KEPERAWATAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Keperawatan
Disusun Oleh :
IRMA ROHIMAH
NIM : 1611277011
D III KEPERAWATAN
2017
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagikelompok
tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatanyang benar. Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dandengan kewajiban moral.
Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatanatau tidakan yang mempunyai
prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitaskarena etika mempunyai tanggung jawab
moral, menyimpang dari kode etik b erarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak
memiliki moral yang baik.Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan
pertimbangankeputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-
undangatau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai
profesidigariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia ( yang
memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kodeetik
berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.Kadang-kadang
perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusanuntuk mengambil tindakan.
Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga danmasyarakat; menerima tanggung
jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik,sosia dan spiritual yang memungkinkan
untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan penyakit; serta meningkatkan
kesehatan dengan penyuluhank esehatan.Karena beberapa fenomena daitas sebagai
seorang perawat yang profesionalwajib mengetahui fungsi dan perannya sebagai seorang
perawat, dan jugame ngenal etika-etika dan konsep hukum yang berlaku dalam
prosfesinya supayadapat terhindar dari tindakan-tindakan yang menyalahi etika
profesinya yang akan berujung kepada malpraktik atau kelalaian yang merugikan klien,
perawat itusendiri dan profesinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahuai teori etik dan hukum dalam profesi keperawatan
2. Tujuan Khusus
o Memenuhi tugas mata kuliah Etik dan Hukum Keperawatan
o Diketahuinya teori-teori etik dalam profesi keperawatan
o Diketahuinya istilah-istilah etik dan hukum dalam keperawatan
o Diketahuinya perbedaan istilah-istilah etik dan hukum dalam keperawatan
o Diketahuinya prinsip etik dalam keperawatan
BAB II
1. Pengertian Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan
David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yangdiharapkan dan
kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etikasekarang ini banyak
diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. ( Dra. Hj. Mimin
Emi Suhaemi. 2002 : 7 ). Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan
yang baik bagikelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi
perbuatanyang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak
baik dandengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk
perbuatan atau tindakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip
moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik
berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
2. Teori Etik Keperawatan
a. Teleologik Pendekatan teleologik adalah suatu doktrin yang menjelaskan
fenomenadan akibatnya, dimana seseorang yang melakukan pendekatan
terhadapetika dihadapkan pada konsekuensi dan keputusan – keputusan etis.
Secarasingkat, pendekatan tersebut mengemukakan tentang hal hal yang berkaitan
dengan the end justifies the ineans ( pada akhirnya, yangmembenarkan secara
hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk kepentingan medis ). Contoh
: seorang perawata yang harus menghadapikasus kebidanan karena tidak ada
bidan dan jarak untuk rujukan terlalu jauh, dapat memberikan pertolongan sesuai
dengan pengetahuan dan pengal aman yang dimilikinya demi keselamatan pasien.
b. Deontologi Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang
berartikewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak
sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama
menjadikewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.Pendekatan
deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip- prinsip tersebut antara lain
autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.Yang
menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi
sudah diterima dalam konteks agama, sekarangmerupakan juga salah satu teori
etika yang terpenting
Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
a) Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan
kewajiban
b) Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari
tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong
seseorang untuk melakukan tindakan itu, berartikalaupun tujuan tidak tercapai,
tindakan itu sudah dinilai baik
c) Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah halyang niscaya
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral
universalBagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sbg perintah tak bersyarat
(imperatif kategoris), yg berarti hukum moral ini berlaku bagisemua orang
pada segala situasi dan tempat. Perintah Bersyarat adalah perintah yg
dilaksanakan kalau orang menghendaki akibatnya, atau kalau akibat dari
tindakan itu mrpk hal ygdiinginkan dan dikehendaki oleh orang tsb.Perintah
Tak Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan begitu saja tanpa syarat
apapun, yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpamempedulikan apakah
akibatnya tercapai dan berguna bagi orang tsb atautidak.
3. Istilah-Istilah Dalam Etika Dan Hukum Keperawatan
a. Etika,
b. Etik ,
c. Etiket,
d. Kode etik ,
e. Moral,
f. Profesional,
g. Profesionalisme
h. Profesionalisasi
i. Hukum
4. Perbedaan Masing-Masing Istilah
a. Etika“peraturan/norma yang dapat dig1unakan sebagai acuan bagi
prilakuseseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik/buruk,merupakansuat
u tanggung jawab moral.
b. Etik “suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secaramoral
atau ilmu kesusilan yang menyangkut aturan /prinsip penentuantingka h laku yang
baik dan buruk,kewajiban dan tanggung jawab.
c. Etiket“merupakan sesuatu yang telah dikenal,diketahui,diulangi sertamenjadi
suatu kebiasaan didalam masyarakat,baik berupa kata-kata/suatu bentuk perbuatan
yang nyata.
d. Moral“Perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan standar
prilaku/prilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggotakelomp
ok/masyarakat dimana ia berada.atau nilai yang menjadi pegangan bagi seseorang
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
e. Kode etik “Kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi dan
penerima jasa profesi yang wajar,jujur,adil dan terhormat.
f. Profesional“Seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.
g. Profesionalisme“karakter,spirit/metoda profesional,mencakup pendidikan dan
kegiatan berbagai kelompok yang anggotanya berkeinginan jd professional.
h. Profesionalisme“merupakan suatu proses yang dinamis untuk
memenuhi/mengubahkarakteristik kearah profesi.
i. Hukum“peraturan perundang-undangan yang di buat oleh suatu kekuasaandalam
mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat
5. PRINSIP-PRINSIP ETIK
a. Otonomi (Autonomy)Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti
sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada
keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan
sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatanmembuat
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihanyang harus dihargai
oleh orang lain.rinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan anotonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Contoh tindakan yang tidak memperhatikan memperhatikan otonomi adalah:
a) Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu sebelumnya;
b) Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang pentingdiketahui
klien dalam membuat suatu pilihan;
c) Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguanatau
penyimpangan;
d) Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien
menghendakiinformasi tersebut;
e) Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudahtidak
bersedia menjelaskannya.
b. Berbuat baik (Beneficience),
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan
dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.Terkadang, dalam situasi
pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsipini dengan otonomi.
Contoh perawat menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnyamelakukannya apabila klien dalam
keadaan risiko serangan jantung.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadaporang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan. Contoh : seorang perawat sedang bertugas sendirian
disuatu unit RS kemudian ada seorang klien yang baru masuk bersamaan dengan
klien yang memerlukan bantuan perawat tersebut. Agar perawat tidak menghindar
dari satu klien, kelian yang lainnya maka perawat seharusnya dapat
mempertimbangkan faktor - faktor dalamsituasi tersebut, kemudian bertindak
berdasarkan pada prinsip keadilan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/c edera fisik dan psikologis pada
klien. Johnson ( 1989 ) menyatakan bahwa prinsip untuk tidak melukai orang lain
berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk melakukanyang baik.
Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfusi
da rah bertentangan dengan keyakinannya, menaglami perdarahan hebat akibat
penyakit hati yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah
memberikan pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tak mau dilakukan
transfuse darah. Pada suatu saat, ketika kondisiklien bertambah buruk dan
terjadilah perdarahan hebat, dokter seharusnyamenginstruksikan untuk
memberikan transfuse darah. Dalam hal ini, akhirnya transfuse darah tidak
diberikan karena prinsip beneficience walaupun sebenarnya pada saat berasamaan
terjadi penyalahgunaaan prinsip maleficience
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukanoleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pad asetiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakankebenaran. Informa si harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif, danobjektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada,dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument
mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan
prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa
”doctors knows best”sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak
untuk mendapatkaninformasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan
dasar dalammembangun hubungan saling percaya.
Contoh : Ny. M seorang wanita lansia dengan usia 68 tahun, dirawatdi RS dengan
berbagai macam fraktur karena kecelakan mobil. Suaminyayang juga ada dalam
kecelakaan tersebut masuk kerumah sakit yang sama dan meninggal. Ny. M
bertanya berkali – kali kepada perawat tentang keadaan suaminya. Dokter ahli
bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak mengatakan kematian suami NY.
M kepada Ny. M. Perawat tidak di berialasan apapun untuk petunjuk tersebut dan
mengatakan keprihatinannyakepada perawat kepala ruanga, yang mengatakan bah
wa instruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik
kejujuran.