Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017), Hal.

5-13

PENGGUNAAN MEDIA PLASTISIN UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA MATERI BENTUK MOLEKUL
KELAS X LINTAS MINAT DI SMAN 8 MALANG

USING PLASTICINE MEDIA TO IMPROVE STUDENT’S


COGNITIVE LEARNING OUTCOMES IN MOLECULAR SHAPE TOPIC
IN THE 10th CROSS INTEREST CLASS AT SMAN 8 MALANG

Indiatiningsih*

SMAN 8 Malang
Jl. Veteran 37 Malang Jawa Timur 65144

*Alamat Korespondensi: indiatiningsih@ymail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran plastisin dalam


meningkatkan hasil belajar kognitif siswa lintas minat kimia kelas X di SMAN 8 pada topik bentuk
molekul. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas. Populasi adalah siswa kelas X Bahasa
dan kelas X IPS yang mengambil lintas minat kimia pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016.
Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa, lembar observasi aktifitas siswa dan lembar
observasi keterampilan pembuatan model molekul suatu senyawa. Berdasarkan data rata-rata nilai
ulangan harian, nilai kognitif, maupun nilai aktifitas sikap, diperoleh bahwa media plastisin dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dari hasil belajar siswa tahun yang lalu.

Kata kunci: hasil belajar kognitif, bentuk molekul, media plastisin

Abstract

The research aims to describe the use of plasticine media to improve student’s cognitive learning
outcomes in cross interest chemistry class X of SMAN 8. This study is a type of action research.
Population in this study were students from language and social class that takes cross interest in
chemistry in second semester of the 2015/2016 academic year. The instrument used was a test of
student learning outcomes, student activity observation sheet and observation sheet about student’s
skill in making the model of molecular shape. The result shows that using plasticine media can
increase students' cognitive learning outcomes compared with the learning outcomes of students one
year ago.

Keywords: cognitive learning outcome, molecular shape, plasticine media

PENDAHULUAN didik adalah materi bentuk molekul. Materi


Materi kimia merupakan materi yang sulit bentuk molekul memiliki karakter yang bersifat
dipahami oleh peserta didik (Sirhan, 2007). abstrak. Karakter ini menyebabkan peserta didik
Salah satu faktor yang menyebabkan peserta kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang
didik sulit dalam mempelajari kimia disebabkan berhubungan dengan bentuk molekul.
karena pelajaran kimia memiliki karakter: (1) Pada Kurikulum 13 materi bentuk
bersifat abstrak, (2) penyederhanaan dari keadaan molekul diajarkan pada siswa kelas X peminatan
sebenarnya, (3) berurutan dan berjenjang IPA, artinya diajarkan pada siswa kelas X jurusan
(Middlecamp & Kean, 1985). Salah satu materi IPA dan juga diajarkan pada siswa kelas 10
kimia yang cukup sulit untuk dipelajari peserta peminatan IPS dan peminatan Bahasa yang

p-ISSN: 2354-7162 | e-ISSN: 2549-2217


website: ojs.umrah.ac.id/index.php/zarah
6 | Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)

mengambil lintas minat pelajaran kimia. Materi awal, guru yang bertindak sebagai peneliti
bentuk molekul merupakan salah satu materi merasa belum puas karena masih banyak siswa
yang banyak tidak dipahami siswa karena materi yang mempelajari materi bentuk molekul masih
ini merupakan salah satu materi kimia yang banyak yang belum paham ini dapat dilihat
bersifat abstrak, siswa dituntut untuk dapat karena berdasarkan rata-rata nilai yang diperoleh
menentukan bentuk molekul suatu senyawa. siswa kelas lintas kimia pada tahun ajaran
Berdasarkan data yang terekam pada tahun 2014/2015 pada materi yang sama masih ada
pelajaran 2014/2015 di semester genap siswa dibawah standar ketuntatasan minimal dengan
yang mengambil lintas minat kimia masih belum rata-rata nilai sebesar 65. Observasi dilaksanakan
memenuhi target Standar Ketuntasan Minimal oleh peneliti dengan mengadakan wawancara
(SKM) yang ditentukan guru kimia di SMAN 8 kepada siswa yang telah mempelajari materi
Malang sebesar 78, sedangkan rata-rata hasil bentuk molekul tahun ajaran 2014/2015, hasilnya
belajar kognitif siswa kelas 10 yang mengambil adalah mereka kurang paham jika pembelajaran
lintas kimia untuk materi bentuk molekul di materi bentuk molekul dijelaskan dengan metode
SMAN 8 hanya 65. ceramah.
Metode yang biasa dilakukan guru dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
menerangkan materi ini adalah metode ceramah, sebanyak dua siklus, mulai bulan januari awal
hal ini memungkinkan siswa masih belum bisa sampai akhir januari, yang terdiri dari siklus I
menggambarkan secara kongkrit bagaimana dilaksanakan pada awal januari 2016 sampai
bentuk suatu molekul. Oleh karenanya diperlukan pertengahan januari 2016, hasil refleksi I
usaha guru agar bisa menjelaskan materi ini dipergunakan untuk perbaikan pembelajaran di
lebih gamblang dengan cara peggunaan media siklus II yang pelaksanaannya mulai pertengahan
pembelajaran dari plastisin sebagai salah satu alat januari sampai akhir januari. Rincian dari tahap-
/ media dalam pengajaran yang dapat tahap tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1.
mengggambarkan sesuatu yang abstrak menjadi Teknik pengumpulan data yang
lebih dipahami siswa yang berdampak hasil digunakan meliputi observasi yang berlangsung
belajar kognitif siswa menjadi lebih maksimal setiap siklusnya sebagai pertimbangan untuk
atau memenuhi SKM. Penelitian ini bertujuan memperbaiki proses pembelajaran disiklus
untuk: Mendeskripsikan penggunaan media berikutnya dan dokumentasi terhadap dokumen-
pembelajaran plastisin untuk meningkatkan hasil dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti baik
belajar kognitif siswa lintas minat kimia kelas X berupa catatan lapangan atau foto-foto.
di SMAN 8. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah tes, lembar observasi, rencana
METODE PENELITIAN pembelajaran, catatan lapangan, dan lembar
Jenis penelitian ini adalah penelitian penilaian siswa. Tes digunakan untuk
tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian ini memperoleh nilai kognitif siswa sebagai nilai
adalah siswa kelas X yang mengambil lintas hasil ulangan harian yang dilaksanakan pada
minat kimia yang berasal dari kelas X peminatan siklus I materi bentuk molekul dan materi
IPS dan peminatan Bahasa jumlah subyek kepolaran senyawa pada siklus II. Observasi
penelitian sebanyak 12 siswa semester genap dimaksudkan untuk mengetahui adanya
tahun ajaran 2015/2016 SMAN 8 Malang yang kekesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
diajar oleh peneliti. Penelitian ini berlangsung tindakan serta untuk menjaring data aktivitas
selama lebih kurang 1 bulan mulai bulan Januari peserta didik dalam berdiskusi. Observasi
awal sampai Januari akhir. Penelitian dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
dilaksanakan di SMAN 8 Malang Jl. Veteran lembar observasi. Pengamatan dilakukan untuk
Malang No 37. Peneliti dalam hal ini bertindak mengetahui aktifitas diskusi siswa berdasarkan
sebagai guru bidang studi kimia dengan 3 aspek-aspek pembelajaran kooperatif yaitu : (a)
kolaborator mahasiswa kimia Universitas Negeri saling ketergantungan positif (positive
Malang (UM) bidang studi kimia yaitu: (1) Cety interdependence), (b) interaksi langsung (face to
Anggun Widyorini, (2) Imaratul Mufida, dan (3) face interaction), (c) pertanggungjawaban
Nurul Hidayati. individu (individual accountability), (d)
Prosedur Penelitian ini meliputi kegiatan keterampilan berinteraksi antar individu dalam
sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal kelompok, (e) keefektifan proses kelompok
dan observasi untuk mengidentifikasi (group processing). Skor dari aktifitas siswa
permasalahan yang terjadi di kelas, berikutnya dimasukkan dalam nilai sikap siswa dan
pelaksanaan PTK selama dua siklus. Pada refleki dievaluasi serta diperbaiki pada siklus lanjut.
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)| 7

Tabel 1. Tahap-Tahap Penelitian

No. Tahap Proses


1. Planning  Pengamatan langsung proses pembelajaran di kelas
 Mengidentifikasi permasalahan pokok dan menganalisisnya lebih intensif
 Merumuskan permasalahan yang terjadi
 Menyusun hipotesa permasalahan
 Peneliti mengidentifikasi media dan alat pembelajaran yang akan digunakan sesuai
rencana pembelajaran, untuk kegiatan ini peneliti melakukan kegiatan pelacakan
ketersediaan media dan alat yang ada disekolah yang dapat dimanfaatkan oleh siswa
 Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan media pembelajaran plastisisin
 Mengumpulkan bahan-bahan daan media pembelajaran serta merancang perangkat
evaluasi yang tepat.
2. Acting  Melakukan proses belajar mengajar dengan menerapkan tindakan berdasarkan rencana
pembelajaran yang telah disususn
 Melakukan evaluasi aktifitas siswa selama belajar berupa diskusi dan laporan kelompok
serta presentasi
 Melakukan evaluasi hasil pemahaman siswa siklus I
3. Observing  Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat proses yang terjadi
 Mencatat hambatan-hambatan dan kelemahan yang terjadi
4. Reflecting  Merumuskan dan mengidentifikasi masalah pada proses belajar mengajar pada siklus I
 Membuat hipotesis baru untuk memecahkan masalah
 Melengkapi atau merevisi rencana proses pembelajaran sebelumnya untuk persiapan
siklus berikutnya.

Rencana pembelajaran disusun oleh dari soal-soal esay jumlah soal sebanyak 10 butir
peneliti sebagai pedoman untuk membelajarkan soal esay pada akhir pembelajaran siklus I pada
siswa dengan pembelajaran kontekstual dengan materi meramalkan bentuk molekul, sedangkan
metode five E. Rencana pembelajaran ini siklus II sebanyak 10 butir soal esey dengan
digunakan pada setiap siklus untuk dikaji pada materi menentukan kepolaran senyawa. Rata-rata
siklus-siklus berikutnya. Catatan lapangan nilai pada siklus dijumlahkan dengan rata-rata
digunakan untuk mencatat hal-hal yang terkait nilai pada siklus II, selanjutnya dihitung rata-rata
dengan dengan penelitian namun belum nilainya untuk dibandingkan kemajuan nilai
tercantum dalam observasi. tersebut dengan dengan rata-rata nilai pada
Analisisa data dilakukan setiap kali materi yang sama pada tahun ajaran sebelumnya
siklus pembelajaran berakhir. Data penelitian pada kelas lintas minat tahun ajar 2014/2015.
yang terkumpul terdiri dari hasil pekerjaan siswa Langkah-langkah dalam penulisan soal adalah:
dalam setiap tes, hasil observasi, catatan (1) mengidentifikasi standar kompetensi, (2)
lapangan dan angket dilakukan analisis menyusun kisi-kisi soal, (3) menentukan kriteria
bersamaan. Acuan kualitas dalam menentukan penilaian, (4) penulisan butir-butir soal. Tes ini
kriteria tingkat ketercapaian masing-masing digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
unsur dalam pembelajaran kooperatif, adalah dalam memahami konsep larutan asam basa, kisi-
dengan mengurangi skor maksimum dengan skor kisi yang dibuat mengukur ranah kognitif siswa
minimum kemudian dibagi 4 sehingga diperoleh menurut ranah Bloom, yaitu ingatan
rentang skor tingkat ketercapaian sebagai berikut: (C1),pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis
25 - 43 : sangat negatip/ sangat tidak baik (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (6).
44 - 62 : negatip/ tidak baik Instrumen yang digunakan dalam
63 - 81 : positip/ baik penilaian afektif merupakan rating- scala, skala
82 - 100: sangat positip/ sangat baik yang digunakan untuk mengukur skala sikap
Selanjutnya untuk mengetahui peningkatan adalah rating- scala yang merupakan skala sikap
aktivitas siswa, data aktivitas siswa pada siklus I yang hasilnya berupa kategori sikap yang
akan dibandingkan dengan siklus tindakan II. dinyatakan dalam bentuk angka 1 sampai 4.
Penilaian hasil belajar siswa terdiri dari Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan
nilai kognitif, afektif dan psikomotor. Instrumen dengan sikap dan nilai yang mencakup watak dan
yang digunakan dalam penilaian kognitif terdiri perilaku. Dalam pembelajaran kooperatif harus

p-ISSN: 2354-7162 | e-ISSN: 2549-2217


website: ojs.umrah.ac.id/index.php/zarah
8 | Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)

mengandung lima unsur dasar seperti yang Tabel 2. Deskripsi Aktifitas Sikap Siswa
dinyatakan Johnson dan Johnson (dalam Rahayu,
1998) sebagai berikut: (a) saling ketergantungan Kegiatan
positif (positive interdependence), (b) interaksi Unsur Diamati Pembelajaran Rerata
langsung (face to face interaction), (c) 1 2
pertanggungjawaban individu (individual Saling 75 % 79,5 % 77,25%
accountability), (d) keterampilan berinteraksi ketergantungan
positif
antar individu dalam kelompok, (e) keefektifan Interaksi langsung 79 % 79,5% 79,25%
proses kelompok (group processing). Skala ini antar siswa
diisi oleh guru bidang studi yang dibantu oleh 3 Pertanggungjawab- 75 % 88,6% 82 %
observer. Selain pengukuran menggunakan rating an individu
scale terdapat catatan lapangan untuk menuliskan Ketrampilan 73 % 75% 74%
kejadian pada saat pembelajaran. berinteraksi antar
Instrumen yang digunakan dalam individu dan
penilaian psikomotorik adalah berhubungan kelompok
dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui Keefektifan proses 58 % 88,6% 73.,3%
ketrampilan yang melibatkan kerja otot dan kelompok
aktivitas fisik, penilaian psikomotorik atau sikap
dilakukan melaui observasi atau pengamatan Deskripsi Keterampilan Siswa
yang dilakukan saat kegiatan pembelajaran Deskripsi keterampilan siswa selama proses
berlangsung, pengisian hasil observasi dalam pembelajaran tiap-tiap kegiatan dapat dilihat pada
bentuk pemberian skor pada lembar observasi. Tabel 3.
pada saat proses pembelajaran berlangsung
menggunakan alat ukur berupa skala penilaian Tabel 3. Deskripsi Keterampilan Siswa
rentangan dari sangat baik, baik, kurang baik dan Kegiatan
Pembelajaran Re-
tidak baik Unsur yang diamati
rata
Hasil belajar psikomotor atau keterampilan 1 2
ada 5 kriteria yang mencakup penilaian Keaktifan dalam kelas 66.7 79.5 73.1
keterampilan yaitu: (1) keaktifan dalam kelas, Keseriusan/motivasi/per- 81.3 79.5 80.4
keaktifan ini merupakan kemampuan siswa hatian
dalam membuat model molekul dari plastisin. (2) Ketepatan waktu dalam 87.5 88.6 88.1
keseriusan/ motivasi/perhatian, keseriusan ini mengumpulkan tugas
berupa kesungguhan siswa dalam mempelajari Kerjasama dan tanggung 77.1 79.5 78.3
bentuk molekul dengan cara membuat model jawab
molekul dari plastisin. (3) kecepatan Menghargai orang lain 77.1 75.0 76.0
mengerjakan tugas (4) kerja sama dan tanggung Tidak mengganggu teman 91.7 88.6 90.2
jawab (5) menghargai orang lain, menghargai lain
atas apa yang dilakukan anggota kelompok. (6)
tidak mengganggu teman lain, siswa sungguh- Data Nilai Siswa
sungguh dalam melakukan pembuatan model Nilai siswa dalam mengerjakan soal-soal
molekul dan tidak mengganggu teman kelompok materi Bentuk Molekul dan kepolaran tersaji
maupun kelompok lainnya. Skala pengukuran dalam data nilai seperti pada Tabel 4.
keterampilan adalah data kualitatif yang
kemudian dikuantitatifkan berupa skala rating Tabel 4. Data Nilai Siswa
scala, dari data mentah yang diperoleh berupa
angka 1 sampai 4 kemudian ditafsirkan dalam Meramalkan Menentukan Rata-
pengertian kualitatif. Bentuk Molekul Kepolaran Senyawa Rata
92 86 89
HASIL
Deskripsi Aktifitas Sikap Siswa Data Observasi Kegiatan Pembelajaran
Data deskripsi yang diperoleh berupa data Observasi terhadap pelaksanaan
kuantitatif yang menunjukkan kualitas pembelajaran terdiri dari dua siklus yaitu siklus I
pembelajaran kooperatif. Data deskripsi aktifitas dan siklus II seperti berikut:
sikap siswa ditunjukkan pada Tabel 2.
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)| 9

Siklus I Kelompok II yang pasip hanya Ivan,


Engagement lainnya sudah mampu bekerja sama dan
Guru menunjukkan botol minuman dan berinteraksi pembagian tugas kelompok kurang
menanyakan senyawa yang terkandung dalam merata, yang aktif hanya Amadeo dan Dismita.
botol tersebut, selanjutnya siswa menjawab Kelompok III telah mampu berinteraksi dengan
bahwa yang terkandung dalam botol minuman baik antar anggota kelompok semua kelompok
tersebut adalah air, selanjutnya guru menanyakan membuat diskusi dan kerja kelompok berjalan
bagaimana bentuk molekul air tersebut, siswa dengan baik, ditandai dengan saling bekerja sama
tidak bisa menjawab pertanyaan guru karena dalam pembuatan pemodelan bentuk molekul
belum mempelajari bentuk molekul air. yang menggunakan plastisin.
Selanjutnya guru menyebutkan tujuan
pembelajaran hari ini yaitu mempelajari bentuk Explanation
molekul. Guru memberikan penjelasan awal
Selanjutnya guru mempersilakan siswa mengenai sudut ikatan yang dibentuk akibat
membaca buku paket kimia halaman 120 sampai tolakan minimal suatu molekul. Peserta didik
halaman 123 dan membuka LKPD. Pada membuat beberapa bentuk molekul menggunakan
kelompok I Karina belum memiliki LKPD karena plastisin sesuai instruksi yang diberikan guru dan
karina belum memfotokopi LKPD, untuk menjelaskan jenis bentuk molekul tersebut
mengerjakan LKPD siswa mencatat dibuku tulis. berdasarkan hasil diskusi kelompok saat
Kelompok II yang tidak memiliki LKPD 1 orang mengerjakan LKPD. Selanjutnya guru
yaitu Ivan, sehingga menuliskan lembar kerja memberikan latihan soal mengenai bentuk
denga cara menulis di buka catatan. Kelompok 3 molekul untuk masing-masing kelompok di
sudah membawa LKPD semuanya. Pada fase ini papan tulis. Setiap kelompok mengerjakan dua
guru mengadakan tanya jawab mengenai PEI dan soal yang memiliki tingkat kesulitan yang sam.
PEB yang dimiliki oleh suatu molekul. Masing-masing kelompok mendiskusikan latihan
Selanjutnya salah seorang siswa dipersilakan soal yang diberikan guru dan mempresentasikan
guru untuk mengerjakan di papan tulis untuk hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok kedua
menghitung PEB dan PEI molekul H2O. yang maju mempresentasikan hasil diskusinya
Selajutnya guru menanyakan pengertian domain adalah kelompok II. Semua anggota kelompok
elektron kepada siswa, karena belum paham guru terlibat aktif dalam diskusi sebelum
mengarahkan bahwa domain elektron merupakan mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa yang
jumlah dari PEI dan PEB dan menuliskan tipe sudah paham mengenai bentuk molekul
molekul. (Amadeo) menjelaskan kesemua anggota
kelompok (Ivan, Dismita, dan Alfina) yang
Exploration belum paham. Pembagian tugas pada kelompok
Pada fase ini guru meminta siswa II saat mempresentasikan hasil diskusi sudah
berkelompok dan berdiskusi materi di LKPD merata, yaitu Ivan menggambarkan bentuk
diskusinya mengenai pembuatan model molekul molekul di papan tulis, sedangkan Deo, Dismita,
yang memiliki domain 2,3,4,5,6. Sebelum siswa dan Alfina menjelaskan bentuk molekul.
berdiskusi guru menunjukkan di LCD mengenai Kelompok ketiga yang maju
bentuk-bentuk molekul yang memiliki tolakan mempresentasikan hasil diskusinya adalah
minimal yaitu molekul yang memiliki domain 2, kelompok I. Semua anggota kelompok satu
3, 4, 5, 6 dengan tipe AX2, AX3, AX4, AX5, terlibat aktif saat mempresentasikan hasil
DAN AX6. Guru berkeliling ke semua kelompok diskusinya dan tidak ada yang mendominasi,
untuk meyakinkan siswa telah bisa membuat misalnya Karina yang awalnya cenderung pasif
model molekul dengan tipe diatas. Pada saat pembelajaran dan diskusi kelompok menjadi
kelompok I diskusi kelompok cenderung kurang, aktif untuk menjelaskan bentuk molekul
karena pada diskusi ini tidak terjadi interaksi menggunakan plastisin. Setiap anggota kelompok
secara baik antar anggota kelompok, karena mempunyai tugas masing-masing, yaitu Yokobus
kelompok cenderung berdiskusi dengan gender menggambarkan bentuk molekul di papan tulis,
yang sejenis. Pada saat pembuatan model sedangkan Pradipa, Nabila, dan Karina
molekul dari plastisin pradipa dan yokobus menjelaskan bentuk molekul.
kurang memperhatikan penjelasan guru,
sedangkan yang domain aktif hanya Nabila Elaboration
pembagian tugas kurang merata. Pengerjaan Guru memberikan soal kepada siswa
LKPD hanya mengandalkan temandiskusinya. untuk mengetahui pemahaman mereka terkait
10 | Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)

konsep bentuk molekul. Selanjutnya guru menggunakan plastisin. Guru membagikan


memberikan kesempatan siswa untuk LKPD semua siswa telah memiliki LKPD
mengerjakan empat soal di papan tulis. Siswa karena telah dipersiapkan oleh guru sebelumnya.
yang mengangkat tangan dengan cepat diberikan
kesempatan terlebih dahulu untuk memilih soal Exploration
dan mengerjakan di papan tulis. Siswa yang Pada fase ini guru meminta siswa
berani maju ke depan kelas dan benar dalam berkelompok dan berdiskusi materi di LKPD II
menjawab soal tersebut mendapatkan reward diskusinya mengenai penetuan kepolaran
berupa stiker. Siswa yang mendapatkan reward senyawa. Guru membagikan plastisin untuk
tersebut hanya Amadeo. Dalam fase ini guru juga digunakan siswa sebagai model molekul yang
menuntun siswa untuk menyimpulkan langkah- memiliki domain 2,3,4,5,6. Selanjutnya siswa
langkah menentukan bentuk molekul. mengerjakan LKPD untuk menentukan kepolaran
suatu molekul yang memiliki domain 2, 3, 4, 5,
Evaluation 6. Guru berkeliling ke semua kelompok untuk
Guru memberikan soal ulangan harian meyakinkan pemahaman siswa mengenai
untuk menguji pemahaman peserta didik kepolaran suatu senyawa. Karena guru telah
mengenai pasangan elektron bebas, pasangan mengubah kelompok diskusi maka perubahan
elektron ikatan, dan bentuk molekul dari suatu keaktifan siswa meningkat dibandingka pada
senyawa. siklus I seperti pada grafik yang ada. Yokobus
lebih aktif diskusinya dibandingkan pada siklus I
Siklus II sedangkan Pradipa tetap pasif langkah guru untuk
Engagement mengatasi hal tersebut dengan cara mendekati
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pradipa dan memberikan instruksi agar pradipa
yaitu mengenai kepolaran senyawa yang menjelaskan kepada teman kelompoknya
memiliki bentuk molekul tertentu. Guru mengenai materi yang dikerjakan di LKPD
menanyakan tentang devinisi kepolaran namun kepada anggota kelompoknya secara bergantian.
tidak ada siswa yang menjawab pertayaan guru,
selanjutnya guru menunjukkan video mengenai Explanation
uji kepolaran dari minyak tanah dan air siswa Guru memberikan memberikan penjelasan
memperhatikan video yang ditayangkan guru. awal mengenai kepolaran yang disebabkan oleh
Setelah menunjukkan video guru memberikan momen dipol senyawa yang memiliki momen
pernyataan bahwa air merupakan senyawa polar dipol = 0 senyawa non polar sedangkan senyawa
karena dapat ditarik oleh medan magnet, yang memiliki momen dipol ≠ 0 adalah senyawa
sedangkan minyak tanah merupakan salah satu polar. Selanjutnya guru memberikan latihan soal
contoh senyawa non polar karena tidak dapat mengenai kepolaran senyawa untuk masing-
ditarik oleh medan magnet. masing kelompok di papan tulis. Setiap
Guru menanyakan mengapa air bersifat kelompok mengerjakan dua soal yang memiliki
polar jika ditinjau dari bentuk molekulnya. tingkat kesulitan yang sama. Masing-masing
Selanjutnya guru menjelaskan H2O bersifat kelompok mendiskusikan latihan soal tersebut
polar dengan menganalisis PEI, PEB, bentuk dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan
molekul, sudut ikatan dan momen dipolnya, dari kelas.
bentuk molekul tersebut dapat diidentifikasi Kelompok yang maju dimulai dari
momen dipol suatu senyawa. Senyawa yang kelompok V yang beranggotakan Amadeo dan
memiliki momen dipol = 0 disebut senyawa non Alfina, masing-masing anggota kelompok sudah
polar sedangkan senyawa yang memiliki momen dapat terlibat aktif untuk saling mendiskusikan
dipol ≠ 0 disebut molekul polar, dari analisa jawaban soal yang diberikan. Pada saat
mengenai bentuk molekul air dan momen mempresentasikan hasil diskusi, semua anggota
dipolnya dapat disimpulkan penyebab air kelompok sudah dapat menjelaskan dengan tepat
bersifat polar. Untuk menganalisis minyak mendapatkan reward berupa stiker dari guru.
tanah guru mengganti senyawa minyak tanah Kelompok Berikut yang maju adalah kelompok
dengan CCl4 yang kepolarannya sama dengan III yang beranggotakan Pradipa, Anggun, dan
minyak tanah dari hasil identifikasi dengan cara Nafisa. Pada saat diskusi kelompok, Pradipa yang
seperti mengidentifikasi air dapat disimpulkan awalnya cenderung pasif dalam diskusi kelompok
bahwa CCl4 adalah termasuk senyawa non polar. sudah mulai mau bertanya kepada teman
Guru menjelaskan kepolaran molekul domain 2, kelompoknya (Anggun dan Nafisa) mengenai
3, 4, 5, 6 dengan PEB ataupun tanpa PEB latihan soal yang diberikan. Pada saat presentasi,
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)| 11

semua anggota kelompok III sudah aktif untuk Evaluation


menjelaskan dengan tepat hasil diskusinya, Guru memberikan soal ulangan harian
namun awalnya Pradipa malu-malu untuk untuk menguji pemahaman siswa mengenai
menjelaskan, sehingga guru memberikan kepolaran suatu senyawa. Setelah siswa
beberapa pertanyaan kepada Pradipa agar lebih mengerjakan evaluasi, guru memberi
aktif menjelaskan kepada kelompok lain. penghargaan kepada siswa teraktif (memiliki
Kelompok berikut yang maju adalah jumlah stiker terbanyak) yang diraih oleh
kelompok II yang beranggotakan Anggi dan Amadeo (8 stiker) dan Anggi (7 stiker) dengan
Karina, di dalam diskusi kelompoknya mereka hadiah dua buah bolpoin berwarna dan kelompok
membagi tugasnya secara merata, namun proses teraktif diraih oleh kelompok III pada siklus I
diskusinya kurang nampak karena mereka dengan anggota Anggun, Azizul, Nafisa, dan
mengerjakannya sendiri-sendiri dan Anggi dengan hadiah masing-masing
mempresentasikan hasil diskusinya di depan mendapatkan satu buah bolpoin berwarna hitam.
kelas secara tepat. Kelompok berikutnya yang Guru menutup pembelajaran dengan
maju adalah kelompok IV yang beranggotakan mengucapkan salam dan berpesan untuk belajar
Yakobus dan Dismita. Diskusi kelompok IV dengan sungguh-sungguh dan bersemangat.
sudah baik karena Kelompok berikutnya yang
maju adalah kelompok IV yang beranggotakan PEMBAHASAN
Yakobus sudah memahami materi sehingga dapat Aktifitas Sikap Siswa
menjelaskan kepada siswa yang belum Dari data observasi pada Tabel 2 tampak
memahami materi. Pada saat mempresentasikan ketercapaian masing-masing unsur dalam
hasil diskusi, semua anggota kelompok mendapat pembelajaran berupa: ketergantungan positif,
pembagian menjelaskan secara merata dan dapat interaksi langsung antar siswa, pertanggung
menjelaskan dengan tepat hasil diskusinya. jawaban individu, ketrampilan berinteraksi antar
Kelompok yang terakhir maju adalah kelompok I individu dan kelompok, dan keefektifan proses
yang beranggotakan Azizul dan Nabila. Diskusi kelompok yang ditunjukkan oleh masing-masing
kelompok ini dapat dikatakan kurang maksimal persentase masing-masing pertemuan.
karena salah satu siswa (Azizul) kurang
memahami materi yang akan dipresentasikan Saling Ketergantungan Positif
kepada semua kelompok, sehingga saat maju di Dalam unsur ini, saling ketergantungan
depan kelas guru turut menuntun siswa tersebut positip kelompok kooperatif mengalami kenaikan
agar presentasi dapat berjalan dengan baik dan dari 75 % sampai 79,5 % dan jika dirata-rata
lancar/ maka akan diperoleh hasil rerata sebesar 77.25
%. Hal ini menunjukkan bahwa saling
Elaboration ketergantungan positip berjalan dengan baik
Guru memberikan soal kepada siswa Terutama saling membantu dan mendukung
untuk mengetahui pemahaman mereka terkait sesama kelompok, bekerja sama dalam
konsep kepolaran senyawa. Selanjutnya guru kelompok, yang lebih paham menjelaskan kepada
memberikan kesempatan siswa untuk siswa yang kurang paham, sedang yang siswa
mengerjakan empat soal di papan tulis. Langkah tidak paham tidak malu bertanya kepada yang
guru untuk meningkatkan semangat siswa agar lebih paham. Dari pertemuan pada siklus I
lebih bersemangat dalam belajar guru terdapat peningkatan yang signifikan.
mengingatkan kepada siswa untuk
memperbanyak stiker agar mendapatkan hadiah Interaksi Langsung Antar Siswa
diakhir pembelajaran. Siswa yang mengangkat berdasarkan Tabel 2 didapat data
tangan dengan cepat diberikan kesempatan interaksi langsung antar siswa dari 79 % sampai
terlebih dahulu untuk memilih soal dan dengan 79,5 % yang jika dirata-rata tingkat
mengerjakan di papan tulis. Siswa yang berani interaksi langsung antar siswa mencapai 79,25 %.
maju ke depan kelas dan benar dalam menjawab Ini berarti bahwa komunikasi dalam kelompok
soal tersebut mendapatkan reward berupa stiker. kooperatif terjalin dengan baik antar anggota
Siswa yang mendapatkan reward tersebut adalah kelompoknya. Interaksi langsung antar siswa
Amadeo, Karina, Yakobus, dan Anggi. Dalam terutama mengenai keterlibatan dalam
fase ini guru juga menuntun siswa untuk pembentukan kelompok, membagi tugas sesuai
menyimpulkan langkah-langkah penentuan kesepakatan, ikut membangun kerjasama dalam
kepolaran molekul dan ciri-ciri senyawa polar kelompok dan menyelesaikan serta mengecek
dan non-polar. hasil kerja sama. Dengan posisi dekat dan saling
12 | Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)

berhadapan, para siswa memanfaatkan Mengurangi skor maksimum dengan skor


kesempatan ini untuk saling berdiskusi antar minimum kemudian dibagi 4 sehingga diperoleh
anggota kelompoknya, sehingga tugas yang rentang skor tingkat ketercapaian
diberikan guru dapat dilaksanakan dengan baik 25 - 43 : sangat negatip/ sangat tidak baik
dan maksimal. 44 - 62 : negatip/ tidak baik
63 - 81 : positip/ baik
Pertanggungjawaban Individu 82 - 100: sangat positip/ sangat baik
pelaksanaan ini mengalami kenaikan dari Dari data diatas dapat disimpulkan
75 % menjadi 88,6 % dan jika dirata-rata adalah bahwa materi bentuk molekul dan polaritas
82%. Hal ini menunjukkan bahwa didalam senyawa ditinjau dari bentuk molekulnya
melaksanakan pembelajaran kooperatif memiliki memiliki kualitas baik sampai sangat baik dengan
kualitas yang sangat baik didalam pertanggung menggunakan media pembelajaran yang terbuat
jawaban individu. Pada unsur ini kegiatan siswa dari plastisin.
adalah membaca materi secara individu, masing-
masing siswa dalam kelompok berusaha Deskripsi Keterampilan Siswa
menguasai materi dan memahami LKPD yang Dari data pada Tabel 3 terdapat tampak
dikerjakan bersama-sama, siswa yang belum jelas ketercapaian masing-masing unsur dalam
berusaha bertanya kepada anggota kelompoknya, keterampilan siswa anatara lain: Keaktifan dalam
terjadi suasana tenang dalam kelompok diskusi. kelas, Keseriusan/ motivasi/ perhatian,
Ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas,
Ketrampilan Berinteraksi Antar Individu dan Kerjasama dan tanggung jawab, Menghargai
Kelompok orang lain, Tidak mengganggu teman lain
Dari data Tabel 2 dapat disimpulkan pembelajaran yang ditunjukkan oleh masing-
bahwa prosentase ketrampilan individu masing persentase masing-masing pertemuan
mengalami kenaikan dari 73 % sampai 75 % dan seperti berikut:
jika dirata-rata persentase untuk unsur a. Keaktifan dalam kelas
keterampilan berinteraksi antar individu dan Persentase keaktifan siswa pada siklus I, 66
kelompok adalah 74 %. Hal ini menunjukkan % dan 79,5 pada siklus II dan rata-rata
kualitas siswa dalam berinteraksi adalah baik. persentase sebesar 73,1 5 %
Keterampilan berinteraksi antar individu dan b. Keseriusan/motivasi/perhatian
kelompoknya dilihat dari sikap anggota Persentase siswa pada siklus I, sebesar 81,3
kelompok yang aktif saling membantu dalam % dan 79,5 pada siklus II dan rata-rata
kelompok, memberi semangat kepada teman, persentase sebesar 80,4 %.
keterlibatan dalam melakukan diskusi kelompok c. Ketepatan waktu dalam mengumpulkan
dan menghargai pendapat kelompok tugas
Persentase siswa pada siklus I, sebesar 87,5
Keefektifan Proses Kelompok % dan 88,6 pada siklus II dan rata-rata
Pada unsur ini didapat kenaikan persentase sebesar 88,1 %.
prosentase dari 58 % sampai dengan 88,6% yang d. Kerjasama dan tanggung jawab
jika diambil rata-rata persentase keefektifan Persentase siswa pada siklus I, sebesar 77,1
proses kelompok sebesar 73,3%. Ini % dan 79,5 pada siklus II dan rata-rata
menunjukkan bahwa pada unsur ini kualitas persentase sebesar 78,3 %.
belajar dalam efektifitas proses kelompok adalah e. Menghargai orang lain
baik. Keefektifan proses kelompok dapat terlihat Persentase siswa pada siklus I, sebesar 77,1
dari meningkatnya membuat keputusan bersama % dan 75,0 pada siklus II dan rata-rata
mengungkapkan kesepakatan bersama merasa persentase sebesar 76,0 %.
senang dengan penghargaan yang diperoleh dari f. Tidak Mengganggu Teman Lain
kerja keras kelompok refleksi sikap anggota Persentase siswa pada siklus I, sebesar 91,7
kelompok dalam mendiskusikan, menganalisis, % dan 88,6 pada siklus II dan rata-rata
dan umpan balik dari kelompok lain. persentase sebesar 90,2 %.
Acuan kualitas dalam menentukan Dari rerata semua unsur dalam keterampialan
kriteria tingkat ketercapaian masing-masing siswa dapat dihitung rata-rata nilai untuk
unsur dalam pembelajaran kooperatif, sebagai keterampilan siswa adalah sebesar 82, ini
berikut: menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam
meramalkan bentuk molekul dan polaritas
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)| 13

senyawa menggunakan media plastisin adalah learning cukup panjang, diharapkan untuk
sangat positip/sangat baik. peneliti lain dapat menemukan cara yang lebih
pendek dan hasil yang optimal.
Data Nilai Kognitif Siswa Dengan memperhatikan meningkatnya
Nilai kognitif siswa berupa nilai dalam penilaian sikap siswa, keterampilan siswa
mengerjakan soal-soal materi meramalkan bentuk terutama hasil belajar kognitif siswa, yang
molekul dan menentukan kepolaran senyawa menggunakan media pembelajaran berupa
ditinjau dari bentuk molekulnya. Nilai yang plastisin diharapkan untuk pembelajaran lain
didapat adalah nilai ulangan harian, dari nilai yang memiliki karakter yang sama dengan materi
harian meramalkan bentuk molekul didapatkan bentuk molekul dan polaritas senyawa
nilai rata-rata sebesar 92 dan dari materi penggunaan media serupa dapat dimanfaatkan
meramalkan bentuk molekul didapatkan nilai dalam proses pembelajaran kimia, khususnya di
rata-rata sebesar 86 dari kedua nilai meramalkan SMAN 8 Malang.
bentuk molekul dan menentukana kepolaran
senyawa terdapat rata-rata nilai sebesar 89. DAFTAR RUJUKAN
Dibandingkan dengan rata-rata nilai ulangan Middlecamp & Kean. (1985). Panduan Belajar
semester pada akhir semester ganjil 2015/2016 Kimia. Jakarta: Gramedia.
terdapat kenaikan nilai rata-rata dari 65 menjadi Rahayu, S. (1998). Pembelajaran Kooperatif
89. Hal ini dimungkinan bahwa penggunaan dalam Pendidikan IPA. Jurnal MIPA dan
media plastisin pada pembelajaran materi Pengajarannya, 27(2), 153-169.
meramalkan bentuk molekul dan polaritas Sirhan, G. (2007). Learning Diffucultes in
senyawa dapat meningkatkan hasil belajar Chemistry: an Overview. Journal of
kognitif siswa. Turkish Science Education, 4(2), 2-20.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data maka dapat
disimpulkan tentang hasil belajar siswa yang
menggunakan media plastisin pada materi
bentuk molekul Kelas X yang mengambil lintas
minat kimia di SMA Negeri 8 Malang adalah
sebagai berikut: (1) aktifitas sikap siswa pada
pembelajaran yang menggunakan media plastisin
pada materi bentuk molekul dapat diketahui
bahwa lima unsur dasar pembelajaran kooperatif
benar-benar terlihat proses pembelajaran yang
mengalami peningkatan yang cukup berarti,
(2) keaktifan, keseriusan / motivasi / perhatian,
ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas,
kerjasama dan tanggung jawab, menghargai
orang lain, tidak mengganggu teman lain
meningkat lebih baik, dan (3) dibandingkan
dengan rata-rata nilai ulangan pada materi yang
sama pada tahun 2014/2015 nilai rata-rata dari 65
menjadi 89 pada tahun pelajaran 2015/2016.
Penggunaan media plastisin pada pembelajaran
materi meramalkan bentuk molekul dan polaritas
senyawa dapat meningkatkan hasil belajar
kognitif siswa.
Saran untuk penelitian lebih lanjut antara
lain: (1) pelaksanaan penelitian ini hanya
dilakukan dua siklus, maka peneliti/ guru lain
diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini agar
didapatkan temuan-temuan lain yang berarti
untuk perbaikan hasil dan mutu pembelajaran
yang berarti dan (2) waktu yang diperlukan untuk
pembelajaran strategi kontekstual problem based

Anda mungkin juga menyukai