Anda di halaman 1dari 3

blog kita bersama

Jumat, 18 November 2011


Askep Osteomalasia

Askep Osteomalasia

OSTEOMALASIA

1. Defenisi
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh kurangnya
mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada
orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak
separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang
sudah lengkap (komplit).

2. Etiologi
Penyebabnya ditandai dengan keadaan kekurangan vitamin D (calcitrol), dimana terjadi
peningkatan absorbsi kalsium dari sistem pencernaan dan penyediaan mineral dari tulang.
penyediaan calsium dan phosfat dalam cairan eksta seluler lambat. Tanpa adekuatnya vitamin D,
kalsium dan fosfat tidak akan terjadi di tempat pembentukan kalsium dalam tulang.

3. Tanda dan Gejala


a. Nyeri tulang
b. Deformitas mungkin timbul pada punggung dan panggul, tungkai, iga, dan adanya daerah-
daerah dimana terdapat pseudofraktur
c. Kelemahan otot bila kalsium serum sangat rendah, tetapi mungkin jarang terjadi

4. Patofisiologi
Ada berbagai macam penyebab dari osteomalasia yang umumnya menyebabkan gangguan
metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk perkembangan osteomalasia diantaranya
kesalahan diet, malabsorbsi, gastrectomy, gagal ginjal kronik, terapi anticonvulsan jangka lama
(phenyton, phenobarbital) dan insufisiensi vitamin D (diet, sinar matahari). Tipe malnutrisi
(defisiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal kekurangan calsium) terutama gangguan
fungsi menuju kerusakan, tetapi faktor makanan dan kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang
juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan
vitamin D dalam makanan kurang dan adanya kesalahan diet serta kurangnya sinar matahari.
Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi calsium atau
kekurangan calsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya absorbsi lemak
menyebabkan osteomalasia. Kekurangan lain selain vitamin D (semua vitamin yang larut dalam
lemak) dan kalsium. Ekskresi yang paling terakhir terdapat dalam faeces bercampur dengan
asam lemak (fatty acid). Sebagai contoh dapat terjadi gangguan diantaranya celiac disease,
obstruksi sistem pencernaan kronik, pankreatitis kronis dan reseksi perut yang kecil. Lagi pula
penyakit hati dan ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, karenanya organ-organ
tersebut mengubah vitamin D ke dalam untuk aktif. Terakhir, hyperparatiroid menunjang
terjadinya kekurangan pembentukan calsium, dengan demikian osteomalasia menyebabkan
kenaikan ekskresi fosfat dalam urine.

5. Manifestasi klinik
Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah nyeri tulang dan kelemahan.
Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian
nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah. Kemajuan penyakit, kaki terjadi
bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan
batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Kalsium dan fosfat anorganik rendah atau di bawah normal
b. Fosfatase alkali meninggi
c. Rontgen menunjukkan fraktur yang khas (Looser's zones) pada tulang-tulang pelvis dan tulang
panjang dan terutama metatarsal dan metacarpal
d. Kadar vitamin D

7. Diagnosa banding
a. OsLeoporosis (senilis atau pasca-menopause)
b. Demineralisasi dan tulang yang tidak pernah dipergunakan
c. Kelainan tulang akibat hipoparatiroidisme

8. Penatalaksanaan
Pada defisiensi primer, suplementasi dengan vitamin D (2000 IU/hari) dan mengubah cara hidup
bila diperlukan Pada enteropati dan penyebab yang lain, memperbaiki kondisi dan vitamin D
(5000 IU/hari) dengan suplementasi kalsium.

9. Pengkajian keperawatan
Pasien dengan osteomalasia biasanya sering mengeluh:
a. Nyeri tulang pada punggung bawah dan ekstremitas.
b. Kelemahan. (Gambaran dari ketidaknyamanan masih samar-samar)
c. Pasien mungkin ada yang fraktur,
d. Selama wawancara, informasikan tentang masalah yang nyata terdapat sehubungan dengan
penyakitnya (sindrom malabsorbsi) dan kebiasaan diet dapat diketahui.

10. Dx Keperawatan
Nyeri berhubungan
A. dengan kelemahan dan kemungkinan fraktur.
B. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.
C. Gangguan konsep diri berhubungan dengan pembengkakan pada kaki, cara berjalan
loyo/lemah, dan deformitas spinal.

11. Intervensi
Tujuan utama dari pasien dengan osteomalasia mungkin termasuk mengajarkan tentang proses
penyakit dan prosedur perawatan, mengurangi nyeri dan memperbaiki serta meningkatkan
konsep diri.
Implementasi keperawatan
A. Nyeri berhubungan dengan kelemahan dan kemungkinan fraktur.
Membantu mengurangi rasa nyeri. Pemeriksaan fisik, psikis dan pengobatan dilakukan untuk
membantu mengurangi rasa ketidaknyamanan dan nyeri yang dialami pasien. Jadi selain
kelemahan juga terdapat nyeri skelet. Anjurkan untuk bergerak ringan pada waktu pengkajian
misalnya dengan mengubah posisi secara berulang-ulang untuk membantu mengurangi gejala
ketidaknyamanan dengan immobilitas. Beri aktivitas yang mengalihkan perhatian pasien ke hal
lain seperti mengajak bicara, nonton TV, dan tehnik distraksi lain, hal tersebut akan mengurangi
persepsi klien terhadap nyeri. Analgetik dibutuhkan untuk mengurangi rasa nyeri, respon pasien
terhadap pengobatan dimonitor sebagai respon keadaan untuk terapy.
B. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.
Pemahaman tentang proses penyakit dan prosedur perawatan. Pendidikan kesehatan tentang
penyebab osteomalasia dan pendekatan untuk pengawasan penyakitnya. Pasien dianjurkan untuk
diet sumber kalsium dan vitamin D (susu, sereal, telur dan hati ayam). Dosis yang tinggi dari
vitamin D dapat menjadi racun dan faktor penunjang untuk terjadinya hypercalsemia, yang
terpenting adalah memonitor tekanan rata-rata serum kalsium. Aktifitas diluar yang dilakukan
adalah berjemur dibawah sinar matahari untuk mendapatkan sinar ultraviolet pada kulit. Dimana
target penting dan dibutuhkan untuk memproduksi vitamin D dalam tubuh.
C. Gangguan konsep diri berhubungan dengan pembengkakan pada kaki, cara berjalan
loyo/lemah, dan deformitas spinal. Peningkatan konsep diri. Untuk membangun sebuah
hubungan kepercayaan pasien dalam hubungannnya dengan pelayanan perawat. Pasien diajak
berdiskusi tentang body image dan metode koping yang efektif. Pasien diberi kesempatan untuk
mengenal dan mengungkapkan perasaannya dan dimasukkan dalam rencana keperawatan sesuai
masalahnya. Menciptakan partisipasi aktif pasien dan perawat dalam rangka mengontrol diri dan
perasaannya untuk membantu memecahkan masalah pasien. Interaksi sosial membantu
penerimaan klien akan keadaannya yang telah mengalami perubahan.
Evaluasi Hasil yang diharapkan :
a. Pemahaman tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.
• Pasien mengetahui proses perjalanan penyakit dan prosedur perawatan.
• Penggunaan sesuai kebutuhan terapy calsium dan vitamin D.
• Menjemur dibawah sinar matahari.
• Memonitor rata-rata serum kalsium untuk kelanjutan kesembuhan penyakit.
• Selalu follow up tentang semua ketetapan perawatan kesehatan.
b. Mencapai pengurangan rasa nyeri.
• Pasien melaporkan adanya perasaan nyaman.
• Pasien melaporkan berkurangnya kelemahan tulang.
• Menunjukkan peningkatan konsep diri.
• Menunjukkan saling percaya dalam percakapan pasien – perawat.
• Peningkatan tingkat aktivitas
• Peningkatan interaksi social
• Discharge Planing

Anda mungkin juga menyukai