
4
Rekomendasi
A
isis,
level
1+ dan menunjukkan adanya konsistensi hasil, serta
dapat secara langsung diaplikasikan ke populasi target
.
B
level
2++ dan menunjukkan adanya konsistensi hasil, serta
dapat secara langsung diaplikasikan ke populasi target
,
atau
atau
Ekstrapolasi bukti ilmiah dari penelitian level 2++.
Bukti ilmiah berasal dari level 3 atau 4, atau
Ekstrapolasi bukti ilmiah dari penelitian level 2+.
BAB II
PRINSIP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
berkembangnya
bakteri.
Peningkatan
nilai
KHM
menggambarkan tahap awal menuju resisten.
c. Enzim perusak antibiotik khusus terhadap golongan betalaktam,
pertama dikenal pada Tahun 1945 dengan nama penisilinase
yang
ditemukan pada Staphylococcus aureus dari pasien
yang
mendapat pengobatan penisilin. Masalah serupa juga ditemu
kan
pada pasien terinfeksi Escherichia coli
yang mendapat
terapi
ampisilin (Acar and Goldstein, 1998). Resistensi
terhadap
golongan beta-laktam antara lain terjadi karena perubahan a
tau
mutasi gen penyandi protein (Penicillin Binding Protein,
PBP).
Ikatan obat golongan beta-laktam pada PBP akan meng
hambat
sintesis dinding sel bakteri sehingga sel mengalami lisis.
d. Peningkatan kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik
bisa
terjadi dengan 2 cara, yaitu:
1) Mekanisme Selection Pressure. Jika bakteri resisten ter
sebut
berbiak secara duplikasi setiap 20-30 menit (untuk b
akteri
hari, seseorang t
ersebut
dipenuhi oleh bakteri resisten. Jika seseorang terinfek
si oleh
bakteri yang resisten maka upaya penanganan infeksi den
gan
antibiotik semakin sulit.
2) Penyebaran resistensi ke bakteri yang non-resisten
melalui
Obat
Antasida
dosis
ngan
antasida
10 kali lebih tinggi dari KHM. Jika gagal mencapai ka
dar ini di
Antibakteri
Kemungkinan adanya peningkatan risiko nefrotoksisitas
a. Sefalosporin
Obat
Antikoagulan
Sulfinpirazon
Vaksin
Sefalosporin
mungkin
meningkatkan
efek antikoagulan
Ekskresi
penisilin
dikurangi
oleh sulfinpirazon
kumarin
Antibakteri menginaktivasi vaksin tifoid oral
Probenesid
Obat ulkus
b.
Interaksi
Absorpsi
sefpodoksim dikurangi oleh antagonis histamin
Penisilin
peptik
H2
Agalsidase alfa dan
Gentamisin mungkin menghambat efek agalsidase
beta
alfa dan beta (produsen agalsidase alfa dan beta
Vaksin
Antibakteri menginaktivasi vaksin tifoid oral
menganjurkan untuk menghindari pemberian secar
a
bersamaan)
Analgetik
Kadar plasma amikasin dan gentamisin pada
neonatus mungin ditingkatkan oleh indometasin
Obat
Interaksi
Antibakteri
Allopurinol
Antibakteri
Antikoagulan
Antikoagulan
c.
Sitotoksik
Antidiabetika
Relaksan otot
Antijamur
Probenesid
Bifosfonat
Obat
Interaksi
ranelat
Antasid
Antimalaria
(produsen
trioksida
strontium ranelat
menganjurkan
untuk
Absorpsi siprofloksasin,
Produsen
artemeter/lumefantrin
levofloksasin,
menganjurkan
moksifloksasin,
agar
menghindari penggunaan secara bersamaan)
norfloksasin, dan
menghindari
kuinolon;
ofloksasin
peningkatan
dikurangi
risiko
oleharitmia
antasida
Produk susu
Absorpsi siprofloksasin dan norfloksasin dikurangi
ventrikel bila oksifloksasin diberikan bersama
Teofilin
Kemungkinan
peningkatan risiko konvulsi bila
oleh
produk susu
Antiaritmia
Peningkatan
risiko
aritmia ventrikel
bila levofloksasin
klorokuin dan
hidroksiklorokuin,
meflokuin,
atau
Obat
Interaksi
kuinolon diberikan bersama teofilin; siprofloksasin da
atau
moksifloksasin
diberikan
bersama
amiodaron
kuinin
hindari
penggunaan kadar
secararasagilin
bersama-sama
Dopaminergik
Siprofloksasin
meningkatkan
plasma;
n
diberikan
bersama
bifosfonat
hindari pemberian secara bersamaan; peningkatan
siprofloksasinmeningkatkan
menghambat metabolisme
ropinirol
norfloksasin
kadar teofilin
Antipsikosis
Peningkatan
aritmia
ventrikel
bila plasma
risiko aritmiarisiko
ventrikel
bila moksifloksasin
diberikan
Obat ulkus
Absorpsi
siprofloksasin,
levofloksasin,
moksifloksasin,
(peningkatan
kadar
plasma).
Glikosida jantung
Neomisin mengurangi absorpsi digoksin; gentamisin
moksifloksasin
diberikan
bersama
benperidol
bersama disopiramid
hindari
pemberian
secara
peptik
norfloksasin,
dan
ofloksasin
dikurangi
oleh
sukralfat
mungkin
meningkatkan
kadar
digoksin
plasma
Agonis
5HT1:
kuinolon
mungkin
menghambat
produsen
bersamaanbenperidol menganjurkan agar menghindari
metabolisme secara
zolmitriptan
(menurunkan
dosis
bersamaan;
peningkatan
risiko
Vaksin Siklosporin penggunaan
AntibakteriPeningkatan
menginaktivasi
vaksin
tifoid oralbila
risiko
nefrotoksisitas
Antibakteri
Peningkatan
risiko
artimia
ventrikel
bila
zolmitriptan)
aritmia ventrikle bila moksifloksasin diberikan
aminoglikosida diberikan bersama siklosporin
moksifloksasin
diberikan
bersama
eritromisin
bersama
haloperidol,
fenotiazin,
pimozid,
Zinc
Absorpsi droperidol,
siprofloksasin,
levofloksasin,
moksifloksasin,
Besi
Absorpsi
siprofloksasin,
levofloksasin,
moksifloksasin,
parenteral
hindari
pemberian
secara
bersamaan;
efe
zuklopentiksol
hindaridikurangi
penggunaan
secara
norfloksasin,
dan ofloksasin
olehabsorpsi
zinc
Sitotoksik atau
Neomisin
mungkin
mengurangi
norfloksasin,
dan ofloksasinmeningkatkan
dikurangi oleh
zat besi
k
bersamaan;metotreksat;
siprofloksasin
kadar
neomisin menurunkan
bioavailabilitas
oral
asam nalidiksat
mungkin
diantagonis oleh
klozapin
plasma;
siprofloksasin
sorafenib;
peningkatanmungkin
risiko nefrotoksisitas dan
nitrofurantoin kadar olanzapin plasma
meningkatkan
mungkin dikurangi
juga ototoksisitas
bila aminoglikosida
Lanthanum
Absorpsi
kuinolon
lanthanum
Antikoagulan
Siprofloksasin,
asam nalidiksat,oleh
norfloksasin,
dan
diberikan
bersama
senyama
platinum
(diberikan
minimal
2
jam
sebelum
atau
4
jam
sesudah
ofloksasin
meningkatkan
efek
antikoagulan
kumarin;
Atomoksetin
Peningkatan risiko aritmia ventrikel bila
lanthanum)
levofloksasin
mungkin
meningkatkan
efek bila aminoglikosida
moksifloksasin
diberikan
bersama
atomoksetin
Diuretika
Peningkatan
risiko
ototoksisitas
antikoagulan kumarin dan fenindion
diberikan bersama
loop diuretic
Relaksan
otot
Norfloksasin
meningkatkan
kadar tizanidin
Beta-bloker
Peningkatan mungkin
risiko aritmia
ventrikel bila
plasma
(peningkatan
risikobersama
toksisitas);
siprofloksasin
Antidepresan
Siprofloksasin
menghambat
metabolisme
duloksetin
diberikan
sotalol
hindari
Relaksan ototmoksifloksasin
Aminoglikosida
meningkatkan
efek
relaksan otot
meningkatkan
kadar
tizanidin
plasma
(peningkatan
hindari penggunaan
secara bersamaan; produsen
pemberian
secara bersamaan
non-depolarisasi
dan suksametonium
risiko
toksisitas)
hindari agar
penggunaan
secara
agomelatin
menganjurkan
menghindari
bersama-sama
Garam Parasimpatomimetika
kalsium
Absorpsi siprofloksasin
dikurangi
oleh risiko
garam
kalsium
pemberian
siprofloksasin;
peningkatan
aritmia
Aminoglikosida
mengantagonis
egek neostigmin
dan
ventrikel bila
moksifloksasin
diberikan
bersama
piridostigmin
Mikofenolat
Mungkin
menurunkan
mikofenolat
Siklosporin
Peningkatan
risiko
nefrotoksisitas
bila kuinolon
antidepresan
trisiklik
bioavailabilitas
hindari pemberian
secara
siklosporin
bersamaanbersama
Takrolimus diberikan
Peningkatan
risiko nefrotoksisitas bila
Pentamidin
Peningkatan risiko aritmia ventrikel bila
aminoglikosida diberikan bersama takrolimus
isetionat
moksifloksasin
diberikan
bersama pentamidin
isetiona
Klopidogrel
Siprofloksasin
mungkin
menurunkan
efekglibenklamid
Antidiabetik
Norfloksasin mungkin
meningkatkan
efek
tantitrombotik
Kuinolon
klopidogrel
Vaksin
Antibakteri
menginaktivasi vaksin oral tifoid d.
hindari
penggunaan
secara
bersamaan
Antiepilepsi
Siprofloksasin meningkatkan atau menurunan kadar
Probenesid
Ekskresi
siprofloksasin,
asam nalidiksat,
dan
Sitotoksik
Asam
nalidiksat
meningkatkan
risiko toksisitas
fenitoin
plasma
norfloksasin
diturunkanmungkin
oleh probenesid
(peningkatan
melfalan; siprofloksasin
menurunkan
kadar
plasma)
Antihistamin
Peningkatan
risiko aritmia
ventrikelrisiko
bila oksifloksasin
ekskresi
metotreksat
(peningkatan
toksisitas);
Obat siprofloksasin
Interaksi
diberikan bersama
meningkatkan
mizolastin kadar
hindari
erlotinib
penggunaan
plasma;
Sevelamer
Bioavailabilitas
siprofloksasin
dikurangi
oleh
sevelamer
secara bersamaan
peningkatan
risiko aritmia ventrikel bila levofloksasin
Analgetik
Kemungkinan
peningkatan
risiko
konvulsi
atau moksifloksasin diberikan bersama arsenik bila
Strontium
Absorpsi
kuinolon
dikurangi
oleh strontium
ranelat
kuinolon
diberikan
bersama
NSAID, produsen
siprofloksasin memberi anjuran untuk menghindari
premedikasi dengan analgetika opioid (penurunan
kadar siprofloksasin plasma) bila siprofloksasin
digunakan untuk profilaksis bedah
4. Faktor Biaya
Antibiotik yang tersedia di Indonesia bisa dalam bentuk obat gen
erik, obat
merek dagang, obat originator atau obat yang masih dalam lind
ungan hak
paten (obat paten). Harga antibiotik pun sangat beragam. Harga
antibiotik
dengan kandungan yang sama bisa berbeda hingga 100 kali leb
ih mahal
dibanding generiknya. Apalagi untuk sediaan parenteral yang bis
a 1000
kali lebih mahal dari sediaan oral dengan kandungan yang
sama.
Peresepan antibiotik yang mahal, dengan harga di luar batas ke
mampuan
keuangan pasien akan berdampak pada tidak terbelinya ant
ibiotik oleh
pasien, sehingga mengakibatkan terjadinya kegagalan terapi. Sete
pat apa
pun antibiotik yang diresepkan apabila jauh dari tingkat k
emampuan
keuangan pasien tentu tidak akan bermanfaat.
B. Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak (Prudent)
1. Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik
dengan
spektrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang a
dekuat,
interval dan lama pemberian yang tepat.
2. Kebijakan penggunaan antibiotik (antibiotic policy) ditandai
dengan
pembatasan penggunaan antibiotik dan mengutamakan
penggunaan
antibiotik lini pertama.
3. Pembatasan penggunaan antibiotik dapat dilakukan dengan men
erapkan
Klinis
Sensitivitas
Membaik
Sesuai
prinsip
De-
Tindak Lanjut
Lakukan
sesuai
Eskalasi
Tidak Sesuai Evaluasi Diagnosis dan
Membaik
Terapi
Memburuk
Sesuai
Terapi
+
Tetap
Membaik
Tetap
Terapi
/
Prosedur Bedah
Rekomendasi
Intracranial
Craniotomy
Recommended
Recommended
Spinal surgery
Recommended
Operasi katarak
Highly recommended
Recommended
Operasi lakrimal
Recommended
Recommended
Recommended
Recommended
Ophtalmic
Facial
f.
asi klinis
Orthognathic surgery
A sertaRecommended
2010;
Lama pemberian antibiotik tidak
A
Tim PPRA Kemenkes RI., 2010). boleh dari 24 jam
B
Facial plastic
surgery
(with implant)
Should be considered
kasus
yang
secara klinis tidak didapatkan
tanda-tanda infeksi
dengan tujuan
Ear, nose and throat
untuk mencegah terjadi infeksi luka operasi. Diharapkan pada saat
Routine nose,
sinus and endoscopic
sinus
Not recommended
antibiotik
di jaringan
target A operasi
sudah mencapai kadar opt
surgery
imal
Complex septorhinoplasty
Lama pemberian antibiotik tidak
A
(including grafts)
yang
Tonsillectomy
Not recommended
A
efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri (Avenia, 2009).
Grommet penggunaan
insertion
recommended
B
jenis juga
mempertimbangkan konsentrasi antibiotik dalam jaringan saat
Head and neck mulai dan
operasi
berlangsung. D Rekomendasi
antibiotik yang digun
Head andselama
neck surgery
(clean, benign)
Not recommended
akan pada
recommended
Thorax
should be considered
should be considered
recommended
recommended
recommended
recommended
- 19 -
Pulmonary resection
Prosedur
Bedah
Prosedur
Prosedur Bedah
Bedah
Gastrointestinal
Assisted delivery
Upper
arterial reconstruction)
Non-operative intervention
Bedah
Stomach and duodenal surgery
Prosedur
Abdomen Gynecological
Small
intestine
surgery
Circumcision
(routine
o
tunnelled
CVCelective)
Indikasi
Antibiotik Profilaksi
Indikasi
Indikasi Antibiotik
Antibiotik Profilaksi
Profilaksi
Not recommended
should be considered
Recommended
recommended for third/fourth degree
perineal tear
A
Rekomendasi
D
D
D
D
Hepatobiliary
Hypospadias repair
B
A
Induced
Bile ductabortion
surgery
Hydrocoeles/hernia
repair
General
Evacuation
of incomplete miscarriage
Pancreatic surgery
Shock
wave lithotripsy
Clean-contaminated
procedures where no
Intrauterine
contraceptive device (IUCD)
Liver surgery
specific
evidence is available
insertion
Percutaneous nephrolithotomy
Urogenital
Endoscopic
ureteric
stone
Insertion
of a
prosthetic
device or implant
fragmentation/removal
Transrectal
prostate
biopsy
Gall no
bladder
surgery
(laparoscopic)
where
specific
evidence
is available
A
C
A
B
recommended
Indikasi
Antibiotik Profilaksi
recommended
should
be considered
Not recommended
recommended
Not recommended
recommended
pada pasien terbukti
Not
recommended
chlamydia
atau infeksi
gonorrhoea
should be considered
sampai
kateter
dilepas
Highly
recommended
recommended
Not recommended
Not
recommended
recommended
B
A
B
D
C
A
C
A
D
-
recommended
recommended
Not
recommended
recommended
recommended
recommended
recommended
recommended
recommended
Not recommended
Percutaneous
nephrolithotomy
Appendicectomy
B
A
Nephrectomy
Craniotomy
Colorectal surgery
B
A
Pyeloplasty
CSF shunt
Endoscopic ureteric stone
fragmentation/removal
Surgery
for vesicoureteric reflux (endoscopic or
Spinal surgery
Abdomen
open)
Transurethral resection of the prostate
A
B
recommended
recommended
B
A
recommended
Highly recommended
Tonsillectomy
Non-operative
interventions
Transurethral
resection
of
o
non-tunnelled
central
venous
mesh)
without
bladder
tumours
Cleft lip
and palate
catheter
(CVC)
Hernia
repair
(incisional
Radical
cystectomy
o
tunnelled
CVC with or without mesh
)
Arthroplasty
General
Diagnostic endoscopic procedures
Grommet insertion
Clean-contaminated
procedures
where no
Therapeutic endoscopic
procedures
Thorax specific
evidence
is available
(endoscopic
retrograde
cholangio
and percutaneous
pancreatography
Insertion of a prosthetic
device or implant
where
Openno
heart
surgery
endoscopic
gastrostomy)
specific
evidence is available
Spleen
Not recommended
Not recommended
B
D
D
C
D
Not recommended
Not
recommended
Recommended
untuk major cleft
Not recommended
recommended
palate
repairs
Not
recommended
B
A
B
D
B
D
B
Not recommended
Not recommended
Highly
recommended
Not recommended
recommended
Antibiotic-loaded
cement
is risk
recommended
should be considered
in high
recommended
in addition to
patient
intravenous antibiotics
recommended
recommended
Lama pemberian antibiotik tidak
Not
recommended
boleh
dari 24 jam
Not recommended
Highly recommended
should be considered in high risk
Cystoscopy
Gastrointestinal
Shock wave lithotripsy
Lower
21
Rekomendasi
Rekomendasi
Rekomendasi
Splenectomy
Interventional
Open fracture cardiac catheter device
placement
fracture
Appendicectomy
Gynecological
Hip fracture
- 23 Colorectal
Abdominalsurgery
hysterectomy
Orthopaedic
surgery (without implant)
Insertion
of amputation
percutaneous endoscopic
Vaginal
hysterectomy
Lower limb
gastrostomy (PEG)
Caesarean
section(abdominal and lower limb
Vascular
Splenectomy
surgery
D
D
B
A
Not recommended
recommended
Highly
patient recommended
Highly recommended
B
A
D
Highly
recommended
recommended
Not
recommended
B
A
recommended
A
-
Highly
recommended
recommended
Not
recommended
- 24 c. Toksisitas rendah.
d. Tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap pemberian
obat
anestesi.
e. Bersifat bakterisidal.
f. Harga terjangkau.
Gunakan sefalosporin generasi I II untuk profilaksis beda
h.
Pada kasus tertentu yang dicurigai melibatkan bakteri anaerob d
apat
ditambahkan metronidazol.
Tidak dianjurkan menggunakan sefalosporin generasi III dan
IV,
golongan karbapenem, dan golongan kuinolon untuk profila
ksis
bedah.
4. Rute pemberian
a. Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena.
b. Untuk menghindari risiko yang tidak diharapkan
dianjurkan
pemberian antibiotik intravena drip.
5. Waktu pemberian
- 26 Kelas Operasi
0
1,0 %
Bersih
%
Bersih
2,1 %
Indeks Risiko
1
2,3 %
4,0 %
2
5,4
9,5 %
Status Fisik
Kontaminasi
Normal
dan sehat
Kontaminasi/Kotor
3,4 %
6,8 %
13,2
2
Kelainan sistemik ringan
3
Kelainan sistemik berat, aktivitas terbatas
(Sign, 2008; Avenia, 2009)
4
Kelainan
sistemik
berat
yang
sedang
m
enjalani
b. Skor
ASA (American Society of Anesthesiologists)
5
Keadaan sangat kritis, tidak memiliki harapan hi
dup, 4. Pembagian Status Fisik Pasien Berdasarkan Skor ASA
Tabel
diperkirakan hanya bisa bertahan sekitar 24 jam denga
Skor ASA
1
%
rawat
inap
hari
kan
meningkatkan kejadian ILO.
atau
lebih
sebelum
operasi
dan
lama
operasi
Definisi
Tidak ditemukan faktor risiko
Ditemukan 1 faktor risiko
Ditemukan 2 faktor risiko
Pemasangan implan
Pemasangan
implan
pada
dapat
meningkatkan kejadian ILO.
setiap
tindakan
bedah
- 28 indikator yang baik untuk potensi suatu antibiotik, KHM tidak menunjukkan
apa-apa tentang perjalanan waktu aktivitas antibiotik.
Parameter-parameter farmakokinetik menghitung perjalanan kadar
serum
antibiotika. Terdapat 3 parameter farmakokinetik yang paling pentin
g untuk
mengevaluasi efikasi antibiotik, yaitukadar puncak serum (Cmax),
kadar
minimum (Cmin), dan area under curve (AUC) pada kurva kad
ar serum vs
waktu. Walaupun parameter-parameter ini mengkuantifikasi
perjalanan
kadar serum, parameter-parameter teresebut tidak
Pola Aktivitas mendeskripsikan
Antibiotik
Tujuan Terapi
Parameter
aktivitas bakterisid suatu antibiotik.
PK/PD
Tipe I
Aminoglikosid
Memaksimalkan - rasio AUC-24
Bakterisidal
concentrationdependence dan
Fluorokuinolon
Ketolid
kadar
jam/KHM
- rasio kadar
- 29 -
Pola Aktivitas
Antibiotik
Tujuan Terapi
Parameter
PK/PD
puncak/KHM
Karbapenem
Memaksimalkan waktu>KHM
Sefalosporin
Eritromisin
Linezolid
Penicillin
durasi paparan
Tipe III
Azitromisin
Memaksimalkan rasio AUC-24
Bakterisidal timedependence
Klindamisin
jumlah obat
jam/KHM
dan
Oksazolidinon
yang masuk
Untuk antibiotik
Tipe I, rejimen
dosis yang ideal adalah mem
Efek persisten sedang
Tetrasiklin
sirkulasi
aksimalkan
sampai lama
Vankomisin
sistemik
kadar, karena semakin tinggi kadar, semakin ekstensif dan ce
pat tingkat
bakterisidalnya. Karena itu, rasio AUC 24 jam/KHM, dan rasio
kadar
puncak/KHM merupakan prediktor efikasi antibiotik yang pentin
g. Untuk
aminoglikosid, efek optimal dicapai bila rasio kadar puncak/KHM
minimal 810 untuk mencegah resistensi. Untuk fluorokuinolon vs bakteri
Gramnegatif, rasio AUC 24 jam/KHM optimal adalah sekitar 125.
Bila
fluorokuinolon vs Gram-positif, 40 nampaknya cukup optimal. Nam
un, rasio
AUC 24 jam/KHM untuk fluorokuinolon sangat bervariasi.
Antibiotik Tipe II menunjukkan sifat yang sama sekali berlawanan.
Rejimen
- 30 -
BAB III
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK
a. Antibiotik Beta-Laktam
Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat
yang
mempunyai struktur cincin beta-laktam, yaitu penisilin,
sefalosporin,
monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-laktamase.
Obat-obat
antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagia
n besar
efektif terhadap organisme Gram -positif dan negatif. Antibio
tik betalaktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan me
nghambat
langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolim
er yang
memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.
1) Penisilin
Golongan penisilin diklasifikasikan berdasarkan spektrum a
ktivitas
antibiotiknya.
Tabel 7. Antibiotik Golongan Penisilin
Golongan
Contoh
Aktivitas
metisilin,
nafsilin,
oksasilin,
kloksasilin,
ksasilin
Aminopenisilin
ampisilin,
sisilin
Karboksipenisilin
karbenisilin,
silin
Ureidopenislin
mezlosilin,
azlosi
lin,
dan
piper
asilin
Tabel 8.
Cara
berian
Penisilin alami
Penisilin G
Pem
IM, IV
Ya
0,5
79-85
- 33 Penisilin V
Oral
0,5
20-40
Ya
Penisilin Anti-stafilokokus (resisten penisilinase)
Nafisilin
IM, IV
0,8-1,2
31-38
Tidak
Oksasilin
IM, IV
0,4-0,7
39-66
Tidak
Kloksasilin
Oral
0,5-0,6
49-70
Tidak
Dikloksasilin
Oral
0,6-0,8
35-90
Tidak
Aminopenisilin
Ampisilin
Oral, IM, IV
1,1-1,5
40-92
Ya
Amoksisilin
Oral
1,4-2,0
86
Ya
Penisilin Anti-pseudomonas
Karbenisilin
Oral
0,8-1,2
85
Ya
Mezlosilin
IM, IV
0,9-1,7
Ya
Piperasilin
IM, IV
0,8-1,1
Ya
Tikarsilin
IM, IV
1,0-1,4
Ya
IM = intramuskuler; IV = intravena.
61-69
74-89
95
2) Sefalosporin
Sefalosporin
Contoh
III
Sefaleksin,
sefalotin
,
sefazolin
,
sefradin,
sefadrok
sil
II
Aktivitas
Sefaklor,
Sefot
aksi
m,
s
eftria
kson,
s
eftazi
dim,
s
sefaman
dol,
sefuroks
efiksi
m,
s
im,
sefoksiti
n,
sefoteta
n,
sefmetaz
ol,
sefprozil
.
efope
razon
,
Obat
Generasi
Cara
Pemberian
Waktu
Paruh
(jam)
Ekskresi
Ginjal (%)
Penyesuaian
Dosis pada
Gagal Ginjal
Generasi-I
Sefadroksil
Oral
1,2-2,5
70-90
Ya
Sefazolin
i.m., i.v.
1,5-2,5
70-95
Ya
Sefaleksin
Oral
1,0
95
Ya
34
Sefapirin
i.m., i.v.
0,6
50-70
Ya
Contoh
Aktivitas
Sefradin
Oral
0,7
75-100
Ya
seftizokssefoperazon
juga
aktif
terhadap
Generasi-II
im, Oral
P.
Sefaklor
0,6-0,9
60-85
Ya
sefpodo 0,5-1,2
aeruginosa, tapi
Sefamandol
i.m., i.v.
100kurang aktifYadibanding
ksim,
generasi-III lainnya
terhadap
Sefmetazol
i.v.
1,2-1,5
85
Ya
moksala3,5-4,5
kokus
Sefonisid
i.m., i.v.
95-99
Ya
Gram-positif.
ktam.
Sefotetan
i.m., i.v.
2,8-4,6
60-91
Ya
Aktivitas
lebih
luas
dibanding
Sefoksitin
i.m., i.v.
0,7-1,0
85
YagenerasiIV
Sefepim, III dan tahan terhadap beta-laktamase.
Sefprozil
Oral
1,2-1,4
64
Ya
sefpirom
Sefuroksim
i.m., i.v.
1,1-1,3
95
Ya
Sefuroksim
Oral
1,1-1,3
52
Ya
Tabel 10. Parameter-parameter Farmakokinetik untuk Bebera
aksetil
Generasi-IIIpa
1,7 Sefalosporin
18
Sefdinir
Oral
Ya
Sefepim
Sefiksim
i.m., i.v.
Oral
2,0
2,3-3,7
70-99
50
Ya
Ya
Sefoperazon
Sefotaksim
i.m., i.v.
i.m., i.v.
2,0
1,0
20-30
40-60
Tidak
Ya
Sefpodoksim
proksetil
Seftazidim
Seftibuten
Oral
1,9-3,7
40
Ya
i.m., i.v.
Oral
1,9
1,5-2,8
80-90
57-75
Ya
Ya
Seftizoksim
i.m., i.v.
1,4-1,8
57-100
Ya
- 35 -
Ginjal (%)
i.m., i.v.
Waktu
Paruh
(jam)
5,8-8,7
33-67
Penyesuaian
Dosis pada
Gagal Ginjal
Tidak
i.m., i.v.
1,0
50-70
Ya
i.v.
1,0
79
Ya
i.m., i.v.
2,0
75
Ya
i.m., i.v.
1,9
NA
i.m. = intramuskuler; i.v. = intravena.
Seftazidim
NA
Sefepim
i.m.
2,0
NA
3) Monobaktam (beta-laktam monosiklik)
NA
Obat
Seftriakson
Karbapenem
Imipenemsilastatin
Meropenem
Monobaktam
Aztreonam
Generasi- IV
Cara
Pemberian
Ekskresi
Contoh: aztreonam.
Aktivitas: resisten terhadap beta-laktamase yang dibawa oleh
bakteri
Gram- negatif. Aktif terutama terhadap bakteri Gramnegatif.
Aktivitasnya sangat baik terhadap Enterobacteriacease, P. aer
uginosa,
H. influenzae dan gonokokus.
Pemberian: parenteral, terdistribusi baik ke seluruh tubuh, te
rmasuk
cairan serebrospinal.
Waktu paruh: 1,7 jam.
Ekskresi: sebagian besar obat diekskresi utuh melalui urin.
4) Karbapenem
Karbapenem merupakan antibiotik lini ketiga yang
mempunyai
aktivitas antibiotik yang lebih luas daripada sebagian besar
beta-
Sulbaktam
Streptomisin
Neomisin
Kanamisin
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
Netilmisin
Diadaptasi dengan izin
St Louis
Lippincott, 1985:1372.
2-3
25
50
3
5-10
10
2,0-2,5
8-16
35
1,2-5,0
4-10
12
2,0-3,0
4-8
12
0,8-2,8
8-16
35
2,0-2,5
0,5-10
16
dari buku Fakta dan Perbandingan Obat.
b. Tetrasiklin
Antibiotik yang termasuk ke dalam golongan ini adalah
tetrasiklin,
doksisiklin, oksitetrasiklin, minosiklin, dan klortetrasiklin.
Antibiotik
golongan ini mempunyai spektrum luas dan dapat menghambat b
erbagai
bakteri Gram-positif, Gram-negatif, baik yang bersifat aerob
maupun
anaerob, serta mikroorganisme lain seperti Ricketsia,
Mikoplasma,
Klamidia, dan beberapa spesies mikobakteria.
Tabel 12. Beberapa Sifat Tetrasiklin dan Obat-obat Segolongan
Ikatan Protein
Waktu
Cara
Pe
Serum (%)
Obat
Paruh
mberian
Serum (jam)
yang
Disukai
Tetrasiklin HCl
Oral, i.v.
Klortetrasiklin Oral, i.v.
HCl
Oksitetrasiklin Oral, i.v.
HCl
Oral
Demeklosiklin
HCl
Metasiklin HCl
Oral
Doksisiklin
Oral, i.v.
8
6
25-60
40-70
20-35
12
40-90
13
18
75-90
25-90
Minosiklin HCl
- 38 Oral, i.v.
16
70-75
c. Kloramfenikol
Kloramfenikol adalah antibiotik berspektrum luas, menghamb
at bakteri
Gram-positif dan negatif aerob dan anaerob, Klamidia, Ricke
tsia, dan
Mikoplasma. Kloramfenikol mencegah sintesis protein dengan
berikatan
pada subunit ribosom 50S.
Efek samping: supresi sumsum tulang, grey baby syndrome,
neuritis
optik pada anak, pertumbuhan kandida di saluran cerna, dan t
imbulnya
ruam.
d. Makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin)
Makrolida
e. Klindamisin
Klindamisin menghambat sebagian besar kokus Gram-positif
dan
sebagian besar bakteri anaerob, tetapi tidak bisa menghamb
at bakteri
Gram-negatif aerob seperti Haemophilus, Mycoplasma dan Chlamydi
a.
Efek samping: diare dan enterokolitis pseudomembranosa.
f.
Mupirosin
Antimetabolit
yang
Menghambat
Enzim-Enzim
Esensial
dalam
Metabolisme Folat
a. Sulfonamid dan Trimetoprim
Sulfonamid bersifat bakteriostatik.
Trimetoprim
- 40 kombinasi dengan
dalam
mampu
menghambat sebagian besar
kecuali
P.
aeruginosa dan Neisseria sp.
patogen
sulfametoksazol,
saluran
kemih,
2) Fluorokuinolon
Golongan
fluorokuinolon
meliputi
norfloksasin,
siprofloksasin,
ofloksasin, moksifloksasin, pefloksasin, levofloksasin, dan lainlain.
Fluorokuinolon bisa digunakan untuk infeksi yang disebab
kan oleh
Gonokokus, Shigella, E. coli, Salmonella, Haemophilus,
Moraxella
catarrhalis serta Enterobacteriaceae dan P. aeruginosa.
d. Nitrofuran
Nitrofuran meliputi nitrofurantoin, furazolidin, dan nitrofurazon.
Absorpsi melalui saluran cerna 94% dan tidak berubah den
gan adanya
makanan.
Nitrofuran bisa menghambat Gram-positif dan negatif, termasuk
E. coli,
Staphylococcus sp, Klebsiella sp, Enterococcus sp, Neisseria sp, S
almonella
sp, Shigella sp, dan Proteus sp.
- 41 -
BAB IV
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
A. Hipersensitivitas Antibiotik
Hipersensitivitas
antibiotik
- 43 total dapat
- 45 2. Pencegahan Endokarditis
a. Endokarditis adalah infeksi permukaan endokardium
jantung, yang
bisa mengenai satu katup jantung atau lebih, endokardium
otot, atau
defek septum.
b. Panduan untuk terapi profilaksis terhadap endokarditis:
1) Kondisi penyakit jantung yang berisiko tinggi untuk
terjadi
endokarditis infeksiosa, dianjurkan diberikan profilaksis:
a) Katup jantung prostetik
b) Riwayat menderita endokarditis infeksiosa sebelumnya
c) Penyakit jantung kongenital
d) Penerima transplantasi jantung yang mengalami
valvulopati
jantung
2) Untuk pasien dengan kondisi di depan, profilaksis
dianjurkan
untuk semua prosedur gigi yang melibatkan manipula
si jaringan
gingiva atau daerah periapikal gigi atau perforasi muk
osa mulut.
Prosedur berikut ini tidak memerlukan profilaksis: injeksi
anestetik
rutin menembus jaringan yang tidak terinfeksi, foto r
ontgen gigi,
pemasangan piranti prostodontik atau ortodontik yang bisa
dilepas,
penyesuaian piranti ortodontik, pemasangan
bracket o
rtodontik,
pencabutan gigi primer, dan perdarahan karena trauma p
ada bibir
atau mukosa mulut.
Nama Obat
Siprofloksasin
untuk
Kelompok Usia
Kurang dari 12 tahun
Alasan
Merusak
tulang
ra
wan
Norfloksasin
Kurang dari 12 tahun
Merusak
tulang
ra
- 47 wan
tersebut. Pemeriksaan pasca perkosaan
seyogyanya dilakukan
Tetrasiklin
Kurang
dari
4
ta diskolorisasi
hun
gigi,
mengidentifikasi penyebab infeksi lain (misal klamidia dan go
atau pada dosis tinggi
gangguan
pertumbuh
nokokus)
Kotrimoksazol
Kurang dari 2 bulan
Tidak ada data efektivit
karena berpotensi untuk terjadi infeksi asendens.
as
Kloramfenikol
Neonatus
Menyebabkan Grey baby
syndrome
Tiamfenikol
Neonatus
Menyebabkan Grey baby
syndrome
- 48 -
Nama Obat
Linkomisin
HCl
PiperasilinTazobaktam
Azitromisin
Tigesiklin
Kelompok Usia
Alasan
Neonatus
Neonatus
Neonatus
Anak
kurang
dari
18
2. Penggunaan Antibiotik Pada Wanita Hamil dan Menyusui
Spiramisin
Neonatus dan bayi
Tidak ada data keamanan
A
(Hanya
vitamin)
- 49 Astreonam
Nama Antibiotik
Pengaruh Kotrimoksazol
terhadap ASI danTetrasiklin Anjuran
Beta lakt Imipenem
Tigesiklin
bayi
am
Isoniazid
Kloramfenikol
Toksisitas
sumsum
tulan Hentikan selama
Klindami
Linezolid
menyusui
g
sin
Paramomisin
pada bayi
Karbape Pirazinamid
Klindamisin
Pendarahan
gastrointestinal
Hentikan selama
nem
Spiramisin
menyusui
Eritromi
sin
Kloksasilin
Diare
Awasi terjadinya diare
Fosfomisi
Metronidazol
Data
pre
Hentikan selama
n
menyusui
klinik
Metronid
menunjukkan
azol
efek
Sulfa
Pentoksifilin
Ekskresi dalam ASI
Hindari
s
Rifampisin
elama
Vankomisin
menyusui
Siprofloksasin
Ekskresi dalam ASI
Hindari
s
elama
Tabel 16. Daftar Antibiotik yang Perlu Dihindari Pada Wanita Menyusu
menyusui
i
Kotrimoksazol
Hiperbilirubinemia atau
Hindari pada bayi sakit,
defisiensi G6PD
stres, prematur,
hiperbilirubinemia, dan
Antibiotik
Catatan defisiensi G6PD
Kloramfenikol
Berpotensi menyebabkan supresi sumsum tulang
idiosinkratik
Siprofloksasin,
norfloksasin
(kinolon)
Klofazimin
Furazolidon
Metronidazol
Vaksin
Vankomisin
Nitrofurantoin
a.
Kloramfenikol
Nafsilin
Cefoperazon
Linezolid
Doksisiklin
Isoniazid/Etambutol/Rifampisin
5. Penggunaan Antibiotik Pada Insufisiensi Hati
Minosiklin
Pirazinamid
Telitromisin
Klindamisin
Moksifloksasin
Metronidazol
Makrolida
Tigesiklin
farmasis/apoteker
mengkaji
dosis
kelengkapan
resep
serta
rejimennya.
c. Apoteker mengkaji ulang kesesuaian instruksi pengobatan di
RPA
dengan rekam medik dan menulis informasi yang perlu disa
mpaikan
kepada dokter/perawat/tenaga medis lain terkait
penggunaan
antibiotik tersebut dan memberi paraf pada RPA.
d. Apoteker menyiapkan antibiotik yang dibutuhkan secara
unit dose
dispensing (UDD) ataupun secara aseptic dispensing (penca
mpuran
sediaan parenteral secara aseptis) jika SDM dan sarana terse
dia. Obat
yang sudah disiapkan oleh Instalasi Farmasi diserahkan
kepada
perawat ruangan.
e. Perawat yang memberikan antibiotik kepada pasien
(sediaan
parenteral/nonparentral/oral) harus mencatat jam pemberian
dan
memberi paraf pada RPA, sesuai jam pemberian antibiotik ya
ng sudah
ditentukan/disepakati.
f. Antibiotik parenteral dapat diganti per oral, apabila setelah 2
4-48 jam
(NHS, 2009):
1) Kondisi klinis pasien membaik.
2) Tidak ada gangguan fungsi pencernaan (muntah,
malabsorpsi,
gangguan menelan, diare berat).
3) Kesadaran baik.
4) Tidak demam (suhu > 36oC dan < 38oC), disertai tidak le
bih dari
satu kriteria berikut:
a) Nadi > 90 kali/menit
b) Pernapasan > 20 kali/menit atau PaCO2 < 32 mmHg
c) Tekanan darah tidak stabil
d) Leukosit < 4.000 sel/dl atau > 12.000 sel/dl (tidak
ada
neutropeni).
2. Monitoring Efektivitas, Efek Samping dan Kadar Antibiotik Dalam D
arah
a. Monitoring (Depkes, 2004; Lacy, 2010)
1) Dokter, apoteker dan spesialis mikrobiologi klinik
melakukan
pemantauan
terapi antibiotik setiap 48-72 jam,
dengan
mencegah
timbul
resistensi
bakteri serta
meningkatkan
kewaspadaan pasien/keluarganya terhadap efek samping/
adverse
- 55 (ADRs) yang
drug reactions
mungkin terjadi, dalam
rangka
menunjang pelaksanaan program patient safety di rumah sa
kit.
2) Konseling tentang penggunaan antibiotik dapat diberikan
pada
pasien/keluarganya di rawat jalan maupun rawat inap.
3) Konseling pasien rawat jalan dilakukan secara aktif oleh
apoteker
kepada semua pasien yang mendapat antibiotik oral
maupun
topikal.
4) Konseling pasien rawat jalan sebaiknya dilakukan di
ruang
konseling khusus obat yang ada di apotik, untuk menjam
in privacy
pasien dan memudahkan farmasis/apoteker untuk
menilai
kemampuan pasien/keluarganya menerima informasi yan
g telah
disampaikan.
5) Konseling pada pasien rawat inap dilakukan secara aktif
oleh
farmasis/apoteker kepada pasien/keluarganya yang
mendapat
antibiotik oral maupun topikal, dapat dilakukan pada saa
t pasien
- 56 -
BAB V
PENILAIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RUMAH SAKIT
B. Batasan
Penilaian kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotik di rumah
sakit,
dapat diukur secara retrospektif dan prospektif melalui data r
ekam medik
dan rekam pemberian antibiotik (RPA).
C. Tujuan
1. Mengetahui jumlah atau konsumsi penggunaan antibiotik di
rumah sakit.
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori
I
IIA
IIB
=
=
=
IIC
= Penggunaan
antibiotik
tidak
tepat
cara/rute
pemberian
= Penggunaan antibiotik terlalu lama
= Penggunaan antibiotik terlalu singkat
= Ada antibiotik lain yang lebih efektif
= Ada antibiotik lain yang kurang toksik/lebih am
IIIA
IIIB
IVA
IVB
an
Kategori IVC
Kategori IVD
=
=
Kategori V
Kategori VI
sempit
- 58 -
Mulai
Tidak
Data lengkap
VI
Stop
Stop
Tidak
Ya
AB diindikasikan
Ya
Alternatif lebih
efektif
Ya
IVa
Tidak
Ya
Alternatif lebih
tidak toksik
IVb
Tidak
Ya
Alternatif lebih
murah
IVc
Tidak
Ya
IVd
Spektrum
alternatif lebih
sempit
Tidak
Pemberian
terlalu lama
Tidak
Pemberian
terlalu singkat
Tidak
Dosis
tepat
Ya
Tidak
IIa
Ya
Ya
IIIa
IIIb
Tidak
Interval
tepat
IIb
Ya
Tidak
Rute
tepat
IIc
Ya
Tidak
Waktu
tepat
Ya
Tidak termasuk I-IV
Gambar 3
Alur Penilaian Kualitatif
Classification)
(Gyssens, 2005)
Penggunaan
Antibiotik
(Gyssens
- 59 BAB VI
ANTIMICROBIAL STEWARDSHIP PROGRAM
PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Strategi
Cara
Pelaksana
Keuntungan
Kerugian
Antimicrobial
Stewardships Programs merupakan suatu program yan
pelaksanaan
Auditing secara
1. Audit
1. Dokter
1. Perbaikan
g saling
prospektif melengkapi
kuantitas
dan mengubah
(spesialisatau mengarahkan
kualitas dan
untuk
penggunaan antim
disertai dengan
kualitas
infeksi)
kuantitas
ikroba di
umpan balikfasilitaspenggunaan
2. Farmasi klinik
penggunaan
pelayanan kesehatan.
dan intervensi
antibiotik.
yang telah
antibiotik
2. Monitoring
dilatihdikelompokkan
tentang 2. Menghemat
Pelaksanaan
program dapat
menjadi dua strategi (Mc
kuman kebal
penyakit
biaya
Dougal C,
antibiotik.
infeksi,
pengobatan
2005):
3. Mikrobiologi
a. Strategi utama
klinik
b. Strategi pendukung
Pembatasan
Membatasi
Komite Terapi
1. Dapat
1. Para
jenis antibiotik pemberian
Antibiotik:
mengkontrol
penulis
Tujuan program untuk mengoptimalkan penggunaan antimikroba dala
pada
antibiotik
Personel yang
penggunaan
resep
m rangka
formularium,
(restriksi) dan
memberikan
antibiotik
antibiotik
pengendalian
resistensi.
diperlukan
hanya diberikan persetujuan/
secara
merasa
pengesahan
untuk indikasi
approval
langsung.
dibatasi
Secara garis besar dapat dilihat pada tabel berikut:
untuk
yang disetujui
(dokter,
2. Dapat
kewenangmendapatkan
bersama.
spesialis infeksi,
dijadikan
annya.
jenis-jenis
farmasi klinik)
pendidikan
2. Diperlukan
antibiotik
individu.
banyak
tertentu.
waktu
Strategi
Strategi
Cara
Cara
Pelaksana
Pelaksana
pelaksanaan
pelaksanaan
strategi yang
yang di
sudah
masukkan ke
60
dilaksanakan.
sistim
Strategi
Cara
Pelaksana
komputer
pelaksanaan
2. Personel yang
Pelatihan dan 1. Pembentukan 1. memberikan
Komite terapi
penerapan
pedoman dan
antibiotik
persetujuan
Pedoman
clinical
membuat
penggunaan
Penggunaan
pathways
pedoman dan
antibiotik
Antibiotik
penggunaan
clinical
(reviewer).
Tabel
20.
Strategi
Pendukung
dan Clinical
antibiotik.
3. pathways
Programmer
2. computer.
Pelatih (dokter,
Pathways
2. Pelatihan
farmasi).
klinisitersedia
secara
Streamlining
Setelah
Tersedia
kelompok
atau
hasil
laboratorium
klinisi
atau
Terapi depemeriksaan
mikrobiologi yang
individual
eskalasi.
mikrobiologi dan memadai.
pelatih.
testoleh
kepekaan
Mengkaji dan 1.
Antibiotik
1. Komite
terapi
empiris
memberi
yang menjadi
antibiotik dan
antibiotik
diubah
umpan balik menjadi:
target
terapi membuat
direview
tiap
pedoman.
1. lebih
sensitif
- 61 hari.
2. spektrum
lebih 2. Reviewer
2. sempit,
Umpan balik
personel
ke penulis
(clinical
3. lebih
aman
resepmurah
untuk
pharmacist).
4. lebih
memberikan
rekomendasi
alternatif
antibiotik
untuk terapi
yang lebih
tepat.
Bantuan
Penggunaan
1. Komite
teknologi
teknologi
antibiotik
informasi
informasi untuk
membuat
menerapkan
aturan-aturan
Keuntungan
Keuntungan
Kerugian
Kerugian
diperoleh.
untuk para
2. Dapat
konsultan
membantu
Keuntungan
Kerugian
strategi
lainnya.
1. Dapat
Pelatihan
mengubah
pasif tidak
pola perilaku
efektif.
2. Menghindari
perasaan
Antimicrobial
kehilangan Stewardship
kewenangan
1. menulis
Biaya lebih
Tidak semua
antibiotik.
murah.
fasilitas
2.
Mencegah
selection
pressure.
1. Menghindari
perasaan
kehilangan
kewenangan
menulis
antibiotik.
2. Kesempatan
untuk
memberi
penyuluhan
secara
individual.
kesehatan
tersedia
laboratorium
Kepatuhan
mikrobiologi.
terhadap
rekomendasi
secara
sukarela
kecil
1.
Investasi
yang cukup
mahal.
Data penting
yang
diperlukan
dapat mudah