Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Pekerjaan Offshore

DISUSUN OLEH :
1. Atika Nabila Putri (03071181722014)
2. Astria Denita (03071281722028)
3. Lisma Diana (03071181722046)
4. Muthiah Rifdah (03071181722014)
5. Media Ramadani (03071181722014)
6. Nuraini (03071181722014)
Dosen Pengajar : Dr. Mona Foralisa Toyfur, S.T., M.T.

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2019
PEKERJAAN OFFSHORE
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam setiap lingkungan pekerjaan yang ada. Dengan menerapkan teknologi
pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi,
Mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit dari pekerjaan yang dilakukan, dan
dapat meningkatkan efisiensi kerja. Di samping itu keselamatan dan kesehatan
kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan
kerja yang tinggi. banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih
banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan
kerja.

Masalah yang biasanya terjadi di dalam sebuah lingkungan pekerjaan terutama


offshore sering sekali berkaitan dengan bahaya yang datang dari lingkungan kerja
seperti kecelakaan dan bahaya yang tinggi, keadaan lingkungan di sekitar offshore
yang dapat berubah-ubah tiap waktu, dan bahaya penyakit.

Gardner (2002) menyatakan bahwa pekerjaan di offshore berisiko tinggi,


seperti lokasi kerja yang terisolasi, potensi bahaya besar (kebakaran dan ledakan),
pola kerja yang terus menerus, bahaya lainnya, dan kondisi lingkungannya.

1. Lingkungan pekerjaan

Pekerja offshore memiliki lingkungan pekerjaan yang berada


dilepas pantai, yang jauh dari lingkungan kehidupan sekitar. Lingkungan
pekerjaan yang terisolir tersebut diharuskan adanya fasilitas yang memadai
bagi setiap pekerja yang berada ditempat tersebut. Tempat tinggal yang
layak huni, makanan yang sehat, serta fasilitas lain yang dapat membantu
para pekerja menghilangkan kepenatan kerja.

2. Bahaya penyakit dilingkungan kerja

Offshore merupakan pekerjaan dengan lingkungan yang suhu


sekitarnya sering berubah-ubah, hal ini dapat menyebakan lingkungan
tersebut memiliki tingkat kelembaban yang tinggi, sehingga sering timbul
penyakit seperti :

a. Penyakit saluran pernafasan

Daerah dengan kelembapan udara yang rendah


meningkatkan pertumbuhan jamur yang mungkin akan
menimbulkan gangguan bagi penderita asma. Ketika kadar
kelembapan udara lebih dari 50%, maka debu – debu yang
berterbangan pun semakin banyak.

b. Penyakit kulit

Penyakit kulit yang berbahaya biasanya disebabkan mulai dari


suhu, lingkungan, atau bahkan dari kebersihan diri sendiri. Kulit
merupakan organ penting karena bertugas untuk melindungi bagian
dalam tubuh dari dunia luar seperti virus, bakteri, dan mengatur
perubahan suhu. Masalah yang terjadi pada kulit ada yang ringan dan
tidak membahayakan.

Dalam hal ini penyakit kulit yang biasa menjangkit pekerja


offshore merupakat penyakit kulit yang disebabkan oleh kelembaban
lingkungan kerja. Kelembaban tersebut dapat menimbulkan jamur
pada kulit, iritasi kulit juga sering terjadi karena adanya gesekan antara
kulit dengan pakaian yang basah dalam waktu yang lama. Akan tetapi
hal tersebut dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri.

c. Penyakit pendengaran

Mesin yang beroperasi di lingkungan offshore memiliki suara


bising yang terus beroperasi sepanjang waktu. Para pekerja yang
menangani jalannya mesin-mesin tersebut sering mengalami adanya
gangguan pendengaran karena terus-terusan berada disekitar mesin
yang bising tersebut. Para pekerja biasanya diberi penutup telinga
untuk mengurangi suara bising yang dikeluarkan oleh mesin
disekitarnya.

3. Bahaya lingkunga pekerjaan

Sumber bahaya di lingkungan offshore dapat berasal dari bahan


dan peralatan yang terdapat dilingkungan tersebut. Seperti bahaya dari
bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan minyak. Peralatan yang
rusak jika tidak segera diperbaiki atau dilakukan perawatan akan menjadi
sumber bahaya kedepannya.

4. Resiko pekerjaan

Resiko yang terdapat pada offshore ini merupakan imbas dari bahaya
yang ada, bahaya-bahaya tersebut jika tidak diwaspadai akan
menimbulkan suatu kecelakaan seperti :
a. Ledakan

Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai


dengan nyala api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang
berwarna hitam. Ledakan merambat pada lubang turbulensi udara akan
semakin dahsyat

b. Kebakaran

Akumulasi gas yang tertahan dalam eksplorasi lepas pantai kemudian


terangkat ke udara dan membentuk suatu awan gas terkena sulutan api,
maka akan terjadi ledakan yang diiringi oleh kebakaran

c. Badai pada area eksplorasi

Cuaca pada kegiatan eksplorasi lepas pantai sangat menentukan


berjalanya suatu proses penambangan minyak. Jika cuaca baik tentu saja
pekerjaan akan mudah dilakukan dan berjalan dengan lancar. Namun, jika
cuacanya buruk maka akan mengganggu, menghambat, dan
membahayakan pekerjaan di lepas pantai.

5. Pencegahan

 Membuat dan menaati peraturan yang berkaitan dengan lingkungan


hidup dan perencanaan industri

 Standarisasi, baik dalam perlakuan bahan baku industri, pengadaan


alat pengamanan, maupun dari hasil limbah yang dihasilkan agar tidak
mengganggu kualitas lingkungan

 Dilakukan pelatihan dan tindakan persuasif bagi pengusaha dan


pekerja sehingga diharapkan dapat lebih berhati – hati dalam
melakukan pekerjaan terutama yang menggunakan peralatan ataupun
bahan kimia yang dapat membahayakan diri sendiri maupun
lingkungan.

6. Kesimpulan

Demi keselamatan dan kesehatan kerja, maka dalam melakukan


pekerjaan apapun para pekerja harus melakukan hal-hal berikut :

1. Menerapkan ilmu K3 dalam lingkungan pekerjaan

2. Menaati peraturan yang telah dibuat perusahaan

3. Pekerja harus selalu menggunakan peralatan keselamatan


4. Pekerja selalu berhati-hati dan waspada saat berkerja

5. Tidak meremehkan keselamatan diri sendiri maupun oranglain

Sumber :

Waris, Muhammad Andika. 2017. “Pengantar Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Lepas Pantai” (https://id.scribd.com/document/366040191/Keselamatan-kerja)
diakses pada 1 September 2019

Permata Sari, Dini Putri. 2013. “Pengeboran Minyak Lepas Pantai”


(https://id.scribd.com/doc/173835932/k3-Pada-Pengeboran-Minyak-Lepas-
Pantai)Diakses pada 1 September 2019

Arifin, Syamsul. 2014. “Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lepas Pantai”


(https://www.slideshare.net/ipin4u/keselamatan-kerja-lepas-pantai-syamsul-arifin-
imso) Diakses pada 1 September 2019

Anda mungkin juga menyukai