Anda di halaman 1dari 15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

Pada tanggal 23 Maret 2016 pukul 09.30 WIB balita bernama R

umur 2 tahun, anak pertama dari pasangan Ny.S dan Tn.K bertempat

tinggal di Setabelan Banjarsari, Surakarta. Dari hasil anamnesa pada

orangtua pasien A dibawa ke rumah sakit dengan keluhan batuk nggrok –

nggrok sejak 1 minggu yang lalu, muntah, nafsu makan menurun, panas

sejak 3 hari yang lalu dan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu. Selain itu, ibu

mengatakan bahwa anaknya sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dan

anaknya pernah mengalami riwayat penyakit pneumonia sebelumnya. Ibu

mengatakan tinggal di lingkungan yang cukup padat dan suaminya adalah

seorang perokok.

Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya peningkatan suhu

tubuh yaitu 38,3ºC. Tidak terlihat adanya sianosis, terdapat nafas cuping

hidung, gerakan dada simetris dan terdengar wheezing pada dada kanan

dan kiri. Hasil pemeriksaan foto thorax pulmo tampak infiltrat di perihiler

kanan – kiri dan parakardial kanan. Hasil pemeriksaan hematologi

ditemukan jumlah monosit yang meningkat hingga 19% dari batas normal

2 – 8 % dan menandakan adanya infeksi pada anak.

commit to user

32
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

2. Interpretasi Data Dasar

Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 09.40 WIB

a. DIAGNOSA KEBIDANAN

An. R umur 2 tahun dengan pneumonia

Data Dasar :

1) Data Subjektif

Ibu mengatakan anaknya batuk nggrok – nggrok sejak 1 minggu

yang lalu, pilek, demam sejak 3 hari yang lalu dan sesak nafas

sejak 2 hari yang lalu

2) Data Obyektif, diperoleh dari :

a) Hasil pemeriksaan fisik :

Keadaan umum : lemah Kesadaran : composmentis

Vital sign : Nadi : 110 x/menit

Respirasi : 40 x/menit

Suhu : 38,3ºC

b) Hasil pemeriksaan sistematis :

Muka : tidak ada sianosis, tidak ada oedema

Hidung : terdapat pernapasan cuping hidung dan terdapat

sekret warna putih kekuningan

Dada : terdapat retraksi dada serta bunyi wheezing dan

c) Hasil pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan laboraturium : Jumlah monosit meningkat

hingga 19% dari keadaan normal yaitu 2% - 8%


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Pemeriksaan foto thorax : tampak infiltrat di perihiler

kanan – kiri dan parakardial kanan.

b. MASALAH

1. Anak rewel dan tidak nafsu makan

2. Takut atau cemas pada anak dan orang tua

c. KEBUTUHAN

1. Penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

2. Jelaskan tentang kondisi anak serta libatkan orang tua dalam

perawatan anak

3. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan Antisipasi

Penangannya

a. Diagnosa potensial : pada kasus pneumonia adalah gagal nafas

b. Antisipasi tindakan : bebaskan jalan napas dan observasi vital sign

4. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi berupa

antibiotik, brokhodilator, antipiretik, suplemen penambah nafsu makan.

5. Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh

Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 09.45 WIB

a. Posisikan semi fowler

b. Lakukan pemeriksaan batuk dan sesak napas

c. Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 6 jam

d. Jelaskan tentang penyakit yang diderita anak pada ibu dan keluarga

serta anjurkan untuk rawat inap di rumah sakit untuk memperbaiki


commit to user
kondisi anak.
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

e. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman pada anak dengan

menganjurkan orang tua untuk mendampingi anaknya.

f. Lakukan advis sesuai perintah dokter spesialis anak untuk pemberian

terapi

g. Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan bernutrisi

dan inadekuat serta terjaga kebersihannya.

h. Dokumentasi asuhan yang diberikan

6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman

Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 09.50 WIB

a. Memposisikan semi fowler dengan cara memposisikan kepala lebih

tinggi dari badan dan kaki diganjal dengan bantal kurang lebih 30

derajat.

b. Melakukan pemeriksaan batuk dan sesak napas, apakah terjadi

peningkatan batuk dan sesak napas

c. Mengobservasi KU dan VS yang meliputi nadi, respirasi dan suhu

d. Menjelaskan tentang penyakit yang diderita anak pada ibu, bahwa

anaknya menderita penyakit pneumonia yaitu adanya peradangan pada

parenkim paru yang ditandai dengan batuk dan sesak napas serta

menganjurkan rawat inap di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi

anak

e. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman pada anak dengan

menganjurkan orang tua untuk selalu mendampingi anaknya.

f. Melaksanakan advis sesuai perintah dokter spesialis anak untuk


commit to user
memberikan terapi berupa :
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

Terapi yang dberikan bidan :

1) Pasang infus KA-EN 3A 20 tetes per menit (tpm) secara mikro

pada tangan kiri

2) Injeksi antibiotik (ampicillin 500 mg/ 6 jam)

3) Injeksi antibiotik (gentamicin 80 mg/ 24 jam)

Terapi yang diberikan orang tua :

4) Oral bronkhodilator (Salbutamol 100 ml/3 x ½ ctp)

5) Antipiretik (Paracetamol sirup 125 mg/ 4x1 cc per oral)

6) Suplemen penambah nafsu makan (Mulsanol sirup 60 ml/ 1x1 cc

per oral)

g. Melakukan kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan

dengan tinggi kalori, tinggi protein serta menganjurkan orang tua

untuk memberikan makanan yang disediakan rumah sakit pada anak

agar kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi.

h. Melakukan dokumentasi tindakan

7. Evaluasi

Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 16.00 WIB

a. Balita sudah diposisikan semi fowler.

b. Melakukan pemeriksaan batuk dan sesak napas telah diusahakan.

c. Infus KA-EN 3A terpasang pada pukul 09.50 WIB dengan 20 tetes per

menit (tpm) mikro

d. Observasi KU dan VS tiap 6 jam

Tabel 4.1. Hasil observasi KU dan VS


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

Respirasi
Pukul (WIB) Nadi (x/menit) Suhu (°C) KU
(x/menit)
10.00 40x/menit 118x/menit 38,3 Cukup
16.00 38x/menit 116x/menit 38,2 Cukup
Sumber : Data Sekunder (2016)

e. Orang tua telah mengetahui tentang penyakit yang diderita anaknya

dan bersedia untuk rawat inap agar kondisi anaknya pulih kembali.

f. Orang tua selalu mendampingi anak

g. Advis dokter telah dilakukan dengan memberikan terapi :

1) Terapi telah diberikan oleh bidan berupa :

a) Pemasangan infus KA-EN 3A 20 tetes per menit (tpm) telah

terpasang pukul 10.50 WIB.

b) Skin test telah dilakukan pukul 14.00 WIB, dengan hasil tidak

terdapat alergi.

c) Injeksi antibiotik (ampicillin 500 mg/ 6 jam) secara IV telah

dilakukan pukul 15.00 WIB dan akan diberikan malam pukul

21.00 WIB dan pagi pukul 04.00 WIB.

d) Injeksi antibiotik (gentamicin 80 mg/ 24 jam) telah dilakukan

pukul 15.00 WIB

2) Terapi telah diberikan oleh orang tua berupa :

a) Oral bronkhodilator (Salbutamol 100 ml/3 x ½ ctp) telah

diberikan pukul 14.00 WIB

b) Antipiretik (Paracetamol sirup 125 mg/ 4x1 cc per oral) pada

pukul 10.00 WIB dan menganjurkan orang tua


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

memberikannya setiap 6 jam pada sore pukul 16.00 WIB,

malam pukul 22.00 WIB dan pagi pukul 04.00 WIB

c) Suplemen penambah nafsu makan (Mulsanol sirup 60 ml/

1x1 cc per oral) pada pukul 10.00 WIB dan menganjurkan

orangtua memberikannya setiap 24 jam.

3) Kolaborasi dengan tim gizi telah dilakukan dengan pemberian

nasi sayur dengan diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP) dan

orang tua memberi makan anaknya dengan makanan yang

disediakan rumah sakit.

h. Asuhan yang diberikan telah didokumentasikan dalam rekam medis.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

CATATAN PERKEMBANGAN

Pada perawatan hari kedua tanggal 24 Maret 2016 pukul 12.00 WIB ibu

mengatakan anaknya masih batuk, panas, dan sesak nafasnya sudah berkurang.

Keadaan umum pasien sedang, frekuensi napas 38x/menit, suhu 38ºC sehingga

diagnosanya adalah balita R umur 2 tahun dengan pneumonia dalam perawatan

hari kedua. Asuhan yang diberikan oleh bidan antara lain memberitahu orang tua

hasil pemeriksaan anaknya yaitu suhu 38ºC, respirasi 38x/menit ; melakukan

pemeriksaan batuk dan sesak nafas dengan hasil masih ada batuk dan tidak sesak

nafas ; melakukan observasi keadaan umum dan vital sign terlampir ; melanjutkan

pemberian terapi sesuai advis dokter spesialis anak yaitu pemberian infus KA-EN

3A 20 tetes per menit (tpm) mikro, injeksi antibiotik (Ampicillin 500 mg/ 6 jam)

secara IV per infus diberikan pada pukul 15.00 WIB, malam pukul 21.00 WIB

dan pagi pukul 09.00 WIB, injeksi antibiotik (Gentamicin 80 mg/ 24 jam)

diberikan pada pukul 15.00 WIB. Untuk obat yang diberikan secara oral bidan

mengingatkan pada ibu untuk pemberian obat secara teratur sesuai dengan

perintah dokter spesialis anak berupa antipiretik (Paracetamol sirup 125 mg/ 4x1

cc per oral) setiap 6 jam pada pukul 10.00 WIB, 16.00 WIB, malam pukul 22.00

WIB dan pagi pukul 06.00 WIB, Oral bronkhodilator (Salbutamol 100 ml/3x½ cc

/ 8 jam per oral) pada pukul 10.00 WIB, 14.00 WIB dan 16.00 WIB, Suplemen

(Mulsanol sirup 60 ml/ 1x1 cc/ 24 jam per oral) pada pukul 10.00 WIB. Bidan

menganjurkan pada orang tua untuk tidak memberikan anaknya makan dan

minuman selain dari rumah sakit, hasil orang tua bersedia untuk tidak
commit to user
memberikan anaknya makan dan minuman selain dari rumah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Perawatan hari ketiga tanggal 25 Maret 2016 pukul 12.00 WIB. Ibu

mengatakan demam anak sudah tidak demam dan batuk sudah berkurang, nafsu

makan anak membaik. Dari hasil pemeriksaan frekuensi nafas 30x/menit dan suhu

37,7ºC. Diagnosa kebidanannya adalah balita R umur 2 tahun dengan pneumonia

dalam perawatan hari ketiga. Asuhan yang diberikan oleh bidan antara lain

memberitahu orang tua hasil pemeriksaan anaknya yaitu suhu 37,7ºC, respirasi

38x/menit ; melakukan pemeriksaan batuk dan sesak nafas dengan hasil masih ada

batuk dan tidak sesak nafas ; melakukan observasi keadaan umum dan vital sign

terlampir ; melanjutkan pemberian terapi sesuai advis dokter spesialis anak

sebelumnya serta menganjurkan pada orang tua untuk memberikan nutrisi secara

adekuat pada anaknya dengan cara memberi makanan secara teratur hasil, orang

tua bersedia memberikan kebutuhan nutrisi pada anak dengan memberikan makan

secara teratur.

Perawatan hari keenam tanggal 28 Maret 2016 pukul 12.00 WIB, ibu

pasien mengatakan anaknya sudah tidak demam, batuk sudah berkurang dan

sudah tidak ada sesak nafas. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya

peningkatan frekuensi nafas dan suhu tubuh. Frekuensi nafas dalam batas normal

yaitu 36x/menit dan suhu tubuh 36,5ºC. Diagnosa kebidanan berdasarkan

pemeriksaan yang dilakukan adalah balita R umur 2 tahun dengan riwayat

pneumonia. Asuhan yang diberikan adalah memberitahu orang tua hasil

pemeriksaan anaknya yaitu keadaan umum baik, nadi 100x/menit, suhu 36,5ºC,

respirasi 36x/menit ; melakukan pemeriksaan batuk dan sesak nafas hasil, batuk

sudah berkurang dan tidak sesak nafas ; melakukan observasi keadaan umum dan
commit to user
vital sign terlampir ; mengingatkan pada ibu untuk pemberian obat secara teratur
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

sesuai dengan perintah dokter spesialis anak. Pada hari keenam, pasien

diperbolehkan untuk pulang setelah menyelesaikan administrasi. Adapun asuhan

yang diberikan yaitu Infus KA-EN 3A 20 tpm dilepas pukul 15.30 WIB ;

pemberian terapi oral untuk dilanjutkan di rumah, yaitu : Antibiotik (Amoxcillin

40mg/ 3x3/4 cth), Oral bronkhodilator (Salbutamol 100 ml/3x½ cth), Suplemen

(Mulsanol sirup 60 ml/ 1x1 cc per oral) ; menganjurkan pada orang tua untuk

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan

menggunakan sabun sebelum dan sesudah merawat balita, mencuci bersih pakaian

dan alat – alat makan serta menganjurkan pada ayah untuk tidak merokok di dekat

anaknya hasil, orangtua mengerti dan bersedia melakukannya serta melakukan

kunjungan ulang/kontrol tanggal 1 April 2016 di Poli Anak RSUD Surakarta.

B. PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan studi kasus pada balita R umur 2 tahun

dengan pneumonia di RSUD Surakarta, penulis akan membandingkan antara

teori dan praktik pelaksanaan asuhan di lapangan dengan menggunakan 7

langkah Varney dan data perkembangan SOAP.

1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

Pada kasus balita R umur 2 tahun dengan pneumonia penulis

melakukan pengumpulan data secara lengkap meliputi data subjektif, data

objektif dan data penunjang. Dalam pengumpulan data subjektif,

didapatkan bahwa orang tua balita mengeluhkan anaknya menderita batuk,

sesak napas, demam dan nafsu makan menurun. Hal ini sesuai dengan
commit to user
Rahajoe (2008) dan Muttaqin (2008) menyebutkan bahwa keluhan balita
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

yang mengalami pneumonia meliputi demam, menggigil, batuk, sakit

kepala, dan keluhan gastrointestinal seperti muntah dan diare. Demam,

anoreksia dan keluhan gastrointestinal terjadi akibat dari reaksi inflamasi

yang hebat. Selain itu orang tua balita mengatakan bahwa mereka

bertempat tinggal di lingkungan yang cukup padat. Ayah dari balita R

adalah seorang perokok. Hal ini merupakan salah satu faktor pemicu

terjadinya resiko pneumonia sesuai dengan Maryunani (2010) yaitu umur

balita kurang dari 2 bulan, gizi kurang,BBLR dan riwayat BBLR, tidak

mendapat ASI yang memadai,polusi udara, kepadatan tempat tinggal,

imunisasi yang tidak memadai dan defisiensi vitamin A.

Data objektif didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik pada anak.

Pada kasus balita R dengan pneumonia ini, ditemukan adanya batuk

dengan produksi sekret sesuai dengan Muttaqin (2008) yaitu batuk terjadi

akibat dari sekresi edema dan prochopasma, terdengar wheezing pada dada

kanan dan kiri sesuai Setyoningrum (2006) yaitu wheezing akan ditemui

pada anak – anak dengan pneumonia, terdapat nafas cuping hidung dan

terdapat retraksi dada, gerakan dada seimbang antara kanan dan kiri,

terdapat suara redup dan respirasi 40 kali/menit sesuai dengan Said (2010)

yaitu frekuensi nafas meningkat pada anak dengan pneumonia >40

kali/menit untuk anak usia 12 bulan – 5 tahun.

Data penunjang yang mendukung diagnosa menurut Rahajoe

(2008) adalah pemeriksaan foto thorax pulmo tampak infiltrat di perihiler

kanan – kiri dan parakardial kanan.. Pemeriksaan darah lengkap dengan


commit to user
hasil leukosit 9.690/mm3 dan monosit 19%.
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

Penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan

praktik dalam pengumpulan data dasar.

2. Interpretasi Data Dasar

Interpretasi data dasar meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan

kebutuhan. Diagnosa kebidanan yang ditegakkan pada kasus ini adalah

balita R umur 2 tahun dengan Pneumonia. Diagnosis ini ditegakkan atas

dasar data subjektif dan data objektif yang telah didapatkan pada langkah

pertama.

Dalam kasus balita R dengan pneumonia ini, masalah yang muncul

adalah pola nafas balita yang tidak efektif, nafsu makan menurun dan takut

atau cemas pada balita dan orang tua, sehingga muncul kebutuhan yaitu

bebaskan jalan napas, penuhi kebutuhan bayi, jelaskan tentang kondisi

anak serta libatkan orang tua dalam perawatan anak. Hal ini sesuai dengan

teori Hidayat (2006) dan Rahajoe (2008) bahwa masalah yang mungkin

timbul pada balita sakit dengan pneumonia yang mungkin timbul pada

balita sakit dengan pneumonia yaitu pola nafas yang tidak teratur, takut

atau cemas serta nafsu makan menurun.

Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3. Diagnosa Potensial dan Antisipasi Penanganan

Diagnosa potensial dari balita R dengan pneumonia adalah gagal

napas. Hal ini sesuai dengan teori Setyoningrum,dkk (2006) yaitu pada

kasus balita sakit dengan pneumonia yang mungkin terjadi adalah

hipoksia, hiperkapne dan pada keadaan berat dapat terjadi gagal napas.
commit to user
Antisipasi tindakan yang dilakukan bidan dengan membebaskan jalan
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

napas dan melakukan observasi vital sign pada balita. Antisipasi tindakan

ini sesuai dengan Muttaqin (2008) yaitu memposisikan semi fowler,

memantau suhu, nadi dan respirasi.

Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

4. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan

segera untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan

lain berdasarkan kondisi klien.

Pada kasus balita R dengan pneumonia, kebutuhan tindakan segera

yang harus dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk

pemberian terapi berupa antibiotik, bronkhodilator, antipiretik dan

suplemen. Hal ini sesuai dengan teori menurut Hidayat (2006) pada pasien

dengan penumonia terapi yang sering diberikan adalah terapi antibiotik,

antipiretik dan pemberian bronkhodilator atau ekspektoran sesuai dengan

kebutuhan anak.

Penulis tidak menemukan adanya kesenjangan teori dan praktik

dalam menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera.

5. Perencanaan Asuhan Yang Menyeluruh

Dalam kasus balita R dengan pneumonia ini, rencana asuhan yang

diperlukan adalah posisikan semi fowler, penuhi kebutuhan cairan

elektrolit, observasi tanda – tanda vital, observasi batuk dan sesak nafas,

menjelaskan pada orang tua tentang penyakit anaknya dan anjurkan untuk

rawat inap, ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman, kolaborasi


commit to user
dengan dokter sepsialis anak untuk pemberian terapi, kolaborasi dengan
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

tim gizi untuk pemberian diit makanan. Hal ini sesuai teori Muttaqin

(2008) bahwa perencanaan yang harus dipenuhi yaitu mengatur posisi semi

fowler, melibatkan orang tua dalam memberikan perawatan sehingga anak

merasakan ketenangan, memberikan nutrisi sesuai kebutuhan, memberikan

antibiotik serta pelega tenggorokan.

Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori

dan praktik.

6. Pelaksanaan Asuhan dengan Efisien dan Aman

Pada kasus balita R dengan pneumonia, pelaksanaan asuhan dengan

efisien dan aman telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan

pada langkah sebelumnya, pemberian terapi berupa antibiotik (ampicillin

500 mg/ 6 jam) dikombinasikan dengan antibiotik (gentamicin 80 mg/ 24

jam) secara IV. Hal ini sudah sesuai dengan Noels (2013) pada pengobatan

pneumonia terdiri dari antbiotik ampicilin dan dikombinasikan dengan

gentamicin.

Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori

dan praktik.

7. Evaluasi

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada balita R dengan

pneumonia selama 6 hari, kondisi klien dinyatakan sembuh berdasarkan

gejala klinis yaitu tidak ditemukan batuk, sesak nafas, cuping hidung,

retraksi dada, wheezing, demam dan takipnea. Keadaan umum dan vital

sign balita R membaik yaitu keadaan umum baik, frekuensi napas


commit to user
36x/menit, suhu tubuh 36,5ºC dan nafsu makan meningkat. Evaluasi ini
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

sesuai dengan Maryunani (2013) yaitu pola napas anak telah membaik,

frekuensi napas kurang dari 40x/ menit pada anak usia 12 bulan-5 tahun.

Untuk gejala klinik dari pneumonia yang meliputi demam, nyeri dada,

dispnea, dan takipnea telah teratasi.

Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori

dan pratik.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai