Anda di halaman 1dari 5

1) Faktor yang mempengaruhi konsep diri :

 Orang disekitar, disini orang disekitar bagi saya ada teman, sahabat dan orang yang
saya percaya, mereka mempengaruhi saya dari sudut pandang pendapat, masukan,
kritik dan pengalaman yang kami lalui bersama.
 Keberhasilan, keberhasilan disini yang membentuk kepada pribadi saya dari dalam,
merasa termotivasi untuk lebih baik lagi dan lagi, entah itu dibidang kegiatan atau
kehidiupan sehari-hari saya yang lewati dengan hikmah baik yang saya maknai.
 Kegagalan, kegagalan disini juga hampir sama dengan keberhasilan akan tetapi disini
posisinya kebalikannya, kegagalan bagi saya adalah bahan ajar dan pengalaman untuk
koreksi diri agar bisa memperbaikinya atau untuk bisa dihindarkan apabila sifatnya
merugikan.
 Reaksi orang lain, bagi saya reaksi orang lain adalah feedback dari orang kepada saya,
saya selalu belajar agar bisa menghargai orang lain dengan persfektif baik. Apa yang
ditanam itu yang saya tuai, begitu juga respon orang lain, apabila kita baik maka
setidaknya orang lain bisa menghargai atau baik pula.
 Keadaan fisik, bagi saya disini rasa bersyukur itu ada, sebagai rasa kerangka diri untuk
menjadi insan yang apa adanya dan tidak memaksakan apa yang tiada.
 Tuntutan orang tua, disini tuntutan orang tua bagi saya agar bisa menjadi pribadi yang
berguna untuk keluarga, bisa saling membantu antar saudara dan sanak keluarga lain,
konsep diri disini adalah relasi itu benar ada sebagai dasar mahluk sosial dan
hubungan keluarga.
 Kondisi keluarga, disini kondisi kelurga sangat berpengaruh kepribadi saya,
Alhamdulillah saya dari keluarga yang sangat baik bagi saya dimana, hubungan orang
rumah itu sangat hangat, entah itu candaan yang setiap terlontar, yang membuat seisi
rumah tertawa, saling koreksi, saling support entah itu dari abah saya atau mama,
kepada anak-anaknya dan sebaliknya. Jadi bagi saya diskusi paling efektif itu benar
kelompok, mengapa ?, Karena saya telah merasakannya dikelompok kecil saya yaitu
keluarga.

2) Faktor pemutusan hubungan interpesonal


Menurut R. D. Nye, dalam bukunya yang berjudul “Conflict Among Humans” setidaknya ada 5
sumber konflik penyebab pemutusan hubungan
a. Kompetisi
b. Dominasi
c. Kegagalan
d. Provokasi
e. Perbedaan nilai

Disini saya akan menghubungkannya dengan keadaan disekitar saya:

a) Kompetisi, disini yang pernah saya alami ketika adanya kompetisi atau
persaingan pastinya ada sekat atau space yang membuat antar personal ini
menjadi renggang dan jikalau dihubungkan, yang menjadikannya salah satu
sumber konflik.
b) Dominasi, apabila adanya monopoli keadaan atau kegiatan pastinya ada
ketimpangan yang terjadi yang membuatnya akan terjadi konflik yang mungkin
mengakibatkan pemutusan kesepakatan yang terjadi antar personal.
c) Kegagalan, menurut saya apabila terjadi suatu masalah atau kegagalan pastinya
ada sebuah pemersalahan dan mungkin akan ada konflik saling menyalahkan
antarpersonal mungkin disebuah kelompok, yang pastinya akan menjadi sumber
masalah yang akan memecahkan samanya persepsi menjadi berbeda dan
berpisah (pemutusan kesepakatan).
d) Provokasi, mungkin disini adanya salah satu pihak yang terus menyalahkan
kepada pihak lain, yang terus menekan dan menyinggung pihak yang disalahkan,
yang berimbas pemutusan kesepakatan diawal.
e) Perbedaan nilai, mungkin apabila terjadi persepsi yang berbeda antar individu,
dan saling teguh pada keyakinannya/argumennya masing-masing.
3) Pengalaman saya disaat Sd, Smp dan Sma terasa hampir sama, dengan pola didik yang bagi
saya jikalau dihubungkan dengan filsafat komunikasi itu objek kajian filsafat tentang
paradigma 3, yang dimana adanya tujuan, adanya pesan yang ingin disampaikan akan tetapi
tidak mempersoalkan apakah pesan itu dimaknai oleh komunikan (dimengerti). Akan tetapi
disitu saya tetap belajar mengerti dan lebih-lebih saat saya dimasa Sma, adanya pikiran yang
lebih dewasa daripada sebelumnya. Dimasa-masa ini menurut saya, saya pribadi orang yang
aktif dibidang non akademik, akan tetapi tidak mengurangi semangat saya dalam bidang
akademik. Bagi saya sekolah itu tidak menekankan apakah saya harus pintar, tapi bagi saya
apakah saya ini dapat diandalkan dan berguna, tidak malah merugikan orang lain. Untuk saat
ini masa-masa itulah yang paling saya ingat, dengan pengalaman organisasi osis, kegiatan
pramuka, forum latgab, pelatihan paskibraka, panitia kegiatan amal bulan ramadhan dan
beberapa kegiatan sejenis. Rasanya itu yang membentuk pribadi saya sampai saat ini, dengan
memaknai kehidupan saya dengan kalimat ‘’jangan sakiti oranglain dengan lisanmu, jangan
merugikan orang lain walaupun orang itu tidak menyukaimu, setidaknya saya hidup tidak
berperan banyak untuk keuntungan orang, tapi setidaknya saya tidak merugikan orang lain,
karena nilai perasaan tiap manusia itu berbeda-beda sensitifitasnya’’. Jadi disini saya mencoba
terus berusaha menjaga perasaan orang lain dan selalu belajar agar lebih baik, bagi saya itu
memuaskan batin saya apabila orang disekitar saya bahagia.

4) Klasifikasi kelompok dalam psikologi komunikasi


a. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Adapun kelompok primer ditandai dengan adanya hubungan emosional, personal, dan
akrab, menyentuh hati seperti hubungan keluarga, teman dekat, tetangga rumah, layaknya
seperti tetangga di perdesaan yang memang terkenal akrab satu dengan yang lainnya.
Sedangkan untuk kelompok sekunder adalah kebalikan dari kelompok primer, yaitu
hubungan yang ditandai dengan ketidak akraban satu dengan yang lainnya, tidak personal,
dan tentunya tidak adanya tanda- tanda menyentuh hati namun layaknya seperti komunikasi
massa, fakultas, serikat-serikat kemasyarakatan dan yang lainnya.
b. In Group dan Out Group
In group dikenal sebagai kelompok “kita “ , dan out group dikenal dengan kelompok “
mereka “. In group ini sendiri dapat berbentuk sepeti kelompok primer maupun kelompok
sekunder. Keluarga atau kelompok kita dikenal sebagai kelompok primer.

Adapun perasaan in-group ini diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan
kerja sama. Sedangkan untuk membedakan in-group dan out-group sebainya kita membuat
batas atau boundaries yang fungsinya untuk menentukan siapa yang masuk kedalam
kategori orang dalam dan siapa yang masuk kedalam kategori orang luar.

Dengan adanya pembatasan ini maka akan jelas terlihat kelompok primer maupun kelompok
sekunder dalam hubungan komunikasi tersebut.

c. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan


Adapun pembagian kelompok ini dikemukakan oleh Theodere Newcom yang telah
melahirkan istilah membership grup dan reference grup. Kelompok rujukan diartikan sebagai
kelompok yang digunakan sebagai alat ukur atau standar untuk menilai diri sendiri atau
untuk membentuk sikap kearah yang lebih baik atau positif.
Apabila saya menggunakan kelompok ini sebagai teladan, saya tentunya paham dan
mengerti bagaimana seharusnya bersikap, maka sudah termasuk kedalam kelompok rujukan
positif. Sedangkan apabila saya mengguankannya dan tidak tau bagaimana seharusnya
bersikap dan bertingkah laku yang baik maka saya disebut atau masuk kedalam kategori
rujukan negatif.

d. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif


Kelompok deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses
pembentukann secara alamiah. Sedangkan kelompok preskriptif mengklasifikasikan
kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh setiap anggota
kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

5) Konformitas, adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok


sebagai akibat tekanan kelompok yang nyata atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam
kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota kelompok
untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.
Contohnya, ketika disebuah forum diskusi melakukan voting pengambilan suara atas suatu
pendapat, maka ada kecendrungan anggota untuk memilih seorang yang berpengaruh atau
dipercaya, yang mengakibatkan sedikit banyak pasti ada arus yang kuat atas suara itu.
Apabila terjadi maka teori konformitas ini telah terjadi.

6) Bagi saya mempelajari psikologi komunikasi untuk :


a) Belajar memahami diri sendiri
b) Mempelajari cara pandang orang lain
c) Menambah ilmu teoritis dan tidak hanya penerapannya saja tanpa ada dasar
d) Mengetahui jenis-jenis emosi lawan bicara
e) Sebuah cara agar membuat target bisa berempati kekita dengan tahu cara mengatur
emosi
f) Mengefektifkan komunikasi itu sendiri, dengan memahami psikologi
g) Pembentukan kepribadian diri
h) Bisa belajar agar bisa ditempatkan dimana saja dengan paham gesture dan psikologi
orang di tempat (lingkungan baru)

NAMA : AFFAN ANWARI


NIM/KELAS : 1900030027 (A)

Anda mungkin juga menyukai