Anda di halaman 1dari 3

7.

Fase-fase hubungan komunikasi perawat-klien


Hubungan teraupetik perawat klien berbeda dengan hubungan sosial sehari-hari. Dalam
melakukan komunikasi terapeutik perawat mempunyai empat tahap komunikasi, yang ada
pada setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus di selesaikan oleh perawat. Empat
tahap tersebut yaitu tahap preinteraksi,orientasi atau perkenalan,kerja dan terminasi.
Adapun tugas-tugas yang harus diselesaikan pada tahap adalah sebagai berikut (stuart dan
sundeen,1995):
1. Tahap pre-interaksi
Merupakan tahap persiapan sebelum dimana perawat belum bertemu dan
berkomunikasi dengan klien, pada tahap ini perawat harus mengkesplotasi diri
terhadap perasaan-perasaan diri seperti ansietas, ketakutan dan keraguan.
Sehingga dengan eksplorasi diri dihrapkan perawat lebih siap dalam melakukan
komunikasi terapeutik dengan klien. Eksplorasi ini dapat dilakukan dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
“apakah saya akan marah atau melukai apabila bertemu klien yang bersikap
kasar, bermusuhan atau tidak kooperatif?” apakah saya takut terhadap tanggung
jawab ini?’’, “apa yang saya akan ucapkan sat bertemu klien?’’, “apakah saya
cemas apabila berhadapan dengan klien?”,
Tugas perawat pada tahap ini antara lain :
a. Mengumpulkan informasi tentang klien (alasan masuk, riwayat
kesehatan,dx medis dan lain sebagainya).
b. Mencari referensi yang berkaitan dengan masalah klien.
c. Mengeksplorasi perasaan, kekuatan dan fantasi .
d. Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri.
2. Tahap orientasi/perkenalan
Pada tahap ini perawat dan klien petama kali bertemu. Dalam membina hubungan
perawat dengan klien yang kunci utama adalah terbinanya hubungan saling
percaya, adanya komunikasi yang terbuka, memahami penerimaan dan
merumuskan kontrak.
Tugas pada tahap ini meliputi :
a. Menetapkan iklim saling percaya, pengertian, penerimaan dan
komunikasi terbuka
b. Merumuskan kontrak dengan klien yang meliputi saling memperkenalkan
diri, penjelasan peran, tanggung jawab, topik pembicaran,harapan dan
tujuan interaksi, kerahasiaan, waktu dan tempat interaksi.
3. Tahap kerja
Tahap ini merupakan tahap dimana kerja sama terapeutik perawat-klien paling
banyak dilakukan. Tugas perawat pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan
sesuai dengan perencanaan pada tahap pra interaksi. Perawat dan klien menggali
stresor yang tepat dan mendukung perkembangan daya titik klien dengan cara
menghubungkan persepsi, pikiran dan tindakan klien.
8. Sikap perawat dalam komunikasi terapeutik

Sikap atau care untuk menghadirkan diri secara fisik sehingga dapat mempasilitasi komunikasi
yang teraupeutik (egan cit, keliat,1992);

1. Berhadapan
Sikap ini menunjukan kesiapan dalam melayani dan mendengarkan keluhan klien.
2. Mempertahankan kontak mata
Sikap ini menandakan kita menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap
berkomunikasi serta dapat dipercaya.
3. Membungkuk ke arah klien
Sikap ini menunjukan keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan semua apa yang
dikatakan klien.
4. Mempertahankan sikap terbuka
Pada saat berkomunikasi dengan klien kita jangan melipat kaki atau menyilangkan
tangan, hal ini menunjukan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap membantu klien.
5. Tetap rileks
Tetap bersikap tenang,meskipun pada situasi tidak menyenangkan perawat harus bisa
mengontrol ketegangan,kecemasan dan relaksasi dalam berkomunikasi dengan klien.
9. Teknik komunikasi
Dalam menanggapi pesan yang disampaikan klien,ada beberapa teknik komunikasi yang
perlu dilakukan oleh perawat. Bentuk teknik terapeutik dijelaskan pada table dibawah ini:

Tabel teknik komunikasi terapeutik (riyadi dan purwanto, 2009)


Teknik Pengertian Contoh
Mendengarkan aktif Proses aktif menerima Mempertahankan kontak
(active listening) informasi dan mempelajari mata, menggunakan
respons seseorang terhadap kepala,posisi badan sedikit
pesan yang di terima. membungkuk ke arah klien.
Pertanyaan terbuka Mendorong klien untuk “apa yang anda pikirkan pagi
menyeleksi topik yang akan ini”
dibicarakan.
Restating Mengulangi pikirian utama Pasien “suster,saya tadi
yang di ekspresikan klien malam tidak dapat tidur”
dengan mengggunakan kata- perawat “apakah saudara
kata sendiri mengalami kesulitan tidur?”
Reflecting/refleksi Mengulangi kembali yang di Pasien: “apakah menurut
bicarakan klien. suster saya harus memafkan
suami saya?’’
Perawat : “bagaimana
menurut ibu apakah ibu harus
memafkan suami ibu?”
Klasifikasi/validasi Berupaya menyampaikan ide Saya belum jelas apa yang
atau pikiran klien yang tidak mba maksudkan. Bisa mba
jelas dan meminta klien jelaskan kembali?’’
menjelaskan kembali
Forcusing Komunikasi yang dilakukan “saya rasa kita harus
untuk membatasi area membicarakan lebih lanjut
diskusi sehingga menjadi tentang masalah yang terjadi
lebih sfesifik dan dimengerti antara mba dengan suami”
Sharing persepsi Meminta klien memastikan “mba tersenyum,tetapi saya
pemahaman perawat merasa mba sangat jengkel
mengenai apa yang klien dengan saya”
pikirkan
Diam Tidak ada komunikasi Duduk bersama klien,
verbal, memberikan mengkomunikasikan
kesempatan klien untuk perhatian dan peran perawat
mengutarakan pikiranya. secara non verbal.
Identifikasi tema Menyatakan issu atau “saya perhatikan dari cerita
masalah yang terjadi mba tadi,mba selalu
berulang kali dikecewakan oleh pria
menurut mbak apakah hal ini
yang menjadi masalah?”
Humor Pengeluaran energi melalui “setelah mbak mandi
lelucon. juga,karena setelah mandi
mba jadi kelihatan cantik
seperti artis”,

Anda mungkin juga menyukai