Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR PAUD

ARTIKEL HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


(PAUD) DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA
DINI
Dosen: Dr. Ismaniar S.Pd.,M.Pd

Nama : Rismawati
NIM : 17005185

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018

1
Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan
Kognitif Anak Usia Dini (AUD)
Rel ationship between Early Childhood Education (PAUD) and Early
Childhood Cognitive Development

Rismawati
Dosen Pembimbing Drs. Ismaniar M.Pd
17005185
Pendidikan Luar Sekolah
Email: rismawatir687@gmail.com

ABSTRAK
Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan anak mencapai suatu
tahap yang sangat tinggi. Masa ini disebut sebagai masa usia emas dimana semua
stimulasi yang diberikan kepada anak tersebut akan diserapnya dengan baik dan
akan berpengaruh pada masa selanjutnya. Masa usia emas (golden age) adalah
perkembangan anak terjadi saat pra-sekolah dimana 80% perkembangan kognitif
sudah sampai pada masa ini. Perkembangan kognitif ini mengharuskan anak
tersebut mendapatkan stimulasi yang optimal dari orang terdekatnya yaitu
orangtua, keluarga, dan lingkungannya. Adapun PAUD yang diberikan harus yang
efektif dan efisien sehingga bermanfaat untuk membangun struktur perkembangan
kognitif anak saat memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Kata Kunci : Masa usia emas, perkembangan kognitif, Pendidikan Anak Usia
Dini.

ABSTRACT
Early childhood is a period where child development reaches a very high
stage. This period is called the golden age where all the stimulation given to the
child will be absorbed properly and will affect the future. The golden age is that
child development occurs in pre-school where 80% of cognitive development has
arrived at this time. This cognitive development requires the child to get optimal
stimulation from the closest person, namely parents, family, and environment. The
PAUD provided must be effective and efficient so that it is useful to build the
structure of children's cognitive development when entering the next level of
education.
Keywords : Golden age, cognitive development, Early Childhood.

PENDAHULUAN
Dari awal anak lahir sampai usia 3 tahun saraf sensoris dan daya pikir anak
sudah mengalami perkembangan dan bisa digunakan untuk menyimpan semua
peristiwa yang dilaluinya. Pada usia satu setengah tahun hingga usia tiga tahun,

2
kepekaan anak tentang bahasa mulai tumbuh dan anak sudah mulai
mengembangkan bahasanya. Anak tersebut akan mulai untuk berbicara dengan
orang-orang sekitarnya dan mulai mengasah vokalnya (Theo and Martin, 2004).
Hasil studi neurologi (cabang ilmu kedokteran yang menangani pada sistem
saraf) mengatakan bahwa perkembangan kognitif seorang anak sudah mencapai
50% ketika anak tersebut berumur 4 tahun, 80% ketika anak sudah berumur 8
tahun dan mencapai 100% pada saat seorang anak sudah berumur 18 tahun. Hasil
studi tersebut membuat pendapat para ahli semakin kuat tentang perkembangan
kognitif seorang anak sudah dimulai pada usia golden age yaitu usia emas dimana
daya serap atau daya tampung ingatan seorang anak pada usia dini sudah
mengalami perkembangan. Oleh karena itu, masa usia emas ini tidak boleh
disalah gunakan oleh orangtua dan lingkungan sebagai faktor utama pemberian
stimulasi kepada anak usia dini karena masa usia emas hanya datang sekali dalam
seumur hidup manusia. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa anggapan
pendidikan yang dimulai setelah usia SD tidaklah tepat. Pendidikan harus dimulai
sejak usia dini supaya pembentukan sikap dan karakter serta perkembangan
kognitif anak tersebut dapat diasah dengan baik melalui Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) (Martini, 2006).
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara umum adalah anak yang berumur
0-8 tahun dalam konteks internasional dan berumur 0-6 tahun dalam konteks
nasional. Anak usia dini adalah anak yang dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat melebihi pertumbuhan usia lain. Anak usia dini
identik dengan fase bermain. Dimana semua aktivitas anak tersebut harus diberi
stimulasi yang baik supaya kedepannya anak tersebut menjadi pribadi yang baik.
Untuk itu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat diperlukan untuk masa
sekarang ini terutama untuk mengembangkan kognitif anak sehingga bisa
dimanfaatkan secara maksimal kedepannya.

PEMBAHASAN
A. Masa Usia Emas (golden age)
Masa usia emas (golden age) adalah masa yang sangat penting bagi seorang
anak didalam kehidupannya dalam rangka untuk mengoptimalkan pertumbuhan

3
dan perkembangannya. Pada masa usia emas ini, pembentukan sistem saraf sudah
mulai terjadi. Sel-sel saraf pada masa ini sudah mulai terhubung satu dengan
lainnya. Karena hubungan dari sistem saraf itu, maka kualitas dan kuantitas yang
dihasilkan berupa perkembangan kecerdasan anak.
Berbagai penelitian mengatakan bahwa masa usia dini adalah masa usia emas
atau golden age, dimana pekembangan otak anak berkembang dengan pesat
karena tercipta bermiliar-miliar sel saraf otak. Masa ini juga disebut sebagai masa
daya serap manusia seperti spons yang siap menyerap semua yang dirangsang dari
lingkungannya. Oleh karena itu dibutuhkan stimulasi yang multi channel beragam
variasi rangsangan, entah itu suara, gerak, gambar, bentuk dan warna.
Penelitian Keith Osborn dan Benyamin S. Bloom (1993) terkait dengan
pertumbuhan otak bahwa sejak lahir hingga usia 4 tahun telah terbentuk sebanyak
50% kecerdasan manusia dari keseluruhan pertumbuhan manusia. Kemudian
antara usia 4 sampai dengan 8 tahun, pertumbuhan otak manusia semakin
meningkat sebanyak 30% lagi sehingga mencapai 80%. Ini berarti masa emas
yang apabila tidak dimanfaatkan oleh orangtua, guru serta orang terdekat anak
dengan baik, maka pertumbuhan otak akan sia-sia sendirinya. Hal itu disebabkan
karena semakin kompleksnya sel otak anak, maka daya penyerapannya semakin
kuat, maka stimulasi juga harus semakin bermakna dan berpengaruh penting
terhadap perkembangan anak.
Masa usia emas dapat dikatakan masa yang sangat penting bagi
perkembangan AUD khususnya bagi penerimaan stimulasi dan perlakuan dari
lingkungan hidupnya. Masa ini juga bisa disebut sebagai masa kritis dimana
stimulasi yang diberikan harus sesuai dengan masa perkembangannya dan diatur
sedemikian rupa sehingga tingkat kemampuan kognitif anak dalam memahami
stimulasi tersebut bisa diterjemahkan saraf otaknya dengan baik.

B. Perkembangan Kognitif
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, anak usia dini adalah anak yang
berusia 0-6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih
pesat dan fundamental dari tingkat kehidupan lainnya. Dimana perkembangan
berproses menuju kearah yang lebih sempurna. Oleh karena itu, kualitas

4
perkembangan anak dimasa depannya sangat ditentukan oleh stimulasi yang
diperolehnya sejak dini.
Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara seorang anak
berpikir dan memecahkan persoalan didalam kehidupannya, misalnya saat
bermain. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir
untuk menyelesaikan berbagai masalahnya dapat dijadikan sebagai tolak ukur
tingkat kecerdasannya. Pandangan aliran behaviorisme mengatakan bahwa
pertumbuhan kecerdasan melalui terhimpunnya informasi yang diperoleh anak
semakin bertambah. Sedangkan aliran developmentalis mengatakan kecerdasan
anak terhimpun karena pengaruh anak tersebut dengan lingkungannya.
Perkembangan kognitif dinyatakan sebagai pertumbuhan untuk merancang,
mengingat dan mencari penyelesaian dari semua permasalahan yang sedang
dihadapi oleh anak tersebut (Patmodewo:2003). Lain halnya dengan Jean Piaget
yang memandang kecerdasan anak secara biologis yaitu anak tersebut berusaha
untuk mencari suatu pengetahuan dengan cara melakukan suatu eksperimen
terhadap dunia tentang apa yang terjadi didalamnya dan menyimpulkan sendiri
hasil eksperimen tersebut. Hasil eksperimen tersebut membuat kecerdasan
seorang anak tumbuh dengan pesat dibandingkan dengan anak yang tidak
melakukan eksperimen ketika ingin mengetahui sesuatu. Perkembangan kognitif
menandai dengan cara melihat minat dan keseriusan anak untuk belajar dan
mendapatkan ide-ide baru dari belajar tersebut.
Perkembangan kognitif dapat diasah dalam suatu wadah yang membuat anak
tersebut bisa mendapatkan stimulasi yang bisa meningkatkan kecerdasannya serta
dia bisa melakukan eksperimen ketika ingin mengetahui suatu ilmu yang belum
diperolehnya dari stimulasi yang diberikan oleh orang terdekat. Wadah tersebut
adalah sebuah instansi pendidikan yang didalamnya terjadi pemberian stimulasi
dari pendidik dan orang-orang sekitar serta lingkungan yang bisa dijadikan
sumber eksperimen untuk anak mendapatkan pengetahuan yaitu Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD).

5
C. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Anak usia dini menurut Nasional Assosiation in Education for Young
Children (NAEYC) adalah anak yang berada pada rentang usia sejak lahir hingga
umur 8 tahun. Anak usia dini mempunyai potensi genetik sejak lahir yang perlu
dikembangkan melalui pemberian beberapa stimulus disetiap aktivitasnya.
Pembentukan perkembangan anak untuk tahap selanjutnya sangat ditentukan pada
periode ini. Oleh karena itu, untuk membentuk anak yang mempunyai
perkembangan yang relevan dengan usia perkembangannya, maka pemerintah
menggalakkan pendidikan untuk anak usia dini yang dinamakan dengan PAUD.
Menurut UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
1 ayat 14, menjelaskan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak dia lahir sampai dengan usia enam tahun melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan selanjutnya.
Dari pengertian menurut UU diatas, maka dapat dikatakan bahwa PAUD
bertujuan untuk memberikan stimulus kepada anak usia dini baik secara
perkembangan fisik yaitu motorik kasar maupun motorik kasar, perkembangan
kecerdasan yaitu daya pikir, daya cipta, kecerdasan spiritual dan kecerdasan
emosional serta perkembangan bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan
dan usia perkembangan anak.
Pendidikan secara umumnya di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mencerdaskan kehidupan
bangsa serta membentuk generasi muda yang mengikuti pendidikan tersebut
berakhlak mulia. Sedangkan tujuan PAUD adalah:
a. Tujuan utamanya yaitu membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu
anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya
sehingga memiliki kesiapan yang optimal didalam memasuki pendidikan
dasar serta mengarungi kehidupan dimasa yang akan mendatang.
b. Tujuan pendidikan yaitu untuk membantu menyiapkan anak untuk membantu
kesiapan belajar akademik pada jenjang pendidikan selanjutnya.

6
Dari tujuan PAUD yang kedua dapat dijelaskan bahwa PAUD bertujuan
dalam membantu perkembangan kognitif anak usia dini sebelum memasuki
jenjang pendidikan dasar yaitu SD atau setingat dengannya. Oleh karena itu
semua aspek perkembangan kognitif yang dimiliki anak pada saat memasuki
PAUD akan diberikan stimulus untuk mengembangkannya supaya tepat guna.
Potensi yang dimilikinya akan berkembang dengan pesat.
PAUD juga membuat anak lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru
apabila dia sesudah dijenjang PAUD memasuki pendidikan dasar. Hal itu
disebabkan oleh anak sudah sering beradaptasi dengan lingkungan selain
keluarganya selama di PAUD. Akan berbeda dengan anak yang tidak dimasukkan
kedalam PAUD, dia cenderung akan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan
barunya karena belum terbiasa.
Pelaksanaan PAUD lebih efektif bermanfaat untuk perkembangan dasar-dasar
pengetahuan alam anak, matematika dan bahasa baik bahasa lisan maupun
membaca dan menulis. Selain itu PAUD juga efektif untuk memotivasi anak
untuk memikirkan dan menemukan jawaban yang benar dalam mengatasi suatu
konflik yang sedang dia hadapi. Pendidikan anak usia dini juga memberikan
kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai kegiatan sehingga dapat
mengembangkan kemampuan kognitifnya (Apriani:2009).
Jika perkembangan kognitif pada anak usia dini terhambat, maka akan
berakibat kepada kualitas manusia dewasa yang rendah. Manusia yang
berkualitasa adalah manusia yang tinggi kecerdasan kognitifnya. Untuk
mendapatkan perkembangan kognitif yang baik, maka anak sejak usia 0-6 tahun
harus diberi stimulus yang baik mengenai aspek kognitifnya karena pada rentan
usia tersebut pertumbuhan dan perkembangan otak anak sangat pesat.
Pertumbuhan dan perkembangan otak anak tersebut akan berpengaruh kepada
kecerdasan kognitifnya. Itu dikarenakan kecerdasan kognitif merupakan
pertumbuhan dan pematangan semua jenis proses berpikir termasuk menerima,
mengingat, penyelesaian masalah, penggambaran dan pertimbangan.

7
SIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak
yang berusia 0-6 tahun dalam konteks nasional dan berusia dari 0-8 tahun dalam
konteks internasional. Anak usia dini disebut sebagai masa usia emas (golden age)
dimana semua stimulus atau rangsangan yang diberikan kepadanya langsung
diserapnya dengan cepat. Oleh karena itu anak usia dini harus diberikan stimulus
yang baik untuk membuat masa dewasanya juga baik.
Untuk mengembangkan kecerdasan kognitif AUD, maka anak harus
diberikan pendidikan yang sesuai dengan usia perkembangannya yaitu melalui
pendidikan anak usia dini atau PAUD. Hal itu dikarenakan PAUD akan
membentuk serta mengembangkan semua potensi genetik anak yang dibawanya
sejak lahir serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak
tersebut dengan cara memberikan rangsangan yang sesuai dengan usia
perkembangannya sehingga akan bermanfaat untuk jenjang pendidikan
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Khadijah. 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana
Publishing.
Patnomodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Apriani, R. 2009. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan
Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo
Kecamatan Banyumanik Semarang. E-journal program studi keperawatan
UNDIP.
Cristina, Ageten Ega dkk. 2017. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini dengan
Perkembangan Kognitif Anak Prasekolah di Desa Pakuweru Kecamatan
Tenga Kabupaten Minahasa Selatan. e-journal keperawatan volume 5
nomor 2 Universitas Sam Ratulangi.
Elsevier. 2017. Nurturing care: promoting early childhood development. Artikel
soton.ac.uk.

8
9

Anda mungkin juga menyukai