Laporan Pendahuluan Gangguan Alam Perasa
Laporan Pendahuluan Gangguan Alam Perasa
Laporan Pendahuluan Gangguan Alam Perasa
PERASAAN
Kelas : 3-B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “LAPORAN PENDAHULUAN PADA GANGGUAN ALAM
PERASAAN”.
Makalah ini berisikan tentang informasi tentang bilangan. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Gangguan Alam Perasaan. Kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih dan kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
[i]
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................ i
[ii]
[iii]
BAB I
PENDAHULUAN
Dari penjelasan di atas penting untuk kita ketahui mengenai terjadinya mania oleh
karena mania memiliki psikopatologi yang tidak jauh berbeda dengan depresi, sehingga
berdasarkan uraian-uraian di atas, dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep dasar
asuhan keperawatan dengan gangguan alam perasaan (mania) untuk menunjang pembelajaran
yang akan berguna dalam melakukan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan.
[1]
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa definisi dari gangguan alam perasaan ?
2) Apa saja Klasifikasi gangguan alam perasaan?
3) Apa Etiologi dari gangguan alam perasaan ?
4) Bagaimana Patofisiologi dari gangguan alam perasaan?
5) Apa saja Manifestasi klinis dari gangguan alam perasaan
6) Bagaimana Penatalaksanaan Medis dari gangguan alam perasaan?
7) Bagaimana Pencegahan dari gangguan alam perasaan?
8) Apa saja Komplikasi dari gangguan alam perasaan ?
9) Bagaimana Asuhan Keperawatan dari gangguan alam perasaan?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti seminar tentang gangguan alam perasaan ini peserta diharapkan
mampu untuk mengetahui, melaksanakan dan memahami gangguan alam perasaan beserta
asuhan keperawatannya
1.4. Manfaat
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan penyebabserta upaya pencegahan
gangguan alam perasaan terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.
[2]
Diharapkan bagi pembaca dapat mengetahui tentang gangguan alam perasaan
dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit
tersebut.
Diharapkan dalam menambah wawasan dan informasi dalam penanganan
gangguan alam perasaan sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
lebih baik.
Dapat menambah informasi tentang gangguan alam perasaan serta dapat
meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut.
[3]
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi
seluruh keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai oleh
syndrom depresif sebagian atau penuh, selain itu juga ditandai oleh kehilangan minat atau
kesenangan dalam aktifitas sehari-hari dan rekreasi.
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan
kegembiraan yang berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan
motorik meningkat, sehingga menyebabkan energi banyak yang keluar (Standar Asuhan
Keperawatan Jiwa, DEPKES).
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam
perasan yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan
terangsang. Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku yang berlebihan berupa peningkatan
kegiatan, banyak bicara, ide-ide yang meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan,
penyimpangan seksual.
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan
alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola tidur dan nafsu
makan, psikomotor, konsentrasi, keindahan, rasa putus asa dan tidak ber daya, serta gagasan
bunuh diri (Kaplan, Sadock, 1998).
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kekecewaan pada alam perasaan, (affective
atau mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup,
perasaan tidak berguna, putus asa (Dadang Hawari, 2001)
Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang ber lebihan, murung tidak bersemangat,
merasa tak berguna, merasa tak berharga, merasa kosong dan tak ada harapan berpusat pada
kegagalan dan bunuh diri, sering disertai ide dan pikiran bunuh diri klien tidak berniat pada
pemeliharaan diam dan aktivitas sehari-hari (Budi Anna Kaliat, 1996)
[4]
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan alam
perasaan yang disertai oleh komponen psikologik dan komponen somatik yang terjadi akibat
mengalami kesedihan yang panjang.
2.2. Klasifikasi
2.2.1. Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir komunikasi sosial dan
rasa tidak nyaman.
a. Afek
Murung, cemas, kesal, marah, menangis
b. Proses pikir
Perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikas verbal komunikasi
non verbal meningkat.
c. Pola komunikasi
Bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal
meningkat
d. Partisipasi sosial
Menarik diri tak mau bekerja sekolah, mudah tersinggung
a. Gangguan afek
Pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang
b. Gangguan proses pikir
c. Sensasi somatik dan aktivitas motoric
Diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau
makan dan minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan
[5]
Keadaan individu yang terbuka mau mempengaruhi dan menyadari
perasaannya sendiri dapat beradaptasi dengan dunia internal dan
eksternal.
a) Bersedih
b) Berhenti kegiatan sehari-hari
c) Takut pada diri sendiri
d) Berlangsung tidak lama.
b. Reaksi Emosi Maladaptif
Merupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan respon ini
dapat dibagi 3 tingkatan yaitu :
1) Supresi
Tahap awal respon maladaptif individu menyangkal perasaannya
dan menekan atau menginternalisasi aspek perasaan terhadap
lingkungan.
2) Reaksi kehilangan yang memanjang
3) Supresi memanjang mengganggu fungsi kehidupan individu.
Gejala : bermusuhan, sedih terlebih, rendah diri.
4) Mania/ Depresi
Gangguan alam perasaan kesal dan dimanifestasikan dengan
gangguan fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat dan menetap
pada individu yang bersangkutan.
2.3. Etiologi
Kekecewaan
Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang menjadi jengkel
tak dapat berfikir sehat atau kejam pada saat khusus jika cinta untuk diri sendiri lebih
besar dan pada cinta pada orang lain yang menghimpun kita, kita akan terluka, tidak
senang dan cepat kecewa, hal ini langkah per tama depresi jika luka itu direnungkan
terus-menerus akan menyebabkan kekesalan dan keputusasaan.
[6]
Kurang Rasa Harga Diri
Ciri-ciri universal yang lain dari orang yang depresi adalah kurangnya rasa harga diri
sayangnya kekurangan ini cenderung untuk dilebih-lebihkan menjadi ekstrim, karena
harapan-harapan yang realistis membuat dia tak mampu merestor dirinya sendiri hal
ini memang benar khususnya pada individu yang ingin segalanya sempur na yang tak
pernah puas dengan prestasi yang dicapainya
Perbandingan yang tidak adil
Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai nilai lebih
baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia maka depresi
mungkin terjadi
Penyakit
Beberapa faktor yang dapat mencetuskan depresi adalah organik contoh individu yang
mempunyai penyakit kronis seperti Ca Mammae dapat menyebabkan depresi.
Aktivitas Mental yang Berlebihan
Orang yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresi.
Penolakan
Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu tak terpenuhi
maka terjadilah depresi.
Dapat timbul karena adanya factor predisposisi dan factor presipitasi yaitu:
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Genetik
Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan
diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan
meningkat pada kembar monozigote.
2) Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang
dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan
objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik
menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan
perilaku mania (sebagai suatu mekanisme kompensasi)
3) Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan orangtua
yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
[7]
4) Teori Kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang
mengalami mania.
5) Teori Kognitif
Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang dipengaruhi
oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.
6) Model Belajar Ketidakberdayaan
Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu
menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu
timbul keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan
sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang adaptif.
7) Model Perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant
positif selama berinteraksi dengan lingkungan.
8) Model Biologis
Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan
kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan
hipersekresi kortisol.
b. Faktor Presipitasi
1) Faktor Biologis
Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau
berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan
ketidakseimbangan metabolisme.
2) Faktor Psikologis
Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta,
seseorang dan kehilangan harga diri.
3) Faktor Sosial Budaya
Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.
[8]
2.4. Patofisiologi
Alam perasaan adalah kekuatan/ perasaan hati yang mempengaruhi seseorang dalam
jangka waktu yang lama setiap orang hendaknya ber ada dalam afek yang tidak stabil tapi tidak
berarti orang tersebut tidak per nah sedih, kecewa, takut, cemas, marah dan sayang emosi ini
terjadi sebagai kasih sayang seseorang terhadap rangsangan yang diterimanya dan
lingkungannya baik interenal maupun eksternal. Reaksi ini bervariasi dalam rentang dari reaksi
adaptif sampai maladaptif.
a. Gangguan tidur,
b. Kelesuan fisik,
c. Hilangnya nafsu makan dan
d. Penyakit fisik yang ringan.
2.5.2. Gejala Emosional yaitu:
[9]
Kognitif Ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak mampu
konsentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri
sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis.
Fisik Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan
pencernaan, konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepal, pusing,
insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan,
gangguan selera makan, gangguan menstruasi, impoten, tidak
berespon terhadap seksual.
Tingkah laku Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktivitas,
kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi social, irritable,
berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan.
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah
denial dan supresi, hal ini dilakukan untuk menghindari tekanan yang hebat. Pada depresi
mekanisme koping yang digunakan adalah represi, supresi, mengingkari dan disosiasi. Tingkah
laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan karena
kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.
2.6. Pencegahan
1. Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan
pernah untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat memperburuk
depresi yang sdah dialami mapun dapat mengakibatkan depresi
2. Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini dapat
mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Ingat kita bkan
lari dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita sehingga kita lebih
siap untuk menghadapinya lagi nanti.
3. Berpikir realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata
“seandainya saya…” dalam hidup kita
4. Melakukan olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut
membuat kita lebih jarang melamun
[10]
5. Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira
karena hal tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri
6. Jangan banyak berpengharapan
7. Berpikir positif
8. Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat menjauhkan diri
kita dari depresi
2.7. Pengobatan
1. Litium karbonat, sebuah obat antimatik, adalah obat pilihan untuk klien yang
menderita gangguan bipolar.
2. Pengobatan antipsikotik digunakan untuk klien yang menderita hiperaktivitas
hebat dan untuk menangani perilaku manik.
3. Antikonvulsan kadang-kadang diberikan karena keefektifannya dalam antimanik.
4. Pengobatan antiansietas, misalnya klonazepam (klonopin) dan lotazepam
(Antivan), kadang-kadangdigunakan untuk klien yang menderita episode manik
akut dan untuk klien yang sulit ditangani.
5. Kombinasi litium antikonvulsan sudah digunakan untuk gangguan bipolar siklus
cepat,
a. Selsctive serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) terbukti sudah sangat berguna untuk
menangani depresi, terutama karena obat tersebut lebih sedikit memiliki efek
antikolinergik yang merugikan, lebih sedikit toksisitas jantung, dan reaksi lebih cepat
daripada antidepresan trisiklik dan inhibitor oksidase monoamin (MAO)
b. Trisiklik dan inhibitor MAO, generasi pertama antidepresan, jarang digunakan sejak
adanya SSRI dan SSRIs atipikal.
[11]
c. Antipsikotik kadang-kadang digunakan untuk menangani gangguan tidur dan ansietas
sedang.
d. Dokter dapat memprogramkan, tetapi elektrokonvulsif (ECP) jika terdapat depsresi
hebat, klien sangat ingin mealkukan bunuh diri, atau jika klien tidak berespon
terhadap protokol pengobatan antidepresan.
[12]
BAB 3
3.1. Pengkajian
3.1.1. Faktor predisposisi
b. Teori agresi berbalik pada diri sendiri, mengemukakan bahwa depresi diakibatkan
oleh perasaan marah yang yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa
kehilangan obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi
perasaan menyalahkan diri sendiri.
[13]
3.1.2. Faktor Presipitasi
3.1.4. Perilaku
[14]
Perilaku yang berhubungan dengan depresi (Stuart & Sundeen, 1995 hal. 215)
1. Ketidakberdayaan
2. Berduka disfungsional
3. Keputusasaan
4. Resiko tinggi terhadap cedera
5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
6. Defisit perawatan diri
7. Gangguan pola tidur
8. Resiko mencederai diri
[15]
3.3. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi mencedrai diri berhubungan dengan harga diri rendah, koping
individu tidak efektif.
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
selera makan.
[16]
3.4. Perencanaan
Tujuan Umum :
[17]
reaksi diri perawat
sendiri (misalnya
rasa marah,
frustasi dan empat)
[18]
Sediakan waktu
untuk
berdiskusi dan
bina hubungan
yang sifatnya
supportif.
Beri waktu
untuk klien
berespon.
Beri perawatan
individu
sebagai
manusia
layaknya.
[19]
logika dan
kesimpulan yang
dibuat klien.
Identifikasi
persepsi klien
yang tidak tepat,
penyimpangan dan
pendapatnya yang
tidak rasional
Bantu klien untuk
dapat merubah
tujuan yang tidak
realistis ketujuan
yang realistis.
Kurangi tujuan-
tujuan yang tidak
mungkin dicapai.
Kurangi penilaian
klien yang negatif
terhadap dirinya.
Bantu klien untuk
menyadari nilai
yang dimilikinya
atau perilakunya
dan perubahan
yang terjadi.
[20]
Beri dorongan
kepada klien
untuk melakukan
kegiatan secara
teratur atau beri
kebebasan
melakukan
kegiatan sehingga
energi klien dapat
disalurkan.
Persiapkan
program yang
dapat dilakukan
dengan baik.
Tetapkan tujuan
yang realistis,
relevan dengan
kebutuhan klien
dan minatnya
serta difokuskan
pada kegiatan
yang positif.
Fokuskan
kegiatan pada saat
ini, bukan
kegiatan pada
masa lalu atau
masa dating
Beri pujian jika
klien berhasil
melakukan
kegiatan atau
[21]
penampilannya
bagus
Pertahankan
penampilan atau
kegiatan jika
mungkin.
· Buat jadwal
exercise fisik
dalam rencana
keperawatan.
[22]
hubungan
interpersonal yang
efektif.
Beri dorongan
kepada klien
untuk
meningkatkan
hubungan
sosialnya dalam
lingkungan yang
lebih luas.
Beri dorongan
dengan penuh
kekeluargaan
terhadap respon
emosional klien
yang adaptif.
Beri dukungan
dan libatkan
dalam terapi
keluarga dan
terapi kelompok
jika diperlukan.
[23]
nutrisi, dan
kebersihan diri.
Anjurkan klien
untuk dapat
melakukan
pemenuhan
kebutuhan
perawatan diri
secara mandiri
jika
memungkinkan.
Berikan terapi
pengobatan.
3.5. Evaluasi
1. Semua sumber pencetus stress dan persepsi klien dapat digali.
2. Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah dan hubungan interpersonal
dapat digali.
3. Perubahan pola tingkah laku dan respon klien tersebut tampak.
4. Riwayat individu klien dan keluarganya sebelum fase depresi dapat dievaluasi
sepenuhnya.
5. Tindakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri telah dilakukan.
6. Tindakan keperawatan telah mencakup semua aspek dunia klien.
7. Reaksi perubahan klien dapat diidentifikasi dan dilalui dengan baik oleh klien.
[24]
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di ataas dapat disimpulkan bahwa Alam perasaan adalah keadaan
emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh keperibadiaan dan fungsi
kehidupan seseorang.
Gangguan alam perasaan ditandai oleh syndrom depresif sebagian atau penuh, selain
itu juga ditandai oleh kehilangan minat atau kesenangan dalam aktifitas sehari-hari dan rekreasi
yang di sebabkan oleh.
Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang menjadi jengkel
tak dapat berfikir sehat atau kejam pada saat khusus jika cinta untuk diri sendiri lebih besar dan
pada cinta pada orang lain yang menghimpun kita, kita akan terluka, tidak senang dan cepat
kecewa, hal ini langkah per tama depresi jika luka itu direnungkan terus-menerus akan
menyebabkan kekesalan dan keputusasaan.
4.2. Saran
Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan segala tindakan dalam menangani
masalah keperawatan khususnya dalam menangani kasus gangguan alam perasaan. Sehingga
memberikan nilai positif yaitu sebagai perawat profesional yang memberikan perawatan secara
berkualitas
[25]
DAFTAR PUSTAKA
http://widayantibhayangkari.wordpress.com/2013/01/20/asuhan-keperawatan-pada-
klien-gangguan-alam-perasaan-depresi-dan-mania/
http://anggreniniluhputu.blogspot.com/2010/12/askep-gangguan-alam-perasaan-
depresi.html
http://aldiavanza.blogspot.com/2010/10/asuhan-keperawatan-gangguan-alam.html
http://nsdesta.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-gangguan-alam.html
http://nsdesta.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-gangguan-alam.html
http://powerpointku.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-klien-dengan.html
http://desyanablog.blogspot.com/2011/09/keperawatan.html
[26]