Anda di halaman 1dari 8

BAB I ISLAM AGAMA UNIVERSAL

1.1.Islam Agama Universal

Dalam pandangan barat, islam adalah agama yang dianut oleh orang-orang yang ekstrem,
karena yang dikenal oleh orang nonmuslim dibarat. Islam merupakan agama yang universal
karena permasalahan yang dibahas menyeluruh pada sendi kehidupan, baik tentang ibadah,
syariah maupun akhlak. Pembahasan dalam islam meliputi semua aspek dalam kehidupan
manusia. Namun manusia itulah yang kurang memerhatikan dan kurang mendalami inti sari
dari al-Quran dan as-Sunah, sehingga beranggapan bahwa islam hanya terkait dengan
masalah ritual saja.

Dalam ajaran uslam, terdapat petunjuk yang diberikan oleh Allah terhadap segala sesuatu
yang dibutuhkan manusia. Petunjuk ini dibagi menjadi tiga bagian antara lain :

- Akidah merupakan ajaran islam yang menjelaskan tentang keesaan Allah SWT
- Syariah merupakan ajaran islam tentang hokum islam atau peraturan yang harus
dilaksanakan dan atau ditinggalkan oleh manusia
- Akhlak terkait dengan tingkah laku manusia. Manusia harus memiliki sifat ahlaqul
karimah yaitu akhlak yang mulia.

1.2.Islam Adalah Agama Rahmatan Lil Alamin

Islam merupakan agama yang diperuntukkan bagi umat manusia seluruhnya yang berada
dimuka bumi. Ajaran islam tidak hanya diperuntukkan bagi umat islam saja akan tetapi juga
untuk semua umat manusia, baik umat islam maupun umat agama lain.

1.3.Pandangan Islam Terhadap Harta dan Ekonomi

Dalam ajaran islam, sumber daya alam dibumi ini tidak terbatas. Allah menciptakan alam
semesta dan isinya dengan jumlah yang tidak dapat dihitung. Namun untuk memperoleh hasil
ciptaanNya ada yang dapat langsung dinikmati da nada yang perlu dilakukan upaya keras
untuk mendapatkannya. Upaya yang perlu dilakukan oleh manusia ialah dengan ilmu yang
didapat diperoleh.

Status harta yang dimiliki manusia yaitu:

- Harta merupakan amanah dari Allah SWT


- Harta merupakan perhiasan hidup didunia
- Harta merupakan ujian keimanan manusia selaa didunia
- Harta merupakan bekal ibadah kepada Allah SWT

BAB II RIBA DAN PERMASALAHANNYA

2.1.Pengertian Riba

Riba merupakan tambahan yang diambil atas adanya suatu utang piutang antara 2 pihak atau
lebih yang telah diperjanjikan pada saat awal dimulainya perjanjian.

2.2.Jenis-Jenis Riba

 Riba dari utang piutang


Riba ini terjadi akibat adanya transaksi utang piutang antara dua pihak. Riba yang
berasal dari utang piutang dibagi menjadi 2 jenis yaitu riba qardh dan riba jahiliyah
 Riba dari transaksi jual beli
Riba, bisa juga disebabkan dari transaksi pertukaran barang atau jual beli. Riba yang
berasal dari transaksi jual beli dibagi menjadi 2 jenis yaitu riba fadhl dan riba nasiah

2.3.Riba Dalam Pandangan Agama

 Riba dalam pandangan masyarakat romawi dan yunani


Ada dua alasan adanya larangan bunga dalam pinjaman menurut plato yaitu bunga
merupakan alat yang digunakan oleh masyarakat golongan kaya untuk memeras
masyarakat golongan miskin, sehingga masyarakat golongan miskin akan tetap
menderita dengan adanya pembayaran yang melebihi pokok pinjamannya. Dan bunga
dapat meyebabkan perpecahan dan adanya perasaan tidak puas dari masyarakat
golongan miskin yang selalu menjadi objek kezaliman.
 Riba dalam pandangan nasrani
Bunga merupakan suatu tambahan atas pinjaman yang diberikan, yang telah
diperjanjikan pada saat awal. Pengambilan bunga merupakan suatu dosa yang
dilarang. Niat seorang pemberi pinjaman untuk mendapatkan tambahan atas pinjaman
yang diberikan adalah dosa. Bunga yang dibebankan kepada peminjaman bukan
menjadi hal pemberi pinjaman, oleh karena itu harus dikembalikan kepada pihak
peminjam.
 Riba dalam agama islam
Islam dengan tegas melarang praktik riba. Hal ini terdapat dalam alquran dan as-
sunah. Al-quran menyatakan haram terhadap riba bagi kalangan masyarakat islam.
Allah SWT telah mewayuhkan adanya larangan riba secara bertahap, sehingga tidak
mengganggu kehidupan ekonomi masyarakat pada saat itu.

2.4.Dmpak Negatif Riba

 Dampak ekonomi : inflasi, ketergantungan ekonomi


 Dampak social : ketidakadilan dan ketidakpastian

2.5.Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil

Bunga Bagi hasil


1. Besarnya bunga ditetapkan pada saat 1. Bagi hasil ditetapkan dengan rasio
perjanjian dan mengikat kedua pihak nisbah yang disepakati antara pihak
yang melaksanakan perjanjian dengan yang melaksanakan akad pada saat
asumsi bahwa pihak penerima akad dengan berpedoman adanya
pinjaman akan selalu mendapatkan kemugkinan keuntungan atau
keuntungan kerugian
2. Besarnya bunga yang diterima 2. Besarnya bagi hasil dihitung
berdasarkan perhitungan persentase berdasarkan nisbah yang
bunga dikalikan dengan jumlah dana diperjanjikan dikalikan dengan
yang dipinjamkan jumlah pendapatan dan atau
3. Jumlah bunga yang diterima tetap, keuntungan yang diperoleh
meskipun usaha peminjam meningkat 3. Jumlah bagi hasil akan dipengaruhi
atau menurun oleh besanya pendapatan dan atau
4. System bunga tidak asil, karena tidak keuntungan.
terkait dengan hasil usaha peminjam 4. System bagi hasil adil, karena
5. Eksistensi bunga diragukan oleh perhitungannya berdasarkan hasil
semua agama usaha
5. Tidak ada agama satupun yang
meragukan system bagi hasil
BAB III KONSEP DASAR BANK SYARIAH

3.1.Pengertian Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkan kemasyarakat dalam bentuk kredit dan ata bentuk lainya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ( UU No 10 Tahun 1998 )

3.2.Bank Syariah

Bank syariah diindonesia lahir sejak 1992. Bank syariah pertama di Indonesia adalah bank
muamalat Indonesia. Pada tahun 1992 hingga 1999 perkembangan bank muamalat Indonesia
masih tergolong stagnan. Namun sejak adanya krisis moneter yang melanda Indonesia pada
1997 dan 1998, maka para banker melihat bahwa Bank Muamalat Indonesia tidak terlalu
terkena dampak krisis moneter.

Bank syariah berbeda dengan bank konvensional dimana bank syariah memberikan layanan
bebas bunga kepada para nasabahnya. Dalam system opersional bank syariah, pembayaran
dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal
system bunga yang meminjam uang atau bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di
bank syariah.

3.3.Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

Bank Syariah Bank Konvensional


1. Investasi, hanya untuk proyek dan 1. Investasi, tidak mempertimbangkan
produk yang halal serta halal atau haram asalkan proyek yang
menguntungkan dibiayai menguntungkan
2. Return yang dibayar dan atau 2. Return baik yang dibayar kepada
diterima berasal dari bagi hasil atau nasabah penyimpan dana dan return
pendapatan lainnya berdasarkan yang diterima dari nasabag pengguna
prinsip syariah dana berupa bunga
3. Perjanjian dibuat dalam bentuk akad 3. Perjanjian menggunakan hokum
sesuai dengan syariah islam positif
4. Orientasi pembiayaan, tidak hanya 4. Orientasi pembiayaan, untuk
untuk keuntungan akan tetapi juga memeproleh keuntungan atas dana
falah oriented yaitu berorientasi pada yang dipinjamkan
kesejahteraan masyarakat 5. Hubungan antara bank dan nasabah
5. Hubungan antara bank dam nasabah adalah krediotr dan debitur
adalah mitra 6. Dewan pengawas terdiri dari BI,
6. Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam dan Komisaris
Bapepam, Komisaris dan DPS 7. Penyelesaian sengketa melalui
7. Penyelesaian sengketa diuoayakan pengadilan negeri setempat
diselesaikan secara musyawarah
antara bank dan nasabah melalui
peradilan agama

3.4.Fungsi Utama Bank Syariah

Bank syariah memiliki 3 fungsi utama yaitu menghimpun dana dari msyarakat dalam bentuk
titipan dan investasi, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari
bank, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah.

3.5.Jenis Dan Kegiatan Bank Syariah

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang snagat dibuthkan oleh masyarakat dalam
melakukan transaksi keuangan maupun transaksi perbankan lainnya. Transaksi yang dapat
ditawarkan oleh bank berbeda antara satu bank dan bank lainnya. Bebrapa bank syariah
menawarkan semua produk perbankan, sebagian bank syariah hanya menawarkan produk
tertentu dan seterusnya. Produk dan jasa bank syariah yang dapat diberikan kepada
masyarakat tergantung jenis banknya.

BAB IV AL-WADIAH

4.1.Pengertian Al-wadiah

Merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang menyimpan atau menitipkan kepada
;pihak yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan
ketentuan. Titipan harus dijaga dan dipelihara oleh pihak yang menerima titipan, dan titipan
ini dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menitipkannya.
4.2.Jenis Al-Wadiah

 Wadiah Yas Al-Amanah


 Wadiah yas dhamanah

4.3.Giro Wadiah

Merupakan titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
cara pemindahbukuan. Alasan masyarakat menyimpan dana dalam bentuk simpanan giro
wadiah antara lain :

- Factor keamanan dalam penyimpanan dana


- Kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran
- Berjagajaga apabila ada kebutuha dana yang sifatnya mendadak

4.4.Sarana Penarikan Ggiro Wadiah

Cek Bilyet Giro


- Diterbitkan atas unjuk - Diterbitkan atas nama
- Surat perintah pembayaran - Surat perintah pemindahbukuan
- Tidak berlaku tanggal efektif - Berlaku tanggal efektif

4.5.Tabungan Wadiah

Merupakan jenis simpanan yang menggunakan akas wadiah/titipan yang penarikannya dapat
dilakukan sesuai perjanjian.

Sarana penarikan tabungan wadiah :

- Buku tabungan
- Slip penarikan
- ATM

Ketentuan dan persyaratan tabungan wadiah :

- Pembukaan tabungan wadiah


- Jumlah setoran minimal
- Jumlah penarikan
- Saldo tabungan wadiah
- Bonus tabungan wadiah
- Penutupan

BAB V INVESTASI MUDHARABAH

5.1.Pengertian Al-Mudhrabah

Al-mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerja
sama usaha. Satu pihak akan menempatkan model sebesar 100% yang disebut dengan shibul
maal, dan pihak lainnya sebagai pengelola usaha, disebut dengan mudharib.

5.2.Jenis-Jenis Mudharabah

- Mudharabah Muthlaqah
- Mudharabah Muqayyadah

5.3.Tabungan Mudharabah

Merupakan produk penghimpunan dana oleh bank syariah yang menggunakan akad
mudharabah muthlaqah. Tabungan mudharabah sangat dipengaruhi oleh :

- Pendapatan bank syariah


- Total investasi mudhrabah muthlaqah
- Total investasi produk tabungan mudharabah
- Rata-rata saldo tabungan mudhrabah
- Nisbah tabungan mudhrabah yang ditetapkan sesuai dengan perjanjian
- Metode perhitungan bagi hasil yang diberlakukan
- Total pembiayaan bank syariah

5.4.Deposito Mudharabah

Merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh naabah yang tidak bertentagan dengan
prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan
akad perjanjian yang dilakukan antara bank dengan nasabah investor.

Factor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil :

- Investment rate
- Total dana investasi
- Jenis dana
- Nisbah
- Metode perhitingan bagi hasil
- Kebijakan akuntansi

Metode perhitungan bagi hasil :

- Bagi hasil dengan menggunakan revenue sharing


- Bagi hasil dengan menggunakan profit/loss sharing

Tahap perhitngan bagi hasil dana pihak ketiga

- Metode perhitungan yang digunakan adalah revenue sharing yaitu dasar


perhitungannya berasal dari pendapatan sebelum dikurangi dengan beban
- Memilih antara dana yang berasal dari investasi mudharabah
- Menjumlahkan semua dana yang berasal dari investasi mudharabah
- Menghitung rata-rata pembiayaan pada bulan laporan
- Menjumlahkan pendapatan pada bulan laporan yang terdiri dari pendapatan bagi hasil,
- Mengurangkan total investasi mudharabah sebesar persentase tertentu sesuai dengan
ketentuan bank Indonesia
- Menentukan pendapatan yang akan dibagi hasil antara nasabah investor dan bank
syariah.
- Bagi hasil untuk masing-masing investasi mudharabah dihitung dengan mengalikan
indome distribution dengan nsibah masing-masing dana investasi.

Anda mungkin juga menyukai