Proposal
Proposal
A. JUDUL PENELITIAN
Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Cooperative Learning Tipe
Think Pair Share Berbasis Multimedia Siswa Kelas IVB SDN Ngaliyan 01
Semarang.
B. BIDANG KAJIAN
1. Model Pembelajaran dan Media pembelajaran
C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten
untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (KTSP 2006
: 270). Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu
ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara (Wahyudin, 2008 : 2.12)
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
1
menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Dalam KTSP (2006:271) dijelaskan bahwa mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti-korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, kualitas pembelajaran PKn di
kelas IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang masih rendah. Hal ini ditunjukkan
dengan masih rendahnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran,
selain itu guru juga belum melibatkan siswa secara langsung dalam proses
belajar mengajar, sehingga pembelajaran kurang menarik dan siswa
merasa cepat bosan dan menjadi pasif selama pembelajaran berlangsung.
Dalam pembelajaran yang berlangsung guru terlihat mendominasi
dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran terkesan Teacher
Centered. Hal ini antara lain disebabkan karena penyajian materi lebih
menekankan pada strategi pembelajaran yang mengaktifkan guru. Proses
pembelajarannya masih berupa transfer pengetahuan dari guru kepada
siswa sehingga kurang membangkitkan motivasi dan kreativitas siswa.
Selama pembelajaran siswa masih pasif dan hanya tergantung pada guru,
siswa hanya mengafal konsep yang diajarkan guru dan kurang mampu
menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan
2
nyata, serta siswa kurang mampu menentukan masalah dan
merumuskannya, sehingga siswa merasa bosan, dan tidak ada motivasi
untuk belajar. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi hambatan kemajuan
belajar siswa, dan nilai kognitifnya masih dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Hal tersebut juga didukung dari data hasil ulangan harian
pembelajaran PKn di kelas IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang. Hasil belajar
tersebut masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang
ditetapkan sekolah yaitu 64. Data hasil ulangan harian tersebut
menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah 93 dan nilai terendah adalah 27
dengan nilai rata-rata kelas adalah 53,8. Data yang diperoleh dari 36 siswa
kelas IV ternyata hanya 10 siswa yang tuntas atau sekitar 28%, sedangkan
26 siswa lainnya atau sekitar 72% masih belum tuntas yang berarti nilai
ketuntasan klasikalnya masih di bawah standar nilai KKM sehingga perlu
untuk ditingkatkan.
Bedasarkan hasil uji coba yang dilakukan peneliti saat PPL pada
bulan September-Oktober 2011 penerapan model TPS dalam pembelajaran
mampu meningkatan aktivitas iswa serta hasil belajar siswa. Hasil uji
coba menunjukan bahwa setelah menerapkan model TPS niai rata-rata
meningkat dari yang semula hanya 53,8 menjadi 75 , selain itu siswa juga
menjadi lebih aktif, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan
prosentase ketuntasan siswa dari yang semula hanya 27,7% menjadi 50%.
. Penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Mustofa (2001) yang
berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan
Kooperatif Tipe Think Pair and Share dan Media CD Interaktif pada Siswa
Kelas V di SD N Kandri 02 Gunungpati Semarang” menunjukkan bahwa
keterampilan guru mengalami peningkatan. Pada siklus I keterampilan
guru mendapatkan skor 18 yang termasuk dalam kategori cukup, pada
siklus II mendapat skor 21 yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan
pada siklus III mendapat skor 30 yang termasuk dalam kategori sangat
baik. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa. Pada siklus I aktivitas
3
siswa mendapat skor 15,27 yang termasuk kategori baik, pada siklus II
mendapatkan skor 15,91 yang termasuk dalam kategori baik, sedangkan
pada siklus III mendapatkan skor 17,36 yang termasuk dalam kategori
sangat baik. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 54,55
dengan ketuntasan belajar 45,45%, pada siklus II diperoleh rata-rata 62,27
dengan ketuntasan belajar 72,73% dan pada siklus II diperoleh rata-rata
59,09 dengan ketuntasan belajar 81,82%.
Berdasarkan permasalahan yang muncul pada mata pelajaran PKn,
maka peneliti menetapkan solusi alternatif untuk memecahkan masalah
tersebut yaitu dengan menerapkan Cooprerative Learning tipe Think Pair
Share (TPS). TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Cooprerative
Learning yang dikembangkan oleh Frank Lyman merupakan cara yang
efektif untuk membuat suasana diskusi kelas menjadi semakin bervariasi.
Melalui TPS siswa dapat diajak untuk saling bertukar pikiran dan saling
memberikan pendapatnya, sehingga siswa akan lebih aktif dalam
mengikuti pelajaran. TPS diharapkan mampu mengatasi permasalahan
yang muncul selama pembelajaran berlangsung sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN Ngaliyan 01 Semarang.
Media yang digunakan dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan
dan bahan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu guru harus dapat memilih
media yang tepat sehingga bahan yang disampaikan dapat diterima peserta
didik dengan baik. Media dapat menciptakan pengalaman belajar yang
bermakna, mampu memfasilitasi proses interaksi, selain itu media
pembelajaran juga dapat memperkaya pengalaman belajar siswa, mampu
mengubah suasana belajar dari siswa yang pasif menjadi aktif.
Dalam hal ini peneliti menggunakan multimedia dalam pembelajaran
PKn, melalui multimedia pembelajaran siswa dapat lebih aktif selama
pembelajaran berlangsung. Multimedia sebagai sarana pendidikan
memiliki setidaknya dua pengertian dua, yakni gabungan dari berbagai
media (bahan cetak/teks, audio, video, slide, siaran radio, siaran televisi)
4
yang masing-masing berdiri sendiri namun terprogram dan komputer
multimedia. Multimedia dalam artian dalam berbagai media lebih cocok
digunakan kelas massal (Ariani dan Haryanto, 2010 : 5).
Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan dan
digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat baik
bagi guru dan siswa. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah
proses pembelajaran yang lebih menarik, dan mampu meningkatkan
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Dari ulasan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti akan
mengkaji lebih lanjut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul
Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Cooperative Learning
Tipe Think Pair Share Berbasis Multimedia Siswa Kelas IVB SDN
Ngaliyan 01 Semarang.
5
b. Pemecahan Masalah
Berdasarakan rumusan masalah di atas, peneliti merencanakan
pemecahan masalah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Menyusun RPP sesuai dengan SK, KD, dan indikator yang telah
ditetapkan.
2) Menyiapkan media pembelajaran berupa slide multimedia.
3) Guru mengajukan permasalahan yang dikaitkan dengan pelajaran,
dan meminta siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan
tersebut
4) Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa
yang telah mereka peroleh.
5) Guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan
keseluruhan kelas tentang apa yang telah didiskusikan.
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran PKn di kelas IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang.
b. Tujuan Khusus
1) Melalui Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran PKn akan meningkat.
2) Melalui Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia aktivitas siswa kelas IVB SDN Ngaliyan 01 dalam
memahami materi pada pembelajaran PKn akan meningkat.
3) Melalui Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia hasil belajar siswa kelas IVB SDN Ngaliyan 01 dalam
mata pelajran PKn akan meningkat.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu:
6
a. Manfaat teoritis
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan menjadi landasan
dalam melaksanakan pembelajaran PKn agar kualitas pembelajaran PKn
dapat meningkat.
b. Manfaat praktis
1. Bagi siswa
a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas pada saat
pembelajaran PKn sehingga tercipta interaksi yang baik antar
anggota kelas maupun terhadap guru.
b) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pembelajaran PKn.
2. Bagi guru
a) Dapat meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran PKn di sekolah.
b) Mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran mata
pelajaran yang ada pada kurikulum sekolah dasar pada
umumnya serta PKn pada khususnya.
3. Bagi sekolah
Dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik dengan
menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang
inovatif.
D. KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
a. Kualitas Pembelajaran
1) Pengertian Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Daryanto, 2010 : 2) . Menurut Gagne
dalam (Dimyati, 1999 : 10) belajar adalah seperangkat proses
7
kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati
pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Menurut
pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi terhadap lingkungan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya (Slameto dalam Hamdani, 2011 : 20)
Dari beberapa definisi belajar tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan
serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus
menerus dengan lingkungannya.
2) Pengertian Pembelajaran
Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang didinginkan dengan menyediakan
lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif mendefinisikan
pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang
sedang dipelajari. Adapun humanistik mendeskripsikan
pembelajaran sebagai memberikan kebebasan pada siswa untuk
memilih bahan pelajaran dan cara mempelajrinya sesuai dengan
minat dan kemampuannya (Hamdani , 2011:23).
Menurut Kimble dan Garmezy dalam (Thobroni, 2011 : 18)
pembelajaran adalah suatau perubahan perilaku yang relatif tetap
dan merupakan hail praktik yang diulang-ulang. Sedangkan
menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam (Winataputra, 2008 :
1.19) pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang
untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Dari beberapa pengertian pembelajaran di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru
untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
8
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang
relatif lama dan karena adanya usaha.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa
komponen :
a) Siswa
Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.
b) Guru
Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan
peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar yang efektif.
c) Tujuan
Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, afektif,
psikomotorik) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
d) Isi Pelajaran
Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
e) Metode
Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk
mencapai tujuan.
f) Media
Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan
untuk menyajikan informasi kepada siswa.
g) Evaluasi
Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya.
9
(http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-
ciri-ciri-pembelajaran/)
3) Kualitas pembelajaran
a) Pengertian kualitas pembelajaran
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau
keefektifan. Menurut Etzioni (dalam Daryanto, 2010 : 57)
secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran.
b) Indikator kualitas pembelajaran
Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dari
perilaku guru, perilaku dan dampak belajar siswa, iklim
pembelajaran, materi pembelajaran, dan media pembelajaran.
Dalam hal ini, hanya perilaku guru, perilaku, dan dampak
belajar yang akan dikaji oleh peneliti.
(1) Perilaku guru (keterampilan guru)
Mengajar adalah suatu pekerjaan profesional yang
menuntut kemampuan yang kompleks untuk dapat
melakukannya. Ada beberapa keterampilan yang harus
dimiliki oleh seorang guru. Dengan pemahaman dan
penguasaan keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan
mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Menurut penelitian Turney (dalam Winataputra, 2004 : 7.1-
8.73) terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang
dianggap menentukan keberhasilan pembelajaran
keterampilan yang dimaksud adalah :
(a) Keterampilan bertanya
(b) Keterampilan memberikan penguatan.
(c) Keterampilan mengadakan variasi
(d) Ketrampialan menjelaskan.
(e) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
(f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
10
(g) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
(2) Aktivitas siswa
Perilaku siswa dalam pembelajaran merupakan
segala apa yang dilakukan siswa atau segala aktivitas siswa.
Pada model pembelajaran sekarang siswa yang aktif belajar
sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing.
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang
menyediakan kesempatan belajar mandiri atau melakukan
aktivitas sendiri.
Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas,
tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung
dengan baik. Aktivitas dalam pembelajaran merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran, baik bertanya hal yang belum jelas,
mencatat, mendengarkan, berfikir, membaca, dan segala
kegiatan yang yang dilakukan yang dapat menunjang
prestasi belajar.
Menurut Dierich (dalam Sardiman 2001 : 99 )
membuat 177 kegiatan siswa yang dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
(a) Visual activities, yang termasuk di dalamnya
misalnya, membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
(b) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan,
bertanya, dan memberi saran, mengeluarkan
pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
(c) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan:
uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
(d) Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin.
11
(e) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat
grafik, peta, diagram.
(f) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara
lain: me-lakukan percobaan, membuat konstruksi,
model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
(g) Mental activities, sebagai contoh misalnya:
menganggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
(h) Emotional activities, seperti misalnya: menaruh
minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,
bergairah, berani, tenang, dan gugup
Jadi aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang
dilakukan siswa secara sadar yang mengakibatkan
perubahan pada dirinya perubahan pengetahuan atau
kemahiran yang dapat menunjang prestasi belajar.
(3) Hasil belajar
Menurut Suprijono (dalam Thobroni, 2011 : 22)
hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne hasil belajar
berupa hal-hal sebagai berikut :
(a) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lesan
maupun tulisan. Kemampuan merespon secara
spesifik terhadap ransangan spesifik. Kemampuan
tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
(b) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan
mempresentasikan kosep dan lambang. Keterampilan
intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
12
kemampuan analitis-sintetis fakta-konsep, dan
mengembangkan pripsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
(c) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahkan masalah.
(d) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dan urusan dan koordinasi
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
(e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak
subjek tersebut. Kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
prilaku.
Menurut Suprijono (dalam Thobroni, 2011 : 23)
hasil belajar Bloom mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah
hanya pada kognitif. Peneliti mengolah data kognitif yang
diperoleh dari tes yang diberikan guru kepada siswa yang
akan menentukan tingkat kelulusan siswa.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara
yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945 (KTSP 2006 : 270).
13
1) Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari
segi agama, sosial-budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah
sebagai berikut:
a) Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang
Pancasila yng benar dan sah
b) Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan
Pancasila dan ciri khas serta watak ke-Indonesian
Dalam kerangka semua itu mata pelajaran PKn harus
berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga
negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Peran
PKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan, pembangunan
kemauan, dan pengembangan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran. Melalui PKn sekolah perlu dikembangkan
sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan
hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun
kehidupan demokrasi.
Dari kedua konsep dasar tersebut dapat dikemukakan bahwa
paradigma pendidikan demokrasi melalui PKn yang perlu
dikembangkan dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan
demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersifat jamak.
Sifat multidimensionalnya itu terletak pada:
a) Pandangan yang pluralistik –uniter (bermacam-macam tetapi
menyatu) dalam pengertian Bhineka Tunggal Ika.
b) Sikapnya dalam menempatkan individu, Negara, dan
masyarakat global secara harmonis.
14
c) Tujuannya yang diarahkan pada dimensi kecerdasan (spiritual,
rasional, dan sosial)
d) Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajar yang
terbuka, fleksibel atau luwes, dan bervariasi kepada dimensi
tujuannya.
http://afifah-medp.blogspot.com/2011/03/makalah-hakikat-
pembelajaran-pkn.html
2) Tujuan Pendidikan kewarganegaraan
Menurut (KTSP 2006:270) mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan
b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
3) Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
a) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan
jaminan keadilan.
b) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam
kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di
15
masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan
nasional, Hukum dan peradilan internasional.
c) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM. (KTSP 206:271)
c. Cooperative Learning
Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learnig) adalah
rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan (Hamdani, 2011 :
30) . Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan paham konruktivis. Dalam
pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil
dan saling membantu satu sama lain.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan hanya sekedar
belajar kelompok. Ada unsur dasar yang membedakannya dengan
hanya sekedar belajar kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model
pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran
efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1)”memudahkan siswa
belajar”sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai,
konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama. (2)
Pengetahuan,nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang
berkompeten menilai (Suprijono,2011 : 58)
Beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah :
1. Setiap anggota memiliki peran.
2. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.
16
3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya
dan juga teman-teman sekelompoknya.
4. Guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal
kelompok.
5. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
(Hamdani, 2011 : 31).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai
hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama
interdependesi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan
struktur rewardnya. Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas
diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu pada derajat kerja
sama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun
reward.
Salah satu yang menjadi titik berat pembelajaran kooperatif
adalah interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan interaksi
antar anggota kelompok, ineraksi kelompok dalam pembelajaran
kooperatif bertujuan mengembangkan intelegensi personal. Secara
umum intelegensi interpersonal berkaitan dengan keterampilan sosial
seseorang (komunikasi, kooperatif, kolaboratif, dan solidaritas).
17
susasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau
diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara
keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share
dapat memberi dapat memberi siswa lebih banyak waku berfikir, untuk
merespon dan saling membantu.
Pola diskusi yang baik membutuhkan pengendalian kelas dan
prosedur yang tepat pula. Siswa bekerja saling membantu dalam
kelompok kecil yang beranggotakan 2-6 orang yang bersifat heterogen.
Selain itu siswa diberi kesempatan lebih banyak waktu untuk berfikir,
merespon, dan bekerja secara mandiri serta membantu teman lain
secara positif untuk menyelesaikan tugas (Thobroni 2011 : 298).
Model pembelajaran think pair share memiliki langkah-langkah
sebagai berikut :
Langkah 1: Think (berfikir). Guru mengajukan pertanyaan atau
isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta
untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut secara mandiri untuk
beberapa saat.
Langkah 2: Pairing (berpasangan). Guru meminta siswa
berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang
telah dipikirkan pada tahap pertama. Interaksi selama periode ini dapat
menghasilkan jawaban bersama jika pertanyaan telah diajukan atau
penyampaian ide bersama jika isu khusus telah diidentifikasi. Biasanya
guru mengijinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3: Sharing (berbagi). Pada tahap akhir, guru meminta
pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan
kelas secara keseluruhan mengenai yang telah mereka bicarakan.
Langkah ini efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu
kepasangan yang lain, sehingga seperempat atau separuh dari
pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk
melaporkan (Arends dalam Trianto, 2007 : 126).
18
Kelebihan model pembelajaran TPS menurut Ibrahim dalam
(http://ariffadholi.blogspot.com/2010/09/metode-tps-think-pair-
share.html):
1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode
pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk
mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh
guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu
memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya
pada pertemuan selanjutnya.
2. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada
setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu
berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang
sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan
hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.
3. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS
diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan
model konvensional.
4. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai,
kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas
hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab
semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara
aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS
akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode
konvensional.
5. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model
pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas
hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam
menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain
hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru. Dengan
19
pembelajaran TPS hal inidapat diminimalisir sebab semua siswa
akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.
6. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil
belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS
perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara
bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh
siswa dapat lebih optimal.
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem
kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS
menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga
siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat
orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak
diterima.
TPS memberi kesempatan lebih kepada siswa untuk bekerja
sendiri sekaligus bekerja sama dengan teman lainnya. Menurut Lie
dalam (Thobroni, 2011 : 301) keunggulan model pembelajaran TPS
lainnya adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal
yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya
ke seluruh kelas, model TPS ini memberikan sedikitnya delapan kali
lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan
partisipasinya sidepan orang lain.Selain itu, model TPS dapat
digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkat usia anak
didik.
Selain memiliki kelebihan–kelebihan seperti tersebut di atas
model pembelajaran TPS juga memliki kekurangan atau kelemahan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mebutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas.
2. Mebutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas.
3. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita
waktu pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus membuat
20
perencanaan waktu yang seksama sehinga dapat meminimalkan
jumlah waktu yang terbuang (Basri dalam Thobroni, 2011 : 301) .
e. Multimedia
Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen,
yaitu suara, gambar, dan teks. Menurut Turban dalam (Sofyan 2008:2)
multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit 2 media input atau
outputdari data. Media ini dapat berupa audio, animasi, video, teks,
grafik dan gambar. Multimedia merupakan presentasi yang dinamis
dan interaktif yangmengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan
gambar video (Robbin dan Linda dalam Sofyan 2008:2)
Jadi dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah media yang
menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks,
grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi.
Menurut Daryanto (2010:49) Multimedia terbagi menjadi dua kategori,
yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.
1. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi
dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh
pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan),
contohnya: TV dan film.
2. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk
proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah:
multimedia pembelajaran interaktif,aplikasi game, dll.
Manfaat multimedia pembelajaran, yaitu:
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata,seperti kuman, bakteri, elektron dll.
2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin
dihadirkan kesekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dll.
21
3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan
berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia,
bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars,
berkembangnya bunga dll.
4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan,
bintang, salju,dll.
5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti
letusan gunung berapi, harimau, racun, dll.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa (Daryanto 2010 :
50)
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran,
pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus
memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan,
materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran.
Menurut (Ariani dan Haryanto, 2010 : 27) karakteristik
multimedia pembelajaran adalah:
1. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya
menggabungkan unsur audio dan visual.
2. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan
untuk mengakomodasi respon pengguna.
3. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan
kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang lain
Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia
pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:
1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering
mungkin.
2. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri.
3. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang
koheren dan terkendalikan.
22
4. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari
pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban,
pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain.
f. Kajian empiris
1. Mustofa (2011) dalam penelitianya yang berjudul “Peningkatan
Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe
Think Pair and Share dan Media CD Interaktif pada Siswa Kelas V
di SD N Kandri 02 Gunungpati Semarang” . Tujuan dari penelitian
tersebut diantaranya 1) peningkatan keterampilan guru dalam
pembelajaran IPS kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan
tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan; 2) peningkatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar
menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan; 3) peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPS kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru
mengalami peningkatan. Pada siklus I keterampilan guru
mendapatkan skor 18 yang termasuk dalam kategori cukup, pada
siklus II mendapat skor 21 yang termasuk dalam kategori baik,
sedangkan pada siklus III mendapat skor 30 yang termasuk dalam
kategori sangat baik. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa.
Pada siklus I aktivitas siswa mendapat skor 15,27 yang termasuk
kategori baik, pada siklus II mendapatkan skor 15,91 yang termasuk
23
dalam kategori baik, sedangkan pada siklus III mendapatkan skor
17,36 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus I adalah 54,55 dengan ketuntasan belajar
45,45%, pada siklus II diperoleh rata-rata 62,27 dengan ketuntasan
belajar 72,73% dan pada siklus II diperoleh rata-rata 59,09 dengan
ketuntasan belajar 81,82%.
http://garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil/id/48:2049/q/think
%20pair%20share%20sd/offset/0/limit/11
2. Penelitian yang dilaksanan oleh Fitria Harini dengan judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Dengan Pembelajaran
Kooperatif Model Tps (think- Pair- Share) Pada Siswa Kelas
Viii D Semester Ii Smp N 2 Kartasura Tahun Ajaran 2008 /
2009” menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar pada siklus I
{ranah kognitif: 54,74 atau meningkat sebesar 12,94 dari nilai
awal, standar deviasi(SD) sebesar 12,15; ranah afektif: 26,25
(termasuk kategori kurang berminat)}. Rata-rata hasil belajar
pada siklus II {ranah kognitif:69,23 atau meningkat sebesar
14,49 dari siklus I dengan standar deviasi (SD) sebesar 8,60;
ranah afektif 35,33 (termasuk kateri cukup berminat) atau
meningkat sebesar 9,08 dari saiklus I }. Rata-rta hasil belajar
pada siklus III {ranah kognitif pada siklus III: 82,43 atau
meningkat sebesar 13,2 dari siklus II dengan standar deviasi
(SD) sebesar 6,70; ranah afektif: 40,87 (termasuk kategori
berminat atau meningkat sebesar 5,54 dari siklus II)}.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif model TPS(Think-Pair-Share) dapat
meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas VIII D semester
II SMP 2 Kartasura tahun ajaran 2008/2009.
http://garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil/id/48:2049/q/thin
k%20pair%20share%20sd/offset/0/limit/11
24
3. Bedasarkan hasil kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh
Surna Ulfatusani http://garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil
/id/48:2049/q/think %20pair%20share%20sd/offset/0/limit/11)
dalam bahwa penggunaan model cooperative learning tipe
Think Pair Share denagn media CD pembelajaran mampu
meningkatkan aktivitas guru dalam pelajaran PKn. Dari hasil
observasi aktivitas guru pada siklus I mencapai presentase
70%, siklus II 80%, dan siklus III 87,5%. Aktivitas siswa juga
mengalami peningkatan, dari data hasil observasi pada siklus I
67,5%, siklus II 80%, dan siklus III 87,75%. Pada hasil prestasi
belajar pada siklus I adalah 63,38, siklus II 74,13, dan siklus III
77. Sedangkan presentasi ketuntasan klasikal yaitu sikluas I
67,5%, siklus II 75%, dan siklus III 82,5%. Jadi pembelajaran
PKn dengan menggunakan model cooperative learning tipe
Think Pair Share denagn media CD pembelajaran mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa.
g. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan yang
sangat penting untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
penerapan konsep diri. Keberhasilan proses pembelajaran dalam dunia
pendidikan dapat tercermin dari peningkatan mutu lulusan yang
dihasilkannya. Untuk itu perlu adanya peran aktif seluruh komponen
pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai Subyek sekaligus
calon obyek dan guru sebagai fasilitator.
Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memanfaatkan
potensi yang dimiliki oleh siswa untuk dapat digunakan dalam belajar.
Sedangkan fungsi fasilitator akan berhasil jika dalam merancang
pembelajarandilakukan berdasarkan langkah-langkah yang sistematis
dan baik yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan terhadap
25
tujuan, bahan, ataupun strategi belajar mengajar melalui proses umpan
balik yang diperoleh dari hasil evaluasi.
Strategi dan media mengajar adalah salah satu teknik yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
proses belajar mengajar. Untuk mencapai proses belajar yang ideal,
hendaknya digunakan variasi dalam menggunakan strategi
pembelajaran. Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia memberikan cara dan suasana baru yang menarik dalam
pengajaran khususnya pada mata pelajaran PKn SD kelas IV.
Penerapan Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam kegiatan
pembelajaran. Diantaranya yaitu siswa mampu berfikir kreatif dan
imajinatif, siswa lebih aktif baik dalam kegiatan belajar kelompok
maupun belajar mandiri, memudahkan pemahaman siswa sehingga
kualitas pembelajaran meningkat serta hasil belajar akan tercapai
secara maksimal.
26
h. Hipotesis tindakan
Penerapan Cooperative Learning tipe Think Pair Share berbasis
multimedia mampu meningkatkan kualitas pembelajaran PKn kelas
IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang.
E. METODE PENELITIAN
1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IVB SDN
Ngaliyan 01 Semarang, dengan jumlah ssiwa 37, terdiri dari 17 siswa laki-
laki dan 20 siswa perempuan.
2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah indikator yang terdapat dalam kualitas
pembelajaran yang meliputi :
a Keterampilan guru.
b Aktivitas siswa.
c Hasil belajar.
3 Prosedur / Langkah-Langkah Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ada empat tahapan yang dilalui,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dimana empat
tahapan itu saling berkait antara yang satu dengan yang lain sebagai sistem
untukmencapai tujuan yang diharapkan.
a. Perencanaan
Dalam hal ini guru mempersiapkan yang dibutuhkan dalam
penelitian diantaranya :
1) Mengkaji indikator mata pelajaran PKn kelas IV
2) Membuat RPP dengan mengunakan model TPS
3) Menyiapkan media pembelajaran
4) Menyiapkan alat evaluasi hasil belajar berupa tes tertulis dan
lembar kerja siswa.
5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa,
dan keterampilan guru.
27
b. Pelaksanaan tindakan
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan (Arikunto, 2009 : 18).
Penelitian yang dilakukan adalah sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah acuan
tindakan yang dilakukan dalam PTK ini.
c. Pengamatan atau observasi
Menurut Arikunto (2009 : 19) observasi adalah kegiatan
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan dilakukan
terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan, yaitu perilaku mengajar
guru, perilaku belajar siswa, dan interaksi antara guru dan siswa.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan melalui analisi dan sintesis, serta induksi dan
deduksi. Analisis dilakukan dengan menerungkan kembali secara
intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebabkan
munculnya sesuatu yang diharapakan atau tidak diharapkan
(Whardhani, 2008 : 2.33)
1. Siklus Penelitian
a. Siklus pertama
1. Perencanaan
a) Membuat rencana pembelajaran melalui model TPS
berbasis multimedia.
b) Menyiapkan sumber, media dan alat peraga
c) Membuat lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
d) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas
siswa.
2. Pelaksanaan
28
Pendahuluan
a) Berdo’a sebelum pelajaran dimulai.
b) Presensi
c) Menuliskan judul materi di papan tulis dan menyampaikan
tujuan sesuai indikator yang akan dicapai.
d) Siswa diajak menyanyikan lagu daerah Jawa Tengah.
e) Guru memberikan motivasi.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Langkah 1:
Guru menyampaikan garis besar materi
a) Guru menyampaikan permasalahan
b) “ Bangsa Indonesia kaya berbagai macam kebudayaan ,
sekarang siapa yang tahu kebudayaan Indonesia itu apa
saja?”
c) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
d) Guru membagikan lembar pengamatan masing-masing
siswa
e) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara
pengisian lembar pengamatan
f) Guru menayangkan slide powerpoint yang berisi tentang
jenis-jenis kebudayaan indonesia
Langkah 2 :
Siswa berfikir secara individual (Think)
a) Siswa berfikir sendiri mengisi lembar pengamatan dengan
menyimak slide yang ditampilkan oleh guru
b) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
memikirkan jawaban dan siswa menuliskan hasil
pemikiraannya pada lembar pengamatan.
29
Elaborasi
Langkah 3: Siswa berfikir secara berpasangan (Pair)
a) Guru kembali menayangkan slide tentang kebudayaan
Indonesia kemudian memberikan waktu pada siswa untuk
berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan pasangannya
mengenai hasil pengamatan slide yang ditayangkan oleh
guru.
b) Guru memberikan bimbingan dan bantuan seperlunya.
Langkah 4:
Siswa berbagi jawaban ke seluruh kelas (Share)
a) Siswa mempresentasikan jawaban di depan kelas.
b) Kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan pendapat terhadap hasil diskusi.
c) Siswa yang menjawab benar diberikan penghargaan oleh
guru dan siswa yang belum benar diberikan motivasi.
Konfirmasi
a) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang
masih kurang dipahami.
b) Siswa dengan dibimbing guru melakukan refleksi mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Penutup
a. Siswa mengerjakan soal evaluasi
b. Siswa dengan dibimbing guru, menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
3. Observasi
Kegiatan yang diobservasi meliputi aktivitas guru dan
siswa dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
4. Refleksi
Data hasil dari pengamatan didukung dari data tes hasil
belajar yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rencana
tindakan siklus berikutnya.
30
b. Siklus II
1. Perencanaan
a) Membuat rencana pembelajaran melalui model TPS
berbasis multimedia.
b) Menyiapkan sumber, media dan alat peraga
c) Membuat lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
d) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas
siswa.
2. Pelaksanaan
Pendahuluan
a) Berdo’a sebelum pelajaran dimulai.
b) Presensi
c) Menuliskan judul materi di papan tulis dan menyampaikan
tujuan sesuai indikator yang akan dicapai.
d) Guru memberikan motivasi
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Langkah 1:
Guru menyampaikan garis besar materi
a) Guru menyampaikan permasalahan
“Siapa yang pernah melihat reog ponorogo? Darimana asal
kesenian reog ponorogo?”
b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
c) Guru membagikan lembar pengamatan masing-masing
siswa
d) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara
pengisian lembar pengamatan
e) Guru menayangkan slide powerpoint yang berisi tentang
jenis-jenis kebudayaan indonesia dan asal daerahnya.
31
Langkah 2 :
Siswa berfikir secara individual (Think)
a) Siswa berfikir sendiri mengisi lembar pengamatan dengan
menyimak slide yang ditampilkan oleh guru
b) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
memikirkan jawaban dan siswa menuliskan hasil
pemikiraannya pada lembar pengamatan.
Elaborasi
Langkah 3: Siswa berfikir secara berpasangan (Pair)
a) Guru kembali menayangkan slide tentang kebudayaan
indonesia kemudian memberikan waktu pada siswa untuk
berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan pasangannya
mengenai hasil pengamatan slide yang ditayangkan oleh
guru.
b) Guru memberikan bimbingan dan bantuan seperlunya.
Langkah 4:
Siswa berbagi jawaban ke seluruh kelas (Share)
a) Siswa mempresentasikan jawaban di depan kelas.
b) Kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan pendapat terhadap hasil diskusi.
c) Siswa yang menjawab benar diberikan penghargaan oleh
guru dan siswa yang belum benar diberikan motivasi.
Konfirmasi
a) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang
masih kurang dipahami.
b) Siswa dengan dibimbing guru melakukan refleksi mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Penutup
a) Siswa mengerjakan soal evaluasi
b) Siswa dengan dibimbing guru, menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
32
3. Observasi
Kegiatan yang diobservasi meliputi aktivitas guru dan
siswa dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
4. Refleksi
Data hasil dari pengamatan didukung dari data tes hasil
belajar yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rencana
tindakan siklus berikutnya.
c. Siklus III
1. Perencanaan
a) Membuat rencana pembelajaran melalui model TPS
berbasis multimedia.
b) Menyiapkan sumber, media dan alat peraga
c) Membuat lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
d) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas
siswa.
2. Pelaksanaan
Pendahuluan
a) Berdo’a sebelum pelajaran dimulai.
b) Presensi
c) Menuliskan judul materi di papan tulis dan menyampaikan
tujuan sesuai indikator yang akan dicapai.
d) Siswa diajak menyaksikan video pertunjukan angklung.
e) Guru memberikan motivasi
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Langkah 1:
Guru menyampaikan garis besar materi
a) Guru menyampaikan permasalahan
33
b) “Siapa yang tahu angklung, angklung itu alat musik dari
mana?
Angklung tidak hanya dikenal didaerah asalnya saja tetapi
juga sudah dikenal di mancanegara ”Apakah kalian tahu
kebudayaan lain apa yang pernah ditampilkan di luar
negeri?”
c) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
d) Guru membagikan lembar pengamatan masing-masing
siswa
e) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara
pengisian lembar pengamatan
f) Guru menayangkan slide powerpoint yang berisi tentang
jenis-jenis kebudayaan indonesia dan asal daerahnya.
Langkah 2 :
Siswa berfikir secara individual (Think)
a) Siswa berfikir sendiri mengisi lembar pengamatan dengan
menyimak slide yang ditampilkan oleh guru
b) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
memikirkan jawaban dan siswa menuliskan hasil
pemikiraannya pada lembar pengamatan.
Elaborasi
Langkah 3: Siswa berfikir secara berpasangan (Pair)
a) Guru kembali menayangkan slide tentang kebudayaan
indonesia kemudian memberikan waktu pada siswa untuk
berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan pasangannya
mengenai hasil pengamatan slide yang ditayangkan oleh
guru.
b) Guru memberikan bimbingan dan bantuan seperlunya.
Langkah 4:
Siswa berbagi jawaban ke seluruh kelas (Share)
34
1. Siswa mempresentasikan jawaban di depan kelas.
2. Kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau
memberikan pendapat terhadap hasil diskusi.
3. Siswa yang menjawab benar diberikan penghargaan oleh
guru dan siswa yang belum benar diberikan motivasi.
Konfirmasi
a) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang
masih kurang dipahami.
b) Siswa dengan dibimbing guru melakukan refleksi mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Penutup
a) Siswa mengerjakan soal evaluasi
b) Siswa dengan dibimbing guru, menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
3. Observasi
Kegiatan yang diobservasi meliputi aktivitas guru dan
siswa dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
4. Refleksi
Data hasil dari pengamatan didukung dari data tes hasil
belajar yang diperoleh, digunakan untuk menentukan rencana
tindakan siklus berikutnya.
35
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.
Data kuantitatif ini diperoleh dari hasil belajar siswa yang
dilakukan setelah selesai pada setiap akhir siklus.
2. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk katagori atau
atribut. Data kualitatif ini diperoleh dari observasi. Dalam hal
ini dilakukan pada observasi aktivitas guru, aktivitas siswa.
c. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik tes
Menurut Arikunto (2009 : 53) Tes merupakan alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang
sudah ditenetukan. Untuk mengerjakan tes tergantung dari
petunjuk yang diberikan , misalnya: melingkari salah satu
huruf, menerangkan,mencoret jawaban yang salah, meakukan
tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya.
36
b. Dokumentasi
Dokumentasi dipakai untuk mencatat segala sesuatu
yang perlu, yang digunakan untuk pertimbangan dalam
pembelajaran.
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar
KK
Kualifikasi
M
≥
Tuntas
64
Tidak Tuntas
<64
KKM SDN Ngaliyan 01 Semarang 2010-2012
37
Keterangan:
x: Mean (rata-rata)
∑x : jumlah semua nilai siswa
∑n : jumlah siswa
b. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas
siswa selama proses pembelajaran. Kriteria penilaian dalam lembar
observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru. Menurut
Poerwanti (2008:6.9) dalam mengolah data skor dapat dilakukan
langkah sebagai berikut:
1) Menentukan skor terendah
2) Menentukan skor tertinggi
3) Mencari median
4) Membagi rentan nila menjadi 4 katagori yaitu sangat baik, baik,
cukup dan kurang
Kemudian setelah langkah kita tentukan kita dapat menghitung
data skor dengan cara sebagai berikut :
R = skor terendah
T = skor tertinggi
n = banyaknya skor = ( T- R) + 1
Q2 = median
2
Letak Q2 = ( n+1 ) untuk data ganjil atau genap
4
Q1 = kuartil pertama
1 1
Letak Q1 = ( n +2 ) untuk data genap atau Q1 = (n
4 4
+1 ) untuk data ganjil.
Q3 = kuartil ketiga
1 3
Letak Q3 = (3n +2 ) untuk data genap atau Q3 = (n +
4 4
1) untuk data ganjil
Q4= kuartil keempat = T
Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian
dimasukkan dalam tabel kriteria ketuntasan data kualitatif
38
Tabel 3.3
Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif
39
4. Indikator keberhasilan
Penerapan model TPS berbasis multimedia pada pembelajaran
PKn dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator
sebagai berikut :
a. Mengunakan model TPS berbasis multimedia keterampilan guru
dalam pembelajaran PKn meningkat dengan kriteria sekurang-
kurangnya tinggi.
b. Menggunakan model TPS berbasis multimedia aktivitas siswa
dalam pembelajaran PKn meningkat dengan kriteria sekurang-
kurangnya tinggi.
c. 75% siswa kelas IVB SDN Ngaliyan 01 Semarang mengalami
ketuntasan belajar, artinya siswa yang mencapai nilai KKM lebih
besar atau sama dengan 64 dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan model TPS berbasis multimedia.
40
F. JADWAL PENELITIAN
Januari Februari Maret
No Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal
PTK
2 Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3 Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Siklus III
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
5 Pelaporan
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Niken , dan Dany Haryanto. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah.
Jakarta: PT Prestasi Pustaka Karya
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi
Aksara
. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Aqib, Zaenal, dkk 2010 Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Y Rama Widya
41
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media
Dimyati, dkk. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Ceria
KTSP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta : BP Cipta Jaya
Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral
Pendidikan
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Sofyan, Amir Fatah.dkk. 2008. Digital Multimedia. Yogyakarta : CV Andi Offset
Supridjono, Agus. 2011 Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Thobroni, Muhammad dkk. 2011 Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz
Media
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme.
Jakarta : Prestasi Pustaka Plubisher
Wahyudin, Dinn. Dkk. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka
Wardhani, Igak dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka
Winataputra, udin S dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka
2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Lampiran 1
JUDUL :
Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Cooperative Learning Tipe
Think Pair Share Berbasis Multimedia pada Siswa Kelas IVb SDN Ngaliyan 01
Semarang
Alat/
No Variable Indikator Sumber Data
Instrumen
42
1. Keterampilan 1) Keterampilan membuka a) Guru a) Lembar
guru dalam pelajaran b) Foto observasi
pembelajaran 2) Keterampilan b) Kamera
PKn menggunakan media
Menggunakan powerpoint.
Cooperative 3) Keterampilan bertanya
Learning tipe (Think)
TPS 4) Keterampilan menjelaskan
5) Keterampilan mengelola
kelas(pair)
6) Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok
7) Keterampilan mengajar
kelompok kecil atau
perseorangan (Share)
8) Keterampilan mengadakan
variasi dalam
pembelajaran dengan
menggunakan tipe TPS
9) Keterampilan memberi
penguatan.
10) Keterampilan menutup
pelajaran
2. Aktivitas 1) Kesiapan siswa dalam a) Guru a) Lembar
siswa dalam mengikuti pembelajaran b) Foto observasi
pembelajaran 2) Menyimak penjelasan b) Kamera
PKn materi
Menggunakan 3) Berfikir secara
Cooperative individual (Think)
Learning tipe 4) Memperhatikan media
43
TPS slide multimedia
Pembelajaran yang
ditampilkan oleh guru
5) Bekerja dalam
kelompok (Pair)
6) Mempresentasikan hasil
diskusi (Share)
7) Mengemukakan
pendapat
8) Tanggung jawab
terhadap tugas yang
diberikan guru
9) Antusias dalam
mengikuti pembelajaran
dengan model TPS
10) Mengerjakan soal
evaluasi
3. Hasil belajar Nilai yang dicapai oleh siswa a) Siswa a) Tes
siswa dalam tertulis
pembelajaran
PKn
menggunakan
Cooperative
Learning tipe
TPS
44
Lampiran 2
Siklus : Pertemuan :
45
.
1 2 3 4
46
isi bahan materi ditampilkan dapat
yang diajarkan. memperkaya
pengalaman belajar
siswa
47
yang sedang dibahas
dibahas 4. Membimbing siswa
memahami konsep
materi yang sedang
dipelajari
48
dalam diskusi dalam diskusi 3. Meningkatkan urun
kelompok kelompok pendapat dari siswa
3. Meningkatkan 4. Meminta siswa
urun pendapat dari membuat rangkuman
siswa diskusi
49
menyenangkan siswa
bagi siswa 4. Variasi interaksi guru
dengan siswa
Jumlah skor
50
Jumlah skor =.........................., kategori: ....................................
Kriteria Penilaian :
Keterangan Penilaian:
R = skor terendah = 10
T = skor tertinggi = 40
n = banyaknya skor = 31 Q3 = kuartil ketiga
Q2 = median 1
Letak Q3 = (3n + 1 )
1 4
Letak Q1 = (n+1) 1
4 1 ( +)
= (93 + 1) 63 2
1 4 4
= ( 31 + 1 )
4 1
= x 94
1 4
= x 32
4 = 23,5
=8 Jadi Q3 adalah 23,5 + 10 = 33,5
Jadi Q1 adalah 8 + 10 = 18 Q4= kuartil keempat = T = 40
2
Letak Q2 = ( n+1 )
4
2
= ( 31+1 )
4
2
= x 32
4
= 16
Jadi letak Q2 adalah 16 + 10 = 26
51
Skor Kriteria Keterangan
Semarang, .....................................
Observer
.............................................
( )
NIP
52
Lampiran 2
Siklus : Pertemuan :
Nama :
Kelas : IVB
Petunjuk
4. Bacalah dengan cermat setiap indikator yang ada dalam lembar pengamatan ini!
5. Dalam melakukan penilaian setiap indikator mengacu pada deskriptor.
6. Skala penilaian yang digunakan yaitu sebagai berikut :
53
NO Deskriptor Skor
. Indikator
1 2 3 4
1. Kesiapan siswa 1. Tidak datang 1. Siswa datang tepat 1. Siswa datang tepat 1. Siswa datang tepat
tepat waktu. waktu waktu waktu
2. Siswa menyiapkan 2. Siswa menyiapkan 2. Siswa menyiapkan
alat dan bahan yang alat dan bahan yang alat dan bahan yang
diperlukan dalam diperlukan dalam diperlukan dalam
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
3. Siswa 3. Siswa memperhatikan
memperhatikan petunjuk guru
petunjuk guru sebelum pembelajaran
sebelum dimulai
pembelajaran 4. Siswa duduk dengan
dimulai tertib dan rapi
sebelum pembelajaran
dimulai
54
3. Berfikir secara 1.Siswa tidak 1.Siswa memikirkan 1. Siswa memikirkan 1.Siswa memikirkan
individual memikirkan sendiri pertanyan sendiri pertanyan sendiri pertanyan dari
(Think) pertanyaan guru dari guru dari guru guru
2. Siswa menuliskan 2. Siswa menuliskan 2. Siswa menuliskan hasil
hasil pemikiran hasil pemikiran pemikiran terkait
terkait permasalahan terkait permasalahan permasalahan yang
yang dilontarkan yang dilontarkan dilontarkan oleh guru
oleh guru oleh guru 3. Siswa memanfaatkan
4.Siswa memanfaatkan 3. Siswa memanfaatkan waktu dengan baik
waktu waktu dengan baik 4. Siswa menggunakan
buku pelajaran untuk
menunjang
pemikiranya
4. Memperhatika 1. Siswa tidak 1. Siswa memperhatikan 1. Siswa memperhatikan 1. Siswa memperhatikan
n media slide memperhatikan Slide multimedia Slide multimedia Slide multimedia
multimedia slide multimedia yang ditampilkan yang ditampilkan yang ditampilkan oleh
Pembelajaran yang oleh guru dengan oleh guru dengan guru dengan baik
yang ditampilkan oleh baik baik 2. Siswa antusias dalam
ditampilkan guru. 2. Siswa antusias dalam 2. Siswa antusias dalam memperhatikan setiap
oleh guru memperhatikan memperhatikan slide yang ditampilkan
setiap slide yang setiap slide yang oleh guru
ditampilkan oleh ditampilkan oleh 3. Siswa mampu
guru guru menyimpulkan materi
3. Siswa mampu dari slide yang
menyimpulkan ditampilkan oleh guru
materi dari slide dengan baik
yang ditampilkan 4. Siswa mendengarkan
oleh guru dengan informasi yang
baik disampaikan oleh guru
55
terkait slide yang akan
ditampilkan dengan
baik
5. Bekerja dalam 1. Siswa bermain 1. Ikut mengkaji 1. Ikut mengkaji 1. Ikut mengkaji
kelompok sendiri. permasalahan yang permasalahan yang permasalahan yang
(Pair) diutarakan oleh guru diutarakan oleh guru diutarakan oleh guru
bersama kelompok bersama kelompok bersama kelompok
2. Aktif memberikan 2. Aktif memberikan 2. Aktif memberikan urun
urun pendapat urun pendapat pendapat
3. Membantu kelompok 3. Membantu kelompok
untuk menyelesaikan untuk menyelesaikan
masalah masalah
4. Menulis kesimpulan dari
hasil diskusi kelompok
6 Mempresentasi 1.Siswa 1.Siswa menyampaikan 1. Siswa menyampaikan 1. Siswa menyampaikan
kan hasil tidakmenyampai hasil diskusi hasil diskusi hasil diskusi mengenai
diskusi (Share) kan hasil mengenai mengenai permasalahan yang
diskusi. permasalahan yang permasalahan yang telah diberikan oleh
telah diberikan oleh telah diberikan oleh guru di depan kelas
guru di depan kelas guru di depan kelas 2. Siswa menyimpulkan
2. Siswa menyimpulkan 2. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan
hasil diskusi dengan hasil diskusi dengan kalimat yang mudah
kalimat yang mudah kalimat yang mudah dipahami
dipahami dipahami 3. Siswa menerima dengan
3. Siswa menerima baik tanggapan dari
dengan baik pasangan lain yang
tanggapan dari berbeda pendapat
56
pasangan lain yang 4. Siswa merespons dari
berbeda pendapat setiap tanggapan yang
muncul
7 Mengemukaka 1.Siswa hanya diam 1.Bertanya pada guru 1. Bertanya pada guru 1.Bertanya pada guru
n pendapat saja ketika belum paham ketika belum paham ketika belum paham
2. Menjawab pertanyaan 2. Menjawab pertanyaan 2. Menjawab pertanyaan
yang diajukan guru yang diajukan guru yang diajukan guru
3. Mau menerima 3. Mau menerima pendapat
pendapat teman dan teman dan
mendiskusikannya mendiskusikannya
4. Menanggapi hasil kerja
kelompok yang lain
8 Tanggung 1. Siswa tidak 1. Menyelesaikan tugas 1. Menyelesaikan tugas 1. Menyelesaikan tugas
jawab terhadap menyelesaikan tanpa melebihi waktu tanpa melebihi waktu tanpa melebihi waktu
tugas yang tugas. yang disediakan yang disediakan yang disediakan
diberikan guru 2. Mengerjakan tugas 2. Mengerjakan tugas 2. Mengerjakan tugas
sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan petunjuk
petunjuk dari guru petunjuk dari guru dari guru
3. Mengerjakan tugas 3. Mengerjakan tugas
dengan tenang dan dengan tenang dan
tidak bergurau tidak bergurau
4. Mempersentasikan hasil
diskusi sesuai
kesepakatan kelompok
57
9 Antusias dalam 1.Siswa terlihat 1. Menunjukkan minat 1.Menunjukkan minat 1.Menunjukkan minat
mengikuti pasif. terhadap materi yang terhadap materi yang terhadap materi yang
pembelajaran diajarkan diajarkan diajarkan
dengan model 2. Menunjukkan minat 2. Menunjukkan minat 2. Menunjukkan minat
TPS terhadap media yang terhadap media yang terhadap media yang
digunakan digunakan digunakan
3. Menunjukkan 3. Menunjukkan
kegembiraan kegembiraan
4. Menunjukkan semangat
untuk memecahkan
masalah
10 Mengerjakan 1. Siswa tidak 1. Siswa mengerjakan 1. Siswa mengerjakan 1. Siswa mengerjakan soal
soal evaluasi mengerjakan soal evaluasi dengan soal evaluasi dengan evaluasi dengan
soal evaluasi. mandiri mandiri mandiri
2. Siswa mengerjakan 2. Siswa mengerjakan 2. Siswa mengerjakan soal
soal evaluasi sesuai soal evaluasi sesuai evaluasi sesuai dengan
dengan uraian dengan uraian uraian petunjuk dari
petunjuk dari guru petunjuk dari guru guru
3. Siswa mengerjakan 3. Siswa mengerjakan soal
soal evaluasi dengan evaluasi dengan waktu
waktu yang telah yang telah ditentukan
ditentukan oleh guru oleh guru
4. Siswa dengan tertib dan
tenang dalam
mengerjakan soal
evaluasi
58
Kriteria Penilaian : 2
= ( 31+1 )
4
Keterangan Penilaian:
2
R = skor terendah = 10 = x 32
4
T = skor tertinggi = 40
= 16
n = banyaknya skor = 31
Jadi letak Q2 adalah 16 + 10 = 26
Q2 = median
1
Letak Q1 = (n+1)
4 1
1 Letak Q3 = (3n + 1 )
= ( 31 + 1 ) 4
4
1 1 1
= (93 + 1) (63+2)
= x 32
4 4 4
1
=8 = x 94
4
Jadi Q1 adalah 8 + 10 = 18
= 23,5
Q3 = kuartil ketiga
Jadi Q3 adalah 23,5 + 10 = 33,5
2
Letak Q2 = ( n+1 ) Q4= kuartil keempat = T = 40
4
59
Skor Kriteria Keterangan
Observer
.............................................
( )
NIP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SDN Ngaliyan 01 Semarang
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IV-B / 2
Hari, tanggal :
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1 Pertemuan)
I. Standar Kompetensi
4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
III. Indikator
1. Menyebutkan 5 contoh kebudayaan Indonesia
2. Mengidentifikasi kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya
3. Mengklasifikasikan kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya
V. Materi
Kebudayaan Indonesia
Karakter
Model
No. Kegiatan Waktu yang
Metode
diinginkan
A. Pendahuluan
1. Berdo’a sebelum pelajaran
dimulai.
2. Presensi
3. Menyampaikan tujuan sesuai 10 menit Tanya Jawab
indikator yang akan dicapai. Keberaninan
4. Siswa diajak menyanyikan
lagu daerah jawa tengah
5. Guru memberikan motivasi
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Langkah 1:
Guru menyampaikan garis 15 Menit
besar materi
1. Guru menyampaikan
permasalahan Informatif
“ Bangsa Indonesia kaya Tanya Jawab
berbagai macam kebudayaan ,
sekarang siapa yang tahu
kebudayaan Indonesia itu apa
saja?”
2. Guru memberi
kesempatan kepada siswa Tanggung
untuk menyelesaikan jawab
masalah tersebut.
3. Guru membagikan
lembar pengamatan
masing-masing siswa
4. Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
cara pengisian lembar
pengamatan
5. Guru menayangkan slide
powerpoint yang berisi
tentang jenis-jenis
kebudayaan Indonesia
Langkah 2 :
Siswa berfikir secara Model Think-
individual (Think) Pair-Share
1. Siswa berfikir sendiri
mengisi lembar
pengamatan dengan 10 Menit
menyimak slide yang
ditampilkan oleh guru Tanggung
2. Guru memberikan
jawab
kesempatan pada siswa
untuk memikirkan
jawaban dan siswa
menuliskan hasil
pemikiraannya pada
lembar pengamatan.
Elaborasi
Langkah 3: Siswa berfikir
secara berpasangan (Pair) 15 menit
1. Guru kembali Tanggung
menayangkan slide Jawab
tentang kebudayaan
Indonesia kemudian
memberikan waktu pada
siswa untuk berdiskusi
dan melakukan tanya
jawab dengan
pasangannya mengenai
hasil pengamatan slide
yang ditayangkan oleh
guru.
2. Guru memberikan
bimbingan dan bantuan
seperlunya.
Langkah 4:
Siswa berbagi jawaban ke 10 menit
seluruh kelas (Share) Keberanian
1. Siswa mempresentasikan
jawaban di depan kelas.
2. Kelompok lain diberikan Demokrasi
kesempatan untuk
bertanya atau
memberikan pendapat
terhadap hasil diskusi.
3. Siswa yang menjawab
benar diberikan Menghargai
penghargaan oleh guru
dan siswa yang belum
benar diberikan
motivasi.
Konfirmasi 10 menit
1. Siswa diberikan
kesempatan untuk
bertanya hal-hal yang
masih kurang dipahami.
2. Siswa dengan dibimbing
guru melakukan refleksi
mengenai kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan.
C. Penutup 10 Menit
a. Siswa mengerjakan soal Tanggung Informatif
evaluasi Jawab Tanya Jawab
b. Siswa dengan dibimbing
guru, menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
a. Media
a. Slide powerpoint
b. Laptop
c. LCD Proyektor
b. Sumber
a) Standar Isi
b) Bestari, Prayoga, dan Ati Sumiati. 2008 Pendidikan Kewarganegaraan :
Menjadi Warga Negara yang Baik untuk SD/MI kelas IV. Bandung : P.T Bumi
Mekar
c) Dewi, Ressi Kartika, dkk. 2008 Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk SD/MI
kelas IV Jakarta : Departmen Pendidikan Nasional
d) Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
e) Internet
XI. Penilaian
a. Prosedur tes
- Tes awal : ada
- Tes dalam proses : ada
- Tes hasil / tes akhir : ada
b. Jenis tes
- Tes tertulis
- Tes performance
c. Bentuk tes
Pilihan ganda
H. Munjirin, S. Pd
NIP 19521116197912100
Kelompokkan penyataan-pernyataan di bawah ini termasuk dalam rumah adat, lagu daerah,
tari daerah, atau upacara adat! Kemudian tuliskan dalam tabel dibawah ini
Saman Gadang Ngaben
Limas Ampar-ampar pisang Kipas
Kesodo Joglo Apuse
Tongkonan Panjang Remo
Srimpi Injit-injit semut Jaipong
Kecak Piring Soleram
Butet Ina Ni Keke Panggung
Kebaya Songket Bodo
Gapura Candi Bentar Tapis Suwe Ora Jamu
Ulos Tabuik Beskap
Rumah Adat Pakaian Adat Lagu Daerah Tari Daerah Upacara Adat
Kunci Jawaban
Rumah Adat Pakaian Adat Lagu Daerah Tari Daerah Upacara Adat
Ampar-Ampar
Gadang Kebaya Saman Ngaben
pisang
Gapura Candi
Suwe ora Jamu Piring
Bentar
Format penskoran
Nama :
Kelas :
No. Absen :
4. Tari daerah yang berasal dari provinsi Nangroe Aceh Darussalam adalah ...
a. jambi c. papua
b. bali d. sulawesi utara
a. Tongkonan c. Limas
b. Honai d. Joglo
10. Bagaimanakah mewujudkan sikap meghormati budaya daerah lain . . .
a. bersikap positif terhadap budaya lain
b. menonjolkan budaya daerah sendiri
c. hanya menikmati budaya daerah sendiri
d. bersikap negatif terhadap budaya lain
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
Kebera
nia
n
259.
260.
261.
Demo
kra
si
262.
263.
264.
265.
266.
267.
Mengh
arg
ai
Jawa: Gamelan.
Nusa Tenggara Timur: Sasando, Gong dan Tambur, Juk Dawan, Gitar Lio.
Gendang Bali
Gendang Karo
Gendang Melayu
Gandang Tabuik
Sasando
Talempong
Tifa
Saluang
Rebana
Bende
Kenong
Keroncong
Serunai
Jidor
Suling Lembang
Suling Sunda
Dermenan
Saron
Kecapi
Bonang
Kendang Jawa
Angklung
Calung
Kulintang
Gong Kemada
Gong Lambus
Rebab
Tanggetong
Gondang Batak
Kecapi, kesok-Kesok Bugis-makassar, dan sebagainya
360. Gambar
Jawa: Wayang.
Tortor: Batak
361. Patung
Jawa: Batik.
Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
Sumatra Utara, Sibolga: Anak Daro & Marapule.
sumatera selatan : Songket
Lampung : Tapis
Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur
Bugis – MakassarBaju Bodo dan Jas Tutup, Baju La’bu
363. Suara
Jawa: Sinden.
Sumatra: Tukang cerita.
Talibun : (Sibolga, Sumatera Utara)
364. Sastra/tulisan
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
449.
478.
Karak
ter 479.
475. ya Model
477. W
No 476. Kegiatan ng Me
aktu
dii tod
ngi e
nk
an
480. 481. Pendahuluan 485. 490.
482. 1.Berdo’a sebelum 486.
A. 493.
487.
pelajaran dimulai. 491.
488. Tanya
483. 2.Presensi
489. 1
484. 3.Guru memberikan ja
492.
0
motivasi wa
Kebera
meni
nia b
t
n
494. 495. Kegiatan Inti 506. 595. 672.
507.
B Eksplorasi 508.
496. Langkah 1: 596. 673.
509. 1
497. Guru
5
menyampaikan garis besar 597. 674.
Meni
materi
1. Guru menyampaikan t 598. 675.
510.
permasalahan
511.
599. 676.
498. “ Bangsa Indonesia kaya 512.
513.
berbagai macam kebudayaan
514. 600. 677.
daerah sehingga dapat 515.
516.
digunakan untuk mewakili 601. 678.
517.
tingkat internasional Coba 518. Inform
519. 602.
kebudayaan apakah yang atif
520.
679.
pernah dipentaskan di dunia 521.
603.
522. Tanya
internasional ?
523.
Ja
2. Guru memberi 524. 604.
525. wa
kesempatan kepada siswa
526.
605. b
untuk menyelesaikan 527.
680.
528. Tangg
masalah tersebut.
529.
un
3. Guru membagikan 530. 681.
531. g
lembar pengamatan
532.
ja 682.
masing-masing siswa 533.
4. Siswa memperhatikan 534. wa
535. 683.
penjelasan guru tentang b
536.
606.
cara pengisian lembar 537.
684.
538. 1
pengamatan
607.
5. Guru menayangkan slide 0
685.
powerpoint yang berisi Meni
608.
tentang jenis-jenis t 686.
539.
kebudayaan Indonesia 609.
540.
687.
yang pernah ditampilkan 541.
542. 610.
dalam misi kebudayaan
543. 688.
internasional. 544.
611.
499. Langkah 2 : 545.
689.
500. Siswa berfikir 546.
547. 612.
secara individual (Think)
548. 690.
1. Siswa berfikir sendiri
549.
613.
mengisi lembar 550.
691.
551.
pengamatan dengan
552. 614.
menyimak slide yang 553. 692.
554.
ditampilkan oleh guru 555. 615.
2. Guru memberikan 556. 693.
557.
kesempatan pada siswa 616.
558.
694.
untuk memikirkan 559. 1
617.
jawaban dan siswa 5
695.
menuliskan hasil meni
618.
pemikiraannya pada t 696.
560.
lembar pengamatan. 619.
561.
Elaborasi 562.
697.
501. Langkah 3: 563. 620.
564. 698.
Siswa berfikir secara 565.
621.
berpasangan (Pair) 566.
699.
567.
1. Guru kembali 568. 622.
menayangkan slide 569. 700.
570.
tentang kebudayaan 623. Model
571.
indonesia kemudian 572. Th
573. 624.
memberikan waktu ink
574.
pada siswa untuk 575. Pa
625.
576.
berdiskusi dan ir
577. 1 Tangg
melakukan tanya Sh
0 un
jawab dengan are
meni g
701.
pasangannya t ja
mengenai hasil 578.
wa 702.
579.
pengamatan slide 580. b
yang ditayangkan 581. 626. 703.
582.
oleh guru. 583.
2. Guru memberikan 627. 704.
584.
bimbingan dan bantuan 585.
586. 628. 705.
seperlunya. 587.
502. 588.
629. 706.
503. Langkah 4: 589.
504. Siswa berbagi 590.
591. 630. 707.
jawaban ke seluruh kelas 592.
(Share) 593.
631. 708.
594. 1
1. Siswa
0
mempresentasikan meni 632. 709.
jawaban di depan t
633. 710.
kelas.
2. Kelompok lain diberikan
634. 711.
kesempatan untuk
bertanya atau
635. 712.
memberikan pendapat
terhadap hasil diskusi. 636. 713.
3. Siswa yang menjawab
benar diberikan 637. 714.
penghargaan oleh guru
638. 715.
dan siswa yang belum
benar diberikan
639. 716.
motivasi.
505.
640. 717.
Konfirmasi
1. Siswa diberikan
641. 718.
kesempatan untuk
bertanya hal-hal 642. 719.
yang masih kurang
dipahami. 643. 720.
2. Siswa dengan dibimbing
guru melakukan refleksi 644. 721.
mengenai kegiatan
645. 722.
pembelajaran yang telah
dilakukan. 646. 723.
647. 724.
648. 725.
649. 726.
650. 727.
651. 728.
652. 729.
Tangg
un
g
Ja
wa
b
653.
654.
655.
656.
657.
658.
659.
660.
661.
662.
663.
664.
665.
Kebera
nia
n
666.
667.
668.
Demo
kra
si
669.
670.
671.
Mengh
arg
ai
730. 731. Penutup 732. 735. 737.
733.
C. 1. Siswa mengerjakan soal
734. 1
736. 738.
evaluasi
0
2. Siswa dengan dibimbing Tangg Inform
Meni
guru, menyimpulkan un atif
t 739.
kegiatan pembelajaran g
Tanya
yang telah dilaksanakan Ja
Ja
wa
wa
b
b
740.
741.
742.
928.
929.
930.
931.
932.
933.
934.
935.
936.
937.
938.
939.
940.
941.
942.
943.
944.
945.
946.
947.
948.
949.
950. PROPOSAL
951. SKRIPSI
952.
953.
954. PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN PKN
955. MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE
THINK PAIR SHARE BERBASIS
MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IVB SDN
NGALIYAN 01 SEMARANG
956.
957. Diajukan untuk memenuhi persyaratan skripsi pada Jurusan
958. Pendidikan Guru Sekolah Dasar
959. Universitas Negeri Semarang
960.
961. Dosen pembimbing 1 : Harmanto, S.Pd
M.Pd
962. Dosen pembimbing 2 : Drs. Mujiyono M.Pd
963.
964.
965.
966.
967.
968. Oleh
969. Eko Sulistiyo
970. 1402408074
971.
972.
973.
974.
975.
976. PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
977. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
978. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
979. 2012