Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Tersedia Online di

Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368 http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk


ISSN 2579-9908

MENINGKATAN KETERAMPILAN ASERTIF MELALUI SENI


KETOPRAK

Titis Firdia Nastiti


Universitas Negeri Malang
E-mail: Titisfirdiananastiti@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan keterampilan asertif siswa melalui seni Ketoprak.
Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada
orang lain tanpa merugikan orang lain. Asertif adalah satu sekian keterampilan berbicara yang bisa
dilakukan dengan memanfaatkan salah satu seni budaya yang berasal dari Jawa yaitu Ketoprak. Pelatihan
asertif dilakukan dengan metode memainkan peran yang terdapat dalam skenario Ketoprak untuk
meningkatkan kreativitas siswa dalam mengembangkan kemampuan asertif. Melalui seni budaya
Indonesia Ketoprak maka siswa dapat mengenal sistem kebudayaan, pengetahuan dan cara pandang
terhadap dunianya masyarakat. Cerita rakyat merupakan simbol-simbol sistem kebudayaan dan cerita
rakyat tersebut merupakan inti dari seni Ketoprak. Ketoprak merupakan salah satu bahan bimbingan yang
sangat berharga dengan memanfaatkan salah kebudayaan Indonesia. Pelatihan asertif melalui Ketoprak
akan lebih hidup dan menarik, serta memberikan warna berbeda dengan melestarikan kebudayaan.

Kata Kunci: ketoprak, asertif

PENDAHULUAN Singgih D. Gunarso (1988 : 19)


Fenomena kenakalan remaja yang terjadi mengatakan dari segi hukum kenakalan
saat ini semakin hari semakin meningkat remaja digolongkan dalam dua kelompok
sehingga meresahkan masyarakat. Tindakan yang berkaitan dengan norma-norma hukum
yang menyimpang ini merupakan yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan
problematika yang terjadi pada remaja. Pada sosial serta tidak diantar dalam undang-
dasarnya kenakalan remaja merupakan suatu undang sehingga tidak dapat atau sulit
bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai digolongkan sebagai pelanggaran hukum; (2)
dengan norma-norma yang hidup di dalam kenakalan yang bersifat melanggar hukum
masyarakatnya. Kartini Kartono (2003 : 6-7 ) dengan penyelesaian sesuai dengan undang-
secara tegas dan jelas memberikan batasan undang dan hukum yang berlaku sama dengan
kenakalan remaja merupakan gejala sakit perbuatan melanggar hukum bila dilakukan
secara sosial pada anak-anak dan remaja yang orang dewasa. Bentuk kenakalan remaja yang
disebabkan oleh bentuk pengabaian sosial, sekarang ini marak dilakukan yaitu seperti
sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tawuran antar pelajar, penyalahgunaan
tingkah laku yan menyimpang. narkoba serta seks bebas. Berikut beberapa
fakta dilapangan tentang kenakalan remaja

360
Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 361

antara lain; Tawuran antar pelajar di Taman menunjukkan bahwa para remaja terjerumus
Sari, Jakarta Barat, yakni SMK 56 Pluit, ke dalam hal negatif seperti tawuran, narkoba,
Jakarta Utara dan SMK 44 Taman Siswa seks bebas, salah satunya disebabkan oleh
Kemayoran, Jakarta Pusat pada tanggal 7 kepribadian yang lemah yaitu
Maret 2017 (www.SINDOnews.com), ketidakmampuan para remaja untuk bersikap
kemudian tawuran dua kelompok pelajar di asertif.
fly over Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Perilaku asertif adalah perilaku individu
Ciracas, Jakarta Timur pada 14 Februari yang memiliki kejujuran untuk mampu
2017(www.TRIBUNNEWS.COM). Tawuran mengungkapkan perasaan atau emosinya
yang mengakibatkan korban meninggal juga melalui ekspresi yang dikehendakinya.
terjadi pada pelajar SMK Wipama Cikupa Menurut Rakos (1991: 8), perilaku asertif
Kabupaten Tangerang akibat luka bacok dijelaskan sebagai perilaku hubungan antar
ketika terlibat tawuran pada tanggal 21 pribadi yang menyertakan kejujuran dan
Nopember 2016 (www.Warta Kota.com) berterus terang secara sosial dalam
Perilaku remaja yang menyimpang mengekspresikan pemikiran dan perasaan
disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri serta mempertimbangkan perasaan dan
(internal) dan faktor dari luar (eksternal). kesejahteraan orang lain. Townend (1991: 4)
Faktor internal meliputi krisis identitas yang yaitu orang yang berperilaku asertif dapat
ditandai dengan masih mencari jati diri dan disebutkan sebagai orang yang mempunyai
control diri yang lemah sehingga mudah kepercayaan diri, karena orang yang percaya
terpengaruh. Sedangkan faktor eksternal diri selalu bersikap positif pada dirinya
meliputi kondisi keluarga, pengaruh teman sendiri dan orang lain. Sikap ini akan
dan lingkungan yang kurang baik. menjadikan seseorang menjadi tegas, jujur
Banyak faktor-faktor yang membuat dan terbuka, kritis, langsung dan nyaman,
remaja memasuki dunia pergaulan yang akan tetapi mampu menghormati orang lain.
rusak. Biasanya hal ini berawal dari mereka Salah satu alasan remaja terlibat dalam
berteman dengan teman yang membawa perilaku agresif adalah karena tidak memiliki
dampak buruk, karena masa remaja itu masa keterampilan sosial dasar. Meraka tidak
dimana keadaan psikis remaja bisa mudah mengetahui bagaimana merespon provokasi
terpengaruh. Penelitian (Gillen, 2003; Uyun dari oran lain, tidak mengetahui bagaimana
& Hadi, 2005; Sert, 2003; Marini & Andriani, cara membuat permintaan atau menolak
2005; Sikone, 2007; Puspitawati, 2009) sebuah ajakan tanpa membuat orang lain
362 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368

marah. Sehingga remaja sangat membutuhkan suasana belajar yang baik maka Bimbingan
keterampilan sosial untuk berani mengambil dan Konseling sangat berperan penting
sikap tegas dalam rangka menolak berbagai melaksanakan sistim pendidikan tersebut
macam tawaran negatif yang berasal dari dalam pencegahan kenakalan remaja antar
lingkungan sekitarnya. Salah satu cara yang remaja.
tepat dalam menciptakan dan Penjelasan dalam buku Bimbingan dan
mengambangkan kemampuan asertif adalah Konseling di sekolah (2008) bahwa:
dengan cara berkomunikasi dalam Bimbingan dan Konseling adalah upaya
pemberian bantuan kepada peserta didik
peningkatan asertif.
dengan menciptakan lingkungan
Pendidikan mempunyai peran penting perkembangan yang kondusif, dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan,
dalam menyelesaikan masalah kenakalan
supaya peserta didik dapat memahami
remaja. Sejalan dengan harapan bangsa yaitu dirinya sehingga sanggup mengarahkan
diri dan dapat bertindak secara wajar,
menghasilkan generasi muda yang unggul
sesuai dengan tuntutan tugas-tugas
maka khususnya dalam institusi pendidikaan perkembangan. Upaya bantuan ini
dilakukan secara terencana dan sistematis
yaitu sekolah dituntut untuk memiliki
untuk semua peserta didik dan dilakukan
tanggungjawab yang penuh. Sesuai dengan oleh tenaga profesional yaitu konselor.
Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-
Pendidikan sangat berpengaruh pada
Undang No. 20, Tahun 2003, pasal 3
budaya. Sehingga dalam strategi layanan
menyebutkan, “Pendidikan nasional bimbingan dan konseling dapat menggunakan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan strategi yang berlatar belakang dari salah satu
membentuk watak serta peradaban bangsa seni budaya Indonesia yaitu ketoprak. Nilai
yang bermartabat dalam rangka yang dipertahankan dalam seni Ketoprak
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan adalah nilai moral, sosial-kultural, nilai
untuk berkembangnya potensi peserta didik pendidikan dan nilai estetika. Fungsi budaya
agar menjadi manusia yang beriman dan ketoprak bagi masyarakat yaitu sebagai

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sarana penghibur, sarana pendidikan,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, sarana dalam upacara adat atau ritual dan
lain-lain. Selain itu, dengan adanya
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
kebudayaan ketoprak dapat memenuhi
yang demokratis serta bertanggung jawab.”
tuntunan guna menyertakan nilai-nilai
Mengacu pada usaha Pendidikan
yang ada untuk mencintai, melestarikan
Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan
budaya bangsa dan menjadikan salah
Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 363

satu karakter bagi negara Indonesia. Dengan adanya kebebasan emosi dan keadaan
menonton pertunjukan ketoprak, masyarakat efektif yang mendukung yang antara lain
bisa menyerap nilai-nilai kemanusiaan meliputi: menyatakan hak-hak pribadi,
dan moral di dalam setiap cerita. berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak
Berdasarkan uraian di atas, penulis tersebut, melakukan hal tersebut sebagai
melihat bahwa budaya ketoprak menjadi usaha untuk mencapai kebebasan emosi.
hal yang penting untuk dikembangkan Menurut Alberti dan Emmons (2002) perilaku
sebagai penanaman pendidikan karakter asertif adalah perilaku yang membuat
dengan dikaitkan pada peningkatan seseorang dapat bertindak demi kebaikan
keterampilan asertif. Siswa dapat menyerap dirinya, mempertahankan haknya tanpa
nilai-nilai moral dan nilai pendidikan karakter cemas, mengekspresikan perasaan secara
melalui pementasan ketoprak yang nyaman, dan menjalankan haknya tanpa
dilaksanakan serta dapat menumbuhkan melanggar orang lain.
kecintaan terhadap kebudayaan Indonesia. Dapat disimpukan asertif merupakan
Berdasarkan persoalan dan kajian di atas, suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan
peneliti berharap agar penelitian ini dapat apa yang diinginkan, dirasakan, dan
digunakan sebagai sumbangan pemikiran dipikirkan kepada orang lain namun dengan
dalam rangka menambah khasanah ilmu tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta
pengetahuan, khususnya dalam ilmu-ilmu perasaan pihak lain.
sosial kemasyarakatan dan terutama Menurut Eisler, Miller & Hersen,Johnson
bimbingan dan konseling. Di samping itu, & Pinkton (dalam Martin & Poland,1980) ada
sebagai tinjauan bagi peneliti dalam beberapa komponen dari asertif, antara lain
melakukan penelitian-penelitian selanjutnya adalah:
terutama yang berkaitan dengan psikologi 1. Compliance
pendidikan. Berkaitan dengan usaha seseorang untuk
PEMBAHASAN menolak atau tidak sependapat dengan orang
Asertif lain. Yang perlu ditekankan di sini adalah
Asertif berasal dari kata asing to assert keberanian seseorang untuk mengatakan
yang berarti menyatakan dengan tegas. “tidak” pada orang lain jika memang itutidak
Menurut Lazarus, pengertian perilaku asertif sesuai dengan keinginannya.
mengandung suatu tingkah laku yang 2. Duration of Reply
penuh ketegasan yang timbul karena
364 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368

Merupakan lamanya waktu bagi 6. Latency of Response


seseorang untuk mengatakan apa yang Adalah jarak waktu antara akhir ucapan
dikehendakinya, dengan menerangkannya seseorang sampai giliran kita untuk mulai
pada orang lain. Eisler dkk (dalam Martin berbicara. Kenyataannya bahwa adanya
&Poland, 1980) menemukan bahwa orang sedikit jeda sesaat sebelum menjawab secara
yang tingkat asertifnya tinggi memberikan umum lebih asertif daripada yang tidak
respons yang lebih lama (dalam arti lamanya terdapat jeda
waktu yang digunakan untuk berbicara) Ketoprak
daripada orang yang tingkat asertifnya rendah. Jakob Soemardjo (1992: 60-62)
3. Loudness menyebutkan ketoprak lahir sebagai sebuah
Berbicara dengan lebih keras kebiasaan masyarakat memainkan alat musik,
biasanyalebih asertif, selama seseorang itu bernyanyi, dan menari. Kebiasaan tersebut
tidak berteriak. Berbicara dengan suara yang lalu diolah sedemikian rupa seiring dengan
jelasmerupakan cara yang terbaik dalam perjalanan waktu menjadi sebuah pertunjukan
berkomunikasi secara efektif dengan yang dinamakan ketoprak. Sumber lain
oranglain (Eisler dkk dalam Martin & mengatakan bahwa ketoprak adalah kesenian
Poland,1980). tradisional yang berupa pementasan drama
4. Request for New Behavior yang mengangkat cerita-cerita tertentu,
Meminta munculnya perilaku yang baru biasanya kisah legenda.
pada orang lain, mengungkapkan tentang Ketoprak merupakan salah satu bentuk
fakta ataupun perasaan dalam memberikan teater rakyat yang sangat memperhatikan
saran pada orang lain, dengan tujuan agar bahasa yang digunakan. Bahasa sangat
situasi berubah sesuai dengan yang kita memperoleh perhatian, meskipun yang
inginkan. digunakan bahasa Jawa tetapi harus
5. Affect diperhitungkan masalah unggah-ungguh
Afek berarti emosi; ketika seseorang bahasa. Dalam bahasa Jawa terdapat tingkat-
berbicara dalam keadaan emosi maka intonasi tingkat bahasa yang digunakan, yaitu Bahasa
suaranya akan meninggi. Pesan yang Jawa biasa(sehari-hari), Bahasa Jawa kromo
disampaikan akan lebih asertif jika seseorang (untuk yang lebih tinggi), Bahasa Jawa kromo
berbicara dengan fluktuasi yang sedang dan inggil(yaitu untuk tingkat yang tertinggi).
tidak berupa respons yang monoton ataupun Kasim Ahmad sebagaimana dikutip oleh
respons yang emosional. Herman J. Waluyo (2006:73)
Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 365

mengklasifikasikan teater tradisional menjadi disampaikan kepada penonton. Misi yang


tiga, yaitu teater rakyat, teater klasik, dan akan disampaikan tersebut dapat dilakukan
teater transisi. Sementara ketoprak masuk melalui dialog maupun melalui gerakan.
dalam kategori teater rakyat. Disebutkan pula Meningkatkan keterampian asertif melalui
bahwa salah satu sifat teater rakyat adalah ketoprak
improvisasi, sederhana, spontan, dan menyatu Latihan kemampuan asertif merupakan
dengan kehidupan rakyat. Tema yang salah satu pendekatan behavioral, yang bisa
diangkat dalam pertunjukkan ketoprak diterapkan terutama pada situasi-situasi
bermacam-macam. Biasanya diambil dari interpersonal pada individu yang mengalami
cerita atau legenda di Jawa. Seperti asal - kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa
usul sebuah kota, asal usul danau, legenda menyatakan atau menegaskan diri adalah
seorang tokoh dan lain-lain. tindakan yang layak atau benar (Corey, 2007:
Berdasarkan uraian di depan, dapat 213). Latihan Asertif berasal dari kata asing
dipahami bahwa ketoprak merupakan salah to assert yang berarti menyatakan dengan
satu kesenian tradisional (teater rakyat) yang tegas. Dengan kata lain perilaku asertif
lahir dan berkembang di Jawa Tengah yang mengandung suatu tingkah laku yang penuh
mengetengahkan cerita-cerita kehidupan ketegasan yang timbul karena adanya
rakyat, juga sering berupa cerita legenda kebebasan emosi
Pada dasarnya seni pertunjukan Pada hakekatnya, tindakan asersif yang
tradisional secara umum mempunyai empat merupakan tindakan untuk mempertahankan
fungsi utama yaitu berfungsi sebagai sarana hak-hak personal yang dimilikinya adalah
upacara, sebagaihiburan pribadi atau upaya untuk mencapai kebebasan emosi, yaitu
tontonan, sebagai pendidikan atau media kemampuan untuk menguasai diri, bersikap
tuntunan, dan sebagai media kritik sosial. bebas dan menyenangkan, merespon hal–hal
Kesenian kethoprak adalah salah satu yang disukai atau tidak disukai secara tulus
kesenian tradisional yang berfungsi sebagai dan wajar, dan mengekspresikan cinta dan
media pendidikan, dimana lakon atau kasih sayang pada orang yang sangat berarti
cerita yang dipakai sebagai tuntunan bagi dalam hidupnya. Apakah seseorang
para penonton yang menikmatinya. Pada menunjukkan perilaku asertif atau tidak, akan
setiap pementasan seni pertunjukan tampak sekali dalam respon-respon yang
tradisional kethoprak, para seniman yang diberikan senbagi bentuk pembelaan diri,
mementaskan mempunyai misi yang ingi
366 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368

ketika seseorang itu diperlakukan tidak adil untuk dibiarkan sendirian) dan menolak
oleh orang lain atau lingkungannya. permintaan.
Menurut Corey (2007: 213) dengan 3. Memperlihatkan emosi‐emosi positif
memilki kemampuan asertif akan membantu (senang, menghargai, menyukai seseorang,
orang-orang yang mengalami masalah sebagai merasa tertarik), memberikan pujian, dan
berikut : menerima pujian dengan mengucapkan
1. Orang yang tidak mampu mengungkapkan “terima kasih”.
kemarahan atau perasaan tersingung. 4. Memulai, melaksanakan, mengubah, atau
2. Orang yang menunjukkan kesopanan yang menghentikan percakapan secara
berlebihan dan selalu mendorong orang menyenangkan, berbagi perasaan,
lain untuk mendahuluinya. pendapat, dan pengalaman dengan orang
3. Orang yang memiliki kesulitan untuk lain.
mengatakan ”tidak”. 5. Mengatasi ketersinggungan sebelum
4. Orang yang mengalami kesulitan untuk kemarahan makin meningkat dan meledak
mengungkapkan afeksi dan respon-respon menjadi agresi.
positif Bermain peran. Dengan bimbingan dari
5. Orang yang merasa tidak punya hak untuk konselor, teknik ini digunakan untuk melatih
memiliki perasaan dan pikiran-pikiran siswa yang mengalami kesulitan untuk
sendiri. menyatakan diri bahwa tindakannya adalah
Berdasarkan penelitian Schimmel, layak atau benar. Lebih lanjut dijelaskan oleh
(Depdiknas 2008:32) menyatakan bahwa Corey (2007: 213) bahwa latihan asertif dapat
beberapa jenis perilaku asertif yang perlu menggunkan prosedur-prosedur permainan
dilatihkan terutama adalah: peran.
1. Berani mengemukakan pendapat, Menurut Bennett (dalam Romlah:1989)
permintaan, kesukaan, dsb, yang dalam bermain peran anak belajar untuk
menjadikan seseorang dihargai sebagai mengembangkan keterampilan-keterampilan
manusia yang sederajat dengan manusia dan pengertian mengenai hubungan antar
lain. manusia dengan jalan memerankan situasi
2. Mengekspresikan emosi‐emosi negatif yang paralel dengan yang terjadi dalam
(keluhan, kebencian, kritik, kehidupan yang sebenarnya. Salah satu
ketidaksetujuan, rasa tertekan, kebutuhan faktor yang penting dalam permainan peran
Nastiti, Meningkatkan Keterampilan Asertif... 367

akan menghasilkan perubahan perilaku dan meningkatkan keterampilan asertif. Selain itu
mengurangi hambatan. juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur dan
Perubahan perilaku atau perubahan meningkatkan kecintaan siswa terhadap
sikap melalui permainan peran terjadi warisan budaya Indonesia. Sesuai dengan
secara bertahap. Menurut Lewin (dalam manfaat asertifitas yang telah dijelaskan
Romlah: 1989) menggolongkan perubahan maka kemampuan asertif anak sangat
tersebut dalam tiga tahap, yaitu: (a) pola- penting untuk ditingkatkan. Salah satunya
pola perilaku yang tidak kaku yang dimiliki dengan metode bermain peran. Hal tersebut
sekarang; (b) perubahan kearah pola-pola didukung oleh kelebihan dari metode bermain
perilaku baru; dan (c) melaksanakan pola- peran yaitu membantu anak untuk membantu
pola perilaku baru dalam kehidupan sehari- anak didik untuk berlaku, berpikir dan
hari.Strategi bimbingan dan konseling melalui merasakan apa yang dirasakan orang lain
permainan peran diharapkan dapat merubah Cheppy (dalam Masitoh, 1980:124).
perilaku anak lebih asertif dalam PENUTUP
mempertahankan diri dan anak belajar untuk Kesimpulan
mengambil sikap secara positif. Berdasarkan hasil penelitian dan
Drama atau bermain peran adalah cerita pembahasan pada bab sebelumnya, selan-
yang di lakonkan yang di bawa dalam sebuah jutnya dapat diperoleh simpulkan sebagai
pertunjukan. Dalam perkembangan drama berikut: Melalui penggunaan seni ketoprak
terbagi kedalam drama tradisional atau dapat meningkatkan kemampuan asertif pada
bahasanya menggunakan bahasa daerah dan siswa dengan memainkan peran dalam
masih bersifat kedaerahan, seperti ketoprak. ketoprak.
Umumnya, lakon-lakon yang dipentaskan Saran
kesenian ketoprak seputar babad, legenda Berdasarkan simpulan hasil penelitian
maupun sejarah yang terjadi di berbagai yang diperoleh, selanjutnya dapat
daerah. Cerita-cerita inilah yang kemudian dikemukakan saran bagi peneliti selanjutnya
menjadi kokoh dalam kehidupan warga. dapat mendapatkan pemahaman tentang
Dalam peaksanaan ketoprak maka peningkatan keterampian asertif melalui
terdapat interaksi yang menonjol seperti ketoprak dan melakukan penelitian untuk
komunikasi antar pemain. Dengan mengetahui keefektifan meningkatkan
memanfaatkan komunikasi antar pemain keterampian asertif melalui ketoprak serta
peran maka dapat dijadikan untuk
368 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 360-368

untuk meneliti hal yang sama dan


menyempurnakan hasil penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
Alberti, R & Emmons, M. 2002. Your
Perfect Right. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Alberti, R & Emmons, M. 2002. Your
Perfect Right. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek
Konseling & Psikoterapi. Bandung:
PT Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor
20 Tahun 2003, tentang
SistemPendidikan Nasional.
Herman J. Waluyo. 2006. Pengkajian dan
Apresiasi Prosa Fiksi.
Surakarta:Universitas Sebelas Maret
Kartini Kartono. 1988. Psikologi Remaja.
Bandung : PT.Rosda Karya
Masitoh. dkk. 2003. Pendekatan Belajar Aktif
di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Depdiknas. Dirjen Dikti. Bagian
Proyek Peningkatan Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
Martin, R.A., & Poland, E.Y. 1980. Learning
to change : a self-management
approach to adjustment. New York:
Mc.Graw Hill.
Rakos, R. F. 1991. Assertive Behavior
Theory, Research and Training.
London: Routledge
Romlah, Tatiek. 1989. Teori dan Praktek
Bimbing Kelompok. Jakarta: P2LPTK.
Singgih D. Gunarso. 1988. Psikologi
Perkembangan. Jakarta : PT Gramedia
Sumardjo, Jakob. 1984. Masyarakat dan
Sastra Indonesia. Jakarta: Nur Cahaya.
Townend, A. 1991. Developing
Assertiveness. London: Routledge

Anda mungkin juga menyukai