Anda di halaman 1dari 9

PENGASUTAN ATAU STARTING

MOTOR DC (ARUS SEARAH)

Oleh :
Nama : Muh. Adam Razak Nama : Kristhos Batlajery

NIM : 1318033069 NIM : 1318033067

KELAS : LISTRIK C –D3K PLN

POLITEKNIK NEGERI
AMBON
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Ambon, 30 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii

BAB STARTING ( PENGASUTAN MOTOR DC) …………………………………… 1

1.1 PRINSIP KERJA …………………………………… 1


1.1.1 DENGAN CARA LANGSUNG …………………………… 2
1.1.2 DENGAN CARA RHEOSTRAT …………………………... 3
1.1.3 MACAM-MACAM ALAT STAR MOTOR DC ……………... 4

BAB II PENUTUP ……………………………………………………………... 6

2.1 KESIMPULAN …………………………………………………………. 6


STARTING (PENGASUTAN) MOTOR DC

1. Teori umum
Ada dua hal yang senantiasa menjadi persoalan pada waktu motor akan dioperasikan
(start), yaitu : pertama apakah kopel awal cukup besar untuk menarik beban awal dan
persoalan yang kedua adalah arus awal (Ist) tidak terlampau besar.
Pada motor arus searah hal yang kedua sudah langsung menjadi persoalan, sebab:
V = Ea + Ia . Ra

Dimana: Ea = C n Φ

V = C n Φ + Ia . Ra

Pada waktu start n = 0, jadi Ea = 0

Maka : V = Ia . Ra

Ist = V/Ra

Bila kita misalkan:

V = 100 Volt dan Ra = 0.1 Ohm,

Maka hal ini langsung akan mengakibatkan arus awal sebesar 1000 Ampere. Oleh

karena menurunkan tegangan jaringan adalah sulit, maka umumnya dipakai tahanan

awal dalam seri dengan tahanan jangkar, untuk menurunkan arus awal.

Pemasukan tahanan – tahanan awal ini biasanya dilakukan secara bertahap.

1.1 PRINSIP KERJA

Ketika motor pertama kali dijalan kan dari kondisi diam, kecepatan EMF lawan (E) masih
sama dengan nol. Dari persamaan

Ia = V-E/Ra

Untuk E=0 dan Ra yang cukup kecil maka Ia yang mengalir akan cukup besar. Untuk
menghindari arus jangkar (Ia) yang cukup besar ini, biasanya pada saat start dipasang
tahanan mula secara seri dengan tahanan jangkar. Dengan berputarnya rotor, maka secara
perlahan tegangan induksi lawan (E) akan dibangkitkan. Bersamaan dengan ini maka tahanan
mula tersebut nilainya harus diturunkan.
1.1.1 Cara start secara langsung

Cara ini adalah yang paling sederhana dan murah, tetapi arus asut ( arus startnya)

besar. Kalau jangkar belum bergerak padahal jangkar biasanya mempunyai tahanan yang

sangat kecil maka pada saat disambung dengan jala – jala arus jangkar (Ia) besar.

Dimana,

V
Ist =R
a

Bial V = 110 Volt dan Ra = 0.05 Ohm, jika disambung langsung ( tanpa diberi tahanan asut )

maka arus startnya adalah sebesar :

110
Ist = 0.05 = 2200 Ampere

Arus ini sangat besar hingga dapat merusak kumparan jangkarnya. Kalau motornya kecil

bisa cepat berputar karena momen kelembaban rotornya kecil, begitu pula arus asutnya. Jadi

untuk motor yang kecil bisa langsung disambung dengan sumber. Ketika motor belum

berputar E = 0, karena besarnya GGL lawan (E) adalah :

E=CnΦ
Pada waktu start n = 0 (belum berputar), sehingga E = 0, oleh karena itu pada waktu start arus

besar sekali.
1.1.2 Dengan cara rheostat (hambatan geser)

Prinsip dasar dari cara menjalankan dan cara menentukan nlai tahanan asut dapat
dijelaskan berdasarkan gambar 1.1. dari gambar tersebut kita dapat mennetukan besarnya
tahanan pada tiap-tiap stud dengan langkah-langkah berikut:

1.1 Tingkatan tahanan starting

- Pada saat lengan A pertama kali menyentuh “stud 1”, maka besar arus yang mengalir
Imax = V/R1
- Selang beberapa lama lengan A pada stud 1 dan menjelang pindah ke stud 2, EMF
lawan (E) sudah muncul, sehingga arus yang mengalir menjadi :
Imin = V-E1/R1
- Setelah lengan A pindah ke stud 2, maka pertama kali arus mengalir adalah:
Imax = V-E1/R2
Dari persamaan tersebut dapat diperoleh hubungan:
Imax/Imin = R1/R2
- Setelah beberapa saat lengan A berada pada stud 2 maka EMF naik menjadi E2 dan
arus mengalir menjadi:
Imin = V-E2/R2
- Saat pertama kali lengan A pindah ke stud 3 maka EMF naik lagi menjadi E3 dan arus
yang mengalir:
Imax = V-E2/R3
- Dari persamaan tersebut dapat diperoleh hubungan:
Imax/Imin = R1/R3
- Setelah beberapa saat lengan A berada pada stud 3 maka EMF naik lagi menjadi E3
dan yang mengalir:
Imin = V-E3/R3
- Pada waktu lengan A pindah posisi ke stud 4 maka arus yang mengalir:
Imax = V-E3/ Ra

- Dari persamaan diperoleh hubungan Imax/Imin = R1/R2


- Jika persamaan direalisasikan maka
Imax/Imin = R1/R2 = R2/R3 = R3/Ra = K
Jadi: R3 = KRa
R2 = K2R3 = K Ra
R1 = K3Ra
Dalam menentukan besarnya Imax dan Imin tergantung terhadap beban.

1.1.3 Macam-macam alat start untuk motor DC


Untuk starting motor DC alat yang sering digunakan adalah three point
starting rheostart, fuor point start rheostart dan automatic start. Disebut three point
start rheostat karena pada terminalnya terdapat 3 buah ujung, yaitu A (armature), F
(field), L (line).
Sedang pada fuor point starting rheostat terdapat 4 buah ujung yaitu L1 (line),
L2 (line), F(field), dan A (armature). Baik type pertama dan type kedua dilengkapi
dengan holding coil (M).
Holding coil berfungsi sebagai pelindung motor bila terjadi gangguan sumber
tegangan. Bila I=0 maka kemagnita npada holding coil akan hilang sehingga pegas
menarik lengan (engkol) untuk kembali pada posisi off. Oleh karena itu bila tegangan
sumber hidup kembali, jangkar tidak akan mengalami kerusakan. Perbedaan type ini
terletak pada holding coil (M) dimana pada three point start rheostat, holding coil
terpasang seri terhadap lilitan penguat magnet sedang pada four point starting rheostat
holding coil terpasang parallel dengan jala-jala.
Untuk type automatic start peralatannya dilengkapi dengan kontraktor yang
digerakkan secara eletromagnetik. Kontak-kontak tersebut bekerja secara berurutan
dan mengatur tahanan yang tersambung.

Three point start rheostat


Four point starting rheostat
BAB II PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

Pada belitan jangkar motor dc nilai tahanan sangat kecil, maka saat starting arus starting
akan besar sekali mengalir pada rangkaian jangkar. Jika dibiarkan maka hal ini akan merusak
belitan jangkar, komutator, dan sikat arang. Agar arus starting kecil, maka ditambahkan
tahanan awal pada rangkaian jangkar Rv. Dan apabila motor telah berputar sampai dicapai
putar an nominalnya tahanan awal Rv tidak difungsikan.

Perubahan besaran putaran tergantung pada stud yang ditambahkan. Semakin tinggi
nilai stud maka besar pula putarannya.Sedangkan untuk nilai tegangan armaturenya
cenderung konstan selama penambahan stud.Dan armature dapat diketahui dengan
penjumlahan dari besar nilai Ar dan Af-nya.

Anda mungkin juga menyukai