Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para
mikrobiologi memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan
kultur murni. Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur
penting yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril
agar dapat menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan
hal tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang
akan digunakan harus bebas dari mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat
merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan
(Suriawira, 2005).
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk
pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik,
sesungguhnya anda telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran.
Namun kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai dalam pekerjaan
mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai
metode lain yang efektif (Hadioetomo, 1993).
Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan
panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan
bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau
sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau
sterilisasi kering (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.
Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi
ialah yang menggunakan panas (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan,
pembuangan, dan pada permuikaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di
segala tempat menyulitkan para mikrobiologi untuk memperoleh suatu koloni
mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme lain yang
mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari sel-sel
sejenis (tunggal) disebut juga sebagai kultur murni.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi.
Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat
dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain
yang mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-
alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa
tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan agar
tidak ikut tumbuh. Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara fisik dengan
panas, mekanik dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa kimia.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum sterilisasi alat
guna memberikan pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan strerilisasi
serta menambah pengetahuan dan keterampilan tentang teknik atau tata cara
sterilisasi dalam mikrobiologi.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Mengenal dan mengetahui jenis, mekanisme kerja, dan prinsip dari alat
dan instrument dalam praktikum mikrobiologi
1.2.2 Mengetahui dan memahami cara mengggunakan alat dan instrument dalam
praktikum mikrobiologi
1.2.3 Mempelajari macam-macam teknik sterilisasi dalam praktikum
mikrobiologi
1.2.4 Mengetahui dan memahami metode-metode sterilisasi
1.3 Manfaat Praktikum
1.3.1 Agar mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui jenis, mekanisme kerja,
dan prinsip dari alat dan instrument dalam praktikum mikrobiologi
1.3.2 Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara mengggunakan
alat dan instrument dalam praktikum mikrobiologi
1.3.3 Agar mahasiswa dapat mempelajari macam-macam teknik sterilisasi
dalam praktikum mikrobiologi
1.3.4 Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metode-metode
sterilisasi
4.2 Pembahasan
Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan
semua mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi biasanya dikombinasi
dengan pengemasan hermetis untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang
dimaksud pengemasan hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat, sehingga
tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara (Purnawijayanti,
2001).
Peralatan yang umumnya disterilisasi terbuat dari bahan gelas atau
kaca, plastik dan besi. Dalam melakukan sterilisasi perlu diketahui mana alat
yang terbuat dari bahan yang tahan dan tidak tahan panas maupun bahan yang
memiliki batas panas maksimal yang mampu diterimannya. Hal ini bertujuan agar
peralatan yang disterilkan tidak rusak, misalnya saja untuk mensterilkan peralatan
plastik dengan menggunakan sterilisasi panas kering, sudah tentu yang terjadi
adalah hal-hal yang tidak diinginkan seperti rusaknya peralatan tersebut.
Dalam praktikum kali ini dilakukan sterilisasi alat. Sterilisasi bertujuan
untuk menghilangkan dan membinasakan semua alat dan media dari gangguan
mikroba, termasuk virus, bakteria, spora, dan fungi. Sterilisasi juga merupakan
suatu metode atau cara yang digunakan untuk mengeliminasi semua
mikroorganisme.
Cara pertama yang dilakukan yaitu pengenalan alat. Disiapkan alat-alat
praktikum yang akan di amati setelah itu diamati alat-alat praktikum tersebut
kemudian digambar dan dituliskan fungsi, mekanisme kerja, dan prinsip dari alat
tersebut.
Cara kedua yaitu sterilisasi secara aseptis. Sterilisasi secara aseptis adalah
sterilisasi yang dilakukan pada enkas/LAF. Langkah pertama yang dilakukan
dalam sterilisasi secara aseptis yaitu merapihkan meja kerja LAF/enkas, kemudian
menyemprotkan alkohol 70% beberapa kali secara merata, kemudian dilap dengan
kain, setelah itu diamkan beberapa saat, selanjutnya enkas siap digunakan.
Cara ketiga yaitu sterilisasi secara kimiawi. Sterilisasi secara kimiawi
yaitu sterilisasi dengan menggunakan larutan seperti alkohol, formalin dll. Alat
yang akan di sterilisasi secara kimiawi yaitu alat yang terbuat dari plastik. Yang
pertama kita lakukan ialah mencuci hingga bersih alat yang akan digunakan,
kemudian lap dengan lap halus, siapkan larutan alkohol dalam wadah & rendam
seluruh permukaan alat dengan alkohol 70% selama 30 menit kemudian angkat
dan alat siap digunakan. Menurut (Pratiwi, 2002) alkohol 70% berfungsi sebagai
desinfektan dan mambunuh mikroorganisme yang menempel pada alat yang akan
digunakan sehingga tidak akan berpengaruh pada saat melakukan percobaan.
Cara keempat yaitu sterilisasi secara autoklaf. Sterilisasi secara autoklaf
adalah mensterilkan alat dan bahan dengan menggunakan tekanan uap optimum
untuk sterilisasi pada tekanan 15 Psi dan suhu 121°C. Langkah pertama yang
dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan disterilkan, tutup semua alat
yang mempunyai lubang di atasnya dengan menggunakan kapas seperti tabung
reaksi, erlenmeyer. Bungkuslah semua alat (yang terbuat dari gelas kaca dan yang
tahan terhadap pemanasan) menggunakan kertas, beberapa alat menggunakan
alumunium foil dan kemudian ikat kencang menggunakan karet atau benang
godam. Tujuan dibungkusnya alat dengan kertas atau alumunium foil yaitu untuk
mencegah terjadinya keretakan karena bertumpukan dengan alat lainnya serta agar
tidak terjadi kontaminasi pada saat pensterilan. Dimasukkan semua alat yang
sudah terbungkus rapat kedalam autoklaf kemudian dinyalakan autoklaf dan
lakukan proses sterilisasi (dengan suhu 121°C, tekanan 2 atm, selama 15 menit)
jika suhu autoklaf sudah menujukkan angka nol. Maka semua alat dapat
dikeluarkan dan letakkan di tempat yang bersih setelah selesai proses sterilisasi.
Pembungkus alat dapat dibuka jika alat tersebut akan digunakan. Hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi terhadap
alat-alat yang sudah steril.
Sterilisasi terakhir yang kita lakukan yaitu sterilisasi dengan pemanasan
langsung (pemijaran) menurut Srikumalaningsih (1995), cara ini digunakan
terutama untuk sterilisasi jarum inokulum yaitu dengan membakar alat-alat
tersebut di atas lampu bunsen sampai berpijar. Langkah pertama yang dilakukan
yaitu disiapkan jarum inkulum (ose). Selanjutnya nyalakan lampu bunsen yang
telah diisi spritus. Kemudian dilewatkan jarum ose di atas nyala api Bunsen
hingga tampak berwarna merah (berpijar). Setelah itu jarum ose segera digunakan
setelah pijarannya hilang.
Setelah semua alat sudah disterilkan maka kita dapat menggunakan alat
tersebut dalam melakukan percobaan mikrobiologi.

Anda mungkin juga menyukai