Disusun oleh :
Kelompok 3
NAMA NIM
Azhar Aziz P1908074
Bela Novela Sari P1908075
Ceni Maryani P1908076
Citra Damayantika P1908077
Heldi Estiyani P1908091
Herlina P1908092
Ika Fransiska P1908093
Mila Marta Dinata P1908106
M. Resky Hakmi P1908109
M. Yusuf P1908110
Norcahya P1908111
Norlinda P1908112
Dosen Pengajar
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyeluhan diharapkan pasien dan keluarga dapat
mengetahui apa yang dimaksud dengan kanker serviks
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyeluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien
dapat :
a. Mengetahui definisi kanker serviks
b. Mengetahui etiologi kanker serviks
c. Mengetahui manifestasi klinis kanker serviks
d. Mengetahui pemeriksaan penunjang kanker serviks
e. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks
f. Mengetahui penatalaksanaan kanker serviks
g. Mengetahui perawatan pada pasien kemo
h. Mengetahui perawatan pada pasien kanker serviks
B. Metode
A. Ceramah
B. Diskusi
C. Tanya jawab
C. Media
A. Lefleat
B. PPT
= Dokumentasi
= Moderator
= Penyaji
= Peserta
= Fasilitator
= observer
LCD
Meja
F. Evaluasi
1. Proses
a. Pada saat penyuluhan sedang dilaksanakan peserta diharapkan
memperhatikan materi yang disampaikan.
b. Pada saat penyuluhan dilaksanakan peserta diharapkan nyaman
dengan keadaan ruangan.
c. Pada saat penyuluhan sedang dilaksanakan peserta dapat tenang
dan rileks dengan kegiatatan penyuluhan ini.
2. Struktural
a. Lefleat yang digunakan untuk menyampaikan materi diharapkan
sudah cukup dan benar-benar siap.
b. Kursi diharapkan cukup untuk setiap peserta.
3. Hasil
Evaluasi hasil dilakukan dengan cara memberikan 4 pertanyaan terkait
dengan lupus yang meliputi :
a. Apa pengertian dari kanker serviks?
b. Apa penyebab dari kanker serviks?
c. Apa saja tanda dan gejala dari kanker serviks?
d. Cara pencegahan kanker serviks?
Adapun kriteria evaluasi yang diberikan adalah apabila peserta mampu
menjawab 80% dari 4 pertanyaan diatas.
G. Pengorganisasi
A. Moderator : Herlina., S.Kep
B. Penyaji : Heldi Estiyani., S.Kep
C. Fasilatator : Norlinda., S.Kep
D. Fasilitator : Ika Fransiska., S.Kep
E. Fasilitator : Bela Novela Sari., S.Kep
F. Fasilitator : Citra damayantika., S.Kep
G. Fasilitator : Mila Martha Dinata., S.Kep
H. Fasilitator : Norcahya., S.Kep
I. Fasilitator : Ceni Maryani., S.Kep
J. Dokumentasi : Muhammad Resky Hakmi., S.Kep
K. Dokumentasi : Azhar Azis., S.Kep
L. Observer : Muhammad Yusuf., S.Kep
Lampiran
KANKER SERVIKS
1. DEFINISI
Kanker serviks merupakan penyakit yang menyerang leher rahim
yang merupakan bagian reproduksi wanita. Kanker serviks terjadi
ketika sel-sel pada serviks berubah dan tumbuh tidak terkendali. Sel-sel
ini dapat berubah dari normal menjadi pra-kanker dan kemudian
menjadi kanker
2. ETIOLOGI
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan virus penyebab utama
dari kanker serviks, khususnya virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini
sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan,
tetapi juga dapat berpindah melalui sentuhan kulit. Setelah penggunaan
toilet umum yang sudah terkena virus HPV dapat menjangkit seseorang
yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik.
Faktor lain yang menjadi penyebab kanker serviks menurut (Tim
Kanker Serviks, 2010: 12-13) pada Panduan Lengkap Menghadapi
Bahaya Kanker Serviks sebagai berikut :
a. Kurangnya tes Pap Smear secara teratur. Kanker leher rahim lebih
sering terjadi pada wanita yang tidak menjalani tes Pap Smear secara
teratur. Dengan melakukan tes ini dapat membantu dokter
menemukan sel abnormal pada serviks. Pemeriksaan Pap Smear
wajib dilakukan 3 tahun sekali.
b. Seringnya merokok dapat meningkatkan kemungkinan resiko kanker
leher rahim untuk wanita yang terinfeksi virus HPV.
c. Melemahnya sistem kekebalan tubuh karena sejarah kehidupan
seksual. Wanita yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki
risiko tinggi terkena kanker serviks. Setelah seorang wanita yang
telah berhubungan seks dengan pria yang memiliki banyak pasangan
seksual juga memiliki risiko tinggi untuk mengalami kanker serviks.
Dalam kedua kasus di atas, risiko menderita kanker leher rahim lebih
tinggi karena wanita memiliki risiko yang lebih tinggi terinfeksi
HPV.
3. MANIFESTASI KLINIS
Gejala pada kanker serviks stadium awal umumnya tidak terlihat.
Namun gejala baru muncul ketika sel-sel kanker serviks sudah
menginvasi jaringan sekitarnya, yaitu berupa
a. Keputihan abnormal, beraroma tidak enak dan tidak sembuh-
sembuh.
b. Terjadi pendarahan apabila sel-sel rahim telah berubah sifat
menjadi kanker dan menyerang jaringan-jaringan di sekitarnya.
c. Pendarahan abnormal di luar siklus menstruasi dan setelah
berhubungan seks.
d. Siklus menstruasi tidak teratur.
e. Nyeri selama berhubungan seks.
f. Rasa nyeri saat berkemih.
g. Nyeri sekitar panggul.
h. Pendarahan pada masa pra atau paska menopause.
i. Bila kanker sudah mencapai stadium tinggi, akan terjadi
pembengkakan pada anggota tubuh seperti betis, paha, tangan dan
sebagainya.
4. STADIUM
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pap smear
Pengambilan sel-sel pada leher Rahim menggunakan alat khusus dan
dioleskan pada objek glass laboratorium. Hasil laboratorium bisa
didapatkan setelah 1 minggu s/d 1 bulan. Pap smear dapat dilakukan
kapan saja, kecuali pada masa haid. Persiapan pasien untuk
melakukan pap smear adalah tidak sedang haid, tidak berhubungan
1-3 hari sebelum pemeriksaan dilakukan dan tidak sedang
menggunakan obat-obatan vaginal.
2. Tes Iva (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
Pemeriksaan iva dalah cara melihat langsung (dengan mata
telanjang) leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%.
Pemeriksaan iva merupakan pemeriksaan screaning alternative dari
pap smear karena biasanya mudah, praktis, sangat mudah untuk
dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan selain okter ginekologi. Pada pemeriksaan ini,
pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah diberi
asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan
asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat
diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau
abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat
melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel.
6. PENCEGAHAN
Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan pemberian
vaksinasi. Konsultasi untuk mengenal jadwal pemberiannya. Pemberian
vaksinasi dilakukan pada wanita yang sudah haid 10-55 tahun. Lakukan
pemeriksaan pap smear atau iva pada wanita yang telah aktif
berhubungan seksual. Serta hindari semua resiko yang dapat
menyebabkan kanker serviks itu sendiri.
7. PENATALAKSANAAN
1. Operasi
Tindakan ini akan mengangkat bagian yang terinfeksi kanker.
Anda dan tim medis Anda harus bekerja sama untuk hasil yang
terbaik.
a. Radical trachelectomy
Prosedur ini mengangkat serviks, jaringan sekitar dan bagian atas
vagina diangkat, namun rahim tetap pada tempatnya. Jadi, masih
ada kemungkinan anda masih bisa punya anak. Karena itulah
tindakan bedah ini biasanya jadi prioritas untuk wanita yang
memiliki kanker serviks tahap awal dan masih mau punya anak.
b. Histerektomi total
Histerektomi adalah prosedur yang dilakukan dengan mengangkat
serviks dan rahim, tergantung pada tahap kanker. Mungkin juga
diperlukan untuk mengangkat indung telur dan tuba falopi. Anda
sudah tidak bisa memiliki anak lagi jika Anda melakukan
histerektomi total.
c. Pelvic exenteration
Operasi besar di mana serviks, vagina, rahim, kemih, indung telur,
tuba falopi dan rektum diangkat. Seperti histerektomi, Anda sudah
tidak bisa punya anak lagi setelah menjalani pembedahan ini.
2. Radioterapi
Pada tahap awal kanker serviks, Anda dapat ditangani dengan
radioterapi atau dikombinasikan dengan operasi. Kemudian, apabila
kanker sudah pada tahap lanjut, dokter dapat merekomendasi
radioterapi dengan kemoterapi untuk mengurangi perdarahan dan
rasa sakit pada pasien. Pada prosedur ini, tubuh Anda dipaparkan
dengan radiasi. Sumber radiasi dapat berasal dari eksternal, dengan
mesin yang memancarkan radiasi pada tubuh Anda, atau secara
internal. Dengan metode internal, sebuah implan akan dipasang ke
dalam tubuh Anda untuk memberi radiasi. Ada beberapa kasus di
mana 2 metode ini dikombinasikan. Rangkaian radioterapi biasanya
berlangsung selama 5 hingga 8 minggu.
3. Kemoterapi
Kemoterapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan
dengan radioterapi untuk menangani kanker serviks. Pada kanker
tahap lanjut, metode ini sering digunakan untuk mencegah
pertumbuhan kanker. Anda akan membuat janji untuk mendapatkan
dosis kemoterapi melalui infus. Semua penanganan kanker leher
rahim dapat memiliki efek samping. Anda harus mendiskusikannya
terlebih dahulu dengan dokter. Anda mungkin akan mengalami
menopause dini, penyempitan pada vagina, atau limfedema setelah
menjalani perawatan kanker leher rahim.
8. PERAWATAN PADA PASIEN KEMOTERAPI
Kementrian kesehatan republik Indonesia 2017. Efek samping obat
kemoterapi diantaranya :
a. Nafsu makan menurun
Hindari makanan yang pahit dan makan-makanan berprotein seperti
susu, ikan dan ayam dll.
b. Stomatitis dan esophagitis
Melakukan pemeriksaan gigi 14 hari sebelum kemoterapi pertama,
gosok gigi 14 hari sebelum kemoterapi pertama, gosok gigi 30
menit setelah makan dan sebelum tidur. Gunakan sikat gigi yang
lembut, gunakan air hangat untuk kumuran pertama kemudian bilas
dengan air dingin.
c. Sulit buang air besar
Sediakan waktu untuk BAB secara teratur, minum jus buah atau
makan buah secara teratur dan minum air hangat, minum air 3 liter
perhari, usahakan agar makanan yang dikonsumsi mengandung
serat dan tingkatkan aktifitas fisik.
d. Diare
Hindari makanan yang mengiritasi lambung dan makanan yang
mengandung tinggi serat karena dapat memperberat diare seperti :
biji-bijian coklat, sayur mentah, makanan yang mengandung gas,
makanan dan minuman yang mengandung kafein.
e. Alopecia
Gunakan shampoo bubuk atau yang lembut, diikuti dengan
penggunaan minyak rambut atau kondisioner setiap 3-5 hari,
minimalkan penggunaan hair dryer.
f. Mual dan muntah
Makan dengan porsi sedikit tapi sering, minum segelas jus apel atau
the untuk menekan mual, hindari makanan yang terlalu manis,
berlemak atau pedas, hindari makan dan minum 1-2 jam sebelum
dan setelah kemoterapi.
9. PERAWATAN PADA PASIEN KANKER SERVIKS