Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN SCIENTIFIC (PENDEKATAN

ILMIAH) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA MATERI


POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN DI KELAS VII
SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN

Hotmaida Siregar
Program Studi Pendidikan Biologi
STKIP ”Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan

Abstract

The aim of this research was to know whether there was any
significant influence of using scientific approach toward IPA
achievement in life organization subject at the seventh grade student
SMP Negeri 10 Padangsidimpuan. The method of this research was
experimental. Sample of this research was 42 students which were
taken by using random sampling technique from 129 students. Based
on descriptive analysis, the average of using scientific approach was
2.8, it was categorized “good”. The average of life organization
subject before using scientific approach was 61.67, it was
categorized “enough “ and the average of life organization subject
after using scientific approach was 71.93, it was categorized “good
“. Based on statistic inferential analysis by using t test to test
hypothesis, it could be gotten tcount = 8.699 and ttable = 1.68 at error
level 5%. It could be seen that t count is greater than ttable ( 8.699>
1.69). It means alternative hypothesis was accepted. In the other
words, there was any significant influence of using scientific
approach toward IPA achievement in life organization subject at the
seventh grade student SMP Negeri 10 Padangsidimpuan.

Keywords: scientific approach, IPA achievement, life organization

PENDAHULUAN
Biologi merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang membahas
tentang segala yang berhubungan dengan organisme hidup dengan materi yang
cukup padat. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk
mahluk hidup. Salah satu mata pelajaran Biologi adalah organisasi kehidupan
manusia. Organisasi kehidupan merupakan materi yang termasuk sulit untuk
dipahami oleh siswa tanpa menggunakan media/ metode pembelajaran. Pada
pokok bahasan ini siswa diharapkan dapat menjelaskan bagian-bagian tumbuhan,
organ-organ tumbuhan dan menjelaskan fungsi organ-organ tumbuhan. Oleh
karena itu organisasi kehidupan manusia sangat membutuhkan metode yang
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Standar kompetensi organisasi

1
kehidupan manusia dapat dicapai dengan mengkaji materi pokok organisasi
kehidupan manusia melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Oleh
karena itu, penguasaan mata pelajaran Biologi di sekolah dapat menjadi bekal
bagi siswa untuk memecahkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan
Biologi, misalnya tentang organisasi kehidupan manusia.
Namun kenyataannya tujuan pembelajaran Biologi belum sepenuhnya
tercapai. Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa pada di Kelas VII SMP
Negeri 10 Padangsidimpuan penguasaan siswa tentang organisasi kehidupan
masih rendah. Hasil belajar siswa dalam Daftar Kumpulan Nilai (DKN) bidang
studi IPA materi organisasi kehidupan adalah 60, sedangkan Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) adalah 70, hal ini menunjukkan hasil belajar IPA siswa belum
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Faktor-faktor penyebab rendahnya hasil belajar IPA siswa adalah: minat
siswa dalam mengikuti mata pelajaran di kelas masih kurang karena menurut
mereka pelajaran bidang studi IPA mereka banyak hafalan, siswa beranggapan
materi IPA sangat banyak sehingga siswa masih kurang mampu memberi
kesimpulan dari materi yang diajarkan, perhatian orang tua untuk memeriksa
tugas-tugas yang diberikan oleh guru disekolah masih kurang, siswa mengalami
kebosanan mengikuti materi pelajaran IPA karena metode yang digunakan guru
kurang bervariasi, sehingga siswa kurang mampu menyerap materi pelajaran, guru
masih sedikit yang menggunakan media pembelajaran karena kebanyakan guru
hanya menggunakan media gambar dan grafik, guru belum menguasai bahan ajar
karena guru sering melibatkan siswa untuk mengerjakan soal sebelum siswa
paham tentang materi yang disampaikan, kurangnya motivasi siswa dalam belajar,
guru kurang memberi contoh-contoh masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan materi, guru kurang memotivasi siswa dalam mencapai
informasi yang terkait dengan materi dan lain-lain.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, upaya tersebut antara
lain: mengadakan penataran guru-guru mata pelajaran, penyediaan sarana dan
prasarana, melengkapi referensi suatu materi pelajaran. Kemudian untuk
meningkatkan kualitas dan kemampuan guru maka diberikan peluang untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan upaya dari pihak

2
sekolah adalah guru menggunakan metode-metode pembelajaran, media yang
bervariasi.
Jika upaya tidak dilaksanakan, maka siswa akan kesulitan memahami
materi pelajaran, siswa juga akan mengalami kesulitan untuk menghubungkan
antara keterkaitan materi yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, siswa juga
tidak bisa untuk mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan nyata. Hal ini
menyebabkan kualitas dan tujuan pendidikan di Indonesia akan semakin merosot,
khususnya di mata pelajaran IPA materi organisasi kehidupan yang akan berakibat
hasil belajar yang semakin rendah. Oleh sebab itu, untuk mengatasi permasalahan
di atas perlu digunakan sebuah model pembelajaran yang menitik beratkan tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan agar mencapai
ketuntasan. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan melalui
pendekatan scientific.
Pendekatan scientific merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-
langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya
kecapakan berpikir sains dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan dari
pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah) terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan di Kelas VII SMP
Negeri 10 Padangsidimpuan.”

1. Hasil Belajar IPA Siswa Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan


Belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan yang sangat penting dalam
kehidupan dalam memperoleh hal-hal baru dalam bidang pengetahuan,
kecakapan, kebiasaan, sikap, minat, tingkah laku, melalui aktivitas sendiri.
Menurut Yamin (2010:96): “Belajar merupakan proses orang memperoleh
kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir
hayat seseorang”. Sedangkan Budiningsih (2005:20) berpendapat, “Belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respon”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

3
laku yang baru secara keseluruhan melalui latihan maupun pengalaman sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Organisasi kehidupan tingkat organ merupakan organisasi hidup dari kumpulan
jaringan. Organ merupakan kumpulan beberapa jaringan yang berbeda untuk
melakukan suatu pekerjaan yang sama. Suatu organ memiliki tugas untuk
menjalankan fungsinya. Organ terdiri atas beberapa jaringan yang berbeda.
Contoh organ adalah kulit, jantung, ginjal, dan mata.
Menurut Mulyani (2006:83) menyatakan, “Organ merupakan kumpulan
beberapa jaringan yang berbeda untuk melakukan suatu pekerjaan yang sama.
Suatu organ memiliki tugas untuk menjalankan fungsinya”. Menurut Sutrian
(2011:106) menyatakan bahwa, “Di dalam tubuh makhluk hidup, organ-organ
yang berbeda akan berkumpul membentuk suatu sistem yang disebut sistem
organ. Kumpulan organ-organ tersebut akan menjalankan fungsi dan tugas yang
saling berkaitan.” Sedangkan menurut Nugroho dkk (2004:81), “Organisasi
kehidupan tingkat organ merupakan organisasi hidup dari kumpulan jaringan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi
kehidupan tingkat organ merupakan organisasi hidup dari kumpulan jaringan atau
kumpulan beberapa jaringan yang berbeda untuk melakukan suatu pekerjaan yang
sama. Menurut Sutrian (2011:106) organisasi ada tiga macam, yaitu:
a. Menjelaskan bagian-bagian tumbuhan, b. Menjelaskan organ-organ tumbuhan,
dan c. Menjelaskan fungsi organ-organ tumbuhan.
Sehubungan dari beberapa pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan
bahwa hasil belajar IPA Terpadu materi pokok organisasi kehidupan adalah
kemampuan, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan siswa di dalam
mempelajari bagian-bagian tumbuhan, organ-organ tumbuhan, dan fungsi organ-
organ tumbuhan sehingga siswa mampu melaksanakannya di dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Hakikat Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)


Proses pembelajaran pada untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah

4
(scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi
melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau
informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,
menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Menurut Suyatno (2009:58),
Pendekatan scientific merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya
kecapakan berpikir sains dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Sani (2010:90) menyatakan bahwa, Pendekatan scientific menekankan
pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan, peserta didik
dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar”. Menurut Hamdani (2011:87)
mengemukakan bahwa, “Pendekatan scientific mengarahkan siswa untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya”.
Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan
siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan, dan mengembangkan
sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan. Langkah-langkah
pendekatan scientific adalah sebagai berikut: a. Mengamati, b. Menanya,
c. Mencoba.
Berdasarkan uraian dan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran
meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian
mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

METODOLOGI PENELITIAN
Tempat penelitian dilakukan di SMP Negeri 10 Padangsidimpuan. Adapun
alasan penulis memilih SMP Negeri 10 Padangsidimpuan. Pengambilan tempat
penelitian dilakukan mengingat masalah ini belum pernah diteliti orang lain dan
sangat penting untuk dikaji lebih mendalam. Selain itu, lokasi penelitian ini dekat
dengan tempat tinggal penulis sehingga data yang akan diambil lebih mudah

5
diperoleh. Penelitian ini direncanakan dalam waktu ± 3 bulan mulai dari Agustus
sampai dengan Oktober 2015. Waktu yang ditetapkan ini dipergunakan dalam
rangka pengambilan data sebagai pengolahan data hasil penelitian dan membuat
laporan hasil penelitian.
Metode Penelitian adalah rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis
dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Jenis metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu”
yang dikenakan pada subjek hubungan sebab akibat. Menurut Sukmadinata
(2009:194), Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian kuantitatif
yang pelaing penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji
hubungan sebab akibat. Arikunto (2009:206) mengatakan, Penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat
dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek hubungan sebab akibat.
Populasi penelitian adalah keseluruhan siswa Kelas VII SMP Negeri 10
Padangsidimpuan yang terdiri dari 6 kelas yang berjumlah 129 orang. Populasi
penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Sampel adalah kelompok kecil bagian dari target
populasi yang mewakili populasi dan secara riil diteliti. Berdasarkan pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa random sampling adalah pengambilan sampel
dengan cara memilih salah satu kelompok dari populasi untuk memperoleh data
sehingga ditanrik kesimpulannya. Sehingga penulis menetapkan yang menjadi
sampel penelitian dengan jumlah 42 orang.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui instrument.
Instrumen yang digunakan berupa observasi dan tes. Observasi merupakan
metode langsung terhadap tingkah laku sampling di dalam situasi sosial, dengan
demikian merupakan bantuan yang cital sebagai suatu alat evaluasi. Menurut
Purwanto (2010:149) mengatakan bahwa, Observasi ialah metode atau cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Tes

6
adalah alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau
objek. Selanjutnya Tayibnafis (2008:189) berpendapat, Tes adalah sejumlah
pertanyaan yang diberikan untuk dijawab. Instrumen ini berupa tes hasil belajar
IPA materi pokok organisasi kehidupan dengan bentuk multiple choice (pilihan
ganda) dengan option a, b, c, dan d. Untuk menyimpulkan data dari kedua
variabel dibuat penskoran yakni jika siswa menjawab dengan benar diberi skor 1,
jika salah diberi skor 0, sedangkan untuk skor maksimal diberi nilai 20 butir tiap
variabel. Untuk menyimpulkan data dari kedua variabel dibuat penskoran yakni
jika siswa menjawab dengan benar diberi skor 1, jika salah diberi skor 0,
sedangkan untuk skor maksimal diberi nilai 100.
Untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan, maka penulis mengolah
data yang dikumpulkan ke dalam dua tahap yang dilakukan. Analisis deskriptif
adalah untuk menggambarkan tentang kedua variabel, yaitu Penggunaan
Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Pada
Materi Pokok Organisasi Kehidupan berupa, mean, modus, median, distribusi
frekuensi dan histogram. Analisis Inferensial, bertujuan untuk menguji hipotesis
yang ditegakkan pada penelitian apakah diterima atau ditolak dengan
menggunakan rumus uji-t (“t” tes).

HASIL dan PEMBAHASAN


Melalui hasil penelitian dengan menggunakan instrumen dalam bentuk
observasi yang dilakukan terhadap penggunaan pendekatan scientific (pendekatan
ilmiah) diperoleh nilai rata-rata 2,8 berada pada kategori ”Baik”, artinya proses
penggunaan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) dalam penelitian ini sudah
sesuai dengan aturan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah). Untuk lebih
jelasnya di bawah ini akan dijelaskan nilai tiap indikator:
Tabel 1
Data Perolehan Nilai pada Penggunaan Pendekatan Scientific
(Pendekatan Ilmiah)
No Indikator Nilai Rata-rata Kategori
1 Mengamati 3,0 Baik
2 Menanya 2,7 Baik
3 Mencoba 2,7 Baik
Jumlah 8,4
Baik
Rata-rata 2,8

7
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh, diketahui secara
umum hasil belajar IPA siswa pada materi pokok organisasi kehidupan sebelum
menggunakan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) diperoleh nilai terendah
45 dan nilai tertinggi 80. Dari hasil perhitungan yang diperoleh nilai rata-rata
61,67 dimana nilai tertinggi yang mungkin diperoleh siswa adalah 0-100 dengan
nilai teoritisnya. Nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa pada materi pokok
organisasi kehidupan sebelum menggunakan pendekatan scientific (pendekatan
ilmiah) yaitu 61,67 masuk pada kategori “Cukup”. Hal ini dapat dilihat dari hasil
belajar jawaban siswa pada hasil belajar IPA siswa pada materi pokok organisasi
kehidupan sebelum menggunakan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah).
Adapun data perolehan nilai hasil belajar IPA siswa pada materi pokok organisasi
kehidupan sebelum menggunakan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) dapat
di lihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Deskripsi Nilai Rata-Rata Tiap Indikator Dari Data Pretest Hasil Belajar IPA
Siswa Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan

Nilai
Total
Indikator Jumlah Rata- Kriteria
Benar
rata
1. Menjelaskan bagian-bagian
167 252 66,27 Cukup
tumbuhan
2. Menjelaskan organ-organ
181 294 61,56 Cukup
tumbuhan
3. Menjelaskan fungsi organ-
170 294 57,82 Kurang
organ tumbuhan

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh, diketahui secara


umum hasil belajar IPA siswa pada materi pokok organisasi kehidupan sesudah
menggunakan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) diperoleh nilai terendah
55 dan nilai tertinggi 90. Dari hasil perhitungan yang diperoleh nilai rata-rata
71,93 dimana nilai tertinggi yang mungkin diperoleh siswa adalah 0-100 dengan
nilai teoritisnya. Sedangkan median dan modus masing-masing data 70,88 dan
68,90.
Nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa pada materi pokok organisasi
kehidupan sesudah menggunakan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) yaitu

8
71,93 masuk pada kategori “Baik”. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar jawaban
siswa pada hasil belajar IPA siswa pada materi pokok organisasi kehidupan
sesudah menggunakan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah). Adapun data
perolehan nilai hasil belajar IPA siswa pada materi pokok organisasi kehidupan
sesudah menggunakan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) dapat di lihat
pada tabel berikut:
Tabel 3
Deskripsi Nilai Rata-Rata Tiap Indikator Dari Data Posttest Hasil Belajar
IPA Siswa Pada Materi Pokok Organisasi Kehidupan

Nilai
Total
Indikator Jumlah Rata- Kriteria
Benar
rata
1. Menjelaskan bagian-bagian
194 252 76,98 Baik
tumbuhan
2. Menjelaskan organ-organ
217 294 73,81 Baik
tumbuhan
3. Menjelaskan fungsi organ-
193 294 65,64 Cukup
organ tumbuhan

Merujuk pada pengertian Pendekatan scientific. Priyatni (2013:96)


menyatakan bahwa, Pendekatan scientific menekankan pembelajaran yang
dirancang untuk meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hokum atau prinsip yang ditemukan.
Pembuktian di lapangan dengan penggunaan pendekatan scientific
(pendekatan ilmiah) tersebut telah dilakukan. Pada awal penelitian pre-test
diberikan pada Kelas VII sebagai sampel peneliti. Dengan nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 61,67. Dari hasil pre-test terlihat bahwa hasil belajar IPA siswa
pada materi pokok organisasi kehidupan sebelum menggunakan pendekatan
scientific (pendekatan ilmiah) masih berada pada kategori “Cukup (Tidak
Tuntas)”. Sedangkan pada tahap akhir peneliti memberikan post-test kepada Kelas
VII sebagai sampel dengan penggunaan pendekatan scientific (pendekatan
ilmiah), dengan ini nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 71,93. Dari hasil post-

9
test terlihat bahwa hasil belajar IPA siswa berada pada kategori “Baik (Tuntas)”.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa.
Dari penelitian diperoleh hasil penelitian bahwa peningkatan hasil belajar
IPA siswa pada materi pokok organisasi kehidupan sebelum menggunakan
pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) masih kategori cukup. Sedangkan hasil
belajar IPA siswa pada materi pokok organisasi kehidupan sesudah menggunakan
pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) sudah baik.
Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan peneliti bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara penggunaan pendekatan scientific (pendekatan
ilmiah) terhadap hasil belajar IPA siswa pada materi pokok organisasi kehidupan
di Kelas VII SMP Negeri 10 Padangsidimpuan. Hal ini dilihat pada taraf
kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5% diperoleh nilai thitung lebih besar dari
nilai ttabel (8,699 >1,68).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik seorang guru harus dapat
memilih dan menggunakan model mengajar sesuai dengan pelajaran yang
berlangsung, seperti halnya pendekatan scientific sangat berpengaruh dalam
kelancaran proses pembelajaran khususnya materi pokok organisasi kehidupan.
Dengan demikian, diharapkan semakin baik penggunaan pendekatan scientific
maka semakin baik hasil belajar IPA materi pokok organisasi kehidupan.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran semua mata
pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan
mencipta.

KESIMPULAN dan SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan yang telah di lakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran tentang penggunaan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah)
diperoleh nilai rata-rata 2,8 berada pada kategori ”Baik”, artinya proses

10
penggunaan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) dalam penelitian ini
sudah sesuai dengan aturan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah)..
2. Gambaran hasil belajar IPA siswa pada materi pokok organisasi kehidupan
sebelum menggunakan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) diperoleh
nilai rata-rata 61,67 berada pada kategori "Cukup". Sedangkan hasil belajar
IPA siswa pada materi pokok organisasi kehidupan sesudah menggunakan
pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) nilai rata-rata 71,93 berada pada
katagori "Baik”.
3. Melalui hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh thitung = 8,699 bila
dibandingkn dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95% atau tingkat
kesalahan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = 42-2 = 40 jika dilihat pada
tabel maka nilai ttabel 1,68. Maka thitung> ttabel. Dengan demikian dapat diketahui
`bahwa nilai ttabel = 1,68. Jika thitung = 8,699 dibandingkan dengan nilai
ttabel1,68, nilai thitung lebih besar dari pada nilai ttabel (8,699 > 1,68). Berdasarkan
hasil konsultasi nilai tersebut maka hipotesis alternatif yang dirumuskan
dalam penelitian dapat diterima atau disetujui kebenarannya. Artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara penggunaan pendekatan scientific
(pendekatan ilmiah) terhadap hasil belajar IPA siswa pada materi pokok
organisasi kehidupan di Kelas VII SMP Negeri 10 Padangsidimpuan. Dengan
kata lain semakin baik penggunaan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah)
maka semakin tinggi pula hasil belajar IPA siswa pada materi pokok
organisasi kehidupan di Kelas VII SMP Negeri 10 Padangsidimpuan.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas maka
adapun yang menjadi saran penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan agar lebih termotivasi untuk belajar lebih giat lagi,
dengan cara memperbaiki cara belajaranya disekolah supaya hasil belajar
lebih baik.
2. Bagi bapak ibu guru agar mampu menggunakan pendekatan scientific
(pendekatan ilmiah) dengan baik dengan cara menguasai materi yang
diajarkan.
3. Kepada Bapak Kepala Sekolah agar dapat membimbing guru untuk
mensosialisasikan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah).

11
4. Kepada rekan-rekan penulis yang lain, diharapkan dapat melanjutkan
penelitian ini dengan melihat sisi lain dari masalah yang sudah ada agar
pembelajaran IPA semakin barkualitas.

Daftar Rujukan

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran


Konstekstual (Inovatif). Jakarta: Raja Wali Press.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Fried, George. 2005. Teori dan Soal-soal Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Hamin, Dan Sulistyaningsih. 2005. Pekembangan Tumbuhan. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan . Jakarta:


Rineka Cipta.

Sudjana Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur: Masmedia Buana


Pustaka.

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi.


Jakarta: Rineka Cipta.

Yamin Martinis. 2009. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa.


Jakarta: Raja Wali Press.

12
Abstract

13
This study aimed to determine whether there Effect Against Problem
Based Learning Strategies Learning Outcomes Topic Virus Biology in Class X
SMA 1 Padang Alternating Julu. This type of method used was experimental.

The population of this study were all students of Class X SMA Negeri
Padang Alternating Julu consisting of 7 classes totaling 202 people. The
sampling technique used is proportional allocation formula, amounting to 67
people.

Learning strategies based on problems to the learning outcomes Biology


subject matter virus in Class X SMA 1 Padang Alternating Julu obtained an
average value of 2.85 is the category of "Good". Results studying Biology
subject matter viruses before using learning strategies learning strategies based
on problems in class X SMA 1 Padang Alternating Julu average values
obtained 65.82 in the category "Enough".

While the subject matter of learning outcomes Biology virus after using
learning strategies learning strategies based on problems in class X SMA 1
Padang Alternating Julu obtained average value 76.91 is the category of
"Good". Hypothesis test results obtained tcount price obtained at 6.22. Thitung
price is then consulted with the table at the significant level of 5% with df = n -
1 = 67- 1 = 66. Thus it can be seen that tcount> ttable ie 6.22> 1.669. Based on
the results of the consultation on these values, the formulated hypothesis can be
accepted or approved, meaning "There is a significant relationship between
learning strategy based on learning outcomes problems Biology subject matter
virus in Class X SMA 1 Padang Alternating Julu".

Keyword: Learning Strategies, Problems Based, Learning


Outcomes Biology, Virus

14

Anda mungkin juga menyukai