5-13
Indiatiningsih*
SMAN 8 Malang
Jl. Veteran 37 Malang Jawa Timur 65144
Abstrak
Abstract
The research aims to describe the use of plasticine media to improve student’s cognitive learning
outcomes in cross interest chemistry class X of SMAN 8. This study is a type of action research.
Population in this study were students from language and social class that takes cross interest in
chemistry in second semester of the 2015/2016 academic year. The instrument used was a test of
student learning outcomes, student activity observation sheet and observation sheet about student’s
skill in making the model of molecular shape. The result shows that using plasticine media can
increase students' cognitive learning outcomes compared with the learning outcomes of students one
year ago.
mengambil lintas minat pelajaran kimia. Materi awal, guru yang bertindak sebagai peneliti
bentuk molekul merupakan salah satu materi merasa belum puas karena masih banyak siswa
yang banyak tidak dipahami siswa karena materi yang mempelajari materi bentuk molekul masih
ini merupakan salah satu materi kimia yang banyak yang belum paham ini dapat dilihat
bersifat abstrak, siswa dituntut untuk dapat karena berdasarkan rata-rata nilai yang diperoleh
menentukan bentuk molekul suatu senyawa. siswa kelas lintas kimia pada tahun ajaran
Berdasarkan data yang terekam pada tahun 2014/2015 pada materi yang sama masih ada
pelajaran 2014/2015 di semester genap siswa dibawah standar ketuntatasan minimal dengan
yang mengambil lintas minat kimia masih belum rata-rata nilai sebesar 65. Observasi dilaksanakan
memenuhi target Standar Ketuntasan Minimal oleh peneliti dengan mengadakan wawancara
(SKM) yang ditentukan guru kimia di SMAN 8 kepada siswa yang telah mempelajari materi
Malang sebesar 78, sedangkan rata-rata hasil bentuk molekul tahun ajaran 2014/2015, hasilnya
belajar kognitif siswa kelas 10 yang mengambil adalah mereka kurang paham jika pembelajaran
lintas kimia untuk materi bentuk molekul di materi bentuk molekul dijelaskan dengan metode
SMAN 8 hanya 65. ceramah.
Metode yang biasa dilakukan guru dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
menerangkan materi ini adalah metode ceramah, sebanyak dua siklus, mulai bulan januari awal
hal ini memungkinkan siswa masih belum bisa sampai akhir januari, yang terdiri dari siklus I
menggambarkan secara kongkrit bagaimana dilaksanakan pada awal januari 2016 sampai
bentuk suatu molekul. Oleh karenanya diperlukan pertengahan januari 2016, hasil refleksi I
usaha guru agar bisa menjelaskan materi ini dipergunakan untuk perbaikan pembelajaran di
lebih gamblang dengan cara peggunaan media siklus II yang pelaksanaannya mulai pertengahan
pembelajaran dari plastisin sebagai salah satu alat januari sampai akhir januari. Rincian dari tahap-
/ media dalam pengajaran yang dapat tahap tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1.
mengggambarkan sesuatu yang abstrak menjadi Teknik pengumpulan data yang
lebih dipahami siswa yang berdampak hasil digunakan meliputi observasi yang berlangsung
belajar kognitif siswa menjadi lebih maksimal setiap siklusnya sebagai pertimbangan untuk
atau memenuhi SKM. Penelitian ini bertujuan memperbaiki proses pembelajaran disiklus
untuk: Mendeskripsikan penggunaan media berikutnya dan dokumentasi terhadap dokumen-
pembelajaran plastisin untuk meningkatkan hasil dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti baik
belajar kognitif siswa lintas minat kimia kelas X berupa catatan lapangan atau foto-foto.
di SMAN 8. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah tes, lembar observasi, rencana
METODE PENELITIAN pembelajaran, catatan lapangan, dan lembar
Jenis penelitian ini adalah penelitian penilaian siswa. Tes digunakan untuk
tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian ini memperoleh nilai kognitif siswa sebagai nilai
adalah siswa kelas X yang mengambil lintas hasil ulangan harian yang dilaksanakan pada
minat kimia yang berasal dari kelas X peminatan siklus I materi bentuk molekul dan materi
IPS dan peminatan Bahasa jumlah subyek kepolaran senyawa pada siklus II. Observasi
penelitian sebanyak 12 siswa semester genap dimaksudkan untuk mengetahui adanya
tahun ajaran 2015/2016 SMAN 8 Malang yang kekesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
diajar oleh peneliti. Penelitian ini berlangsung tindakan serta untuk menjaring data aktivitas
selama lebih kurang 1 bulan mulai bulan Januari peserta didik dalam berdiskusi. Observasi
awal sampai Januari akhir. Penelitian dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
dilaksanakan di SMAN 8 Malang Jl. Veteran lembar observasi. Pengamatan dilakukan untuk
Malang No 37. Peneliti dalam hal ini bertindak mengetahui aktifitas diskusi siswa berdasarkan
sebagai guru bidang studi kimia dengan 3 aspek-aspek pembelajaran kooperatif yaitu : (a)
kolaborator mahasiswa kimia Universitas Negeri saling ketergantungan positif (positive
Malang (UM) bidang studi kimia yaitu: (1) Cety interdependence), (b) interaksi langsung (face to
Anggun Widyorini, (2) Imaratul Mufida, dan (3) face interaction), (c) pertanggungjawaban
Nurul Hidayati. individu (individual accountability), (d)
Prosedur Penelitian ini meliputi kegiatan keterampilan berinteraksi antar individu dalam
sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal kelompok, (e) keefektifan proses kelompok
dan observasi untuk mengidentifikasi (group processing). Skor dari aktifitas siswa
permasalahan yang terjadi di kelas, berikutnya dimasukkan dalam nilai sikap siswa dan
pelaksanaan PTK selama dua siklus. Pada refleki dievaluasi serta diperbaiki pada siklus lanjut.
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)| 7
Rencana pembelajaran disusun oleh dari soal-soal esay jumlah soal sebanyak 10 butir
peneliti sebagai pedoman untuk membelajarkan soal esay pada akhir pembelajaran siklus I pada
siswa dengan pembelajaran kontekstual dengan materi meramalkan bentuk molekul, sedangkan
metode five E. Rencana pembelajaran ini siklus II sebanyak 10 butir soal esey dengan
digunakan pada setiap siklus untuk dikaji pada materi menentukan kepolaran senyawa. Rata-rata
siklus-siklus berikutnya. Catatan lapangan nilai pada siklus dijumlahkan dengan rata-rata
digunakan untuk mencatat hal-hal yang terkait nilai pada siklus II, selanjutnya dihitung rata-rata
dengan dengan penelitian namun belum nilainya untuk dibandingkan kemajuan nilai
tercantum dalam observasi. tersebut dengan dengan rata-rata nilai pada
Analisisa data dilakukan setiap kali materi yang sama pada tahun ajaran sebelumnya
siklus pembelajaran berakhir. Data penelitian pada kelas lintas minat tahun ajar 2014/2015.
yang terkumpul terdiri dari hasil pekerjaan siswa Langkah-langkah dalam penulisan soal adalah:
dalam setiap tes, hasil observasi, catatan (1) mengidentifikasi standar kompetensi, (2)
lapangan dan angket dilakukan analisis menyusun kisi-kisi soal, (3) menentukan kriteria
bersamaan. Acuan kualitas dalam menentukan penilaian, (4) penulisan butir-butir soal. Tes ini
kriteria tingkat ketercapaian masing-masing digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
unsur dalam pembelajaran kooperatif, adalah dalam memahami konsep larutan asam basa, kisi-
dengan mengurangi skor maksimum dengan skor kisi yang dibuat mengukur ranah kognitif siswa
minimum kemudian dibagi 4 sehingga diperoleh menurut ranah Bloom, yaitu ingatan
rentang skor tingkat ketercapaian sebagai berikut: (C1),pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis
25 - 43 : sangat negatip/ sangat tidak baik (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (6).
44 - 62 : negatip/ tidak baik Instrumen yang digunakan dalam
63 - 81 : positip/ baik penilaian afektif merupakan rating- scala, skala
82 - 100: sangat positip/ sangat baik yang digunakan untuk mengukur skala sikap
Selanjutnya untuk mengetahui peningkatan adalah rating- scala yang merupakan skala sikap
aktivitas siswa, data aktivitas siswa pada siklus I yang hasilnya berupa kategori sikap yang
akan dibandingkan dengan siklus tindakan II. dinyatakan dalam bentuk angka 1 sampai 4.
Penilaian hasil belajar siswa terdiri dari Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan
nilai kognitif, afektif dan psikomotor. Instrumen dengan sikap dan nilai yang mencakup watak dan
yang digunakan dalam penilaian kognitif terdiri perilaku. Dalam pembelajaran kooperatif harus
mengandung lima unsur dasar seperti yang Tabel 2. Deskripsi Aktifitas Sikap Siswa
dinyatakan Johnson dan Johnson (dalam Rahayu,
1998) sebagai berikut: (a) saling ketergantungan Kegiatan
positif (positive interdependence), (b) interaksi Unsur Diamati Pembelajaran Rerata
langsung (face to face interaction), (c) 1 2
pertanggungjawaban individu (individual Saling 75 % 79,5 % 77,25%
accountability), (d) keterampilan berinteraksi ketergantungan
positif
antar individu dalam kelompok, (e) keefektifan Interaksi langsung 79 % 79,5% 79,25%
proses kelompok (group processing). Skala ini antar siswa
diisi oleh guru bidang studi yang dibantu oleh 3 Pertanggungjawab- 75 % 88,6% 82 %
observer. Selain pengukuran menggunakan rating an individu
scale terdapat catatan lapangan untuk menuliskan Ketrampilan 73 % 75% 74%
kejadian pada saat pembelajaran. berinteraksi antar
Instrumen yang digunakan dalam individu dan
penilaian psikomotorik adalah berhubungan kelompok
dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui Keefektifan proses 58 % 88,6% 73.,3%
ketrampilan yang melibatkan kerja otot dan kelompok
aktivitas fisik, penilaian psikomotorik atau sikap
dilakukan melaui observasi atau pengamatan Deskripsi Keterampilan Siswa
yang dilakukan saat kegiatan pembelajaran Deskripsi keterampilan siswa selama proses
berlangsung, pengisian hasil observasi dalam pembelajaran tiap-tiap kegiatan dapat dilihat pada
bentuk pemberian skor pada lembar observasi. Tabel 3.
pada saat proses pembelajaran berlangsung
menggunakan alat ukur berupa skala penilaian Tabel 3. Deskripsi Keterampilan Siswa
rentangan dari sangat baik, baik, kurang baik dan Kegiatan
Pembelajaran Re-
tidak baik Unsur yang diamati
rata
Hasil belajar psikomotor atau keterampilan 1 2
ada 5 kriteria yang mencakup penilaian Keaktifan dalam kelas 66.7 79.5 73.1
keterampilan yaitu: (1) keaktifan dalam kelas, Keseriusan/motivasi/per- 81.3 79.5 80.4
keaktifan ini merupakan kemampuan siswa hatian
dalam membuat model molekul dari plastisin. (2) Ketepatan waktu dalam 87.5 88.6 88.1
keseriusan/ motivasi/perhatian, keseriusan ini mengumpulkan tugas
berupa kesungguhan siswa dalam mempelajari Kerjasama dan tanggung 77.1 79.5 78.3
bentuk molekul dengan cara membuat model jawab
molekul dari plastisin. (3) kecepatan Menghargai orang lain 77.1 75.0 76.0
mengerjakan tugas (4) kerja sama dan tanggung Tidak mengganggu teman 91.7 88.6 90.2
jawab (5) menghargai orang lain, menghargai lain
atas apa yang dilakukan anggota kelompok. (6)
tidak mengganggu teman lain, siswa sungguh- Data Nilai Siswa
sungguh dalam melakukan pembuatan model Nilai siswa dalam mengerjakan soal-soal
molekul dan tidak mengganggu teman kelompok materi Bentuk Molekul dan kepolaran tersaji
maupun kelompok lainnya. Skala pengukuran dalam data nilai seperti pada Tabel 4.
keterampilan adalah data kualitatif yang
kemudian dikuantitatifkan berupa skala rating Tabel 4. Data Nilai Siswa
scala, dari data mentah yang diperoleh berupa
angka 1 sampai 4 kemudian ditafsirkan dalam Meramalkan Menentukan Rata-
pengertian kualitatif. Bentuk Molekul Kepolaran Senyawa Rata
92 86 89
HASIL
Deskripsi Aktifitas Sikap Siswa Data Observasi Kegiatan Pembelajaran
Data deskripsi yang diperoleh berupa data Observasi terhadap pelaksanaan
kuantitatif yang menunjukkan kualitas pembelajaran terdiri dari dua siklus yaitu siklus I
pembelajaran kooperatif. Data deskripsi aktifitas dan siklus II seperti berikut:
sikap siswa ditunjukkan pada Tabel 2.
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)| 9
senyawa menggunakan media plastisin adalah learning cukup panjang, diharapkan untuk
sangat positip/sangat baik. peneliti lain dapat menemukan cara yang lebih
pendek dan hasil yang optimal.
Data Nilai Kognitif Siswa Dengan memperhatikan meningkatnya
Nilai kognitif siswa berupa nilai dalam penilaian sikap siswa, keterampilan siswa
mengerjakan soal-soal materi meramalkan bentuk terutama hasil belajar kognitif siswa, yang
molekul dan menentukan kepolaran senyawa menggunakan media pembelajaran berupa
ditinjau dari bentuk molekulnya. Nilai yang plastisin diharapkan untuk pembelajaran lain
didapat adalah nilai ulangan harian, dari nilai yang memiliki karakter yang sama dengan materi
harian meramalkan bentuk molekul didapatkan bentuk molekul dan polaritas senyawa
nilai rata-rata sebesar 92 dan dari materi penggunaan media serupa dapat dimanfaatkan
meramalkan bentuk molekul didapatkan nilai dalam proses pembelajaran kimia, khususnya di
rata-rata sebesar 86 dari kedua nilai meramalkan SMAN 8 Malang.
bentuk molekul dan menentukana kepolaran
senyawa terdapat rata-rata nilai sebesar 89. DAFTAR RUJUKAN
Dibandingkan dengan rata-rata nilai ulangan Middlecamp & Kean. (1985). Panduan Belajar
semester pada akhir semester ganjil 2015/2016 Kimia. Jakarta: Gramedia.
terdapat kenaikan nilai rata-rata dari 65 menjadi Rahayu, S. (1998). Pembelajaran Kooperatif
89. Hal ini dimungkinan bahwa penggunaan dalam Pendidikan IPA. Jurnal MIPA dan
media plastisin pada pembelajaran materi Pengajarannya, 27(2), 153-169.
meramalkan bentuk molekul dan polaritas Sirhan, G. (2007). Learning Diffucultes in
senyawa dapat meningkatkan hasil belajar Chemistry: an Overview. Journal of
kognitif siswa. Turkish Science Education, 4(2), 2-20.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data maka dapat
disimpulkan tentang hasil belajar siswa yang
menggunakan media plastisin pada materi
bentuk molekul Kelas X yang mengambil lintas
minat kimia di SMA Negeri 8 Malang adalah
sebagai berikut: (1) aktifitas sikap siswa pada
pembelajaran yang menggunakan media plastisin
pada materi bentuk molekul dapat diketahui
bahwa lima unsur dasar pembelajaran kooperatif
benar-benar terlihat proses pembelajaran yang
mengalami peningkatan yang cukup berarti,
(2) keaktifan, keseriusan / motivasi / perhatian,
ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas,
kerjasama dan tanggung jawab, menghargai
orang lain, tidak mengganggu teman lain
meningkat lebih baik, dan (3) dibandingkan
dengan rata-rata nilai ulangan pada materi yang
sama pada tahun 2014/2015 nilai rata-rata dari 65
menjadi 89 pada tahun pelajaran 2015/2016.
Penggunaan media plastisin pada pembelajaran
materi meramalkan bentuk molekul dan polaritas
senyawa dapat meningkatkan hasil belajar
kognitif siswa.
Saran untuk penelitian lebih lanjut antara
lain: (1) pelaksanaan penelitian ini hanya
dilakukan dua siklus, maka peneliti/ guru lain
diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini agar
didapatkan temuan-temuan lain yang berarti
untuk perbaikan hasil dan mutu pembelajaran
yang berarti dan (2) waktu yang diperlukan untuk
pembelajaran strategi kontekstual problem based