Anda di halaman 1dari 24

DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

A. Pengertian
Perawatan diri di definisikan sebagai memilih perilaku yang baik untuk
melawan stress fisik dan emosional. (Hogan, 2016). Defisit perawatan diri
adalah gangguan kemampuan melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,
berhias, makan serta toileting) kegiatan itu harus bisa dilakukan secara
mandiri (Herman, 2011). Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas makan(Ana,2015). Self-Care Defisit (SCD)
menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dan kekuatan untuk
mencapai tujuan SC. Defisit perawatan diri tidak mengacu pada batasan
tertentu, tetapi menetapkan hubungan antara apa individu yang mampu
dengan kebutuhan. Ketika SCD didirikan, intervensi keperawatan profesional
yang dibuat untuk beberapa waktu untuk mengkompensasi itu Orem
menyebutnya Terapi Perawatan Diri Demand.

B. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri


Jenis-jenis defisit perawatan diri menurut nanda 2017 terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri: Mandi
2. Defisit perawatan diri: Perawatan Ganti Pakaian

Menurut Yosep (2011) bahwa defisit perawatan diri dalam makan dan minum
serta eliminasi ialah:
1. Defisit perawatan diri: Makan dan Minum
2. Defisit perawatan diri: Eliminasi

Jenis Perawatan Diri (Hartwerg, 2016)


1. Pemeliharaan asupan yang cukup dari udara
2. Pemeliharaan asupan air yang cukup
3. Pemeliharaan asupan yang cukup dari makanan
4. Penyediaan perawatan yang terkait dengan proses eliminasi dan
kotoran
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7. Pencegahan bahaya bagi kehidupan manusia, fungsi manusia, dan
kesejahteraan manusia.
8. Promosi fungsi manusia dan pembangunan dalam kelompok sosial
sesuai dengan manusia potensial, dikenal keterbatasan manusia, dan
keinginan untuk menjadi normal.

C. Etiologi
Menurut Keliat (2007), masalah kurang perawatan diri meliputi
penyebab antara lain: faktor predisposisi meliputi perkembangan, biologis,
kemampuan realitas turun, sosial. Faktor Prespitasi menurut Herman (2011)
ialah penurunan motivasi, kerusakan kognisi serta cemas, lelah yang dialami
klien sehingga kurang perawatan diri.

D. Tanda dan Gejala


Menurut Herman (2011) tanda gejala defisit perawatan diri ialah:
1. Mandi/Hygine
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu, atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/Berhias
a. Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian
b. Menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian, menggunakan kancing tarik, melepaskan
pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan
pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan
mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan,
membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil
makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi
makanan, mencerna makanan menurut cara yang di terima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup
makanan dengan aman.
4. BAB/BAK
a. Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari
jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri
setelah bab/bak dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
kecil.
b. Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena
stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa
mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau
menggurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi,
berpakaian, berhias, makan, maupun bab/bak. Bila tidak dilakukan
intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami
masalah resiko tinggi isolasi sosial.

E. Proses Terjadi
Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji
Defisit perawatan diri Subjektif:
a. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingi,
atau di RS tidak tersedia alat mandi
b. Klien mengatakan dirinya malas berdandan
c. Klien mengatakan ingin disuapi makan
d. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya
setelah BAK atau BAB.

Objektif:
a. Ketidakmampuan mandi, ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki, bau, serta kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berpakaian atau berhias, ditandai dengan
rambut acak-acakan, pakaian kotor atau tidak rapi, pakaian
tidak sesuai, tidak bercukur dan tidak berdandan (wanita).
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri yang ditandai dengan
tidak mampu mengambil makan sendiri, makan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai
dengan BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelan BAB atau BAK.
F. Rentan Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan


seimbang kadang tidak perawatan diri pada saat
stress

1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang
– kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.

G. Pohon Masalah
Pohon Masalah Defisit perawatan Diri (Herman, 2011)

Effect Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Care Problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

H. Diganosa Keperawatan
Menurut Depkes (2000:32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
defisit perawatan diri sesuai dengan bagan 1.1 yaitu :
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
2. Defisit perawatan diri
3. Isolasi sosial
STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
PASIEN KELUARGA
SP 1 SP 1
1. Identifikasi masalah perawatan diri: 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
kebersihan diri, berdandan, dalam merawat pasien.
makan/minum, BAB/BAK. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri. dan proses terjadinya defisit perawatan
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri. diri (gunakan booklet).
4. Latih cara menjaga kebersihan diri:mandi 3. Jelaskan cara merawat defisit perawatan
dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, diri.
potong kuku. 4. Latih cara merawat kebersihan diri
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
latihan mandi, sikat gigi (2 kali per hari), dan memberikan pujian.
cuci rambut (2 kali per minggu), potong
kuku (1 kali per minggu).

SP 2 SP 2
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pujian. merawat/ melatih pasien kebersihan diri.
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan. Beri pujian.
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan 2. Bimbing keluarga membantu pasien
diri: sisiran, rias muka untuk perempuan, berdandan.
sisiran, cukuran untuk pria 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk dan memberi pujian
kebersihan diri dan berdandan

SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berdandan. Beri pujian. merawat/ melatih pasien kebersihan diri
2. Jelaskan cara dan alat makan dan minum. dan berdandan. Beri pujian.
3. Latih cara makan dan minum yang baik. 2. Bimbing keluarga membantu makan dan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk minum pasien
latihan kebersihan diri, berdandan dan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
makan dan minum yang baik dan memberi pujian

SP 4 SP 4
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berdandan dan makan dan minum. Beri merawat/ melatih pasien kebersihan diri,
pujian. berdandan, makan dan minum. Beri
2. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik. pujian.
3. Latih BAB dan BAK yang baik. 2. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk pasien.
latihan kebersihan diri, berdandan dan 3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda
makan dan minum yang baik, BAB dan kambuh, rujukan
BAK. 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian.

SP 5 SP 5
1. Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri: 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
kebersihan diri, berdandan, makan dan merawat/ melatih pasien kebersihan diri,
minum, BAB dan BAK. Beri pujian. berdandan, makan dan minum, BAB dan
2. Latih kegiatan harian. BAK. Beri pujian.
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 2. Nilai kemampuan merawat pasien.
4. Nilai apakah perawatan diri telah baik 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke PKM.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien.
Penampilan klien tampak tidak rapi mulai dari rambut dan pakaian, serta klien
tampak kotor dan bau
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi masalah perawatan diri, kebersihan diri,
berdandan, makanminum, BAB/BAK.
c. Klien dapat menyebutkan pentingnya kebersihan diri
d. Klien dapat menjelaskan cara dan alat kebersihan diri
e. Klien mampu mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti
pakaian, sikat gigi, cuci rambut, dan potong kuku.
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan,
makan/minum, BAB/BAK.
c. Jelaskan pentingnya kebersihan diri.
d. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri.
e. Latih cara menjaga kebersihan diri:mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci
rambut, potong kuku.
f. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi (2 kali per
hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (1 kali per minggu).

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. ORIENTASI.
a. Salam terapeutik.
“Selamat pagi.. Perkenalkan nama saya Perawat Amel,. Saya adalah
Mahasiswa keperawatan UB yang sedang praktek disini. Saya praktek disini
selama tujuh hari. Nama anda siapa ya? Senangnya dipanggil apa. Oh, jadi
anda senangnya dipanggil Ny. H saja.”
b. Evaluasi / validasi.
"Bagaimana perasaanya pada pagi hari ini? Saya lihat dari tadi Ny. H
menggaruk-garuk kepala..gatal ya?”
c. Kontrak.
Topik : "Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kebersihan diri”
Waktu : "Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit saja ?"
Tempat : "Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini saja?"

2. KERJA ( Langkah-langkah tindakan keperawatan )


 Berapa kali Ny. H mandi dalam sehari? Apakah Ny. H sudah mandi hari ini?
Menurut Ny. H apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Ny. H sehingga tidak
bisa merawat diri? Menurut Ny. H apa manfaatnya kalau kita menjaga
kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan
baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Ny. H yang bisa muncul
?” Betul ada kudis, kutu...dsb
 Menurut Ny. H mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang biasanya Ny.
H persiapkan? Benar sekali, Ny. H perlu menyiapkan pakain ganti yang bersih,
handuk kering, sikat gigi, odol, shampo dan sabun mandi.
 Menurut Ny. H tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di kamar mandi,
bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang, Saya akan bantu
melakukannya. Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi, ambil sikat gigi
yang sudah di kasih odol kemudian sikat gigi dengan gerakan memutar dari
atas ke bawah kemudian Ny. H berkumur kumur dengan air bersih. Bagus
sekali Ny. H, sekarang buka pakaian Ny. H, siram seluruh tubuh Ny. H dengan
air termasuk rambut dan kepala lalu ambil shampo sedikit dan gosokkan ke
atas kepala Ny. H sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali Ny.
H, sekarang ambil sabun dan gosokan ke seluruh tubuh Ny. H secara merata
dan di mulai dari bagian sebelah kanan lalu siram dengan air sampai bersih,
pastikan bersih tidak ada sisa sabun yang menempel. Setelah selesai di siram
dengan air sampai bersih keringkan tubuh Ny. H dengan handuk kering yang
sudah disiapkan. Bagus sekali Ny. H melakukannya. Selanjutnya Ny. H
menggunakan pakaian bersih yang sudah di siapkan.
3. TERMINASI.
a. Evaluasi Subyektif:
”Bagaimana perasaan Ny. H setelah mandi dan mengganti pakaian? Coba
Ny. H sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah Ny. H
lakukan tadi? Bagus sekali sekarang Ny. H sudah tahu manfaat dan cara
mandi yang baik.”
b. Evaluasi Obyektif:
”Ternyata Ny. H masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga
kebersihan diri. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah
pulang.”
c. Tindak lanjut klien.
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. H Mau berapa kali
sehari mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi
jam berapa ? kalau sore ?? Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa
disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak
melakukan.”
d. Kontrak yang akan datang.
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan berdandan..”
Waktu : "Bagaimana kalau besok jam 11.00 pagi?"
Tempat : "Tempatnya mau dimana bu? Bagaimana kalau di dalam kamar ibu?"
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien.
Penampilan klien tampak tidak rapi mulai dari rambut dan pakaian, serta klien
tampak kotor dan bau
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan cara dan alat untuk berdandan
c. Klien mampu mempraktekkan cara berdandan setelah kebersihan diri
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.
c. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan.
d. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk
perempuan, sisiran, cukuran untuk pria
e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. ORIENTASI.
a. Salam terapeutik.
“Selamat pagi ? masih ingat Ny. H dengan saya?”
b. Evaluasi / validasi.
"Bagaimana perasaanya pada pagi hari ini? Saya lihat dari tadi Ny. H
memegang kepala, kenapa Ny. H?Bgaimana perasaan Ny. H setelah
melakukan kegiatan mandi?”
c. Kontrak.
Topik : "Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang berhias diri?”
Waktu : "Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit saja ?"
Tempat : "Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini saja?"
2. KERJA ( Langkah-langkah tindakan keperawatan )
 “Bagaimana perasaan Ny. H setelah mandi? Apa yang Ny. H lakukan setelah
mandi? Baiklah sekarang kita akan melakukan latihan berdandan”
 “Apa Ny. H sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang bersih dan
kering. Berganti pakain yang bersih 2 kali seharai. Sekarang coba Ny. H
lakukan mengganti pakaian. Bagus sekali Ny. H kerja yang bagus. Sekarang
setelah menggunakan pakaian yang baik kita akan latihan berdandan supaya
Ny. H tampak rapi dan cantik”
 “Kira kira apa alat yang Ny, H butuhkan untuk berdandan?Bagus sekali Ny. H
alat yang dibutuhkan sisir, bedak dan kaca”
 “Setelah Ny.H memasang pakaian dengan baik sekarang sisir rambut yang
rapi, bagus Ny. H, sekarang ambil bedak dan bedaki muka Ny. H rata dan
tipis. Bagus sekali Ny. H bisa melakukan dengan baik.”

3. TERMINASI.
a. Evaluasi Subyektif:
" Bagaimana perasaan Ny. H setelah latihan berdandan?”
b. Evaluasi Obyektif:
“Ny. H terlihat segar dan cantik”
c. Tindak lanjut klien.
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. H Sehabis Ny. H
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan yang baik dan benar
sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak
melakukan.”
d. Kontrak yang akan datang.
Topik : "Baiklah pak saya kira hari ini cukup. Bagaimana kalau kita bercakap-
cakap lagi tentang cara makan dan minum yang baik dan benar?”
Waktu : "Bagaimana kalau besok jam 11.00 pagi?"
Tempat : "Tempatnya mau dimana bu? Bagaimana kalau di halaman depan?"
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-3

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien.
Penampilan klien tampak tidak rapi mulai dari rambut dan pakaian, serta klien
tampak kotor dan bau
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan cara dan alat makan dan minum
c. Klien mampu mempraktekkan cara makan dan minum yang baik
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
c. Jelaskan cara dan alat makan dan minum.
d. Latih cara makan dan minum yang baik.
e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan
dan makan dan minum yang baik

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. ORIENTASI.
a. Salam terapeutik.
" Selamat siang Ny. H ? Bagus sekali Ny. H terlihat rapi siang ini,,”
b. Evaluasi / validasi.
"Bagaimana perasaanya pada pagi hari ini?”
c. Kontrak.
Topik : "Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang cara makan dan
minum yang baik?”
Waktu : "Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit saja ?"
Tempat : "Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini saja?"

2. KERJA ( Langkah-langkah tindakan keperawatan )


 “Bagaimana menurut Ny. H cara makan yang baik? Bagus Ny. H sebelum kita
makan kita cuci tangan dengan air dan sabun.”
 “Setelah mencuci tangan dengan air dan sabun, Ny. H bias mengambil
makanan di atas meja dengan menggunakan piring.”
 “Sebelum makan Ny. H dapat berdoa. Bagus sekarang Ny. H dapat berdoa
sebelum makan. Suap makanan dengan pelan-pelan, Ya bagus Ny. H
sekarang sudah bisa melakukan menyuap makanan dengan baik dan benar.”
 “Setelah makan Ny. H harus membereskan piring dan gelas yang kotor,
Setelah di bereskan sekarang Ny.H dapat mencuci tangan kembali dengan air
dan sabun. Setelah itu keringkan tangan dengan saputangan yang bersih.”

3. TERMINASI.
a. Evaluasi Subyektif:
"Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara makan dan minum yang
baik?"
b. Evaluasi Obyektif:
"Wah..Ny. H terlihat bersih dan rapi.”
c. Tindak lanjut klien.
"Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. H Sehabis Ny. H
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara makan yang
baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T
(tidak) tidak melakukan.”
d. Kontrak yang akan datang.
Topik : "Baiklah bu saya kira hari ini cukup. Bagaimana kalau kita bercakap-
cakap lagi tentang cara BAB dan BAK yang baik?”
Waktu : "Bagaimana kalau besok jam 11.00 pagi?"
Tempat : "Tempatnya mau dimana pak? Bagaimana kalau di ruangan ini?"
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-4

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien.
Penampilan klien tampak tidak rapi mulai dari rambut dan pakaian, serta klien
tampak kotor dan bau
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan cara BAB dan BAK yang baik
c. Klien mampu mempraktekkan cara BAB dan BAK yang baik
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan dan makan dan minum. Beri
pujian.
c. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik.
d. Latih BAB dan BAK yang baik.
e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan
dan makan dan minum yang baik, BAB dan BAK.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. ORIENTASI.
a. Salam terapeutik.
"Selamat siang Ny. H ? Sudah di lakukan jadwal harian yang telah kita lakukan
kemaren?Bagus sekali Ny. H dapat melakukan secara mandiri semua latihan
yang telah kita lakukan,,”
b. Evaluasi / validasi.
"Bagaimana perasaanya pada pagi hari ini?”
c. Kontrak.
Topik : "Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang cara BAB dan BAK
yang baik?”
Waktu : "Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit saja ?"
Tempat : "Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini saja?"
2. KERJA ( Langkah-langkah tindakan keperawatan )
 “Menurut Ny. H dimana kita BAB/BAK yang benar?Benar Ny.H kita BAB/BAK
di ruang tertutup dan ada saluran pembuangan kotoran. Jadi kita tidak boleh
BAB/BAK di sembarang tempat.”
 “Sekarang coba Ny. H sebutkan bagaiman cara membersihkan/cebok?Bagus
Ny.H cebok itu adalah cara membersihkan bokong atau tempat keluar
BAB/BAK dengan air yang bersih dan jernih.Setelah Ny. H cebok pastikan
juga tidak ada BAB/BAK yang tersisa di WC dengan cara menyirami WC
dengan air bersih. Setelah di pastikan bokong dan WC bersih baru NY. H
mencuci tangan dengan air dan sabun.”

3. TERMINASI.
d. Evaluasi Subyektif:
" Bagaimana perasaan Ny. H setelah latihan cara BAB/BAK yang baik?”
e. Evaluasi Obyektif:
" Ny. H terlihat tersenyum dan wajah yang segar”
f. Tindak lanjut klien.
"Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. H Sehabis Ny. H
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara makan yang
baik dan benar, jika Ny.H merasakan keinginan BAB/BAK Ny.H dapat
melakukan latihan yang telah kita lakukan. Beri tanda M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T
(tidak) tidak melakukan.”
d. Kontrak yang akan datang.
Topik : "Baiklah bu saya kira hari ini cukup. Bagaimana kalau kita bercakap-
cakap lagi tentang latihan kegiatan harian?
Waktu : "Bagaimana kalau besok jam 11.00 pagi?"
Tempat : "Tempatnya mau dimana pak? Bagaimana kalau di halaman depan?"
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga
Keluarga kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu menyampaikan masalah yang dirasakan dalam meawat
pasien
b. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, dan proses
terjadinya defisit perawatan diri.
c. Keluarga dapat menyebutkan cara merawat kebersihan diri
4. Tindakan keperawatan:
a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit
perawatan diri (gunakan booklet).
c. Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri.
d. Latih cara merawat kebersihan diri
e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

B. STARTEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAKAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, saya mahasiswa keperawatan Univeritas Brawijaya
yang akan bekerja sama dengan Ibu untuk membantu menyelesaikan
masalahnya Ibu/Bapak”. Nama saya Amellia biasa dipanggil Amel, nama
Ibu/bapak siapa? Senang dipanggil siapa?
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu/bapak (keluarga) hari ini? Apa pendapat
Bapak/Ibu tentang anak Bapak/Ibu?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah, sekarang kita akan bercakap-cakap tentang pengertian,
tanda dan gejala, proses terjadinya defisit perawatan diri, serta
cara merawatnya”.
Tempat: “Dimana kita bisa berbincang-bincang Bu/Pak? Disini saja Bu/Pak
ya”?
Waktu: “Berapa lama kita akan berbincang-bincang Bu/Pak?. Bagaimana
kalau 20 menit saja Bu/Pak? Apakah Ibu/Bapak setuju”?

2. KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)


 “apa masalah yang Bapak/Ibu rasakan dalam merawat Ny. H? perawatan
diri yang utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan, dan
BAB/BAK.”
 “Perilaku yang ditunjukkan oleh Ny. H dikarenakan gangguan jiwanya
yang membuat pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri.
Baik, akan saya jelaskan: untuk kebersihan diri, kami telah melatih Ny. H
untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran, ganti baju, dan potong kuku.”
 “Kami harapkan Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya. Ny. H juga
mempunyai jadwal pelaksanaannnya untuk berdandan, karena anak
bapak/Ibu perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk
sisiran yang rapi, pakai bedak, dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan
bersama keluarga di rumah, Ny. H telah mengetahui langkah-langkahnya:
cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan
gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas jam minum obat, agar
sehabis makan langsung minum obat. Dan untuk BAB/BAK, di rumah ada
WC kab Pak ya? Ny. H juga sudah belajar mengenai BAB/BAK yang
bersih. Kalau Ny. H kurang motivasi dalam merawat diri, apa yang
BapakIbu lakukan?”
 “Ibu juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri, sehingga dapat
diketahui apakah Ny. H sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan
melakukannya.”
 “Ada yang Bapak/Ibu tanyakan?”

3. TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah berbincang-bincang?”
Objektif : “Coba sebutkan lagi apa yang harus diperhatikan dalam
membantu anak Bapak dalam merawat diri?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah nanti cobalah mendampingi dan membantu Ny. H saat
membersihkkan diri. Besok kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya
dampingi untuk memotivasi Ny. H dalam merawat diri.”

c. Kontrak yang akan datang


Topik : “Baik, Bagaimana kalau besok kita akan mencoba membantu
pasien berdandan?””
Waktu : “Baiklah besok saya akan kesini. Kita akan ngobrol jamnya juga
sama seperti ini ya bu/pak, jam 10?”
Tempat: “Kita ketemu di ruangan ini ya bu/pak?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga
Keluarga kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu mempraktekkan membantu pasien berdandan
b. Keluarga mampu mempraktekkan cara memberi pujian pada pasien
4. Tindakan keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri.
Beri pujian.
b. Bimbing keluarga membantu pasien berdandan
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujiaan.

B. STARTEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAKAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, sesuai janji kita kemarin, sekarang ketemu lagi.”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu/bapak (keluarga) hari ini?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah, sekarang kita akan latihan cara-cara membantu
berdandan ya..””.
Tempat: “Dimana kita bisa latihan Bu/Pak? Disini saja Bu/Pak ya”?
Waktu: “Berapa lama kita akan latihan Bu/Pak?. Bagaimana kalau 20 menit
saja Bu/Pak? Apakah Ibu/Bapak setuju”?

2. KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)


 “Sekarang anggap saya adalah Ny. H, coba bapak praktekkan cara
memotivasi Ny. H untuk berdandan.”
 “Bagus, betul begitu caranya..”
 “Sekarang coba praktekkan cara memberi pujian pada Ny. H”
 “Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi Ny. H untuk berdandan?”
 “Bagus sekali, ternyata Bapak/Ibu sudah mengerti cara merawat Ny. H”
 “Bagaiman kalau sekarang kita mencoba langsung pada Ny. H?”

3. TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berlatih cara
merawat Ny. H?”?”
Objektif : “Coba sebutkan lagi apa yang harus diperhatikan dalam
membantu anak Bapak dalam berdandan?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah nanti cobalah untuk melakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap
kali Bapak/Ibu membesuk Ny. H”
c. Kontrak yang akan datang
Topik : “Baik, Bagaimana kalau besok kita akan mencoba membantu
pasien makan dan minum?””
Waktu : “Baiklah besok saya akan kesini. Kita akan ngobrol jamnya juga
sama seperti ini ya bu/pak, jam 10?”
Tempat: “Kita ketemu di ruangan ini ya bu/pak?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-3
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga
Keluarga kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu mempraktekkan membantu pasien makan dan minum
b. Keluarga mampu mempraktekkan cara memberi pujian pada pasien
4. Tindakan keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri
dan berdandan. Beri pujian.
b. Bimbing keluarga membantu pasien makan dan minum
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujiaan.

B. STARTEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAKAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, sesuai janji kita kemarin, sekarang ketemu lagi.”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu/bapak (keluarga) hari ini?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah, sekarang kita akan latihan cara-cara melatih makan dan
minum ya..””.
Tempat: “Dimana kita bisa latihan Bu/Pak? Disini saja Bu/Pak ya”?
Waktu: “Berapa lama kita akan latihan Bu/Pak?. Bagaimana kalau 20 menit
saja Bu/Pak? Apakah Ibu/Bapak setuju”?

2. KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)


 “Sekarang anggap saya adalah Ny. H, coba bapak praktekkan cara
memotivasi Ny. H untuk makan dan minum.”
 “Bagus, betul begitu caranya..”
 “Sekarang coba praktekkan cara memberi pujian pada Ny. H”
 “Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi Ny. H untuk berdandan?”
 “Bagus sekali, ternyata Bapak/Ibu sudah mengerti cara merawat Ny. H”
 “Bagaiman kalau sekarang kita mencoba langsung pada Ny. H?”

3. TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berlatih cara
merawat Ny. H?”?”
Objektif : “Coba sebutkan lagi apa yang harus diperhatikan dalam
membantu anak Bapak dalam makan dan minum?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah nanti cobalah untuk melakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap
kali Bapak/Ibu membesuk Ny. H”
c. Kontrak yang akan datang
Topik : “Baik, Bagaimana kalau besok kita akan mencoba membantu
pasien BAB dan BAK, serta berbincang tentang follow up dan
tanda kambuh?””
Waktu : “Baiklah besok saya akan kesini. Kita akan ngobrol jamnya juga
sama seperti ini ya bu/pak, jam 10?”
Tempat: “Kita ketemu di ruangan ini ya bu/pak?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
KE-4
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi keluarga
Keluarga kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan khusus:
a. Keluarga mampu mempraktekkan membantu pasien BAB dan BAK
b. Keluarga mampu mempraktekkan cara memberi pujian pada pasien
c. Keluarga dapat menyebutkan kapan follow up ke Puskesmas atau poli,
tanda kambuh, dan rujukannya.
4. Tindakan keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum. Beri pujian.
b. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK pasien
c. Jelaskan follow up ke poli/Puskesmas tanda kambuh, dan rujukan.
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujiaan.

B. STARTEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAKAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, sesuai janji kita kemarin, sekarang ketemu lagi.”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu/bapak (keluarga) hari ini? Selama Bapak/Ibu
membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat Ny. H?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah, sekarang kita akan latihan cara-cara membantu BAB dan
BAK, serta bercakap-cakap tentang follow up ke poli/Puskesmas,
tanda kambuh, dan rujukan.”
Tempat: “Dimana kita bisa latihan Bu/Pak? Disini saja Bu/Pak ya”?
Waktu: “Berapa lama kita akan latihan Bu/Pak?. Bagaimana kalau 20 menit
saja Bu/Pak? Apakah Ibu/Bapak setuju”?
2. KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
 “Pak/Bu..ini jadwal kegiatan Ny. H di rumah sakit, coba perhatikan apakah
daat dilaksanakan di rumah?”
 “Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama Ny. H dirawat di rumah sakit
tolong dilanjutkkan di rumah, baik jadwal aktivitas, maupun jadwal minum
obatnya.”
 “Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh anak Bapak/ibu selama di rumah. Kalau misalnya Ny. H
menolak terus menerus untuk makan, minum, dan mandi serta menolak
minum obat, dan memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain,
maka segera hubungi perawat A di poli/ Puskesmas... Nomor Telpnya
(0341) 320xxx”
 “Selanjutnya perawat A yang akan membantu memantau perkembangan
Ny. H selama di rumah.”

3. TERMINASI
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif: “Bagaimana Bapak/Ibu...apakah ada yang belum jelas? Ini
jadwal harian Ny. H untuk dibawa pulang, dan ini surat rujukannya.”
Objektif : “Coba sebutkan lagi apa yang harus diperhatikan dalam
membantu BAB/BAK serta merawat anak ibu di rumah?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah nanti cobalah untuk mempraktekkan apa yang sudah dilatih.”
c. Kontrak yang akan datang
Topik : “Baik, Bagaimana kalau besok kita bercakap-cakap untuk evaluasi
cara merawat pasien di rumah?””
Waktu : “Baiklah besok saya akan kesini. Kita akan ngobrol jamnya juga
sama seperti ini ya bu/pak, jam 10?”
Tempat: “Kita ketemu di ruangan ini ya bu/pak?”
DAFTAR PUSTAKA

Almonacid, I.F., Alfredo, J.R., & Maria-aurora, B.2016. “Level of anxiety versus self-care in
the preoperative and postoperative periods of total laryngectomy
patients”.Online.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4916977/ .Diakses
pada tanggal 14 Juli 2019 pukul 13.47 WIB.

Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Hartwerg, Donna.L & Judith Pickens.2016.”A Concept Analysis of Normalcy within Orem’s
Self-Care Deficit Nursing Theory”.

Online.https://static1.squarespace.com/static/55f1d474e4b03fe7646a4d5d/t/56feb8e0f850
820b9f00a168/1459534056695/Vol22_No01_Spring_2016-1.pdf. diakses pada
tanggal 14 Juli 2019 pukul 13.30 WIB.

Heardman dalam Nanda International. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Hogan Allison. 2016. “The Role of Stress and Self-Care in NursingStudents”.


Online.http://digitalcommons.brockport.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1135&contex
t=honors. Diaksespada tanggal 14 Juli 2019 pukul 12.55 WIB.

Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2015). Keperawatan kesehatan jiwa
terapi aktivitas kelompok. Jakarta: EGC.

Nur khasanah, Ana.2015.“Defisit Keperawatan Diri”. Online.


http://www.askepkeperawatan.com/2015/10/laporan-pendahuluan-defisit-perawatan-
diri.html. Diakses tanggal 14 Juli 2019 pukul 20:54.

Mamnuah, dkk.2016. Literature review of mental health recovery in Indonesia.


Online.http://dl6.globalstf.org/index.php/jnhc/article/view/1584. Diakses tanggal 14
Juli 2019 pukul 17:46 WIB

Anda mungkin juga menyukai