A. Pengertian
Perawatan diri di definisikan sebagai memilih perilaku yang baik untuk
melawan stress fisik dan emosional. (Hogan, 2016). Defisit perawatan diri
adalah gangguan kemampuan melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,
berhias, makan serta toileting) kegiatan itu harus bisa dilakukan secara
mandiri (Herman, 2011). Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas makan(Ana,2015). Self-Care Defisit (SCD)
menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dan kekuatan untuk
mencapai tujuan SC. Defisit perawatan diri tidak mengacu pada batasan
tertentu, tetapi menetapkan hubungan antara apa individu yang mampu
dengan kebutuhan. Ketika SCD didirikan, intervensi keperawatan profesional
yang dibuat untuk beberapa waktu untuk mengkompensasi itu Orem
menyebutnya Terapi Perawatan Diri Demand.
Menurut Yosep (2011) bahwa defisit perawatan diri dalam makan dan minum
serta eliminasi ialah:
1. Defisit perawatan diri: Makan dan Minum
2. Defisit perawatan diri: Eliminasi
C. Etiologi
Menurut Keliat (2007), masalah kurang perawatan diri meliputi
penyebab antara lain: faktor predisposisi meliputi perkembangan, biologis,
kemampuan realitas turun, sosial. Faktor Prespitasi menurut Herman (2011)
ialah penurunan motivasi, kerusakan kognisi serta cemas, lelah yang dialami
klien sehingga kurang perawatan diri.
E. Proses Terjadi
Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji
Defisit perawatan diri Subjektif:
a. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingi,
atau di RS tidak tersedia alat mandi
b. Klien mengatakan dirinya malas berdandan
c. Klien mengatakan ingin disuapi makan
d. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya
setelah BAK atau BAB.
Objektif:
a. Ketidakmampuan mandi, ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki, bau, serta kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berpakaian atau berhias, ditandai dengan
rambut acak-acakan, pakaian kotor atau tidak rapi, pakaian
tidak sesuai, tidak bercukur dan tidak berdandan (wanita).
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri yang ditandai dengan
tidak mampu mengambil makan sendiri, makan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai
dengan BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelan BAB atau BAK.
F. Rentan Respon
Adaptif Maladaptif
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang
– kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.
G. Pohon Masalah
Pohon Masalah Defisit perawatan Diri (Herman, 2011)
H. Diganosa Keperawatan
Menurut Depkes (2000:32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
defisit perawatan diri sesuai dengan bagan 1.1 yaitu :
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
2. Defisit perawatan diri
3. Isolasi sosial
STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
PASIEN KELUARGA
SP 1 SP 1
1. Identifikasi masalah perawatan diri: 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
kebersihan diri, berdandan, dalam merawat pasien.
makan/minum, BAB/BAK. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri. dan proses terjadinya defisit perawatan
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri. diri (gunakan booklet).
4. Latih cara menjaga kebersihan diri:mandi 3. Jelaskan cara merawat defisit perawatan
dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, diri.
potong kuku. 4. Latih cara merawat kebersihan diri
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
latihan mandi, sikat gigi (2 kali per hari), dan memberikan pujian.
cuci rambut (2 kali per minggu), potong
kuku (1 kali per minggu).
SP 2 SP 2
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pujian. merawat/ melatih pasien kebersihan diri.
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan. Beri pujian.
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan 2. Bimbing keluarga membantu pasien
diri: sisiran, rias muka untuk perempuan, berdandan.
sisiran, cukuran untuk pria 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk dan memberi pujian
kebersihan diri dan berdandan
SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berdandan. Beri pujian. merawat/ melatih pasien kebersihan diri
2. Jelaskan cara dan alat makan dan minum. dan berdandan. Beri pujian.
3. Latih cara makan dan minum yang baik. 2. Bimbing keluarga membantu makan dan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk minum pasien
latihan kebersihan diri, berdandan dan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
makan dan minum yang baik dan memberi pujian
SP 4 SP 4
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berdandan dan makan dan minum. Beri merawat/ melatih pasien kebersihan diri,
pujian. berdandan, makan dan minum. Beri
2. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik. pujian.
3. Latih BAB dan BAK yang baik. 2. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk pasien.
latihan kebersihan diri, berdandan dan 3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda
makan dan minum yang baik, BAB dan kambuh, rujukan
BAK. 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian.
SP 5 SP 5
1. Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri: 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
kebersihan diri, berdandan, makan dan merawat/ melatih pasien kebersihan diri,
minum, BAB dan BAK. Beri pujian. berdandan, makan dan minum, BAB dan
2. Latih kegiatan harian. BAK. Beri pujian.
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 2. Nilai kemampuan merawat pasien.
4. Nilai apakah perawatan diri telah baik 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke PKM.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien.
Penampilan klien tampak tidak rapi mulai dari rambut dan pakaian, serta klien
tampak kotor dan bau
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi masalah perawatan diri, kebersihan diri,
berdandan, makanminum, BAB/BAK.
c. Klien dapat menyebutkan pentingnya kebersihan diri
d. Klien dapat menjelaskan cara dan alat kebersihan diri
e. Klien mampu mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti
pakaian, sikat gigi, cuci rambut, dan potong kuku.
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan,
makan/minum, BAB/BAK.
c. Jelaskan pentingnya kebersihan diri.
d. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri.
e. Latih cara menjaga kebersihan diri:mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci
rambut, potong kuku.
f. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi (2 kali per
hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (1 kali per minggu).
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien.
Penampilan klien tampak tidak rapi mulai dari rambut dan pakaian, serta klien
tampak kotor dan bau
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan cara dan alat untuk berdandan
c. Klien mampu mempraktekkan cara berdandan setelah kebersihan diri
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.
c. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan.
d. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk
perempuan, sisiran, cukuran untuk pria
e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan
3. TERMINASI.
a. Evaluasi Subyektif:
" Bagaimana perasaan Ny. H setelah latihan berdandan?”
b. Evaluasi Obyektif:
“Ny. H terlihat segar dan cantik”
c. Tindak lanjut klien.
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. H Sehabis Ny. H
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan yang baik dan benar
sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak
melakukan.”
d. Kontrak yang akan datang.
Topik : "Baiklah pak saya kira hari ini cukup. Bagaimana kalau kita bercakap-
cakap lagi tentang cara makan dan minum yang baik dan benar?”
Waktu : "Bagaimana kalau besok jam 11.00 pagi?"
Tempat : "Tempatnya mau dimana bu? Bagaimana kalau di halaman depan?"
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-3
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien.
Penampilan klien tampak tidak rapi mulai dari rambut dan pakaian, serta klien
tampak kotor dan bau
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan cara dan alat makan dan minum
c. Klien mampu mempraktekkan cara makan dan minum yang baik
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
c. Jelaskan cara dan alat makan dan minum.
d. Latih cara makan dan minum yang baik.
e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan
dan makan dan minum yang baik
3. TERMINASI.
a. Evaluasi Subyektif:
"Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara makan dan minum yang
baik?"
b. Evaluasi Obyektif:
"Wah..Ny. H terlihat bersih dan rapi.”
c. Tindak lanjut klien.
"Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. H Sehabis Ny. H
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara makan yang
baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T
(tidak) tidak melakukan.”
d. Kontrak yang akan datang.
Topik : "Baiklah bu saya kira hari ini cukup. Bagaimana kalau kita bercakap-
cakap lagi tentang cara BAB dan BAK yang baik?”
Waktu : "Bagaimana kalau besok jam 11.00 pagi?"
Tempat : "Tempatnya mau dimana pak? Bagaimana kalau di ruangan ini?"
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-4
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien.
Penampilan klien tampak tidak rapi mulai dari rambut dan pakaian, serta klien
tampak kotor dan bau
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan cara BAB dan BAK yang baik
c. Klien mampu mempraktekkan cara BAB dan BAK yang baik
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan dan makan dan minum. Beri
pujian.
c. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik.
d. Latih BAB dan BAK yang baik.
e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan
dan makan dan minum yang baik, BAB dan BAK.
3. TERMINASI.
d. Evaluasi Subyektif:
" Bagaimana perasaan Ny. H setelah latihan cara BAB/BAK yang baik?”
e. Evaluasi Obyektif:
" Ny. H terlihat tersenyum dan wajah yang segar”
f. Tindak lanjut klien.
"Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. H Sehabis Ny. H
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara makan yang
baik dan benar, jika Ny.H merasakan keinginan BAB/BAK Ny.H dapat
melakukan latihan yang telah kita lakukan. Beri tanda M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T
(tidak) tidak melakukan.”
d. Kontrak yang akan datang.
Topik : "Baiklah bu saya kira hari ini cukup. Bagaimana kalau kita bercakap-
cakap lagi tentang latihan kegiatan harian?
Waktu : "Bagaimana kalau besok jam 11.00 pagi?"
Tempat : "Tempatnya mau dimana pak? Bagaimana kalau di halaman depan?"
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga
Keluarga kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu menyampaikan masalah yang dirasakan dalam meawat
pasien
b. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, dan proses
terjadinya defisit perawatan diri.
c. Keluarga dapat menyebutkan cara merawat kebersihan diri
4. Tindakan keperawatan:
a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit
perawatan diri (gunakan booklet).
c. Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri.
d. Latih cara merawat kebersihan diri
e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
3. TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah berbincang-bincang?”
Objektif : “Coba sebutkan lagi apa yang harus diperhatikan dalam
membantu anak Bapak dalam merawat diri?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah nanti cobalah mendampingi dan membantu Ny. H saat
membersihkkan diri. Besok kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya
dampingi untuk memotivasi Ny. H dalam merawat diri.”
3. TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berlatih cara
merawat Ny. H?”?”
Objektif : “Coba sebutkan lagi apa yang harus diperhatikan dalam
membantu anak Bapak dalam berdandan?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah nanti cobalah untuk melakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap
kali Bapak/Ibu membesuk Ny. H”
c. Kontrak yang akan datang
Topik : “Baik, Bagaimana kalau besok kita akan mencoba membantu
pasien makan dan minum?””
Waktu : “Baiklah besok saya akan kesini. Kita akan ngobrol jamnya juga
sama seperti ini ya bu/pak, jam 10?”
Tempat: “Kita ketemu di ruangan ini ya bu/pak?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-3
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga
Keluarga kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu mempraktekkan membantu pasien makan dan minum
b. Keluarga mampu mempraktekkan cara memberi pujian pada pasien
4. Tindakan keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri
dan berdandan. Beri pujian.
b. Bimbing keluarga membantu pasien makan dan minum
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujiaan.
3. TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berlatih cara
merawat Ny. H?”?”
Objektif : “Coba sebutkan lagi apa yang harus diperhatikan dalam
membantu anak Bapak dalam makan dan minum?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah nanti cobalah untuk melakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap
kali Bapak/Ibu membesuk Ny. H”
c. Kontrak yang akan datang
Topik : “Baik, Bagaimana kalau besok kita akan mencoba membantu
pasien BAB dan BAK, serta berbincang tentang follow up dan
tanda kambuh?””
Waktu : “Baiklah besok saya akan kesini. Kita akan ngobrol jamnya juga
sama seperti ini ya bu/pak, jam 10?”
Tempat: “Kita ketemu di ruangan ini ya bu/pak?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-4
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga
Keluarga kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu mempraktekkan membantu pasien BAB dan BAK
b. Keluarga mampu mempraktekkan cara memberi pujian pada pasien
c. Keluarga dapat menyebutkan kapan follow up ke Puskesmas atau poli,
tanda kambuh, dan rujukannya.
4. Tindakan keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum. Beri pujian.
b. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK pasien
c. Jelaskan follow up ke poli/Puskesmas tanda kambuh, dan rujukan.
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujiaan.
3. TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif: “Bagaimana Bapak/Ibu...apakah ada yang belum jelas? Ini
jadwal harian Ny. H untuk dibawa pulang, dan ini surat rujukannya.”
Objektif : “Coba sebutkan lagi apa yang harus diperhatikan dalam
membantu BAB/BAK serta merawat anak ibu di rumah?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah nanti cobalah untuk mempraktekkan apa yang sudah dilatih.”
c. Kontrak yang akan datang
Topik : “Baik, Bagaimana kalau besok kita bercakap-cakap untuk evaluasi
cara merawat pasien di rumah?””
Waktu : “Baiklah besok saya akan kesini. Kita akan ngobrol jamnya juga
sama seperti ini ya bu/pak, jam 10?”
Tempat: “Kita ketemu di ruangan ini ya bu/pak?”
DAFTAR PUSTAKA
Almonacid, I.F., Alfredo, J.R., & Maria-aurora, B.2016. “Level of anxiety versus self-care in
the preoperative and postoperative periods of total laryngectomy
patients”.Online.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4916977/ .Diakses
pada tanggal 14 Juli 2019 pukul 13.47 WIB.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Hartwerg, Donna.L & Judith Pickens.2016.”A Concept Analysis of Normalcy within Orem’s
Self-Care Deficit Nursing Theory”.
Online.https://static1.squarespace.com/static/55f1d474e4b03fe7646a4d5d/t/56feb8e0f850
820b9f00a168/1459534056695/Vol22_No01_Spring_2016-1.pdf. diakses pada
tanggal 14 Juli 2019 pukul 13.30 WIB.
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2015). Keperawatan kesehatan jiwa
terapi aktivitas kelompok. Jakarta: EGC.