MATERI Ekonomi Makro
MATERI Ekonomi Makro
EKONOMI MAKRO
A. PENDAHULUAN
Masalah ekonomi makro, concerned with the overall performance of economy.
Ruang lingkupnya berkaitan dengan analisis atas keseluruhan kegiatan ekonomi
(bersifat agregat), tidak memperhatikan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan
oleh unit-unit kecil. Dalam konteks ini, sector kesehatan, merupakan salah satu dari
unit-unit kecil dalam perekonomian nasional. Cakupan ekonomi makro meliputi
masalah pertumbuhan dan pemerataan, masalah sistem perekonomian (system
perekonomian pasar, terpimpin dan campuran), masalah moneter dan fiscal dan
masalah kesejahteraan.
Sebagaimana telah disampaikan pada bab sebelumnya bahwa persoalan ekonomi
kesehatan muncul karena adanya keterbatasan/kelangkaan sumber daya dalam
pembangunan kesehatan sehingga memerlukan kejelian dalam menentuakan pilihan
yang tepat, efektif dan efisien dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat secara
optimal. Upaya pemenuhan jumlah tenaga kesehatan yang saat ini masih belum sesuai
dengan standard nasional misalnya merupakan hal kecil yang tidak sulit untuk
memenuhinya jika pemerintah menginginkan peningkatan derajat kesehatan nasional
secara baik. Akan tetapi persoalan kecil ini tidak lagi menjadi sederhana jika dibawa
dalam konteks makro berkaitan dengan upaya meningkatkan serapan tenaga kerja dan
persoalan anggaran dan kenaikan laju inflasi. Untuk memahami materi pada pokok
bahasan ini kita akan mempelajari sub pokok bahasan tentang: pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi, pendapatan nasional, keseimbangan pasar, inflasi dan
pengangguran dan konsep pembangunan sumber daya manusia.
C. PENDAPATAN NASIONAL
Istilah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross National Product (GNP) merupakan
dua konsep yang berbeda namun keduanya merupakan derivasi dari Pendapatan
Nasional. Pertanyaannya adalah, dari manakah sumber pendapatan nasional itu
berasal? Penjelasan tentang hal ini harus diawali dengan pemahaman tentang proses
produksi yang tergambar dalam skema “siklus perputaran mesin perekonomian”.
Secara sederhana, siklus perputaran mesin perekonomiam ini dapat digambarkan
dalam model dua sector saja yakni sector rumanh tangga dan sector perusahaan.
Namun demikian, penjelasannya akar kurang sempurna, kerena secara riil memang
terdapat 4 sektor yang terlibat dalam perekonomian. Keempat sector tersebut adalah:
pertama, Sektor rumah tangga, yaitu sector yang bertindak sebagai konsumen dan
pemilik faktor produksi. Sebagai konsumen, rumah tangga adalah pengguna barang-
barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sector perusahaan, pemerintah dan sector
luar negeri. Sedangkan sebagai pemilik factor produksi, sector rumah tangga
merupakan pemasok factor-faktor produksi kepada sector perusahaan, pemerintah dan
sector luar negeri yang diimbangi dengan aliran uang dari ke-tiga sector tersebut ke
sector rumah tangga sebagai balas jasa atas penggunaaan factor produksi tersebut
dalam bentuk subsidi, hadiah, bantuan, upah dan gaji.
Kedua, Sektor perusahaan yang bertindak sebagai penjual dan produsen. Sebagai
penjual, sector perusahaan menjual semua barang dan jasa yang dihasilkannya kepada
ke-tiga sector yang lainnya. Sedangkan sebagai produsen, sector perusahaan
merupakan penghasil barang dan jasa dengan cara mengkombinasikan berbagai jenis
faktor produksi yang diperoleh dari sektor rumah tangga serta membayar jasa atas
penggunaan faktor produksi tersebut. Ketiga, Sektor pemerintah, adalah sector yang
membiayai pengeluaran-pengeluarannya dengan pendapatan yang diperoleh sebagian
besar dari penerimaan pajak. Keempat, Sektor luar negeri, yang membiayai
pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh barang-barang dari luar negeri dengan
devisa yang diperoleh sebagian dari barang-barang ekspor.
Mesin perputaran perekonomian Negara yang diperankan oleh keempat sektor
tersebut di atas, haruslah terus berputar tanpa henti agar perekonomian Negara tidak
terhenti pula melainkan akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Jika
salah satu sektor saja mengalami kemacetan, (misalnya saja tenaga kerja melakukan
mogok kerja), maka perekonomian akan terhenti dan jika berlangsung dalam tempo
yang cukup lama, akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi tidak
terjadi.
E. INFLASI
Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang dijumpai di hampir semua
Negara. Inflasi adalah suatu peristiwa kenaikan tingkat harga umum, dan cenderung
terus menerus. Kenaikan harga umum artinya, kenaikan harga itu terjadi pada banyak
jenis barang kebutuhan manusia, bukan hanya pada satu-dua jenis barang kebutuhan
manusia saja. Jika hanya terjadi pada beberapa jenis barang saja maka dampaknya
tidaklah signifikan bagi terjadinya inflasi. Cenderung terus menerus artinya kejadian
kenaikan harga barang itu tidak hanya terjadi dalam waktu sesaat saja (seperti
menjelang hari raya), bersifat musiman dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan.
Peristiwa kenaikan harga pada saat tertentu saja tidaklah signifikan terhadap besaran
inflasi, karena biasanya dihitung dalam satu tahun.
Macam-macam inflasi ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut:
1. Berdasarkan parah tidaknya inflasi:
– Inflasi ringan adalah inflasi yang besarannya berada dibawah 10% per
tahun
– Inflasi sedang adalah inflasi dengan besaran antara 10%-30% per tahun.
– Inflasi berat adalah besaran inflasi antara 30%-100% per tahun
– Hyperinflasi adalah inflasi dengan tingkatan paling parah yakni di atas
100% per tahun.
2. Berdasarkan laju inflasi:
– Inflasi yang merayap (creeping inflation) yang ditandai dengan laju inflasi
yang rendah yakni dibawah 10% per tahun
– Inflasi menengah (galloping inflation), ditandai dengan kenaikan harga
yang cukup besar dan kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek
– Inflasi tinggi (sky rocketing inflation) adalah inflasi yang paling parah
akibatnya.
3. Berdasarkan penyebabnya:
– Inflasi permintaan (demanded pull inflation), adalah inflasi yang
disebabkan oleh tarikan permintaan terhadap barang dan jasa sehinggga
mendorong harga naik. Tarikan permintaan ini biasanya diakibatkan oleh
adanya kebijakan pemerintah yang mengatasi masalah deficit anggaran
dengan jalan mencetak uang baru sehingga harga barang dan jasa secara
umum meningkat dengan cepat.
– Inflasi penawaran yakni inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga barang
dan jasa oleh produsen akibat tekanan kenaikan biaya produksi, sehingga
inflasi ini disebut juga cost push inflation. Tekanan kenaikan biaya
produksi biasanya karena dorongan kenaikan upah tenaga kerja atau
buruh, atau karena penggunaan tekhnologi yang sangat mahal
sebagaimana yang terjadi pada dunia pelayanan kesehatan.
– Inflasi spiral adalah inflasi yang diakibatkan oleh adanya dorongan
kenaikan upah versus perubahan taraf hidup secara silih berganti dan
terus menerus. Tuntutan kenaikan gaji tenaga kerja biasanya untuk
menyesuaikan tingkat pendapatan dengan kesejahteraan keluarga. Jika
terjadi saling “kejar mengejar” antara kenaikan gaji dan kesejahteraan
keluarga secara silih berganti dan terus menerus maka hal ini akan
menimbulkan inflasi yang disebut inflasi spiral.
4. Berdasarkan asal inflasi:
– Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation): timbul karena
misalnya defisit anggaran belanja yang di biayai dengan pencetakan uang
baru, panen gagal, dan keadaan darurat lainnya.
– Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation): timbul karena
kenaikan harga di luar negeri atau negara mitra dagang.
Upaya penanggulangan inflasi dapat dilakukan dengan cara:
– Menekan laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar
– Kebijakan penghasilan dan kebijakan insentif perpajakan (misal
menaikkan pajak untuk perusahaan yang menaikan tingkat upah dan
menurunkan pajak pada perusahaan yang tidak menaikkan tingkat
upah)
F. PENGANGGURAN
Pemahaman tentang pengangguran, sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan
Inflasi. Pengangguran dan inflasi merupakan dua hal yang seringkali tidak bisa
diperdamaikan, sehingga bisa diibaratkan dengan dua sisi dari sebuah gunting. Jika kita
ingin menurunkan salah satu sisi, maka harus diikuti dengan kenaikan pada satu sisi
yang lainnya, demikian juga sebaliknya. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja untuk
mengurangi pengangguran, pada suatu tingkat tertentu akan memicu terjadinya
inflasi.
Suatu Negara yang maju adalah karena banyaknya investasi. Semakin banyak
investasi maka tingkat penyerapan tenaga kerja akan semakin banyak, yang berarti pula
daya beli masyarakat akan meningkat. Peningkatan daya beli masyarakat akan
diwujudkan dalam peningkatan jumlah permintaan barang dan jasa. Semakin tinggi
jumlah permintaan akan mendorong harga-harga naik (inflasi). Langkah untuk
memperlunak kenaikan harga/ meringankan laju inflasi adalah dengan sedikit
menaikkan jumlah pengangguran.. Jadi ada semacam trade off antara inflasi dan
pengangguran. Pengangguran dapat dikurangi sampai mendekati full employment, akan
tetapi inflasi tinggi, sebaliknya inflasi dapat ditekan serendah-rendahnya akan tetapi
pengangguran akan tinggi.
TUGAS MANDIRI :
Pokok Bahasan : (Silahkan gunakan referensi lainnya )
a. Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi
b. Pendapatan Nasional
c. Keseimbangan Pendapatan Nasional
d. Pengangguran
e. Konsep Pembangunan SDM
Poin a-e di atas, bagaimanakah pola hubungannya (keterkaitannya) pada sektor
kesehatan atau strategi untuk mewujudkan pencapaian pembagunan kesehatan
nasional dan global ? (Berikan dengan argumentasi anda bahwa betul saat ini telah
berlangsung atau tidaknya reformasi Ekonomi Indonesia yang berdampak baik langsung
ataupun tidak langsung pada sektor kesehatan !)