Anda di halaman 1dari 15

Nama: Fajar Purnomo Aji

Kelas/Prodi: A1/Pendidikan Teknik Mesin


NIM: 160511609236

MATEMATIKA TEKNIK 2
FORMULA INTEGRAL

Kompetensi dasar :

1. Mahasiswa tampil dalam mencari struktur baru dalam penyelesaian


kesamaan.
2. Mahasiswa terampil dalam mencari formula dasar yang sesuai
dengan integral dasar.
3. Mahasiswa dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaian dengan
integral dasar.
4. Mahasiswa dapat menyelesaikan soal-soal teknik mesin dengan
menggunakan formula integral dasar.

A. Formula Integral Dasar


1) ∫ 𝑑𝑥 = x +c
c = konstanta

2) ∫ 𝑘 𝑑𝑥 = kx + c
k & c = konstanta

3) ∫ 𝑘 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑 kx = kx + c

1
4) ∫ 𝑥 n 𝑑𝑥 = 𝑛+1 xn+1 + c

1
5) ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = ln |𝑥|+ c
Dimana x ≠ 0

B. Pembahasan dan Penerapan Fromula Integral Dasar

1. Misalkan fungsi y = f (x) didefinisikan sebagai y= x maka turunannya


𝑑𝑦
adalah y’=1 atau dapat pula ditulis f’ (x)= 1 atau =1
𝑑𝑥

Pengertian y’ = 1 adalah turunan pertama dari y=x adalah y’ yang


bernilai 1 (satu). Notasi ini tidak terlalu menguntungkan apabila
dikembangkan ke notasi atau formula integral. Demikian juga dengan
notasi f’(x) = 1 juga tidak terlalu menguntungkan atau mudah
dikembangkan menjadi formula integral.

𝑑𝑦
Hal ini berbeda dengan 𝑑𝑥 = 1 yang berarti pula: dy= dx kalau kedua
ruas diambil integralnya terletak : ∫ 𝑑𝑦 = ∫ 𝑑𝑥 demikian juga grafik y=
x. dalam diagram cartesius ditunjukan dalam gambar dibawah.

Grafik y= x melewati titik-titik (0,0), (1,1), (2,2), dan seterusnya.

2. Bandingkan fungsi y= x dengan fungsi-fungsi lain yang mempunyai


turunan y’=1, misalnya:
a. y= x+3
b. y= x-2
c. y= x+1

Fungsi-fungsi y= x, y= x+3, y= x-2,dan y= x+1 mempunyai turunan


𝑑𝑦
yang sama yaitu y’= 1 atau f’(x)= 1 atau 𝑑𝑥 = 1 ini memberikan
𝑑𝑦
pengertian bahwa 𝑑𝑥 = 1 atau dy= dx
a. y= x ; dy= dx
b. y= x+3 ; dy= dx maka d( x+3 )= dx
c. y= x-2 ; dy= dx maka d ( x-2 )= dx
d. y= x+1 ; dy= dx maka d ( x+1)= dx

kesimpulan yang dapat diambil adalah :

dx= d (x+3)= d (x-2)= d ( x+1)

atau dalam bentuk umum dx= d(x+c) dimana c adalah bilangan


konstanta sekarang. oleh karena itu dapat diambil pula bahwa: ∫ 𝑑𝑥
=∫ 𝑑(𝑥 + 𝑐)= x+c

3. Apabila dipersyaratkan bahwa ∫ 𝑑𝑥 harus melewati titik tertentu,


misalnya harus melalui (2,0) maka integral yang dituliskan harus
dikoreksi melalui titik (2,0). Jadi ∫ 𝑑𝑥 = x+c dan melalui titik (2,0)
sehingga y= x+c dengan memasukan x= 2, y= 0 akan diperoleh nilai c
tertentu dengan :
0= 2+c
C= -2
Sehingga fungsi yang dimaksud adalah y= x-2 dan ini memberikan
pengertian nilai c tertentu ada dengan kata lain tidak berlaku untuk
semua karya.

4. Jika k adalah suatu konstanta sembarang maka integral


∫ 𝑘 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑 𝑘𝑥 = ∫ 𝑑 (𝑘𝑥 + 𝑐) = kx+c berlaku pula ∫ 𝑘 𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑑𝑥
penjelasan mengenai hal ini adalah sebagai berikut:
∫ 𝑘 𝑑𝑥 = ∫ 𝑘 𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑑 (𝑥 + c1) = k ( x+ c1)
∫ 𝑘 𝑑𝑥 = kx + kc1 karena c1 adalah juga konstanta sembarang maka
nilai kc1 juga berarti konstanta, oleh karena itu kc1= c sehingga ∫ 𝑘 𝑑𝑥
= kx + c dengan c adalah suatu konstanta sembarang.

1
5. Memahami ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 𝑥 𝑛+1 + 𝑐, 𝑛 ≠ −1 dapat dilakukan dengan
𝑛+1
mengambil pemisalan dalama fungsi :
1 1
𝑦= 𝑥 𝑛+1 + 𝑐, menjadi fungsi 𝑦 = −1+1 𝑥 −1+1 + 𝑐, dengan
𝑛+1
penyebabnya adalah dibagi dengan bilangan 0.
1
Turunan pertama dari 𝑦 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝑐, 𝑛 ≠ −1 adalah
𝑑𝑦 1
= (𝑛 + 1) 𝑛+1 𝑥 𝑛+1−1 + 0 atau 𝑑𝑦 = 𝑥 𝑛 𝑑𝑥
𝑑𝑥
Dengan mengambil integral kedua ruas maka diperoleh :
∫ 𝑑𝑦 = 𝑘 ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 atau ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑦 , ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑦 + 𝑐1 atau
1
∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛+1
𝑥 𝑛+! + 𝑐 + 𝑐1
Nilai 𝑐 + 𝑐1 adalah suatu konstanta sekarang maka berlaku pula
1
∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝑐

1
6. Lihatlah bahwa ∫ 𝑥 𝑛 dx dengan n≠ -1 maka ∫ 𝑥 −1 dx = ∫ 𝑥 dx dan
1
hasilnya adalah ∫ 𝑥 dx = ln |𝑥| + 𝑐

1
Penjelasan mengenai ∫ 𝑥 dx = ln |𝑥| + 𝑐 adalah bahwa logaritma natural
(ln) dari x adalah berlaku untuk x ≠ 0. Artinya bahwa suatu logaritma
natural (ln) harusnya dari bilangan poistif (lebih dari nol).

Tentu masih dapat dimengerti bahwa suatu fungsi

Y= ln 𝑥 berlaku bila x > 0

Y= ln (−𝑥) berlaku bila x < 0

Sehingga dapat pula dituliskan y = ln |x| yaitu suatu nilai absolut dari x
tentunya selalu positif. Dengan demikian turunan pertama dari y = ln |x|
1 1 𝑑𝑥 1
adalah y’ = 𝑥 , x ≠ 0 atau f’(x) =𝑥 , x atau 𝑑𝑦 = 𝑥 , x ≠ 0.

Pengetahuan yang mendasari turunan ln atau turunan ini adalah:


1
lim(1 + 𝑥)𝑥 = e
𝑥→0

1
Atau lim (1 + 𝑦)𝑦 = e
𝑦→∞

1
Atau (1 + ∞)∞ = e

Ln (logaritma natural) adalah logaritma bilangan pokok e dan ln x = e


log x

Oleh karena itu ln e = e log e = 1

Penjelasan mengenai turunan fungsi logaritma adalah sebagai berikut:


Misalkan diketahui fungsi y=ln |x| atau y = ln x, x > 0, Maka f(x)= ln x

Jika x bergeser sejauh 4x menjadi ( x + 4x ) maka perubahan yang


terjadi pada y menjadi

f(x + 4x)= ln (x + 4x).


Dengan demikian turunan pertamanya adalah:
𝑑𝑦 𝑓(𝑥+4𝑥)−𝑓(𝑥)
= lim
𝑑𝑥 4𝑥→0 4𝑥

ln(𝑥+4𝑥)−𝑓(𝑥)
= lim
4𝑥→0 4𝑥

𝑥+4𝑥
ln( )
𝑥
= lim
4𝑥→0 4𝑥

4𝑥
ln(1+ )
𝑥
= lim
4𝑥→0 4𝑥

1 4𝑥
= lim ln ( 1+ )
4𝑥→0 4𝑥 𝑥

𝑥 1 4𝑥
= lim . ln ( 1+ )
4𝑥→0 4𝑥 𝑥 𝑥

1 4𝑥 𝑥
= lim ln ( 1+ )4𝑥
4𝑥→0 𝑥 𝑥

1 4𝑥 𝑥
= 𝑥 lim ln ( 1 + )4𝑥
4𝑥→0 𝑥

1 4𝑥 𝑥
= 𝑥 𝑙𝑛 lim ( 1 + )4𝑥
4𝑥→0 𝑥

1
= 𝑥 ln 𝑒 (ingatlah bahwa ln e = 1)

𝑑𝑦 1
=𝑥
𝑑𝑥

1 1 1
Atau 𝑑𝑦 = 𝑑𝑥 dan karena 𝑦 = 𝑙𝑛|x| maka 𝑙𝑛 = 𝑑𝑥|x| = 𝑥 𝑑𝑥 , x
2 2
≠ 0 atau dengan mengintergralkan kedua ruas kiri dan ruas kanan
dipindah
1
∫ 𝑑 𝑙𝑛|x| = ∫ 𝑥 𝑑𝑥

1
∫ 𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑 𝑙𝑛|x|

1
∫ 𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑 (𝑙𝑛|x| + 𝑐

1
∫ 𝑑𝑥 = 𝑙𝑛|x| + 𝑐 , x ≠ 0
𝑥

∫ 𝑥 −1 𝑑𝑥 = 𝑙𝑛|x| + 𝑐 , x ≠ 0
1
Jadi pengecualian dari ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝑐 , 𝑛 ≠ atau dengan kata
lain jika 𝑛 = −1 berlaku formula ∫ 𝑥 −1 𝑑𝑥 = 𝑙𝑛|x| + 𝑐 , x ≠ 0. Nilai
absolut |x| diberika karena 𝑙𝑛|x| harus dari bilangan atau nilai positif.

7. Soal-soal yang dipecahkan


a) ∫ 3 𝑑𝑥 = 3 ∫ 𝑑𝑥 = 𝑥 + 𝑐
b) ∫ 4𝑑𝑣 = 4 ∫ 𝑑𝑣 = 4𝑣 + 𝑐
c) ∫ 𝑑(𝑠 + 6) = 𝑠 + 6 + 𝑐
1
d) ∫(3 − 𝑡) 𝑑𝑡 = ∫ 3𝑑𝑡 − ∫ 𝑡𝑑𝑡 = 3𝑡 − 2 𝑡 2 + 𝑐
1 3 3
e) ∫(6𝑡 2 + 3𝑡 − 2)𝑑𝑡 = 3 . 6𝑡 3 + 2 𝑡 2 − 2𝑡 + 𝑐 = 2𝑡 3 + 2 𝑡 2 − 2𝑡 + 𝑐
1 1
f) ∫(2𝑣 − 6)⁹𝑑𝑣 = 2 ∫(2𝑣 − 6)9 . 2. 𝑑𝑣 = 2 ∫(2𝑣 − 6)9 2𝑑𝑣 =
1
2
∫(2𝑣 − 6)⁹
1 1 1
= 2 ∫ 𝑥 ⁹𝑑𝑣 ( dimisalkan 𝑥 = 2𝑣 − 6 ) = 10 . 2 𝑥10 + 𝑐
1
= 20 (2𝑣 − 6)10 + 𝑐
Catatan = 𝑑2𝑣 = 𝑑(2𝑣 + 𝑐) kemudian dipilih c = -6 sehingga
𝑑2𝑣 = 𝑑(2𝑣 + 6) ( lakukanlah pembahasan pada nomor 2)
g) ∫ 𝑠𝑖𝑛3 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 𝑠𝑖𝑛3 𝑥 𝑠𝑖𝑛𝑥
jika dimasukan 𝑠𝑖𝑛𝑥 = 𝑢 maka
1 1
∫ 𝑠𝑖𝑛3 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 𝑢3 𝑑𝑢 = 𝑢4 + 𝑐 = 𝑠𝑖𝑛4 𝑥 + 𝑐
4 4

Catatan : cos 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑑 sin 𝑥

Penjelasan mengenai hal ini adalah sebagai berikut :

Misalnya 𝑦 = sin 𝑥 . maka 𝑑𝑦 = 𝑑 sin 𝑥


𝑑𝑦
Dan turunanya : = cos 𝑥
𝑑𝑥

𝑑𝑦 = cos 𝑥 𝑑𝑥

𝑑 sin 𝑥 = cos 𝑥 𝑑𝑥

Dan ini berarti pola bahwa ∫ 𝑠𝑖𝑛3 𝑥 cos 𝑑𝑥 = ∫ 𝑠𝑖𝑛3 𝑥 𝑑 sin 𝑥 disini
terlihat seperti integral fungsi geometri murni padahal ini adalah dalam
1
bentuk ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑥 𝑛+1 𝜙, 𝑛 ≠ −1.
𝑛=1
2
8. ∫ 𝑥 2 −4 𝑑𝑥

2
Sebelum menyesuaikan soal ∫ 𝑥 2 −4 𝑑𝑥 , juga dipahami pula bahwa:

𝑑𝑢
a).∫ = 𝑙𝑢|𝑢| + 𝑒, 𝑢 ≠ 0
𝑢

𝑎.𝑑.𝑣 𝑑𝑣
b).∫ =∝ ∫ =∝ 𝑙𝑢|𝑣| + 𝑒, 𝑣 ≠ 0
𝑣 𝑣

𝑑𝑧
c).tutunan dari penyebut, misalkan 𝑧 = 𝑥2 − 4 adalah =
𝑑𝑥
2𝑥, sedangkan prmbilangnya adalah 2𝑥 hal ini haruslah dilakukan
tambahan struktur sedemikian rupa sehingga pembilang turunan dari
penyebut.

Misalkan,
2𝑥 𝐴 𝐵
= +
𝑥2 −4 𝑋−2 𝑋+2

Dimana A dan B adalah suatu konstanta yang memiliki syarat untuk


menyederhanakan bentuk
2
, maka
𝑥2 −4
2 𝐴𝑎 + 2𝑎 + 𝐵𝑥 − 2𝐵
=
𝑥2 −4 𝑥2 − 4

2 (𝐴 + 𝐵)𝑋 + (2𝐴 − 2𝐵)


=
𝑥2 −4 𝑥2 − 4

Disini berarti bahwa ada suatu nilai A dan B yang memenuhi syarat
untuk kedua ruas agar bernilai sama atau menurut hokum identitas.

Ambilah contoh bentuk sejenis persamaan diatas:


2 𝐴 𝐵
= +
52− 32 5−3 5+3
5𝐴 + 3𝐴 = 5𝐵 − 3𝐵
=
52 − 32

2 (𝐴 + 𝐵)5 + (3𝐴 − 3𝐵)


=
52 −3 2 52 − 32

Bagaimana, apakah sudah ditentukan persyaratan nilai A dan B agar kedua


ruas bernilai sama?

Ternyata, A + B = 0. Mengapa harus nol, karena selama A + B tidak bernilai


nol maka pembilang selalu ada nilai X tertentu yang tidak diketahui
2 (𝐴+𝐵)𝑥+(2𝐴−2𝐵)
Oleh karena itu, 𝑋 2 −4 = 𝑋 2 −4

Haruslah : A+B = 0 dan itu berarti bahwa nilai 2A-2B = 2

Jika di sesuaika akan diperoleh:

2A+2B = 0
2A-2B =2
+
4A =2
1 1
A = 2 dan B = -2
2
Sehingga susunan atau bentuk : 𝑋 2 −4 dapat disederhanakan menjadi :
1 1
2 −
2 2
= + 𝑋+2
𝑋 2 −4 𝑋−2
Sehingga:
1 1
2 −
2 2
∫ 𝑋 2 −4 dx = ∫( 𝑋−2
+
𝑋+2
) dx
1 1

2 2
= ∫ 𝑋−2 dx + ∫ 𝑑𝑥
𝑋+2
1 1 1 1
= 2 ∫ 𝑋−2 𝑑𝑥 - 2 ∫ 𝑋+2 𝑑𝑥
2 1 𝑑(𝑋+2)
= ∫ 𝑋 2 −4 dx - 2 ∫ 𝑋+2
Dengan memisahkan u = x-2 dan v = x+2
Maka :
2 𝑑𝑢 𝑑𝑣
∫ 𝑋 2 −4 dx = ∫ 𝑢
- ∫ 𝑣
1 1
= 2 𝐼𝑛|𝑢| + c₁ - 2 𝐼𝑛|𝑣| + c₂
1 1
= 2 𝐼𝑛|𝑢| - 2 𝐼𝑛|𝑣| + c
1 −𝑢
= 𝐼𝑛 | 𝑣 |+ c
2
1 𝑥−2
= 2 𝐼𝑛 |𝑥+2|+ c
1 𝑥−2
= 2 𝐼𝑛 |√𝑥+2| + c

9. Soal- soal latihan


a) ∫ 3 𝑑𝑥
b) ∫ √8 dx
c) ∫ log 6 𝑑𝑥
d) ∫ ln 7 𝑑𝑥
e) ∫ √12 dx
f) ∫ log 13 𝑑𝑥
g) ∫(𝑥 + 3 )𝑑𝑥
h) ∫(𝑢 + √6 ) dx
i) ∫(⍬2- 4⍬) dx
j) ∫(𝑣 – ln 7) dv
1
k) ∫( 𝑠 2 - s7) dx
l) ∫(2𝑥3-7)2 dx
m) ∫(2𝑡 − 6 )8 dx
n) ∫(3𝑥2-3) x dx
o) ∫ 2𝑥 √𝑥² − 6 dx
p) ∫ 𝑠𝑖𝑛4x cos x dx
q) ∫ 𝑐𝑜𝑠5x sinx dx
r) ∫ 3x2 ( x3-6 )9 dx
s) ∫ √3𝑥 + 7 dx
3
t) ∫ 4−𝑥 dx
2
u) ∫ 3−8𝑥 dx
6
v) ∫ 4−𝑥² dx
𝑥
w) ∫ 3𝑥²−6 dx
2 cos 𝑥
x) ∫ 9 sin 𝑥 dx
2𝑥
y) ∫ 9−6𝑥² dx
3𝑥
z) ∫ 6𝑥 7 −9 dx

Jawab:

a. ∫ 3 𝑑𝑥 = 3x + C

b. ∫ √8 dx = ∫ 2√2 dx = 2√2 x + C

c. ∫ log 6 𝑑𝑥 = x log 6 + C

d. ∫ ln 7 𝑑𝑥 = x ln 7 + C

e. ∫ √12 dx = ∫ 2√3 dx = 2√3x + C

f. ∫ log 13 𝑑𝑥 = x log 13 + C

g. ∫(𝑥 + 3 )𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 + ∫ 3 𝑑𝑥
1
= 𝑥 1+1 + 3x + C
1+1

1
= 𝑥 2 + 3x + C
2

h. ∫(𝑢 + √6 ) du = ∫ 𝑢𝑑𝑢 + ∫ √6 𝑑𝑢
1
= 𝑢 2 + 𝑢 √6 + 𝑐
2

i. ∫(⍬2- 4⍬) dq = ∫ q2 dq + ∫ 4qdq


1
= q3 ─2q3 + c
3

j. ∫(V − ln 7) dv = ∫ vdv − ∫ Ln7 dv


1
= v 2 ─ v Ln7 + c
2

1 1
k. ∫( s 2 - s7) ds = ∫ s 2 ds − ∫ s 7 ds
3
1 1 8
= 3 s − 2 s
8
2
2 3 1 8
= s2 − s +c
3 8

l. ∫(2𝑥3-7)2 dx = ∫(2𝑥 3 − 7)(2𝑥 3 − 7)𝑑𝑥


= ∫ 4𝑥 6 𝑑𝑥 − ∫ 14𝑥 3 𝑑𝑥 − ∫ 14𝑥 3 𝑑𝑥 + ∫ 49 𝑑𝑥
4 14 14
= 𝑥7 − 𝑥4 − 𝑥 4 + 49𝑥 + 𝑐
7 4 4
4 7
= 𝑥 − 7𝑥 4 + 49𝑥 + 𝑐
7

m. ∫(2𝑡 − 6 )8 dt
Misal 𝑢 = 26 − 6
𝑑𝑢 = 2𝑑𝑡
𝑑𝑢
𝑑𝑡 =
2
𝑑𝑢 1
Jadi ∫ 𝑢8 2 = 2 ∫ 𝑢8 𝑑𝑢
1 1 9
= . 𝑢 𝑑𝑢
2 9
1
= (2𝑡 − 6)9 + 𝑐
18
n. ∫(3𝑥2-3) x dx = ∫ 3𝑥 3 𝑑𝑥 − ∫ 3𝑥𝑑𝑥
3 3
= 𝑥4 − 𝑥2 + 𝑐
4 2

1
o. ∫ 2𝑥 √𝑥² − 6 dx = ∫ 2𝑥 (𝑥 2 − 6)2 𝑑𝑥
Misal = 𝑢 = 𝑥 2 − 6
𝑑𝑢 = 2𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑢
𝑑𝑥 =
2𝑥
1
Jadi, ∫ 2𝑥 (𝑥 2 − 6)2 𝑑𝑥
1
𝑑𝑢
= ∫ 2𝑥 (𝑢)2
2𝑥
1
= ∫ 𝑢 du
2
3
= 2 𝑢2 + 𝑐
3
= 2 (𝑥 2 − 6)2 + 𝑐

p. ∫ 𝑠𝑖𝑛4x cos x dx = ∫ 𝑠𝑖𝑛4 𝑥 𝑑 sin 𝑥


Misal = sin 𝑥 = 𝑣
Jadi, ∫ 𝑠𝑖𝑛4 𝑥 𝑑 sin 𝑥 = ∫ 𝑣 4 𝑑𝑣
1
= 𝑣5 + 𝑐
5
1
= 𝑠𝑖𝑛5 𝑥 + 𝑐
5

q. ∫ 𝑐𝑜𝑠5x sinx dx
Misal = 𝑢 = cos 𝑥
𝑑𝑢 = sin 𝑥
𝑑𝑢
𝑑𝑥 =
− sin 𝑥
5 𝑑𝑢
Jadi, ∫ 𝑐𝑜𝑠 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 𝑢5 sin 𝑥
sin 𝑥
5
= − ∫ 𝑢 𝑑𝑢
1
= − ∫ 𝑢6 + 𝑐
6
1
= − 𝑐𝑜𝑠 6 𝑥 + 𝑐
6

r. ∫ 3x2 ( x3-6 )9 dx =
Misal = 𝑢 = 𝑥 3 ─ 6
𝑑𝑢 = 3𝑥 2 𝑑𝑥
𝑑𝑢
𝑑𝑥 =
3𝑥 2
Jadi, ∫ 3x2 ( x3-6 )9 dx
𝑑𝑢
= ∫ 3𝑥 2 𝑢9
3𝑥 2
= ∫ 𝑢9 𝑑𝑢
1
= 𝑢10 + 𝑐
10
1
= (𝑥 3 − 6)10 + 𝑐
10

s. ∫ √3𝑥 + 7 dx
Misal = 𝑢 = 3𝑥 + 7
𝑑𝑢 = 3 𝑑𝑥
𝑑𝑢
𝑑𝑥 =
3
1
Jadi ∫ √3𝑥 + 7 dx =∫(3𝑥) + 7)2 𝑑𝑥
1
𝑑𝑢
= ∫ 𝑢2
3
1
1
=
3
∫ 𝑢 𝑑𝑢 2

3
1 2
= . 𝑢2 + 𝑐
3 3
3
2
= (3𝑥 + 7) + 𝑐 2
9
3 1
t. ∫ dx = 3 ∫ 𝑑𝑥
4−𝑥 4−𝑥
𝑑(4−𝑥)
= −3 ∫ (4−𝑥)
Misal 𝑢 = 4 − 𝑥
3 𝑑𝑢
Jadi, ∫ 𝑑𝑥 = −3 ∫
4−𝑥 𝑢
= −3 ln (𝑢) + 𝑐
= −3 ln (4 − 𝑥) + 𝑐

2 1
u. ∫ dx = 2∫ dx
3−8𝑥 3−8𝑥
2 𝑑 (3−8𝑥)
=
−8
∫ (3−8𝑥)
Misal m = 3 – 8x
2 −2 𝑑𝑚
Jadi, ∫ dx = ∫
3−8𝑥 8 𝑚
1
= - ln |𝑚|+ c
4
1
= - ln |3 – 8x| + c
4

6 6
v. ∫ 2
dx = ∫ dx
4− 𝑥 −𝑥 2 +4

6 𝐴 𝐵
= +
4− 𝑥 2 −𝑥+2 𝑥+2

6 = A (x + 2) + B (-x + 2)
6 3
Jika x = 2 maka : 6 = A (2 + 2)  A = =
4 2
6 3
Jika x = -2 maka : 6 = B (-(-2) + 2)  B = =
4 2

6 3 1 3 1
Jadi, ∫ dx = ∫ dx + ∫ dx
4− 𝑥 2 2 𝑥+2 2 −𝑥+2
3 𝑑 (𝑥+2) 3 𝑑 (−𝑥+2)
=∫ +∫
2 𝑥+2 2 −𝑥+2
3 𝑑𝑢 3 𝑑𝑢
=∫ +∫
2 𝑢 2 𝑢
3 3
= ln |𝑥 + 2| + ln | − 𝑥 + 2| + C
2 2

𝑥
w. ∫ dx
3𝑥 2 −6

Misal u = 3𝑥 2 − 6
du = 6𝑥 𝑑𝑥
𝑥 1 6𝑥 𝑑𝑥
Jadi, ∫ dx = ∫ 2
3𝑥 2 −6 6 3𝑥 −6
1 𝑑𝑢
= ∫
6 𝑢
1
= ln |𝑢|+ c
6
1
= ln |3𝑥 2 − 6|+ c
6
2 cos 𝑥
x. ∫ dx
9 sin 𝑥

Misal u = sin x
𝑑𝑢
= cos x
𝑑𝑥

2 cos 𝑥 2 dsin 𝑥
Jadi, ∫ dx = ∫
9 sin 𝑥 9 sin 𝑥
2 d sin 𝑥
= ∫
9 sin 𝑥
2
= . ln |u| + c
9
2
= . ln |sin x| + c
9

2𝑥
y. ∫ dx
9 − 6𝑥 2

Misal u = 9 – 6x2
du = -12x dx
2𝑥 1 −12𝑥 𝑑𝑥
Jadi, ∫ dx = - ∫
9 − 6𝑥 2 6 9 − 6𝑥 2
1 𝑑𝑢
=- ∫
6 𝑢
1
= - ln |𝑢|+ c
6
1
= - ln |9 − 6𝑥 2 |+ c
6

3𝑢
z. ∫ dx
6𝑢7 −9

Misal y = 6x7 – 9
dy = 42x6 dx
𝑑𝑦
dx =
42𝑥 6
3𝑥 3𝑥
Jadi, ∫ dx = ∫
6𝑢7 −9 𝑦
3𝑥 𝑑𝑥
=∫ . . 14u5
𝑦 42𝑥 6
1 1
=
14𝑢5
∫ 𝑦 dy
1
= ln y + c
14𝑢5
1
= ln (6x7 - 9) + c
14𝑢5

Anda mungkin juga menyukai