Anda di halaman 1dari 6

LO 1

A. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Bagian-bagian dari pemeriksaan Subjektif antara lain adalah:
• Identitas pasien dan orang tua pasien
• Keluhan utama
• Evaluasi sosial dan perilaku
• Riwayat kesehatan gigi
• Riwayat medis dan alergi
• Kebiasaan buruk
Identitas penting:
1. Membedakan pasien satu dengan lain
2. Membentuk hubungan dengan pasien, karena perawatan orthodontic adalah perawatan
jangka Panjang, bukan perawatan yang hanya membutuhkan sekali atau dua kali
kunjungan ke dokter gigi
3. Memastikan DHE/KIE berhasil atau diterima
Tujuan utama dari pemeriksaan subjektif adalah untuk mengetahui keluhan utama pasien dan
mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai : (1) riwayat dental dan medis, (2) status
pertumbuhan fisik, (3) motivasi, harapan, dan status sosial serta pribadi (Proffit, 2007).
1. Keluhan utama
Terdapat tiga alasan utama mengapa pasien memperhatikan mengenai susunan oklusi
gigi yaitu penampakan dentofasial yang terganggu dan ketidakpercayadirian, gangguan
fungsional dan oral health yang buruk. Walaupun hanya satu dari beberapa alasan
tersebut yang membawa seseorang mencari perawatan ortodontik. Dokter gigi tidak
boleh berasumsi bahwa masalah utama pasien hanya karena gigi tidak tampak bagus
dan rapi. Dokter gigi juga jangan hanya memperhatikan masalah fungsional saja seperti
crossbite dengan pergeseran lateral tanpa menghiraukan masalah lain pada pasien
tersebut seperti adanya space kecil diantara gigi incisivus sentral maksila (Proffit,
2007).
2. Riwayat dental
Riwayat kesehatan gigi kemudian didata, meliputi perawatan gigi apa saja yang
sebelumnya telah dijalani, juga trauma yang mungkin telah terjadi pada wajah dan gigi.
Trauma dapat di masa lalu, terutama pada masa anak-anak dan masa pertumbuhan dapat
mempengaruhi pertumbuhan jaringan keras pada kepala, terutama pada bagian rongga
mulut. Trauma pada masa pertumbuhan gigi, mampu menyebabkan perpindahan benih
gigi permanen sehingga tidak tumbuh pada tempatnya, atau menyebabkan kerusakan
atau gangguan pertumbuhan pada tulang, sehingga menyebabkan persistensi atau
sebagainya.
3. Riwayat medis
Penting untuk dicatat, apakah pasien sedang dalam perawatan medis jangka panjang,
jika ya, maka untuk keperluan apa. Hal ini dapat merujuk kepada penyakit sistemik atau
masalah metabolik yang tidak pasien beritahu. Masalah medis yang kronis pada dewasa
maupun anak-anak tidak berkontraindikasi dengan perawatan ortodontik jika masalah
medisnya dibawah pengawasan dokter. Sebagai contoh, perawatan ortodontik dapat
dilakukan pada penderita diabetes melitus yang terkontrol dengan monitoring yang
teliti, karena kerusakan periodontal pada penderita diabetes dapat mengganggu
jalannya perawatan ortodontik (Proffit, 2007).
4. Evaluasi sosial dan perilaku
Ada 3 aspek yang harus dieksplorasi yaitu :
a. Motivasi pasien melakukan perawatan Motivasi pasien dapat diklasifikasikan
sebagai motivasi internal dan eksternal. Motivasi eksternal didapatkan dari
dorongan orang lain di sekitarnya sedangkan motivasi internal datang dari diri
sendiri berdasarkan keadaan dan keinginan untuk melakukan perawatan (Proffit,
2007). Meskipun sekarang banyak anak usia remaja menggunakan alat ortodontik,
namun sulit ditemukan motivasi internal dari kelompok usia tersebut. Bagi mereka,
perawatan ortodontik merupakan hal yang harus dilakukan karena kemauan dari
orang tua. Motivasi dari diri sendiri untuk melakukan perawatan sering belum
muncul hingga usia beranjak dewasa. Sikap kooperatif akan muncul lebih besar jika
motivasi itu datang dari diri sendiri (Proffit, 2007).
b. Harapan pasien akan hasil perawatan Ekspektasi dari pasien akan lebih tinggi pada
usia dewasa terutama jika berkaitan dengan masalah kosmetik karena dapat
berpengaruh terhadap kehidupan sosial (Proffit, 2007).
c. Sikap kooperatif dari pasien Anak-anak lebih sulit bersikap kooperatif dibanding
orang dewasa. Dua faktor yang penting dalam hal ini yaitu keadaan dimana anak
tersebut melihat perawatan yang dilakukan adalah keuntungan bagi dirinya sendiri,
dan kontrol dari orang tua (Proffit, 2007).
LO 1
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Pemeriksaan objektif meliputi:
1. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan klinis secara umum pada pasien dapat dilakukan dengan mengukur dan
mengamati: tinggi badan, berat badan, keadaan jasmani, keadaan mental, dan status
gizi. Maksud pemeriksaan klinis menyangkut tinggi badan, berat badan, keadaan jasmani
serta keadaan gizi pasien adalah untuk memperkirakan pertumbuhan dan
perkembangan pasien secara umum, sedangkan data keadaan mental pasien diperlukan
untuk menentukan apakah pasien nanti dapat bekerja sama (kooperatif) dengan baik
bersama operator dalam proses perawatan untuk mendapatkan hasil perawatan yang optimal
(Ardhana, 2009).
2. Pemeriksaan Ekstra Oral
3. Pemeriksaan Intra Oral

Pemeriksaan objektif, selain bertujuan untuk menentukan diagnosis dan jenis perawatan yang
akan dilakukan, juga untuk mengetahui adanya kelainan yang terjadi pada rongga mulut pasien.
Perawatan orthodontic bisa dilaksanakan hanya pada keadaan rongga mulut yang cukup baik,
tidak ada kelainan periodontal, dll. Ketika ditemukan adanya kelainan pada rongga mulut, perlu
dilakukannya perawatan terlebih dahulu sebelumnya. Perawatan orthodontic tidak akan
berhasil dilakuka pada pasien dengan keadaan rongga mulut yang buruk, kelainan periodontal
maupun kelainan pada jaringan keras gigi, dll.
LO 1
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
---
LO 3
DIAGNOSIS
Berdasarkan pemaparan kasus didapatkan diagnosa yaitu maloklusi angel kelas 1 tipe 1 dan
tipe 3.

Dimana Klas I maloklusi menurut Angle tipe I dikarakteristikkan dengan adanya hubungan
normal antar-lengkung rahang. Cusp mesio-buccal dari molar permanen pertama maksila
beroklusi pada groove buccal dari molar permanen pertama mandibula. Pasien dapat
menunjukkan ketidakteraturan pada giginya, seperti crowding, spacing, rotasi, dan sebagainya.
Maloklusi lain yang sering dikategorikan ke dalam Klas I adalah bimaxilary protusion dimana
pasien menunjukkan hubungan molar Klas I yang normal namun gigi-geligi baik pada rahang
atas maupun rahang bawah terletak lebih ke depan terhadap profil muka. Dan tipe III yaitu
maloklusi Klas I dengan anterior crossbite (Bhalajhi, 2006).

LO 4
PROGNOSIS
---

LO 5
RENCANA PERAWATAN
---
DAFTAR PUSTAKA
Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. 2007. Contemporary Orthodontics. 4th Ed. St. Louis :
Mosby Elsevier
Ardhana W. 2009. Materi Kuliah Ortodonsia I: Prosedur Pemeriksaan Ortodontik.
Yogyakarta: Bagian Ortodonsia FKG UGM.
Bhalajhi Sundaresa Iyyer. 2006. Orthodontics the Art and Science. 3rd Ed. New Delhi :Arya
(MEDI) Publishing House.

Anda mungkin juga menyukai