Disusun Oleh:
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
“TUBERKULOSIS PARU”
1. Pengertian
tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada
hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil
2. Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat
dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,
3. Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama
1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman.
Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG
partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-
paru. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri
diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.
4. Manifestasi Klinik
Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan
gejala sistemik.
a. Gejala respiratorik
2. Batuk darah
3. Nyeri dada
b. Gejala sistemik
1. Demam
2. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.
5. Pemeriksaan diagnostic
c. Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti
d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.
f. Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio
udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap
infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.
6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan
klinis. Kesembuhan tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya
7. Komplikasi
a. Batuk darah
b. Pneumothorax
c. Luluh paru
d. Gagal nafas
e. Gagal jantung
f. Efusi pleura
8. Pencegahan
b. Terapi pencegahan
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.
Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu
Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.
Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang
dialami.
Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam hari
d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan
e. Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.
f. Kognitif Perseptual.
g. Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami
h. Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta
Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kemalin. Kebanyakan pasien
Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk
melakukan peran.
k. Nilai dan kepercayaan
Agama yang dianut oleh pasien dan ketaatan pasien dalam melaksanakan ajaran agama biasanya
Agen mukolitik
4. kolaborasi untuk menurunkan kekentalan
pemberian obat sesuai dan perlengketan sekret
indikasi, obat mukolitik paru untuk memudahkan
pembersihan.
2. Perubahan nutrisi Menunjukkan berat1. catat status nutrisi pasien, Berguna dalam
kurangn dari badan meningkat. catat turgor kulit, berat mendefinisikan derajat /
kebutuhan tubuh badan dan derajat masalah dalam
berhubungan dengan kekurangan berat badan, menentukan pilihan
produksi sputum, kemampuan / ketidak interfensi yang tepat.
anoreksia mampuan menelan,
riwayat mual-muntal.
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. F. K
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : SMA (tamat)
Pekerjaan : Sopir
Status : Belum
Suku/ bangsa : Minahasa Tenggara/ Indonesia
Tgl. MRS : 15 Maret 2016
Tgl. Pengkajian : 8 April 2016, jam 08.00 wita
Diagnosa medis : TB Paru
No. Med. Reg : 19 09 69
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Batuk berlendir dan sesak napas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk dialami sejak + 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, batuk disertai sesak nafas,
keringat dingin pada malam hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh batuk
berlendir, lendir kental dan berwarna putih, disertai sesak nafas dan aktivitas dibantu orang lain.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang
istri dan satu orang anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar
tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup.
Genogram
Keterangan :
A : Pihak ayah
B : Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
+ : Sudah meninggal
3. Pengkajian Kasus Kelolaan
TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
- Kepala
Inspeksi : warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Mata
Inspeksi : sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, sekret tidak ada
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Mulut
Inspeksi : bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada
- Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
- Thorax/ dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi : sonur kiri dan kanan
Auskultasi : ronchi +/ +, wheezing +/ +a
- Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi : bising usus normal
- Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5%
20 gtt/ mnt
Bawah : akral hangat, tidak ada odem
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Terapi
Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
7. Klasifikasi Data
Prioritas Masalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Bersihan jalan nafas Bersihan jalan 11-8-08, jm.08.00
S : - klien
tidak efektif b/d nafas kembali 1. Kaji fungsi 1. Penurunan fungsi 1. Melakukan mengatakan
produksi sputum efektif setelah pernafasan seperti nafas dapat pengkajian sesak berkurang
ditandai dengan : diberikan bunyi, kecepatan menunjukkan frekuensi setelah diatur
: - klien mengeluh tindakan dan irama setiap ketidakmampuan pernafasan 24x/ pada posisi sem
batuk berlendir keperawatan jam 06.00, 12.00, untuk mnt, iramanya fowler
- klien mengeluh selama 3 hari 18.00 setiap hari membersihkan teratur, terdengar - klien
sesak nafas dengan kriteria jalan nafas. ronchi dan jenis mengatakan
: - TTV hasil: pernafasan torakal sputum yang
TD : 130/80mmHg - batuk berlendir abdominal keluar banyak
N : 80 x/ mnt berkurang atau 11-8-08, jm.12.00
O : - TTV
R : 24 x/ mnt hilang 2. Observasi tanda- 2. Penyimpangan 2. Mengukur TTV TD : 130/80mmHg
SB : 36,5oC - sekret encer tanda vital setiap normal TTV TD : 130/80mmHgN : 82 x/ mnt
- auskultasi paru - tanda-tanda jam 06.00, 12.00, menunjukkan N : 84 x/ mnt R : 24 x/ mnt
ronchi +/ + vital dalam 18.00 setiap hari perubahan status R : 24 x/ mnt SB : 36,2oC
- sputum kental putus normal pasien. SB : 36,2oC A : masalah belum
- ronchi -/- teratasi
- Mengawasi klien
P : - kaji fungsi
minum obat pernafasan setia
codein 1 tablet dan jam 06.00, 12.00
cefixime 1 tablet 18.00
11-8-08, jm.12.15 - observasi
3. Atur posisi klien 3. Posisi membantu 3. Merubah posisi TTV setiap 8 jam
dengan posisi semi ekspansi paru dan tidur klien dari - pertahankan
fowler setiap kali menurunkan upaya tidur satu bantal posisi tidur sem
klien merasa sesak pernafasan. menjadi posisi fowler
nafa semi fowler - anjurkan
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
klien untuk
4. Ajarkan teknik 4. Memaksimalkan 11-8-08, jm.13.15 minum air putih
nafas dalam dan ventilasi dan 4. Mengajarkan yang banyak
batuk efektif pada meningkatkan teknik nafas dalam - anjurkan
pertemuan pertama gerakan sekret ke dan batuk efektif klien untuk tetap
dalam jalan nafas pada klien menggunakan
besar sebagai teknik batuk
mudah dikeluarkan efektif setiap
batuk
5. Anjurkan pasien 5. Melatih pasien 11-8-08, jm.13.30
untuk gunakan untuk dapat belajar 5. Menganjurkan
teknik batuk efektif mengatasi batuk pasien untuk
setiap ingin batuk yang dialaminya. gunakan teknik
batuk efektif
setiap batuk
6. Anjurkan klien 6. Pemasukan cairan 11-8-08, jm.13.45
untuk yang banyak 6. Menganjurkan
meningkatkan membantu keluarga dan klien
asupan cairan mengencerkan untuk memenuhi
sedikitnya 2.500 sekret. asupan cairan
ml/ hari yang cukup bagi
klien dengan
minum air putih
yang banyak +
7. Kolaborasi beri 7. Beri obat dengan 2500 ml/ hari
obat sesuai teratur 11-8-08, jm.18.00
instruksi dokter mempercepat 7. Memberikan obat
Ranitidine inj 2x1 proses sesuai instruksi
amp (06.00 & penyembuhan ranitidine inj 1
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
18.00) ampul/ 3 cc
Cefixime 2x1 tab melalui IVFD
(06.00, 12.00, Menganjurkan
18.00) klien untuk minum
Codein 3x1 tab obat tablet secara
(06.00, 12.00, teratur dan tidak
18.00) boleh berhenti
Rifampisin 1x3 tab
(06.00)
INH 1x3 tab
(06.00)
PZA 1x3 tab
(06.00)
Etambutol 1x3 tab
(06.00)
B6 1x1 tab (06.00)
Alupurinol 1-0-0
(06.00)
Intoleransi aktivitas Klien dapat 11-8-08, jm.08.00
S : - klien
b/d kelemahan tubuh beraktivitas 1. Monitor derajat 1. Untuk mengetahui 1. Melakukan mengeluh belum
dan proses penyakit dengan baik mobilitas dengan tingkat observasi derajat bisa sepenuhnya
ditandai dengan : dengan kriteria menggunakan ketergantungan ketergantungan beraktivitas
: - klien hasil : skala pada klien. mandi masih terbatas
mengatakan - Klien dapat ketergantungan = 4, berpakaian = pada mobilisasi
aktivitasnya dibantu beraktivitas 4, eliminasi = 3, - klien
: - BAB dan BAK secara mandiri mobilisasi = 2, mengeluh meras
dilakukan di tempat - BAB dan BAK pindah = 4, lelah
tidur dilakukan ambulasi = 4, naik
O : - klien belum
- terpasang infus sendiri di toilet tangga = 4. Hasil : bisa melakukan
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
dextrose 5% di lengan terjadi seluruh aktivitas
kanan ketergantungan - BAB dan
BAK di tempat
tidur
11-8-08, jm.08.10A : masalah belum
2. Memenuhi 2. Membantu pasien teratasi
2. Bantu pasien kebutuhan sehari- dalam eliminasiP : - bantu klien
dalam pemenuhan hari klien BAK dengan dalam
kebutuhan menyediakan pemenuhan
berdasarkan tingkat urinal dan pispot kebutuhan
ketergantungannya pada saat BAB - anjurkan
11-8-08, jm.08.15 klien untuk
3. Melatih klien 3. Menganjurkan beraktivitas
3. Anjurkan klien untuk tidak klien untuk bisa secara mandiri
untuk beraktivitas tergantung dan melakukan
secara bertahap secara bertahap mobilisasi miring
bisa mandiri kiri, miring kanan
dan duduk secara
mandiri tanpa
bantuan orang
lain. Hasil : klien
bisa melakukan
mobilisasi miring
kiri dan miring
kanan
11-8-08, jm.08.15
4. Memberikan
4. Beri reinforcement 4. Pujian pujian pada klien
positif terhadap membangkitkan karena klien sudah
Diagnosa
o Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Keperawatan
tingkat semangat pasien bisa mobilisasi
keberhasilan klien untuk bisa mandiri secara mandiri
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
Senin, I 08.00- Mengkaji fungsi S : - klien
11-08- pernafasan klien mengatakan masih
08 Hasil : pernafasan batuk berlendir
cepat, frekuensi 24 - klien mengeluh
x/ mnt, irama teratur, masih sesak nafas
jenis pernafasan O : - TTV
torakal/ abdominal TD : 130/80mmHg
I, II 08.15- Melakukan N : 82 x/ mnt
pengukuran TTV : R : 22 x/ mnt
TD : 130/80mmHg SB : 36,2oC
N : 82 x/ mnt A : masalah belum
R : 24 x/ mnt teratasi
SB : 36,2oC P : - kaji fungsi
I 13.15- Mengajarkan teknik pernafasan setiap
nafas dalam dan jam 06.00, 12.00,
batuk efektif 18.00
Hasil : klien dapat - observasi TTV
melakukan dengan setiap pukul 06.00,
baik, klien dapat 12.00, 18.00
mengeluarkan - anjurkan klien
sekret, warna putih, untuk
encer jumlah + ½ menggunakan
sendok makan teknik batuk efektif
I 13.25- Merubah posisi setiap ingin batuk
tidur klien dari tidur - anjurkan klien
terlentang menjadi untuk tetap
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
semi fowler mengkonsumsi
I 13.30- Menganjurkan klien cairan yang banyak
untuk menggunakan - pertahankan
teknik batuk efektif posisi semi fowler
setiap kali ingin
I 13.45 batuk
- Menganjurkan
keluarga dan klien
untuk memenuhi
asupan cairan yang
cukup bagi klien
dengan minum air
I, II, 18.00 yang banyak
III - Memberikan obat
sesuai instruksi
Ranitidine 1 ampul
dan menganjurkan
klien untuk minum
obat tablet secara
teratur dan tidak
18.00 boleh putus
I, II - Mengkaji TTV dan
fungsi pernafasan
Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 36,2oC
Fungsi pernafasan
Hari/
Dx Jam Implementasi Evaluasi
Tgl.
baik, irama teratur,
frekuensi 22 x/ mnt
Arjatmo Tjokronegoro, Prof, dr. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. 200