Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

“ Pengaruh Terapi Slow Stroke Back Massage


Pada Penderita Hipertensi ”

OLEH

KELOMPOK 4:

1. NI NENGAH JUNIARTI (183222921)


2. NI KADEK RAI WIDIASTUTI (183222922)
3. NI KADEK SINTHA YULIANA SARI (183222923)
4. NI KADEK YOPI ANITA (183222924)
5. NI KETUT ARI PRATIWI (183222925)
6. NI KETUT NANIK ASTARI (183222926)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengaruh Terapi Slow Stroke Back
Massage Pada Penderita Hipertensi” ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini
merupakan salah satu tugas dari Keperawatan Komplementer.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan


dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku
dan beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bias terwujud. Oleh karena itu,
melalui media ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami
miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik
yang dapat memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 28 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................
1.3 Tujuan ................................................................................................................
1.4 Manfaat ...............................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Hipertensi ...........................................................................................
2.2 Epidemiologi Hipertensi ......................................................................................
2.3 Pengertian Teknik Dasar Massage .......................................................................
2.4 Pengertian Slow Stroke Back Massage ................................................................
2.5 Teknik-Teknik Dalam Melakukan Terapi Back Massage ...................................
2.6 Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Setelah Dilakukan Terapi
Slow Stroke Back Massage ................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .........................................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit kardiovaskuler salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Penyakit ini menyerang penduduk pada usia dewasa dan orang
tua. Salah satu penyakit kardiovaskuler yang sering diderita masyarakat
adalah hipertensi. Penyakit ini bukan termasuk penyakit yang mematikan,
tetapi kematian akibat penyakit ini sering terjadi. Hipertensi merupakan
bagian dari penyakit tidak menular yang sering terjadi di dunia termasuk di
Indonesia. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan
non farmakologis. Pengobatan farmakologis merupakan pengobatan
dengan menggunakan obat-obatan yang dapat membantu menurunkan
serta menstabilkan tekanan darah. Sedangkan terapi non farmakologis
yang dapat digunakan untuk mengurangi hipertensi seperti terapi
komplementer.
Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang
caranya berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang
mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Terapi komplementer merupakan terapi tambahan bersamaan
dengan terapi utama dan berfungsi sebagai terapi suportif untuk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi
terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan (Yofita, 2012).
Salah satu jenis dari terapi komplementer adalah massage atau
pijat. Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot, tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran
atau perubahan posisi sendi, menghasilkan relaksasi, dan meningkatkan
siskulasi. Massage akan membantu memperlancar metabolisme dalam
tubuh. Treatment massage akan mempengaruhi proses kontraksi dinding
kapiler sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya pembuluh
darah kapiler dan pembuluh getah bening. Back massage merupakan
tindakan penekanan tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak,
bisanya otot, tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau
perubahan posisi sendi, menghasilkan relaksasi, dan meningkatkan
sirkulasi.
Salah satu terapi back massage yang dapat digunakan untuk
menangani penyakit tertentu seperti penyakit hipertensi dengan terapi slow
stroke back massage. Slow stroke back massage merupakan terapi
manipulasi dengan pijatan lembut pada jaringan yang bertujuan yang
memberikan efek terhadap fisiologis terutama pada vaskular, muskular,
dan sistem saraf pada tubuh. Slow stroke back massage tidak hanya
memberikan relaksasi secara menyeluruh, namun juga bermanfaat bagi
kesehatan seperti melancarkan sirkulasi darah, menurunkan tekanan darah,
menurunkan respon nyeri, dan meningkatkan kualitas tidur.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?
b. Bagaiamana epidemiologi pada penyakit hipertensi?
c. Apa saja teknik dasar massage?
d. Apa yang dimaksud dengan slow stroke back massage?
e. Bagaimanakah teknik-teknik dalam melakukan terapi back massage?
f. Bagaimanakah perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi
setelah dilakukan terapi slow stroke back massage?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hipertensi?
b. Untuk mengetahui epidemiologi pada penyakit hipertensi?
c. Untuk mengetahui apa saja teknik dasar massage?
d. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan slow stroke back
massage?
e. Untuk mengetahui bagaimanakah teknik-teknik dalam melakukan
terapi dari back massage?
f. Untuk mengetahui bagaimana perubahan tekanan darah pada penderita
hipertensi setelah dilakukan terapi slow stroke back massage.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai back massage
mengkhusus pada penyakit tertentu.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai suatu pembelajaran bagi mahasiswa yang nantinya ilmu tersebut
dapat dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan
komplementer.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hipertensi


Hipertensi dalam bahasa inggrisnya adalah hypertension,
hypertension berasal dari dua kata yaitu hyper yang berarti tinggi dan
tension yang berarti tegangan. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang
merupakan gangguan pada sitem peredaran darah yang dapat menyebabkan
kenaikan tekanan darah diatas normal yaitu melebihi 140/90 mmHg.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat atau tenang. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai.
Hipertensi adalah tekanan darah yang abnormal apabila tekanan
darah tidak terkontrol akan mengakibatkan stroke, infark miokard, gagal
ginjal, ensefalopati, dan kejang (Corwin, 2009). Hipertensi merupakan
faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan
penyebab kematian tertinggi di Indonesia (Rikesdas, 2007). Hipertensi akan
mengakibatkan penderita merasakan sakit atau nyeri di daerah kepala bagian
belakang, mimisan, penglihatan kabur, kelemahan pada otot, mual dan
muntah, berkemih pada malam hari, sulit bernafas. Semakin tinggi tekanan
darah semakin tinggi resikonya. Hipertensi dapat menjadi ancaman serius
apabila tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat. Jika tekanan darah
pada penderita hipertensi dapat dipertahankan dalam nilai normal maka
akan membantu penderita hipertensi dalam memperoleh kesehatan yang
optimal, terhindar dari resiko penyakit kardiovaskuler, dan meningkatkan
kualitas hidup sang penderita.

2.2 Epidemiologi Hipertensi


Berdasarkan hasil penelitian pada Penderita Hipertensi di
Puskesmas Pembantu Blabak Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota
Kediri didapatkan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dilakukan
slow stroke back massage pada penderita hipertensi, lebih dari 50% berada
pada tahap 2 sebanyak 13 responden (54,2%). Responden sebagian besar
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 18 responden (75%), sebagian
besar berumur >56 tahun yaitu sebanyak 18 responden (75%). Hasil tabulasi
silang didapatkan jenis kelamin perempuan dengan tekanan darah sistolik
dan diastolik paling besar sebanyak 9 responden (37,5%) berada pada tahap
1 dan 2, hasil tabulasi silang usia dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
didapatkan paling besar berada pada tahap 2 dengan tinggi dari pada
perempuan.

2.3 Pengertian Teknik Dasar Massage


Salah satu jenis dari terapi komplementer adalah massage atau pijat.
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak,
biasanya otot, tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau
perubahan posisi sendi, menghasilkan relaksasi, dan meningkatkan
siskulasi. Massage akan membantu memperlancar metabolisme dalam
tubuh. Treatment massage akan mempengaruhi proses kontraksi dinding
kapiler sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya pembuluh
darah kapiler dan pembuluh getah bening. Aliran oksigen dalam darah
meningkat, pembuangan sisa-sisa metabolic semakin lancar sehingga
memacu hormone endorphin yang berfungsi memberikan rasa nyaman.
Hipocrates pernah menyatakan bahwa “dokter harus berpengalaman dalam
banyak hal termasuk dalam memijat”. Pijatan dapat meluruskan sendi yang
terlalu lemas dan melemaskan sendi yang terlalu kuat. Minat memijat
dianggap telah dipengaruhi oleh Metzeger di Belanda dan di Inggris pada
abad ke 19 ahli pijat wanita dipekerjakan untuk memberikan terapi massage
di bawah intruksi yang diresepkan oleh dokter. Tahun 1985 perawat
dipekerjakan sebagai pemijat medis. Standar praktek diperkenalkan tahun
1920 oleh “Perkumpulan Pemijat Terlatih” dan akhirnya menjadi “The
Chartered Society of Massage and Medical Gymnastics” yang dipelopori
oleh “Chartered Society of Physiotherapy”. Seni massage digunakan oleh
ahli fisioterapi sebagai metode analisis dan terapi namun lebih sering
digunakan dalam terapi kecantikan dan pengobatan. Massage dalam pasien
perlu pengkajian secara holistik. Pasien dengan varises vena, kondisi dengan
penyakit jantung, hipertensi, kondisi asmatik akut harus diidentifikasi
dengan jelas. Lingkungan untuk pemijatan harus tenang, hangat, penerangan
memadai, dan alat yang digunakan mudah terjangkau. Ahli terapi harus
berfokus pada diri mereka sendiri dalam perannya memberikan massage
sebagai mekanisme penyembuhan. Sentuhan harus menjadi medium
komukasi dengan interupsi verbal jika perlu. Massage perlu mengguanakan
medium seperti minyak. Gerakan tangan harus tegas dan menyeluruh.
Penguabahan arah menuver massage harus terasa seperti pijatan lembut dan
halus. Teknik dasar dalam massage yaitu :
a. Mengurut
Mengurut adalah gerakan yang lembut, meluncur, dan ritmik yang selalu
mengikuti arah drainase vena menuju ke jantung. Tekanan dapat ringan atau
dalam tergantung tujuannya dan teknik ini baik untuk meningkatkan
drainase vena dan limfatik, meningkatkan sirkulasi, dan fungsi otot. Teknik
ini dapat digunakan untuk mengkaji kondisi kulit, tingkat ketegangan atau
relaksasi, dan adanya pembengkakan dibawah kulit.
b. Meremas
Teknik meremas tangan harus tegas karena untuk menggerakan kulit
diatas otot, otot diatas otot atau jaringan diatas jaringan. Tangan diletakan
pada posisi datar dan digerakan dengan arah sirkular baik satu atau
berlawanan. Teknik ini digunakan untuk menghilangkan tegangan.
c. Memijat
Teknik ini menggunakan ujung luar telapak tangan untuk membuat
gerakan pendek, tajam, dan gerakan mencincang. Menekan digunakan untuk
melemaskan sekresi yang terhambat dari paru sepeti kistik fibrosis. Tangan
digerakan secara bergantian dengan cara cepat dan berulang-ulang.
Manfaat dari massage adalah meningkatkan sirkulasi, aktifitas refleks
pada sistem saraf pusat, perifer, dan otonom. Pijatan membantu vena balik
dan menghilangkan sampah yang terakumulasi dalam jaringan. Mengurut
dan meremas menstimulasi sirkulais lokal dan mobilisasi jaringan lunak.
Manfaat secara psikologis yaitu berkaitan dengan timbal balik sentuhan dan
proses relaksasi yang berkaitan dengan massage. Massage berguna untuk
meningkatkan kesejahteraan individu baik sebagai terapi terpisah atau
pelengkap dalam pengobatan ortodoks. Massage secara klinis dapat
digunakan untuk mengurangi stress dan meningkatkan perbaikan jaringan
dan kerusakan otot. Terapi ini dapat dimasukan dalam aktivitas rutin seperti
memandikan ditempat tidur dan perawaatn daerah tekanan. Massage dapat
digunakan sebagai teknik tersendiri atau dapat dikombinasikan dengan
minyak sari yang memberi lingkup terapeutik.
d. Vibration dan Shaking (Menggetarkan dan Menggoncang)
Vibration atau vibrasi adalah gerakan pijat menggetarkan jaringan tubuh
yang ditimbulkan oleh pangkal lengan, dengan menggunakan telapak
tangan atau jari-jari tangan. Vibrasi statis adalah vibrasi yang dilaksanakan
bila hanya berhenti pada suatu tempat, dan vibrasi dinamis bila gerakan
tersebut berjalan menuju ke bagian tempat lainnya. Shaking adalah gerakan
getar yang lebih kuat, sejenis guncangan. Vibrasi juga bisa dilakukan
dengan jari-jari tangan di sepanjang jalan saraf. Cara melakukan vibrasi
yaitu telapak tangan ditaruh pada bagian tubuh yang akan digetarkan. Otot
bagian tubuh yang dipijat digetar-getarkan dengan cepat. Gerakan getar
yang lembut disebutvibrasi. Jika getaran dilakukan dengan kuat, disebut
shaking atau mengguncang. Gerakan getar Vibration dan Shaking
menstimulasi bagian tubuh yang digetarkan. Vibrasi yang dilakukan pada
saraf, bermanfaat untuk memperbaiki/memulihkan dan mempertahankan
fungsi saraf serta otot yang disuplai oleh saraf yang bersangkutan sehingga
meningkatkan suplai nutrisi. Vibration berguna untuk menyembuhkan
kelumpuhan atau saraf yang lemah. Shaking dapat dilakukan pada bagian
perut untuk menyembuhkan atau memperbaiki pencernaaan. Juga untuk
meningkatkan kesehatan usus dan memerangi sembelit. Vibrasi dan shaking
pada bagian dada sangat baik untuk menyembuhkan masalah-masalah
pernafasan seperti asma.
Beberapa hal yang perlu dihindari selama melakukan vibration dan
shaking yaitu tidak dianjurkan pada bagian tubuh yang sedang mengalami
peradangan, Vibration dan shaking tidak dilakukan dengan cepat dan tidak
terlalu menekan.

e. Tapotement (Memukul)
Tapotement termasuk satu seri pijat ringan, cepat dengan gerakan kejut
(striking action) dengan kedua tangan bergantian secara cepat. Dua pijatan
utama dalam gerakan tapotement yaitu ‘cupping’ dan ‘hacking’. Keduanya
bisa dilakukan pada semua bagian tubuh meskipun paling efektif pada
bagian yang berdaging dan berotot besar seperti pinggul. Gerakan lainnya
dari tapotement adalah meliputi memukul perlahan (flicking), memukul
(beating) dan menumbuk (pounding). Tenaga yang digunakan untuk
memijat dengan teknik tapotement berasal dari pergelangan tangan, bukan
dari siku tangan atau bahu. Diperlukan keluwesan pergelangan tangan untuk
memperoleh hentakan yang ringan dan tidak sakit pada klien dan
merangsang sesuai dengan tujuan dalam melakukan tapotement. Tapotement
tidak boleh dikenakan pada area yang bertulang menonjol ataupun pada otot
yang tegang serta area yang terasa sakit atau nyeri. Beberapa variasi
percussion movement adalah : mencincang (hacking), flicking, menepuk
(cupping atau capping), memukul (beating) dan meninju (pounding).
Teknik hacking menggunakan tepi tangan (the ulnar border). Kedua
tangan diposisikan di atas bahu klien dengan telapak tangan saling
berhadapan, jempol berada diatas. Tangan diturunkan (berupa pukulan
ringan menggunakan sisi telapak tangan) bergantian secara ritmik ke tubuh
klien dengan gerakan cepat. Teknik ini digunakan pada setiap akhir
pemijatan untuk membangunkan klien. Teknik pijat flicking mirip hacking
dan seringkali dijelaskan sebagai ‘finger hacking’ atau teknik hacking
menggunakan jari-jari. Dalam melakukan teknik ini, pergelangan tangan
dilenturkan dan hanya menggunakan kelingking untuk menyentuh tubuh
yang dipijat (bukan sisi telapak angan). Gerakan ini jauh lebih ringan dan
lebih lembut dibandingkan hacking. Cupping dilakukan dengan telapak
tangan menghadap ke arah bawah, membentuk sebuah lekukan yang vakum.
Tangan yang sudah membentuk lekukan diturunkan dengan cepat, sampai
menyentuh tubuh klien, sehingga terbentuk vakum yang kemudian dilepas
saat mengangkat tangan. Beating dilakukan dengan kedua tangan dalam
posisi saling menempel dan jari-jari tangan digenggam ringan dengan posisi
jari kelingking menyentuh tubuh yang dipijat. Pounding menggunakan
telapak tangan dalam posisi genggam dengan cara memukul pada tubuh
yang dipijat secara cepat.
Tapotement sifatnya menstimulasi, yaitu pada saat darah terdorong ke
permukaan, sirkulasi meningkat. Tapotement bermanfaat terutama untuk
melakukan pemanasan sebelum melakukan berolah raga. Teknik cupping
bermanfaat jika dilakukan pada punggung bagian atas dan tengah, karena
mampu mengeluarkan lendir yang ada dalam paru-paru, sehingga
pernafasan menjadi longgar. Tapotement juga bermanfaat dalam
mempengaruhi kesehatan otot dan memperkuat kontraksi otot saat
distimulasi. Pijat ini juga berguna untuk mengurangi deposit lemak dan
bagian otot yang lembek (biasanya di bagian bokong dan pinggul). Selama
melakukan tapotemet tangan harus betulbetul membentuk cup (mangkuk)
ketika melakukan cupping, agar mampu menimbulkan suara dan orang yang
dipijat tidak merasa sakit, ketika melakukan hacking, jari-jari jangan dalam
keadaaan tegang, karena pukulan yang sampai ke tubuh klien akan
menyakitkan, usahakan tangan lemas dan pastikan penggunaan tenaga
berasal dari pergelangan tangan. Jika menggunakan tenaga dari siku atau
bahuakan cepat lelah, teknik pijat tapotement tidak digunakan pada bagian
tubuh yang ‘bertulang’, karena akan menimbulkan rasa sakit, terutama
bagian punggung.

f. Friction (Menggerus)
Teknik pijat friction menggunakan bagian jari jempol, yaitu melakukan
gerakan melingkar kecil-kecil dengan penekanan yang lebih dalam dengan
menggunakan ibu jari tersebut. Gerakan ini digunakan pada area tubuh
tertentu seperti betis, trepezium dan lain-lain, dengan maksud untuk
penyembuhan ketegangan otot dan rasa pegal pada persendian. Dalam
melakukan gerakan friction boleh menggunakan ujung jari, buku jari bahkan
siku tangan. Untuk melepaskan bagian otot yang tegang dapat menggunakan
gerakan memutar (putaran kecil) dari jari jempol. Gerakan ini efektif jika
dilakukan pada setiap sisi tulang belakang.Teknik ini bermanfaat untuk
melepaskan bagian-bagian otot yang kejang yang terbentuk sebagian akibat
stress dan ketegangan, dapat menghilangkan akumulasi dari sisa-sisa
metabolisme.
Pijat friction dapat membantu memecah deposit lemak, oleh karena itu
bermanfaat dalam kasus obesitas, sangat efektif menghilangkan benjolan
bekas luka yang telah sembuh sempurna dan bermanfaat mengurangi
tonjolan pada lutut seperti platella dan meningkatkan temperatur tubuh
dengan cara meningkatkan aktivitas sel-sel tubuh sehingga aliran darah
lebih lancar. Saat memijat teknik friction dilakukan berangsur-angsur
menekan jaringan tubuh makin lama makin keras, sesuai dengan toleransi
tubuh yang dipijat, namun tidak menekan secara berlebihan agar tidak terasa
sakit. Saat melakukan gerakan friction tidak membungkukkan pundak untuk
menekan, karena akan mengakibatkan kelelahan. Gerakan pijat dilakukan
dengan menggerakan jaringan di bawah kulit, tidak hanya kulitnya saja.

g. Walken (Menggosok Melintang)


Pegangan ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan kiri
berada pada bagian proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-
jariyang lain terpisah. Tangan kanan memegang otot tadi pada bagian
ditaldengan posisi ibu jari berada di antara telunjuk dan ibu jari tangan kiri.
Tangan kiri lebih dulu melakukan pijatan dan sementara itu juga
tangankanan melakukan pijatan dengan ibu jari. Tangan kiri kendur dan
menggeser keatas dan melakukan pijatan lagi yang kemudian diikuti tangan
kanan.

h. Skin Rolling (Menggeser Lipatan)


Manipulasi ini ditujukan untuk melepaskan kulit dari jaringan ikat, dan
melebarkan pembuluh kapilair (rambut) di bawah kulit. Adapun tujuannya
adalah untuk memepertinggi tonus dan memperbaiki pertukaran zat serta
peredaran darah di bawah kulit.
2.4 Pengertian Slow Stroke Back Massage
Salah satu terapi back massage yang dapat digunakan untuk
menangani penyakit hipertensi adalah terapi slow stroke back massage.
Slow stroke back massage merupakan terapi manipulasi dengan pijatan
lembut pada jaringan yang bertujuan yang memberikan efek terhadap
fisiologis terutama pada vaskular, muskular, dan sistem saraf pada tubuh.
Slow stroke back massage tidak hanya memberikan relaksasi secara
menyeluruh, namun juga bermanfaat bagi kesehatan seperti melancarkan
sirkulasi darah, menurunkan tekanan darah, menurunkan respon nyeri, dan
meningkatkan kualitas tidur. Terapi dilakukan 12-15 kali pijatan dalam satu
menit dalam waktu 3-10 menit. Usapan yang panjang dan lembut
memberikan kesenangan dan kenyamanan bagi klien, sedangkan usapan
yang pendek dan sirkuler cenderung bersifat menstimulasi (Lindquis,
Snyder, & Tracy, 2013). Mekanisme slow stroke back massage yaitu
meningkatkan relaksasi dengan menurunkan aktivitas saraf simpatis dan
meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis, sehingga menyebabkan
terjadinya pelepasan endorfin yang membuat pembuluh darah menjadi
vasodilatasi (Berman, Snyder, Kozier, & Erb, 2009). Sistem saraf
parasimpatis melepaskan neurotransmiter asetilkolin untuk menghambat
aktifitas saraf simpatis dengan menurunkan kontraktilitas otot jantung,
volume sekuncup, vasodilatasi arteriol dan vena kemudian menurunkan
tekanan darah (Muttaqin, 2009).
Terapi ini tidak hanya memberikan efek relaksasi bagi pasien, namun
juga bermanfaat untuk kesehatan seperti melancarkan sirkulasi darah,
menurunkan tekanan darah, menurunkan respon nyeri dan meningkatkan
kualitas tidur (Moraska, 2010). Terapi relaksasi ini pernah dilakukan pada
sebagian penyakit atau gangguan ringan yang di derita oleh penderita
penyakit selain hipertensi. Terapi ini tidak hanya menawarkan relaksasi
secara menyeluruh, namun juga bermanfaat bagi kesehatan Anda. Untuk
para pemula, terapi ini mampu memperbaiki sirkulasi darah. Hal ini berarti
semakin berkurangnya ketegangan dalam tubuh Anda. Pengeluaran ampas
tubuh juga akan semakin sempurna bila diiringi dengan pengeluaran racun
dari tubuh.
Pada penderita hipertensi juga muncul gejala sakit kepala, pening, dan
mimisan. Sakit kepala pada penderita hipertensi dapat diatasi dengan pijat
akupresur titik meridian GV 20 Baihui yang efektif untuk mengurangi nyeri.
Titik GV 20 Baihui terletak di kepala, yaitu perpotongan antara garis
meridian kepala dan garis penghubung puncak daun telinga kiri-kanan yang
berfungsi sebagai perbaikan sirkulasi pembuluh darah dan pusing atau sakit
kepala (Kwan, 2010).
Slow stroke back massage dapat memberikan efek meningkatkan
sirkulasi darah dan kelenjar getah bening, melepaskan respon saraf,
melepaskan bahan kimia tubuh sehingga terjadi respon relaksasi. Dalam
meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis yang mengeluarkan
neurotransmiter asetilkolin yang dapat menghambat depolarisasi SA node
dan AV node akibat aktivitas sistem saraf simpatis yang mengeluarkan
neurotransmiter norepinephrin, hal ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi
sistemik dan penurunan kontraktilitas sehingga menimbulkan dampak
penurunan kecepatan denyut jantung, curah jantung, dan volume sekuncup
sehingga terjadi perubahan tekanan darah yaitu penurunan tekanan darah,
massage juga menstimulasi menurunkan suhu tubuh, menurunkan level
hormon stres diantaranya norepinephrin dan adrenalin (Stein, 2004).
Teknik massage yang digunakan dalam durasi 20 menit adalah
Effleurage atau stroking (menggosok), Petrissage atau kneading (memijat-
mijat), dan Tapotement ( memukul-mukul). Sedangkan teknik massage yang
digunakan dalam durasi 40 menit adalah Effleurage atau stroking
(menggosok), Petrissage atau kneading (memijat-mijat), vibrasi (getaran),
Tapotement ( memukul-mukul) dan Frictioni (Menggerus).
2.5 Teknik-Teknik Dalam Melakukan Terapi Back Massage
Adapun teknik-teknik dalam melakukan terapi Back Massage menurut
kozier et al, 2004 yaitu seperti :
a. Jelaskan kepada klien mengenai apa yang akan anda lakukan dan apakah
klien dapat bekerja sama, dorong klien untuk memberikan umpan balik
kepada andatentang jumlah tekanan yang dapat anda gunakan selama
menggosok punggung.
b. Cuci tangan dan pantau pengendalian infeksiyang tepat.
c. Berikan privasi kepada klien dengan mempersiapkan klien serta bantu
klien untuk berpindah ke dekat sisi tempat tidur agar terjangkau oleh
anda dan sesuaikan tinggi tempat tidur agar nyaman untuk bekerja guna
mencegah ketegangan punggung.
d. Tentukan posisi mana yang lebih disukai klien. Posisi pronasi atau
tengkurap direkomendasikan untuk menggosok punggung. Posisi
miring dapat dilakukan jika klien tidak bisa tengkurap.
e. Buka bagian punggung dari bahu sampai area sakralis inferior. Tutup
bagian tubuh yang lain untuk mencegah kedinginandan meminimalkan
pemajanan.
f. Tuangkan sedikit losion ke telapak tangan anda dan biarkan selama satu
menit.
g. Mulai massage dengan gerakan stroking atau effleurage, bergerak dari
bokong menuju bahu dengan gerakan yang kuat, kemudian dari bahu
menuju ke bokong dengan gerakan yang lebih ringan.
h. Mengubah gerakan dengan menggunakan gerakan yang sirkuler,
khususnya pada daerah sacrum dan pinggang.
i. Ubah gerakan dengan gerakan kneading atau petrissage, dimulai dari
bokong menuju bahu dan kembali menuju bokong dengan gerakan
stroking.
j. Ubah gerakan dengan teknik friction, dimulai dari bokong menuju bahu.
Ubah gerakan menjadi gerakan stroking atau effleurage saat bergerak
dari arah bahu menuju bokong dan kemudian ulangi gerakan friction
saat menuju bahu.
k. Ubahlah gerakan dengan gerakan tapotement, dimulai dari bokong
menuju bahu. Ubah gerakan menjadi gerakan stroking atau effleurage
saat bergerak menuju bokong.
l. Berikan tekanan berkelanjutan yang mantap tanpa memutuskan kontak
dengan kulit klien.
m. Ulangi gerakan di atas selama 3 sampai 5 menit dengan lebih banyak
lotion sesuai kebutuhan. Saat memijat punggung, kaji kemerahan pada
kulit dan area penurunan sirkulasi pada kulit klien.
n. Katakan pada klien bahwa anda akan mengakhiri massagenya.
o. Keringkan losion yang berlebih dengan menggunakan sebuah handuk.
p. Bantu klien memakai bajunya kembali dengan mencapai posisi yang
nyaman.
q. Dokumentasikan bahwa pijatan punggung pada klien telah dilakukan
dan dokumentasikan respon klien, catat adanya temuan yang tidak
biasa.

2.6 Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Setelah


Dilakukan Terapi Slow Stroke Back Massage.
Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan slow stroke back
massage terbukti dapat menurunkan frekuensi responden dari tahap
hipertensi yang tinggi ke tahap yang lebih rendah, dibuktikan dengan data
bahwa sebanyak 7 responden terjadi penurunan tekanan darah diastolik
mencapai tahap pre hipertensi yaitu menuju kondisi tekanan darah yang
lebih baik dan dapat diturunkan dengan perubahan gaya hidup tanpa lagi
menggunakan terapi farmakologi. Hal tersebut dibuktikan dengan respon
dari keseluruhan responden (7 responden) yang mengalami penurunan pada
tekanan darah sistolik dan diastoliknya serta menyatakan perasaan lebih
rileks setelah dilakukan terapi masase punggung. Jadi dapat disimpulkan
bahwa terapi slow stroke back massage ini sangat cocok digunakan pada
penderita yang menderita penyakit hipertensi. Hal tersebut mampu
membantu menurunkan tekanan darah agar tetap stabil pada penderita
hipertensi. Penelitian ini juga memperkuat bahwa terapi farmakologi lebih
aman dilakukan daripada berfokus pada penyembuhan menggunakan obat-
obatan yang akan mengakibatkan resiko penyakit yang lebih berbahaya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot, tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran
atau perubahan posisi sendi, menghasilkan relaksasi, dan meningkatkan
siskulasi. Back massage merupakan tindakan penekanan tindakan
penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, bisanya otot, tendon atau
ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi,
menghasilkan relaksasi, dan meningkatkan sirkulasi (Henderson, 2006).
Slow Stroke Back massage ini merupakan terapi yang tidak hanya
menawarkan relaksasi secara menyeluruh, namun juga bermanfaat bagi
kesehatan.
Salah satu terapi back massage yang dapat digunakan untuk
menangani penyakit tertentu seperti penyakit hipertensi adalah terapi slow
stroke back massage. Slow stroke back massage merupakan terapi
manipulasi dengan pijatan lembut pada jaringan yang bertujuan yang
memberikan efek terhadap fisiologis terutama pada vaskular, muskular,
dan sistem saraf pada tubuh. Slow stroke back massage tidak hanya
memberikan relaksasi secara menyeluruh, namun juga bermanfaat bagi
kesehatan seperti melancarkan sirkulasi darah serta menurunkan tekanan
darah.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan
kami juga berharap pengetahuan tentang back massage mengkhusus pada
penyakit tertentu dapat terus di kembangkan dan diterapkan dalam bidang
keperawatan komplementer.
DAFTAR PUSTAKA

Kwan. (2010). Totok aura atau wajah meridian 312 cantik eternal beauty.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Restuning, Dyah & Septiari, Pipit. (2013). Pengaruh Terapi Slow Stroke Back
Massage Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Derajat 1 Di Panti Wreda Omega Semarang.

Septi, Ancarsari. (2016). Pengaruh Slow Stroke Back Massage Terhadap


penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Kutaliman
Kecamatan Banteng.

Stein, Richard. (2004). Complementary and Alternative Cardiovascular Medicine.


United Stages of America. Humana Press.

Widyo, Anastasi & Prawesti, Dian. (2012). Tindakan Slow Stroke Back Massage
Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal
Stikes. Vol 5, No 2.

Anda mungkin juga menyukai