Anda di halaman 1dari 8

TERAPI OKUPASI

A. PENGERTIAN
Pengertian terapi okupasi sangat banyak, antara lain sebagai berikut:
Occupation : kesibukan / pekerjaan.
Terapi okupasi adalah usaha penyembuhan melalui kesibukan atau pekerjaan
tertentu. Terapi okupasi adalah salah satu jenis terapi kesehatan yang merupakan bagian
dari rehabilitas medis. Penekanan terapi ini adalah sebagai pada sensomotorik dan proses
neurologi dengan cara memanipulasi, memfasilitasi dan mengnibisi lingkungan, sehingga
tercapai peningkatan, perbaikan dan pemeliharaan kamampuan anak. Dengan
memperhatikan asset (kemampuan) dan Emitasi (keterbatasan) yang dimiliki anak, terapi
ini bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Terapi okupasi adalah prilaku atau kegiatan – kegiatan individu yang akan
dilakukan pada area kerja, perawatan diri dan rekreasi.
Terapi okupasi adalah suatu aktifitas – aktifitas yang secara disadari dapat dilihat,
direncanakan dan menyenangkan.
Terapi okupasi adalah ilmu dan seni untukmengarahkan pertisipasiseseorang dalam
melaksanakan suatu tugas terpilih yang telah ditentukan dengan maksud mempermudah
belajar fungsi dan keahlian yang dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri dengan
lingkungan.
Prinsip :
Pasien tidak merasa dipaksa, tetapi memahami kegiatan ini sebagai suatu
kebutuhan dan akhir suatu keahlian yang dapat dijadikan bekal hidup.
B. METODE PENDEKATAN TERAPI OKUPASI
Metode pendekatan terapi okupasi ini menggunakan beberapa kerangka acuhan yang
terstandarisasi oleh WFOT(Word Federation Of Occupation Therapy) meliputi:
Kerangka acuan Psikososial
Behavior / perilaku
Object relation
Cognitif behavior
Occupation behavior
Kerangka acuan sensomotorik
NDT (Neoro Development Treatment)
Sensori integritas (Sensori Integration)
Beberapa acuan ini, secara umum terapi okupasi mencakup empat tahan atau program :
Penilaian atau semacam diagnosis dengan serangkaian wawancara dan uji kemampuan
untuk mendaptkan gambaran kondisi anak.
Rangkaian terapi yang disesuaikan dengan hasil penelitian
Bimbingan berupa pemaparan, penelitian, konsultasi dan penyelidikan kepustakaan bagi
orang tua dan pengasuh untuk membantu kemajuan yang telah didapat anak selama
terapi.
Bila perlu konsultasi dan bantuan untuk program disekolah, jika anak mengalami
kesulitan akademi karena gangguan tumbuh kembangnya. Antara lain mencakup
kemampuan menulis (fingsi tangan) dan sensomotorik.
C. PERSIAPAN TERAPI OKUPASI
Penetuan materi latihan
materi latihan dipilih dan ditentukan dengan memperhatikan karakteristik atau cara
khas masing – masing klien
Penetuan cara atau pendekatan
dengan system kelompok / individu
Penentuan waktu
kapan latihan diberikan pagi, siang atau sore hari dan berapa lamanya
Penetuan tempat
disesuaikan dengan keadaan klien, materi latihan dan alt yang digunakan.
D. PROSES TERAPI OKUPASI
Pelayanan terapi okupasi di rumah sakit jiwa cenderung berubah – ubah, hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan, akan tetapi secara umum proses intervensi itu melalui tiga
tahap yaitu :
Assessment
adalah proses dimana seseorang terapi memperoleh pengertian tentang pasien yang
berguna untuk membuat keputusan dan mengkontruksikan kerangka kerja atau model
dari pasien. Proses ini harus dilakukan dengan adekuat untuk menentukan jenis
okupasi yang diberikan pada pasien.
Treatment
Setelah dilakukan assessment dengan detail, maka dilakukan treatment yang terdiri
dari tiga tahap yaitu :
formulasi pemberian terapi
impelementasi terapi yang telah direncanakan
review terapi yang diberikan dan selanjutnya dilakukan evaluasi
Evaluasi
dari hasil evaluasi ini perawat dapat menentukan apakah pasien dapat melanjutkan
divokasional training atau pulang.
E. JENIS AKTIFITAS TERAPI OKUPASI
Aktifitas latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan jiwa
Aktifitas dengan pendekatan kognitif
Aktifitas yang memacu kreativitas
Training ketrampilan
Terapi bermain
F. PERAN TERAPI OKUPASI
Sebagai motivator dan sumber reinforces : memberikan motivasi pada pasien dan
meningkatkan motovasi dengan memberikan penjelasan ada pasien tentang
kondisinya, memberikan penjelasan dan menyakinkan pada psien akan sukses.
Sebagi guru : terapi memberikan pengalaman learning re-rearnign okupasi terapi harus
mempunyai ketrampilan dan ahli tertentu dan harus dapat menciptakan dan
menerapkan aktifitas mengajarnya pada pasien
Sebagai peran model social : seorang terapi harus dapat menampilkan perilaku yang
dapat dipelajari oleh pasien, pasien mengidentifikasikan dan meniru terapi melalui
role playing, terapi mengidentifikasikan tingkah laku yang diinginkan (verbal –
nonverbal) yang akan dicontoh pasien.
Sebagi konsultan : terapis menentukan program perilaku yang dapat menghasilkan
respon terbaik dari pasien, terapis bekrja sama dengan pasien dan keluarga dalam
merencanakan rencana tersebut.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
TERAPI OKUPASI
A. PENGKAJIAN
Kajilah riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan gejala karakteristik
yang berkaitan dengan gangguan tertentuyang didiagnosis
Ajukan pertanyaan – pertanyaan pengkajian keperawatan
Wawancara pada orang tua untuk mengorek sejarah klinis anak yang menjadi pamicu
gangguan tumbuh kembangnya seperti : proses kelahiran, tahap pertumbuhan sesuai
usia, penyakit yang pernah diderita dan terapi apa saja yang pernah dijalani.
Kaji kemampuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan aktivitas berhubungan masalah yang dihasapi klien
Keadaan fisik yang menurun berhubungan dengan kurangnya perawatan diri
Menarik diri berhubungan dengan proses sosialisasi yang menurun
C. PERENCANAAN DAN IDENTIFIKASI HASIL
Mempertahankan dan meningkatkan kemandirian terutama kemapuan fungsi aktivitas
kehidupan sehari – hari serta melatih dan memberikan terapi pada gannguan
koordinasi. Keseimbangan – keseimbangan lokomotor dengan memeperhatikan
efektivtas serta efisiensi, disamping itu terapi okupasi ini melatih pemakaian alat
adaptif fungsional (adaptive device). Berbagai kegiatan dari terapi okupasi ini adalah
: latihan koordinasi latihan aktivitas kehidupan sehari – hari, melatih pemakaian
fungsional adaptif serta berbagai fasilitas simulasi untuk menyandang cacat.
Membantu dalam pelaksanaan peran yang dimiliki, membantu pasien untuk mencapai
tujuan personalnya, meningkatkan rasa kompetesi diri dalam area perawatan diri.
Meningkatkan hubungan social yang sehat didalam kelompok. Dengan tujuan klien dpat
mengembangkan kemampuan untuk dapat berhubungan degan orang lain.
D. IMPLEMENTASI
Pertahankan tingkat fungsional klien untuk melakukan aktivitas hidup sehari – hari.
Tingkatkan keseimbangan antara istiraha dan aktivitas
Bantu klien untuk berwaspada, gunakan petunjuk dan penguatan yang positif
Pertahankan keadaan fisik yang seimbang
Pertahankan diet yang seimbang dan pastikan asupan cairan yang adekuat
Membuat persediaan oto dan kondisi tubuh umumnya, berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Pertahankan hubungan social yang baik
Hindari atau batasi situasi yang memalukan secara social dukung dan jaga martabat
pasien.
Kurangi stimulasi lingkungan bila klien cemas.
E. EVALUASI HASIL
Klien mempertahankan kemampuannya melakukan aktivitas sehari – hari dalam
lingkungan yang berstruktur
Klien menunjukkan perawatan diri yang baik pada segi nutrisi maupun dirinya
Klien menunjukkan hubungan sosialisasi yang baik pada keluarga dan lingkungan
sekitar.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang materi terapi okupasi diatas dapat kami
simpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Pengertian : terapi okapasi adalah usaha penyembuhan melalui kesibukan atau
pekerjaan tertentu.
Sasaran : Pemulihan, pengembangan, pemeliharaan fisik, intelektual, social, dan
emosi
Fisik
Kecepatan bergerak dan kekuatan pemeliharaan daerah gerak sendi kontrol otot
Intelektual
Menyelesaikan masalah yang dihadapi meningkatkan daya kreativitas, integrasi
antara otot dan pengetahuan pasien, ekspresi perasaan klien.
Sosial dan Emosi.
Peningkatan hubungan yang sehat di dalam kelompok. Menjalankan aturan main
dalam kelompok, memimpin dan mengikuti kepemimpinan orang lain.
Tujuan : terapi okupasi tidak hanya sebatas aktivitas fisik, tetapi mencakup
pengembangan intelektual, social, emosi, maupun kreatifitas.
Diversional
Terapi okupasi dapat di gunakan untuk mengalihkan perhatian agar tidak
terjadi neorosis ( kegagalan individu memecahkan masalah atau tuntutan
dimasyarakat yang membuatnya terganggu dalam pemeliharaan maupun
penyesuaian diri )
Pemuihan Fungsional
Membuat persediaan otot, dan kondisi tubuh umumnya berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Latihan dan Prefokasional.
Memberi peluang persiapan menghadapi tugas, pekerjaan atau profesi yang
sesuai dengan kondisinya.
SARAN-SARAN
Bagi keluarga klien
Berikan dukungan dan support dalam terapi okupasi kepada klien
Dapatkan tim yang jelas tentang tujuan dan tindakan terapi dari tim medis.
Kenali gejala-gejala yang timbul dan segera memerlukan perawatan medis
Bagi perawat atau tim medis
Tetapkan intervensi terapi okupasi sesuai dengan hasil pengkajian
Berikan informasi yang jelas kepada keluarga maupun klien tentang tujuan dan
tindakan yang akan di lakukan.
Berikan penyuluhan mengenai penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan.

Anda mungkin juga menyukai