Abstract
In the process of recovery patients mental hospital, communication is needed by a
psychologist. No exception for patients madhouse north sumatra who need motivation,
advice and support for recovery patients one using interpersonal communication to the
patient that interwoven rapport good between psychologist and patients. The purpose of
this research is to find communication interpersonal psychologist to replenish patients
madhouse north sumatra.Methods used in this research is descriptive of qualitative
methods with the collection of data through interviews and research literature available.
The result of this show that interpersonal communication psychologist against recovery
patient mental hospital north sumatra province is needed because of the communication
that is psychologist can know the problems suffered by patients, and from psychologist
communication also help the healing process. Psychologist provide support, advice, as
well as motivation to patient can be recovered.
Abstrak
Dalam proses pemulihan pasien rumah sakit jiwa, komunikasi sangat dibutuhkan oleh
seorang psikolog. Tak terkecuali bagi pasien Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara
yang sangat membutuhkan motivasi, saran dan dukungan demi pemulihan pasien salah
satunya dengan menggunakan komunikasi interpersonal terhadap pasien supaya terjalin
rapport yang baik antara psikolog dan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui komunikasi interpersonal psikolog dalam pemulihan pasien rumah sakit jiwa
provinsi Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan penelitian
kepustakaan. Hasil dari ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal psikolog
terhadap pemulihan pasien rumah sakit jiwa Provinsi Sumatera Utara sangat dibutuhkan
karena dari komunikasi itulah psikolog dapat mengetahui permasalahan yang diderita
pasien, dan dari komunikasi juga psikolog membantu proses penyembuhan. Psikolog
memberikan dukungan, saran, serta motivasi agar pasien dapat pulih kembali.
118
Satria Lanri ..... I Komunikasi Interpersonal........119
depresi, frustasi, dan tidak bisa pada umumnya. Tingkah laku pribadi
mengatasi masalah pribadinya yang normal tersebut ialah : sikap-
membuat seseorang tersebut hidupnya/attitude-nya sesuai dengan
terganggu kejiwaannya karena tidak pola kelompok masyarakat tempat ia
dapat mengatasi tekanan-tekanan berada, sehinggah tercapai satu relasi
yang ada di dalam kehidupannya. interpersonal dan intersosial yang
Alhasil seseorang tersebut akan memuaskan.
melakukan hal yang tidak sewajarnya Salah satu nama penyakit yang
seperti berbicara sendiri, menyakiti di akibatkan oleh gangguan kejiwaan
dirinya sendiri, mengeluarkan ini adalah Skizofrenia, Skizofrenia
bermacam ekspresi seperti tertawa, sering digambarkan sebagai penyakit
menangis, marah, tetapi tidak ada gila dikarenakan gangguan mental
sebabnya, dan dia tidak mengenali yang ditandai dengan gangguan
siapa dirinya maupun orang proses berpikir dan tanggapan emosi
disekitarnya. yang lemah. Keadaan ini pada
Pribadi yang abnormal pada umumnya dimanifestasikan dalam
umumnya dihinggapi gangguan bentuk halusinasi, paranoid,
mental, atau ada kelainan- keyakinan atau pikiran yang salah
kelainan/abnormalitas pada yang tidak sesuai dengan dunia nyata
mentalnya. Orang-orang abnormal serta dibangun atas unsur yang tidak
ini selalu diliputi banyak konflik- berdasarkan logika, dan disertai
konflik batin, miskin jiwanya dan dengan disfungsi sosial dan
tidak stabil, tanpa perhatian pada pekerjaan yang signifikan.Oleh
lingkungannya, terpisah hidupnya karena itu, penderita skizofrenia sulit
dari masyarakat, selalu gelisah dan dalam berinteraksi secara sosial dan
takut, dan jasmaninya sering sakit- beraktivitas sehari-hari, mereka lebih
sakitan. memilih mengurung diri dan
Sebagai standar dari tingkah menjauhi keramaian.
laku yang normal kita ambil : tingkah Lalu apa peran psikolog?
laku yang adekuat (serasi, tepat), Perilaku abnormal tampaknya tidak
yang bisa diterima oleh masyarakat banyak mendapatkan perhatian, lagi
120 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 1 | Edisi : Januari 2017 | hlm 118-128
observasi, dan dari tingkah laku. Jika kuat menghadapi masalah yang
pasien tidak menyukai atau tidak terjadi, mengajarinya agar dia bisa
paham karena bahasa yang mengungkapkan apa isi hatinya
disampaikan terlalu baku, dapat kepada orang-orang tanpa
menggantinya dengan bahasa sehari- memendamnya, karena bisa
hari yang dapat dimengertinya. Jika mengacaukan kejiwaannya lagi.
pasien merasa sedih sampai Dukungan keluarga sangat
menangis, harus ikut sedih juga, mempengaruhi, harus melakukan
kasih tisu. penilaian lingkungannya juga, karena
Penjelasan diatas menunjukkan dukungan itu sangat penting untuk
bahwa keberhasilan berkomunikasi penyembuhan pasien
dengan pasien rumah sakit jiwa harus Harusnya keluarga mendukung
bisa menempatkan diri kepasien, bisa penuh mereka agar mereka di anggap
menarik perhatiannya juga. Dan ada dan berharga, komunikasinya
perhatian khusus pastinya ada untuk harus rutin, komunikasi ke mereka
pasien tertentu, karena setiap pasien dijaga agar tidak ada salah-salah kata
memiliki keunikannya masing- yang mungkin bisa membuat mereka
masing, tidak dapat disama ratakan tersinggung. Berkomunikasi harus
cara berkomunikasinya. yang sehat, maksudnya komunikasi
Pelaksanaan komunikasi sehat itu adalah komunikasi yang
interpersonal yang dilakukan saling mendukung, karena support
psikolog di rumah sakit jiwa yang paling berpengaruh itu adalah
Sumatera Utara tentunya memiliki keluarga.
tujuan yaitu untuk memberikan Dukungan yang harus didapat
motivasi agar pasien juga ingin pulih oleh seseorang mengidap penyakit
dari penyakit kejiwaan yang skizofrenia adalah dukungan
dideritanya. keluarga, dukungan edukasi
Ada banyak cara dukungan keluarga, memberi pengetahuan
yang diberi kepada pasien, yaitu dari kepada keluarga pasien apa itu
memberi solusi, kasih masukan. skizofrenia bagaimana sikap yang
Diberi saran dan dukungan agar dia seharusnya didapat oleh pengidap
126 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 1 | Edisi : Januari 2017 | hlm 118-128