Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2


RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO

Disusun Oleh:

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

2016
LAPORAN PENDAHULUAN

“TUBERKULOSIS PARU”

1. Pengertian

Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium

tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada

hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil

(sekitar 1-5 mm).

2. Etiologi

Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat

dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,

berbentuk batu yang membentuk spora.

3. Patofisiologi

Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar

menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama

1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman.

Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG

partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-

paru. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.

Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea

bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.

Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma

makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri

pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.


Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga

diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

4. Manifestasi Klinik

Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan

gejala sistemik.

a. Gejala respiratorik

1. Batuk lebih dari 3 minggu

2. Batuk darah

3. Nyeri dada

b. Gejala sistemik

1. Demam

2. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.

5. Pemeriksaan diagnostic

a. Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosis

b. Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepat

c. Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti

bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.

d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.

e. Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium tuberculosis.

f. Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio

udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap

infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.

6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan

klinis. Kesembuhan tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya

perbaikan radiology dan menghilangkan gejalah.

7. Komplikasi

a. Batuk darah

b. Pneumothorax

c. Luluh paru

d. Gagal nafas

e. Gagal jantung

f. Efusi pleura
8. Pencegahan

Dapat dilakukan dengan cara;

a. Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.

b. Terapi pencegahan

c. Diagnosis dan pengobatan tuberculosis pengobatan (+) untuk mencegah penularan.


PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.

b. Riwayat keluhan utama

Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu

makan dan kelemahan tubuh.

B. Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)

a. Resepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan

Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.

b. Aktifitas dan latihan

Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang

dialami.

c. Istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam hari

d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan

yang kurang / malaise.

e. Eliminasi

Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.

f. Kognitif Perseptual.

Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.

g. Konsep Diri

Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami

gangguan konsep diri.

h. Pola Koping

Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta

pertolongan orang lain.

i. Pola seksual reproduksi

Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kemalin. Kebanyakan pasien

tidak melakukan hubungan seksual karena kelemahan tubuh

j. Pola peran Hubungan

Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk

melakukan peran.
k. Nilai dan kepercayaan

Agama yang dianut oleh pasien dan ketaatan pasien dalam melaksanakan ajaran agama biasanya

pasien tidak mengalami gangguan dalam sisitem nilai dan kepercayaan.


ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas Bersihan jalan
1. kaji fungsi pernafasan, Penurunan bunyi nafas
tidak efektif nafas kembali contoh bunyi nafas, dapat menunjukkan
berhubungan dengan efektif kecepatan dan irama. atelektasis, ronchi, mengi
penumpukan sekret menunjukkan akumulasi
purulen pada jalan sekret ketidak mampuan
nafas. membersihkan jalan nafas.

2. berikan pasien posisi semi Posisi membantu


fowler atau fowler tinggi memaksimalkan ekspansi
bantu pasien untuk batuk paru dan menurunkan
efektif dan latihan nafas upaya pernafasan.
dalam.

3. pertahankan masukan Pemasukan tinggi cairan


cairan sedikitnya 2500 membantu untuk
ml/hari, kecuali kontra mengencerkan sekret,
indikasi membuatnya mudah
dikeluarkan.

Agen mukolitik
4. kolaborasi untuk menurunkan kekentalan
pemberian obat sesuai dan perlengketan sekret
indikasi, obat mukolitik paru untuk memudahkan
pembersihan.

2. Perubahan nutrisi Menunjukkan berat1. catat status nutrisi pasien, Berguna dalam
kurangn dari badan meningkat. catat turgor kulit, berat mendefinisikan derajat /
kebutuhan tubuh badan dan derajat masalah dalam
berhubungan dengan kekurangan berat badan, menentukan pilihan
produksi sputum, kemampuan / ketidak interfensi yang tepat.
anoreksia mampuan menelan,
riwayat mual-muntal.

2. awasi masukan atau Berguna dalam mengukur


pengeluaran dan berat keefektifan nutrisi dan
badan secara periodic dukungan cairan.
3. berikan perawatan mulut Menurunkan rasa tidak
sebelum dan sesudah enak karena sisa sputum
tindakan pernapasan. atau sisa obat.

4. dorong makan sedikit dan Memaksimalkan masukan


sering dengan makanan nutrisi sebagai kebutuhan
TKTP energi dan menurunkan
iritasi gaster.

5. Kolaborasi dengan ahli Memberikan bantuan


gizi untuk menentukan dalam perencanaan diet
komposisi diet. dengan nutrisi adekuat
untuk kebutuhan
metabolic dan diet.
3. Kurang pengetahuan Menyatakan 1. Kaji kemampuan pasien Belajar tergantung pada
mengenai kondisi, pemahaman proses untuk belajar. Contoh : emosi dan kesiapan fisik
aturan tindakan dan penyakit / masalah kelemahan, ditingkatkan pada tahapan
perpindahan. prognosis dan tingkat partisipasi dan individu.
kebutuhan lingkungan yang terbaik.
pengobatan.
2. tekankan pentingnya
mempertahankan protein Memenuhi kebutuhan
tinggi dan diit karbohidrat metabolic, membantu
dan masukan cairan meminimalkan kelemahan
adekuat. dan meningkatkan
penyembuhan.
3. Jelaskan dosis obat,
frekwensi, kerja yang Meningkatkan kerjasama
diharapkan dan alasan dalam program
pengobatan lama pengobatan dan mencegah
penghentian obat.
4. Tekankan untuk tidak
minum alkohol dan tidak Kombinasi INH dan
merokok Alkohol telah
menunjukkan peningkatan
insiden hepatitis.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.M
DENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2
RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. F. K
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : SMA (tamat)
Pekerjaan : Sopir
Status : Belum
Suku/ bangsa : Minahasa Tenggara/ Indonesia
Tgl. MRS : 15 Maret 2016
Tgl. Pengkajian : 8 April 2016, jam 08.00 wita
Diagnosa medis : TB Paru
No. Med. Reg : 19 09 69

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama
Batuk berlendir dan sesak napas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk dialami sejak + 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, batuk disertai sesak nafas,
keringat dingin pada malam hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh batuk
berlendir, lendir kental dan berwarna putih, disertai sesak nafas dan aktivitas dibantu orang lain.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang
istri dan satu orang anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar
tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup.

Genogram

Keterangan :
A : Pihak ayah
B : Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
+ : Sudah meninggal
3. Pengkajian Kasus Kelolaan

a. Persepsi Kesehatan/ Manajemen Kesehatan


Klien menganggap batuk yang dialami selama kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit
hanya batuk biasa dan menanggulanginya dengan membeli obat di warung. Klien mempunyai
riwayat merokok dan berhenti setelah sakit.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Klien makan 3x sehari, diit TRTB, pagi makan bubur, siang dan malam makan nasi, ikan, sayur.
Klien minum air putih kurang lebih 2000 ml/ hari. BB sebelum masuk rumah sakit 46 kg, BB
setelah sakit 40 kg. Mengalami penurunan BB, nafsu makan menurun, IVFD dextrose 5% 20 gtt/
mnt, HB 5,7 g/ dl, albumin 2,2 mg/dl, protein total 7,6 mg/ dl, GDS 67 mg/ dl.
c. Eliminasi
Perkemihan : klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine warna kuning pekat dan
bau khas, BAK menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.
Pencernaan : klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak ada kesulitan BAB, BAB
menggunakan alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.
Integumen : klien mengatakan sering berkeringat dingin pada malam hari.
d. Aktivitas dan Latihan
Aktivitas 0 1 2 3 4
Kemampuan perawatan diri 
Makan / minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian  
Mobilitas ditempat tidur  
Berpindah/ berjalan 
Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan
torakul abdominal.
e. Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon
terhadap rangsangan nyeri, pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
f. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit:klien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-7.00 wita, tidur malam 20.00-06.00 wita, tidak
pernah menggunakan obat tidur
Saat dikaji :klien tidur siang pukul 13.00-16.00 wita, tidur malam 20.00-05.00 wita, klien sering terbangun
sekali-kali jika batuk.
g. Konsep Diri
Identitas :klien berjenis kelamin laki-laki dan senang dengan identitasnya sebagai laki-laki.
Harga diri :klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan ingin segera cepat sembuh.
Ideal diri :klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai petani karena sakit.
Gambaran diri:klien merasa ia adalah seorang anggota masyarakat yang baik dan kepala keluarga yang baik.
Peran:klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga yang baik bagi anggota
keluarganya.
h. Pola Koping – Intoleransi Stres
Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi
penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya
pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R : 22x/ mnt, ekspresi wajah tampak
tenang karena klien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien sering
meminta bantuan orang lain.
i. Pola Peran – Hubungan
Hubungan klien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik. Klien bekerja sebagai seorang
petani, sudah menikah. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain baik.
j. Pola Seksual – Reproduksi
Klien sudah menikah, mempunyai 1 orang anak, istri masih hidup. Klien tidak lagi melakukan
hubungan seksual karena keadaan yang sedang sakit.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Kristen Protestan, klien percaya dan yakit pada TYME.
4. Pemeriksaan Fisik

TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
- Kepala
Inspeksi : warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Mata
Inspeksi : sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, sekret tidak ada
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Mulut
Inspeksi : bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada
- Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
- Thorax/ dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi : sonur kiri dan kanan
Auskultasi : ronchi +/ +, wheezing +/ +a
- Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi : bising usus normal
- Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5%
20 gtt/ mnt
Bawah : akral hangat, tidak ada odem

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium tgl. 8-8-2008


Jenis Hasil Normal
HB 5,7 g/ dL 13-17 g/ dL
Eritrosit 2,03 uL 4,20-5,40 uL
Leukosit 7400 uL 5.000-10.000 uL
Trombosit 230.000 uL 150.000-450.000
GDS 67 mg/ dL uL
Ureum 31 mg/ dL 110-160 mg/ dL
Creatinin 1,1 mg/ dL 10-50 mg/ dL
Asam urat 8,5 mg/ dL 0,6-1,1 mg/ dL
Protein total 7,6 mg/ dL 2,4-7,0 mg/ dL
Albumin 2,2 mg/ dL 6,6-8,3 mg/ dL
3,7-5,3 mg/ dL
b. Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c. Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis

6. Terapi

Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0

7. Klasifikasi Data

DS : - klien mengeluh batuk berlendir


- klien mengeluh sesak nafas
- klien mengeluh aktivitasnya perlu bantuan orang lain
- klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan
- klien mengeluh mengalami penurunan berat badan
- klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
DO : - TTV
TD : 130/80 mmHg N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt SB : 36,5oC
- auskultasi paru ronchi +/ +, wheezing +/ +
- aktivitas dibantu orang lain
- BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur
- terpasang infuse di lengan kanan dextrose 5%
- BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 kg
- pendidikan klien tamat SD
ANALISA DATA
No Data Dampak Masalah Masalah
DS 1 : - klien mengeluh batuk Peradangan parenkim Bersihan jalan
berlendir paru nafas tidak efektif
- klien mengeluh sesak 
nafas Keluarnya eksudut
DO : - TTV dalam alveoli
TD : 130/80 mmHg 
N : 80 x/ mnt Peningkatan produksi
R : 24 x/ mnt sputum
SB : 36,5oC 
- auskultasi paru ronchi +/ Kemampuan batuk
+ menurun
- sputum kental 
Tertahannya sekresi

Jalan nafas terganggu
DS 2 : - klien mengatakan Proses penyakit Intoleransi aktivitas
aktivitasnya dibantu 
DO : - BAB dan BAK Kelemahan tubuh
dilakukan di tempat tidur 
- terpasang IVFD Terpasang infuse di
dextrose 5% di lengan kanan lengan kanan

Aktivitas terbatas
DS 3 : - klien mengeluh Adanya sputum pada Ketidakseimbangan
mengalami penurunan nafsu saluran pernafasan dan nutrisi kurang dari
makan di bagian mulut kebutuhan tubuh
- klien mengeluh 
mengalami penurunan berat Batuk produktif
badan 
No Data Dampak Masalah Masalah
DO : - BB sebelum sakit : 46 Peningkatan frekuensi
kg, BB sesudah sakit : 40 kg pernafasan

Nafsu makan menurun
DS 4 : - klien mengatakan tidak Tingkat pendidikan Kurang
mengerti tentang penyakitnya tamat SD pengetahuan
DO : - pendidikan klien tamat 
SD Kurang informasi
tentang penyakitnya

Kurang pengetahuan

Prioritas Masalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Bersihan jalan nafas Bersihan jalan 11-8-08, jm.08.00
S : - klien
tidak efektif b/d nafas kembali 1. Kaji fungsi 1. Penurunan fungsi 1. Melakukan mengatakan
produksi sputum efektif setelah pernafasan seperti nafas dapat pengkajian sesak berkurang
ditandai dengan : diberikan bunyi, kecepatan menunjukkan frekuensi setelah diatur
: - klien mengeluh tindakan dan irama setiap ketidakmampuan pernafasan 24x/ pada posisi sem
batuk berlendir keperawatan jam 06.00, 12.00, untuk mnt, iramanya fowler
- klien mengeluh selama 3 hari 18.00 setiap hari membersihkan teratur, terdengar - klien
sesak nafas dengan kriteria jalan nafas. ronchi dan jenis mengatakan
: - TTV hasil: pernafasan torakal sputum yang
TD : 130/80mmHg - batuk berlendir abdominal keluar banyak
N : 80 x/ mnt berkurang atau 11-8-08, jm.12.00
O : - TTV
R : 24 x/ mnt hilang 2. Observasi tanda- 2. Penyimpangan 2. Mengukur TTV TD : 130/80mmHg
SB : 36,5oC - sekret encer tanda vital setiap normal TTV TD : 130/80mmHgN : 82 x/ mnt
- auskultasi paru - tanda-tanda jam 06.00, 12.00, menunjukkan N : 84 x/ mnt R : 24 x/ mnt
ronchi +/ + vital dalam 18.00 setiap hari perubahan status R : 24 x/ mnt SB : 36,2oC
- sputum kental putus normal pasien. SB : 36,2oC A : masalah belum
- ronchi -/- teratasi
- Mengawasi klien
P : - kaji fungsi
minum obat pernafasan setia
codein 1 tablet dan jam 06.00, 12.00
cefixime 1 tablet 18.00
11-8-08, jm.12.15 - observasi
3. Atur posisi klien 3. Posisi membantu 3. Merubah posisi TTV setiap 8 jam
dengan posisi semi ekspansi paru dan tidur klien dari - pertahankan
fowler setiap kali menurunkan upaya tidur satu bantal posisi tidur sem
klien merasa sesak pernafasan. menjadi posisi fowler
nafa semi fowler - anjurkan
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
klien untuk
4. Ajarkan teknik 4. Memaksimalkan 11-8-08, jm.13.15 minum air putih
nafas dalam dan ventilasi dan 4. Mengajarkan yang banyak
batuk efektif pada meningkatkan teknik nafas dalam - anjurkan
pertemuan pertama gerakan sekret ke dan batuk efektif klien untuk tetap
dalam jalan nafas pada klien menggunakan
besar sebagai teknik batuk
mudah dikeluarkan efektif setiap
batuk
5. Anjurkan pasien 5. Melatih pasien 11-8-08, jm.13.30
untuk gunakan untuk dapat belajar 5. Menganjurkan
teknik batuk efektif mengatasi batuk pasien untuk
setiap ingin batuk yang dialaminya. gunakan teknik
batuk efektif
setiap batuk
6. Anjurkan klien 6. Pemasukan cairan 11-8-08, jm.13.45
untuk yang banyak 6. Menganjurkan
meningkatkan membantu keluarga dan klien
asupan cairan mengencerkan untuk memenuhi
sedikitnya 2.500 sekret. asupan cairan
ml/ hari yang cukup bagi
klien dengan
minum air putih
yang banyak +
7. Kolaborasi beri 7. Beri obat dengan 2500 ml/ hari
obat sesuai teratur 11-8-08, jm.18.00
instruksi dokter mempercepat 7. Memberikan obat
Ranitidine inj 2x1 proses sesuai instruksi
amp (06.00 & penyembuhan ranitidine inj 1
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
18.00) ampul/ 3 cc
Cefixime 2x1 tab melalui IVFD
(06.00, 12.00, Menganjurkan
18.00) klien untuk minum
Codein 3x1 tab obat tablet secara
(06.00, 12.00, teratur dan tidak
18.00) boleh berhenti
Rifampisin 1x3 tab
(06.00)
INH 1x3 tab
(06.00)
PZA 1x3 tab
(06.00)
Etambutol 1x3 tab
(06.00)
B6 1x1 tab (06.00)
Alupurinol 1-0-0
(06.00)
Intoleransi aktivitas Klien dapat 11-8-08, jm.08.00
S : - klien
b/d kelemahan tubuh beraktivitas 1. Monitor derajat 1. Untuk mengetahui 1. Melakukan mengeluh belum
dan proses penyakit dengan baik mobilitas dengan tingkat observasi derajat bisa sepenuhnya
ditandai dengan : dengan kriteria menggunakan ketergantungan ketergantungan beraktivitas
: - klien hasil : skala pada klien. mandi masih terbatas
mengatakan - Klien dapat ketergantungan = 4, berpakaian = pada mobilisasi
aktivitasnya dibantu beraktivitas 4, eliminasi = 3, - klien
: - BAB dan BAK secara mandiri mobilisasi = 2, mengeluh meras
dilakukan di tempat - BAB dan BAK pindah = 4, lelah
tidur dilakukan ambulasi = 4, naik
O : - klien belum
- terpasang infus sendiri di toilet tangga = 4. Hasil : bisa melakukan
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
dextrose 5% di lengan terjadi seluruh aktivitas
kanan ketergantungan - BAB dan
BAK di tempat
tidur
11-8-08, jm.08.10A : masalah belum
2. Memenuhi 2. Membantu pasien teratasi
2. Bantu pasien kebutuhan sehari- dalam eliminasiP : - bantu klien
dalam pemenuhan hari klien BAK dengan dalam
kebutuhan menyediakan pemenuhan
berdasarkan tingkat urinal dan pispot kebutuhan
ketergantungannya pada saat BAB - anjurkan
11-8-08, jm.08.15 klien untuk
3. Melatih klien 3. Menganjurkan beraktivitas
3. Anjurkan klien untuk tidak klien untuk bisa secara mandiri
untuk beraktivitas tergantung dan melakukan
secara bertahap secara bertahap mobilisasi miring
bisa mandiri kiri, miring kanan
dan duduk secara
mandiri tanpa
bantuan orang
lain. Hasil : klien
bisa melakukan
mobilisasi miring
kiri dan miring
kanan
11-8-08, jm.08.15
4. Memberikan
4. Beri reinforcement 4. Pujian pujian pada klien
positif terhadap membangkitkan karena klien sudah
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
tingkat semangat pasien bisa mobilisasi
keberhasilan klien untuk bisa mandiri secara mandiri

Ketidakseimbangan Menunjukkan 12-8-08, jm.08.00


S : - klien
nutrisi kurang dari peningkatan 1. Catat nutrisi klien 1. Berguna dalam 1. Mencatat status mengatakan
kebutuhan b/d nutrisi dengan pada penerimaan, mendefinisikan nutrisi klien, hasil sudah bisa maka
produksi sputum dan kriteria hasil : BB, turgor kulit, derajat masalah dan nutrisi pasien walaupun masih
anoreksia ditandai - Peningkatan BB adanya riwayat pilihan intervensi kurang dari dalam porsi
dengan : - Bebas tanda mual muntah atau yang tepat kebutuhan, BB O : - porsi makan
: - klien mengeluh malnutrisi tidak saat masuk : 40 dihabiskan
mengalami penurunan kg, turgor kulit - frekuensi
nafsu makan baik, mual muntah makan meningk
- klien mengeluh tidak ada, nafsu - BB 40 kg
mengalami penurunan makan menurun A : masalah
berat badan 12-8-08, teratasi sebagian
: - BB sebelum 2. Awasi masukan 2. Berguna mengukur jm.08.058 P : - awasi
sakit : 46 kg, BB makanan dan keefektifan nutrisi 2. Mengganti cairan masukan dan
sesudah sakit : 40 kg cairan. Awasi dan dukungan infuse dari NaCl pengeluaran
pengeluaran urine, cairan 0,9% diganti - timbang BB
keringat timbang dextrose 5% 20 setiap hari
BB setiap hari gtt/ mnt, BB : 40 -
kg menganjurkan
3. Anjurkan klien 3. Memaksimalkan klien untuk tetap
makan dalam porsi masukan nutrisi 12-8-08, jm.08.10 mempertahanka
sedikit tapi sering sebagai kebutuhan 3. Menganjurkan masukan nutrisi
dengan makanan energi klien untuk makan
TKTP sedikit tapi sering
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan

4. Kolaborasi ahli 4. Memberikan


gizi komposisi diit bantuan dalam 12-8-08, jm.12.00
Pagi : bubur dan perencanaan diit 4. Mengawasi pola
telur, dengan nutrisi yang makan pasien,
Siang : nasi, telur/ adekuat hasil klien
ikan, sayur, sup, menghabiskan
buah, makanannya, porsi
Sore : ekstra telur, makan sedikit
Malam : nasi, telur/
ikan, sayur
Kurang pengetahuan Klien mengerti 13-8-08, jm.08.00
S : - klien dan
tentang penyakitnya tentang 1. Kaji pengetahuan 1. Belajar tergantung 1. Mengukur keluarga
b/d kurangnya penyakitnya klien tentang pada emosi dan kemampuan klien mengatakan
informasi ditandai setelah penyakit TBC yang kesiapan fisik untuk belajar, hasil mengerti tentang
dengan : diberikan dialaminya klien mau penyakit yang
: - klien penyuluhan diberikan diderita
mengatakan tidak dengan kriteria penyuluhan O : - klien dapat
mengerti tentang hasil : menjelaskan
penyakitnya - Klien 2. Jelaskan pada klien2. Perawatan 13-8-08, jm.08.20 kembali
: - tingkat mengungkapkan pentingnya pengobatan di 2. Memberikan pentingnya putu
pendidikan klien pemahaman perawatan dan rumah sakit penting penyuluhan obat dan akibat
tamat SD tentang pengobatan di untuk mengurangi kepada klien dan putus obat
penjelasan yang rumah sakit komplikasi keluarga tentang A : masalah
diberikan pentingnya teratasi
- Klien dapat perawatan di P : - anjurkan
menjelaskan 3. Jelaskan pada klien3. Memberikan rumah sakit klien dan
kembali secara tentang proses pengetahuan pada 13-8-08, jm.09.00 keluarga beroba
umum penyakit, klien tentang 3. Memberikan secara teratur da
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
penjelasan yang pengobatan dan penyakitnya penyuluhan pada tidak boleh putu
diberikan pencegahan klien dan keluarga obat
tentang penyakit
yang diderita klien

4. Jelaskan pada klien4. Mencegah pasien


dan keluarga putus obat, dan 13-8-08, jm.09.30
tentang dosis obat, meningkatkan kerja4. Menjelaskan pada
frekuensi, alasan sama dalam klien dan keluarga
pengobatan lama pengobatan tentang pentingnya
dan akibat putus pengobatan dan
obat dampak berhenti
minum obat yaitu
pengobatan
dimulai dari
pertama dan
penyakit yang
diderita bisa
bertambah parah.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
Senin, I 08.00- Mengkaji fungsi S : - klien
11-08- pernafasan klien mengatakan masih
08 Hasil : pernafasan batuk berlendir
cepat, frekuensi 24 - klien mengeluh
x/ mnt, irama teratur, masih sesak nafas
jenis pernafasan O : - TTV
torakal/ abdominal TD : 130/80mmHg
I, II 08.15- Melakukan N : 82 x/ mnt
pengukuran TTV : R : 22 x/ mnt
TD : 130/80mmHg SB : 36,2oC
N : 82 x/ mnt A : masalah belum
R : 24 x/ mnt teratasi
SB : 36,2oC P : - kaji fungsi
I 13.15- Mengajarkan teknik pernafasan setiap
nafas dalam dan jam 06.00, 12.00,
batuk efektif 18.00
Hasil : klien dapat - observasi TTV
melakukan dengan setiap pukul 06.00,
baik, klien dapat 12.00, 18.00
mengeluarkan - anjurkan klien
sekret, warna putih, untuk
encer jumlah + ½ menggunakan
sendok makan teknik batuk efektif
I 13.25- Merubah posisi setiap ingin batuk
tidur klien dari tidur - anjurkan klien
terlentang menjadi untuk tetap
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
semi fowler mengkonsumsi
I 13.30- Menganjurkan klien cairan yang banyak
untuk menggunakan - pertahankan
teknik batuk efektif posisi semi fowler
setiap kali ingin
I 13.45 batuk
- Menganjurkan
keluarga dan klien
untuk memenuhi
asupan cairan yang
cukup bagi klien
dengan minum air
I, II, 18.00 yang banyak
III - Memberikan obat
sesuai instruksi
Ranitidine 1 ampul
dan menganjurkan
klien untuk minum
obat tablet secara
teratur dan tidak
18.00 boleh putus
I, II - Mengkaji TTV dan
fungsi pernafasan
Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 36,2oC
Fungsi pernafasan
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
baik, irama teratur,
frekuensi 22 x/ mnt

Selasa, II 08.00- Melakukan Diagnosa I


12-8-08 observasi derajat S : - klien
ketergantungan pada mengatakan masih
klien batuk berlendir
Hasil : - klien
Mandi = 2, mengatakan sesak
berpakaian = 2, nafas berkurang
eliminasi = 3, O : - sputum putih
mobilisasi = 2, kental
pindah = 3, ambulasi - R : 22 x/ mnt
III 08.00 = 2, naik tangga = 3A : masalah teratasi
- Mencatat status sebagian
nutrisi klien P : - pertahankan
Hasil : nutrisi kurang posisi semi fowler
dari kebutuhan, BB - kaji frekuensi
saat masuk RS : 40 pernafasan, jenis
kg, turgor kulit baik, dan irama setiap
mual muntah tidak jam 06.00, 12.00,
ada, nafsu makan 18.00
I 08.00 menurun
- Melakukan Diagnosa II
pengkajian frekuensi
S : - klien
pernafasan 22x/ mnt, mengatakan
irama teratur, jenis aktivitasnya masih
pernafasan torakal dibantu
III 08.05 abdominal O : - BAK dilakukan
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
- Mengganti cairan di tempat tidur
infuse dari NaCl A : masalah belum
0,9% diganti teratasi
dextrose 5% 20 gtt/
P : - bantu klien
mnt, menimbang BB dalam pemenuhan
II, III 08.10 hasil BB : 40 kg kebutuhan sehari
- Membantu pasien - anjurkan untuk
untuk eliminasi beraktivitas secara
BAK dan mobilisasi mandiri dengan
- Menganjurkan klien bertahap
untuk makan sedikit
II 08.15 tapi sering Diagnosa III
- Menganjurkan klien
S : - klien
untuk bisa mengatakan sudah
melakukan bisa makan
mobilisasi sendiri walaupun dalam
tanpa bantuan orang porsi yang sedikit
lain O : - porsi makan
I, III 12.00 Hasil : klien mau dihabiskan
melakukan aktivitas - frekuensi
- Mengukur TTV makan meningkat
TD : 130/80mmHg A : masalah teratasi
N : 82 x/ mnt sebagian
R : 22 x/ mnt P : - awasi
SB : 36,5oC pemasukan dan
- Mengawasi pola pengeluaran
makan pasien - timbang BB
Hasil : klien tiap hari
menghabiskan - anjurkan klien
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
I 13.15 makanannya porsi untuk tetap makan
makan sedikit dalam porsi sedikit
- Menganjurkan klien tapi sering
untuk tetap
menggunakan teknik
I, II 18.00 batuk efektif setiap
ingin batuk
- Memberikan
suntikan ranitidine
inj 1 ampul via
IVFD,
menganjurkan klien
untuk minum obat
tablet secara teratur
Rabu, I, II, 08.00- Melakukan Diagnosa I
13-8-08 III, pengkajian frekuensi
S : - klien mengeluh
IV pernafasan 24 x/ batuk berlendir
mnt, irama teratur,O : - sputum kental
jenis pernafasan - TTV
torakal abdominal TD : 130/80mmHg
- Observasi derajat N : 80 x/ mnt
ketergantungan, R : 22 x/ mnt
mandi = 2, SB : 36,5oC
berpakaian = 2, A : masalah belum
eliminasi = 2, teratasi
mobilisasi = 0, P : - pertahankan
pindah = 3, ambulasi posisi semi fowler
= 2, naik tangga = 3 - anjurkan klien
- Mengukur untuk
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
kemampuan klien meningkatkan
untuk belajar asupan cairan
Hasil : klien mau - anjurkan untuk
08.20 diberikan tetap gunakan
III penyuluhan teknik batuk efektif
- Memberikan
penyuluhan kepada Diagnosa II
klien tentang S : - klien
pentingnya mengatakan belum
perawatan di rumah bisa beraktivitas
sakit, proses sepenuhnya masih
08.30 penyakit, alasan terbatas pada
pengobatan lama mobilisasi
09.00 dan akibat putus O : - BAB dan BAK
obat di tempat tidur
- Mengatur posisi - berpakaian
10.00 pasien semi fowler dibantu oleh
- Mengganti cairan keluarga
dari dextrose 5% A : masalah belum
dengan dextrose 5% teratasi
10.10- Menganjurkan klien
P : - anjurkan klien
untuk menggunakan beraktivitas mandiri
teknik batuk efektif secara bertahap
setiap ingin batuk
- Menganjurkan klien Diagnosa III
12.00 untuk terus S : - klien
meningkatkan mengatakan sudah
aktivitas secara bisa dalam porsi
mandiri sedikit
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
- Mengobservasi TTV - klien
TD : 130/80mmHg mengatakan sering
N : 80 x/ mnt makan
R : 22 x/ mnt O : - porsi makan
SB : 36,5oC sedikit, makanan
- Mengawasi pola dihabiskan
13.00 makan klien, klien - BB : 40 kg
makan dengan porsiA : masalah teratasi
sedikit makanan sebagian
18.00 dihabiskan P : - anjurkan klien
- Menimbang BB tetap
pasien mempertahankan
Hasil : BB = 40 kg asupan nutrisi yang
- Memberikan - timbang BB
suntikan via IVFD setiap hari
ranitidine 1 ampul
- Menganjurkan Diagnosa IV
untuk minum obatS : - klien
secara teratur jangan mengungkapkan
sampai putus obat mengerti tentang
dan akibat putus cara pencegahan
obat penularan penyakit
- Menjelaskan bahwa dan akibat putus
tugas di ruangan obat
telah selesai O : - klien dapat
menjelaskan
kembali cara
pencegahan dan
akibat putus obat
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
- klien dapat
minum obat sendiri
A : masalah teratasi
P : -
RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN
Topik : Tuberkolosis Paru, Pencegahan dan
Akibat Putus Obat
Tujuan : Meningkatkan Pengetahuan dan
Mencegah Klien Putus Obat
Sasaran : Klien dan Keluarga
Tempat : Irina C2 Kamar 212 RSU Prof. R.D.
Kandou Manado
Tanggal : 13 Agustus 2008 jam 08.20 wita

Aktivitas KMB Evaluasi


Tujuan
No Materi Metode Media Petugas
Khusus Klien Proses Hasil
Kesehatan
1 Klien dan Konsep TB - Ceramah- Flip Menjelaskan Memperhatikan- Apa itu Klien dan
keluarga Paru - Tanya chart kepada klien penjelasan penyakit keluarga
memahami 1. Pengertian jawab - Leaflet dan keluarga petugas dan tuberkolosis?
memahami
penyakit 2. Penyebab konsep bertanya jika - Penyebabnya?
tentang
tuberkulosis 3. Gejala tuberkolosis tidak mengerti - Gejalanya? konsep
paru 4. Cara paru - Cara penyakit
penularan penularan? tuberkolosis
paru
2 Klien dan - Alasan - Ceramah- Flip Menjelaskan Memperhatikan- Mengapa - Klien dan
keluarga dirawat di - Tanya chart : penjelasan dirawat di RS? keluarga
mengerti RS jawab - Leaflet - Alasan petugas dan - Kenapa mengerti
tentang - Pentingnya dirawat di RS bertanya jika pentingnya mengapa
alasan pengobatan - Pentingnya putus obat satu pengobatan? dirawat di RS
dirawat di dan akibat pengobatan hari saja - Akibat dari - Klien dan
RS, putus obat dan akibat putus obat keluarga
pentingnya putus obat mengerti
pengobatan pentingnya
dan akibat pengobatan
dari putus dan akibat
obat putus obat
DAFTAR PUSTAKA

Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 1999 : Jakarta.


Marilynn Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 2001 : Jakarta.

Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Jilid I, EGC. 1999 : Jakarta.

Arjatmo Tjokronegoro, Prof, dr. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. 200

Anda mungkin juga menyukai