PENDAHULUAN
1
dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat kesadaran
berbangsa dan bernegara itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda
merupakan hal penting yang tidak dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena
pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari perjalan
panjang bangsa ini. Akan tetapi kesadaran berbangsa dan bernegara ini jangan
ditafsir hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas
memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif
menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa
menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai dengan perkembangan bangsa
mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak akan selalu positif.
Bisa saja pada suatu masa kesadaran tersebut tidak seutuh dengan masa
sebelumnya. Bermacam-macam hal yang dapat berpengaruh terhadap kesadaran
berbangsa dan bernegara. Berbagai faktor dalam negeri seperti dinamika
kehidupan warga negara, telah ikut memberi warna terhadap kesadaran berbangsa
dan bernegara tersebut. Demikian pula perkembangan dan dinamika kehidupan
bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia, tentu berpengaruh pula terhadap
kesadaran itu.
Menjadi sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bertanggung jawab
mengemban amanat penting ini, bila pemuda sudah tidak memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam
kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain
yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.
4
keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang
kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu
sendiri yng harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. disitu
pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara. Akan
tetapi, kondisi itu nampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan dari pemuda
itu sesungguhnya, kebanyakan pemuda saat ini lebih cenderung untuk bersikap
individualis atau mementingkan diri sendiri tanpa mau tahu akan persoalan di
sekitarnya.
Penguasan IPTEK yang tidak merata bagi pemuda juga merupakan salah
satu tantangan bagi kita, mau tidak mau segala sesuatu dalam hal penguasan
informasi, jika pemuda kita tidak memiliki kompetensi dibidang ini, maka kita
akan terus tertinggal dan digilas zaman sehingga dominasi negara luar semakin
kuat menguasai negara kita.
Fenomena-fenomena yang disinggung diatas merupakan tantangan bagi
kita dan akan cenderung menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan
keluarnya. Kondisi pemuda yang seperti itu juga akan menjadikan pemuda kita
menjadi pemuda yang kehilangan identitas dan krakter yang berdampak pada
hilangnya perekat di masyarakat yaitu pemuda itu sendiri.
5
bangga bahwasanya mempunyai Negara yang bisa dibanggakan. Dan
wakil rakyat pun akan dengan senang hati menjalankan amanah.
Tegasnya hukum dan aturan pemerintahan : Dengan hukum dan aturan
yang tegas serta adil maka akan tercipta kedamaian sehingga akan tumbuh
rasa percaya, bangga terhadap Negara
Rasa memiliki dan bangga berbangsa Indonesia.
Menyadari bahwa berbangsa dan bernegara yang satu.
Mengetahui lebih banyak nilai positif dan kekayaan bangsa..
6
2.5 Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan
Nusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti
pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan,
tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan
cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau
kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi
Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, ian yaitu
benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti
nama Indonesia.
7
geopolitik nasionalnya, yaitu Wawasan Nusantara. Dan secara historis, wilayah
Indonesia sebelumnya adalah wilayah bekas jajahan Belanda yang dulunya
disebut Hindia Belanda.
Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia beserta
apa yang ada di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau
Wawasan nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan
Nusantara sebagai konsepsi geopolitik bangsa Indonesia.
8
1:3. Dengan jumlah pulau yang banyak ternyata menimbulkan berbagai
pemasalahan seperti kaburnya batas-batas wilayah negara (sengketa pulau
sipadan-ligitan, sengketa blok Ambalat), penyelundupan barang dan jasa,
pembalakan liar (Illegal Logging), Perdagangan manusia (Traffic King),
Terorisme, maraknya kejahatan trans nasional (Transnational Crimes) serta
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Selain permasalahan diatas masih
terdapat kekurang sigapan Pemerintah RI dalam menjaga integritas wilayah
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) indikasinya adalah
terhadap +/- 17.505 pulau yang dipublikasikan selama ini belum didukung oleh
data secara resmi mengenai nama dan posisi geografisnya. Terlebih, informasi
tentang data pulau-pulau hingga saat ini berbeda-beda antara satu lembaga dengan
lembaga lainnya.
LIPI menyebutkan ada 6.127 nama pulau pada tahun 1972, Pussurta (Pusat
Survey dan Data) ABRI mencatat 5.707 nama pulau pada tahun 1987, dan pada
tahun 1992, Bakosurtanal menerbitkan Gazetteer nama-nama Pulau dan
Kepulauan Indonesia sebanyak 6.489 pulau yang bernama (Sulistiyo, Kompas,
28/02/2004). Perbedaan data tersebut mencerminkan bahwa Indonesia masih
lemah dalam pengelolaan wilayah lautnya, karena dari 17.508 pulau yang diklaim
Indonesia hanya beberapa persen saja yang sudah memiliki nama.
Sebagai negara berdaulat, Indonesia harus segera mendepositkan data-data
pulau yang dimiliki sebagai bukti atau arsip negara. Hal ini penting mengingat
bahwa, pulau-pulau yang telah didepositkan akan menjadi salah satu acuan atau
landasan Indonesia dalam menyelesaikan sengketa perbatasan. Maka tidak heran
selama ini banyak terjadi klaim wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonsia (NKRI) oleh negara tetangga yaitu Malaysia. Hal tersebut disebabkan
oleh kondisi kedua negara yang sama-sama merupakan negara maritim yang mana
wilayah negaranya terdiri dari wilayah perairan dan kedekatan wilayah antara
kedua negara seringkali menyebabkan kaburnya batas-batas kedaulatan diantara
RI dan Malaysia.
Sebagai contoh kaburnya batas wilayah negara di daerah entikong
kalimantan barat dengan wilayah sabah dan serawak yang merupakan wilayah
negara bagian Malaysia, masalah perbatasan wilayah antara Indonesia dan
9
Malaysia di perairan sebelah Pulau Sebatik masih berlarut-larut, ditambah dengan
masalah perairan di sekitar Pulau Sipadan-Ligitan pasca sidang International
Court and Justice (ICJ) tanggal 17 Desember 2002 dan adanya indikasi perekrutan
warga negara Indonesia (WNI) menjadi anggota para militer Malaysia (Askar
Wataniah). fenomena-fenomena yang telah diuraikan diatas disebabkan oleh
Kondisi wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia yang kompleks.
10
Oleh sebab itu kawasan perbatasan merupakan salah satu aset negara yang harus
dijaga dan dipertahankan dari segala bentuk ancaman dan tantangan baik yang
datang dari dalam maupun dari luar negeri.
11
2.10 Pilar Strategis NKRI Sebagai Negara Maritim
Peran sinergis dari lembaga-lembaga negara (Deplu, Dephan, POLRI) dan
Kekuatan TNI yang didukung oleh Badan Koordinasi Keamanan Laut Republik
Indonesia (Bakorkamla RI) dengan departemen sejenis yang dimiliki oleh
pemerintah negara-negara tetangga merupakan pos yang sangat strategis sebagai
upaya dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Oleh sebab itu strategi pengembangan kawasan
perbatasan yang berbasis koordinatif diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan diwilayah perbatasan yang pada tujuannya dapat menjaga dan
mempertahankan keutuhan wilayah kedaulatan NKRI dari segala ancaman,
hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Melihat
realita yang terjadi terhadap kondisi wilayah perbatasan Indonesia yang semakin
terancam maka langkah kongkret aktualisasi pilar-pilar strategis memperkuat
kedaulatan wilayah NKRI adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan ketentuan pasal 25 A UUD 1945 yang berbunyi, “Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang. disini berarti instrumen negara yang terdiri dari Deplu. TNI,
Polri, Departemen Pertahanan mempunyai kewenangan legislasi seyogyanya
sinergis dan responsif atas permasalahan yang berkenaan dengan ancaman
terhadap perbatasan dan kedaulatan NKRI ke dalam Prolegnas (Program Legislasi
Nasional). Upaya ini dapat ditempuh dengan jalan mengkaji masalah perbatasan
NKRI dengan instansi atau departemen lain yang terkait agar segera mengajukan
RUU tentang wilayah perbatasan NKRI kepada DPR untuk segera dibahas dan
ditetapkan sebagai undang-undang yang substansinya mampu mengakomodir
segala kepentingan nasional bangsa Indonesia yang berkaitan dengan perbatasan
wilayah NKRI yang meliputi wilayah daratan maupun perairan.
b) Merubah paradigma pola strategi pengembangan kawasan perbatasan yang
hanya menekankan pada aspek keamanan (Security Approach) menjadi pola
pengembangan kawasan perbatasan yang bersifat partisipatif untuk menciptakan
keamanan dan kesejahteraan bagi masyarakat yang berada didaerah perbatasan
baik dibidang politik, ekonomi, sosial/budaya, pertahanan dan keamanan. Hal ini
12
dimaksudkan bahwa, Partisipasi dari para pihak (Pemerintah daerah, mayarakat,
pelaku usaha, LSM/NGO yang bergerak di bidang perlindungan Sumber Daya
Alam) diharapkan mampu menciptakan stabilitas nasional yang mantap dan
dinamis sebagai modal dasar terciptanya pembangunan nasional dan wujud dari
pelaksanaan tata pemerintahan yang baik (good governance).
c) Membangun startegi pengembangan kawasan perbatasan yang berbasis
Multy stake holders participation. hal ini dimaksudkan untuk menempatkan peran
serta dari warga negara tidak hanya sebagai obyek pembangunan akan tetapi juga
sebagai subyek atau aktor penggerak pembangunan nasional yang besifat
menyeluruh. Oleh sebab itu kerangka pembuatan kebijakan yang bersifat bottom-
up akan memberikan dampak yaitu terciptanya kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah.
d) Mengadakan kerjasama dengan Instansi/Departemen lain yang terkait untuk
melakukan pemberdayaan masyarakat.
e) Mengadakan kerjasama dengan aparat penegak hukum, Pemerintah Daerah,
instansi/Departemen, LSM/NGO, dan masyarakat untuk membentuk badan
pengawas daerah perbatasan serta mengoptimalkan pos-pos penjagaan dengan
fasilitas (sarana dan Prasarana) yang memadai. Disamping itu peningkatan
kualitas Sumber daya Manusia dan profesionalisme juga diperlukan guna
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
f) Urgensi peran Bakorkamla untuk berkoordinasi dengan Departemen Luar
Negeri untuk mendorong dan mewujudkan pelaksanaan diplomasi yang lebih arif,
objektif dan konstruktif sebagai landasan penerapan good neighbouring policy
yang perlu dilakukan secara resiprokal dan komprehensif.
13
4. suka bekerja keras,
5. dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
6. toleransi terhadap sesama
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Apabila kita mengajarkan dan melaksanakan apa yang mrnjadi faktor-
faktor pendukung kesadaran berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan
mengembalikan sosialisasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah, juga
sosialisasi di masyarakat, niscaya akan terwujud. Pada pendidikan
kewarganegaraan ditanamkan prinsip etik multikulturalisme, yaitu kesadaran
perbedaan satu dengan yang lain menuju sikap toleran yaitu menghargai dan
mengormati perbedaan yang ada. Perbedaan yang ada pada etnis dan religi sudah
harusnya menjadi bahan perekat kebangsaan apabila antar warganegara memiliki
sikap toleran.
Institusi di masyarakat, baik di partai, lembaga, yayasan, organisasi sosial,
koperasi, ditumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara melalui pendidikan
multikulturalisme. Organisasi sosial-politik , pemuda, olahraga, yayasan,
koperasi, tidak bersifat eksklusif, namun mampu bersifat inklusif dengan
mengembangkan organisasi dengan penanaman kesadaran berbangsa.
Kegiatan dialog Kesadaran Berbangsa dan Bernegara perlu
diselenggarakan dalam rangka mendorong, memupuk, serta meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara untuk meningkatkan kerukunan dan
kesejahteraan; serta merumuskan pokok-pokok pikiran tentang peningkatan
kesadaran berbangsa dan bernegara sebagai bahan kebijakan pemerintah dalam
peningkatan wawasan kebangsaan bagi pemuda, warga masyarakat. Di era
globalisasi ini memang telah terjadi, suka tidak suka tidak bisa dihindari, jika
diambil negatifnya kita akan menjadi berpikiran negatif, akan lebih bijaksana jika
kita mengambil segi positifnya agar kita bisa mengikuti kemajuan jaman, dengan
tidak mengesampingkan budaya local,dalam rangka kecintaan kita pada tanah air
dengan harapan NKRI tetap terpelihara.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://balitbangdiklat.kemenag.go.id/posting/read/685-postingreadkesadaran-
berbangsa-dan-bernegara
https://widirossitaa.wordpress.com/2016/05/20/ringkasan-materi-kesadaran-
berbangsa-dan-bernegara/
http://belajar-ppkn.blogspot.co.id/2016/04/pentingnya-kesadaran-berbangsa-
dan.html
https://rereclaudiamufc28.blogspot.co.id/2016/05/makalah-pkn-membangun-
kesadaran.html
http://pusatinformasi212.blogspot.co.id/2017/03/contoh-dan-pengertian-
pentingnya-kesadaran-berbangsa-dan-bernegara.html
16