Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PANDANGAN AL-QURAN DAN HADITS


MENGENAI ALAM SEMESTA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah AIK

Disusun Oleh :
1. IRMA ROHIMAH NIM. 1611277011
2. YULIATI NIM. 1611277021

PRODI D-III KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS
Abstraksi

Ilmu dan Agama pada hakikatnya akan selalu selaras. Ilmu yang tidak dilandasi
agama maka ia akan runtuh karena tidak ada keimanan di dalamnya. Begitu pula
dalam ilmu-ilmu pengetahuan umum, sesungguhnya Allah SWT telah lebih dahulu
memberitahukannya di dalam Al-Qur’an. Belajar mentafakuri kebenaran Al-Qur’an
melalui penciptaan Alam Semesta ini. Al-Qur’an telah dengan tegasnya menceritakan
bagaimana alam semesta ini terbentuk. Yang harus lebih ditafakuri lagi adalah Al-Qur’an
menjelaskan itu semua lebih dahulu sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
mencapainya. Pada sekitar abad 6 Al-Qur’an dengan gamblang menjelaskan
pengembangan alam semesta itu. Dengan rasa ke- ingin tahuan yang tinggi, manusia
berlomba untuk mencari tahu hakikat pada saat terciptanya alam semesta ini. Pada abad
19 hingga 20 teori pun bermunculan, mulai dari yang diakui hingga yang ditolak.
Padahal sudah 14 abad yang lalu Al-Qur’an telah memberikan isyarat tentang
penciptaan alam raya ini. Namun semua itu hanya dapat dipahami oleh orang yang mau
menggunakan nalarnya. Sesuai dengan firmanNya WAMAA YADZAKARU ILLA ULUL
ALBAB. Dari sekian teori yang mencoba mengungkap penciptaan alam semesta hanya
yang bersesuaian dengan Al-Qur’an saja yang dapat bertahan, dengan itu pula Al-Qur’an
menunjukkan kekonsistenannya dan kebenarannya, tentang segala hal. Dengan itu pula,
akhirnya bagi penulis AL-Qur’an sebagai acuan awal untuk memulai penelitian tentang
alam raya dan lainnya.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rasa ingin tahu serta ketakjuban manusia pada benda – benda langit dan alam
semesta dapat melahirkan beragam pemikiran. Mereka berfikir, bagaimana alam semesta
in dapat terbentuk ? bagaimana dimensi ruang dan waktu tiba-tiba terjadi ? serta berfikir
bagaimana terjadinya kehidupan ?
Rasa ingin tahu ini juga yang akhirnya melahirkan berbagai teori yang beragam
tentang penciptaan alam semesta.
Keragaman teori yang lahir ini didasarkan karena mereka lebih suka
mengeluarkan pendapat berdasarkan pemikiran mereka, serta hanya bersumber pada
buku sains saja, tanpa melibatkan kuasa Allah SWT didalamnya. Padahal, Allah SWT telah
memberikan tanda-tanda kebesaran-Nya didalam Al-Qur’an.
TINJAUAN TEORITIS

Asal-Usul Penciptaan Alam Semesta Berdasarkan Perspektif Al-Qur’an

Ayat-ayat yang menjelaskan Allah SWT PenciptaAlam Semesta :


Adapun ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Allah SWT-lah yang telah menciptakan
alam semesta adalah :
(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )
‫ي َو ََل‬ ٍٍّ ‫ض َو َما َب أينَ ُه َما ِفي ِست ه ِة أَي ٍهام ث ُ هم ا أست ََوى َعلَى أال َع أر ِش َما لَ ُك أم ِم أن دُو ِن ِه ِم أن َو ِل‬
َ ‫ت َو أاْل َ أر‬ ‫َّللاُ الهذِي َخلَقَ ال ه‬
ِ ‫س َم َاوا‬ ‫ه‬
َ‫ش ِفيعٍ أَفَ ََل تَتَذَ هك ُرون‬ َ
Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu
semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya.
Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

(Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )


‫ضدًا‬ ِ ‫ض َو ََل خ أَلقَ أ َ أنفُ ِس ِه أم َو َما ُك أنتُ ُمته ِخذَ أال ُم‬
ُ ‫ض ِلٍّينَ َع‬ ِ ‫ت َو أاْل َ أر‬ ‫َما أ َ أش َه أدت ُ ُه أم خ أَلقَ ال ه‬
ِ ‫س َم َاوا‬
Artinya: “aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan
penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan
tidaklah aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai
penolong.”(Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )
(Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )
‫ت َوه َُو بِ ُك ٍِّل َش أيءٍ َع ِليم‬
ٍ ‫س َم َاوا‬ َ َ‫اء ف‬
َ ‫س هواه هُن‬
َ ‫س أب َع‬ ِ ‫س َم‬ ِ ‫ه َُو الهذِي َخلَقَ لَ ُك أم َما فِي أاْل َ أر‬
‫ض َج ِميعًا ث ُ هم ا أست ََوى إِلَى ال ه‬
Artinya :“ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )

Tafsir Ayat Yang Berhubungan Dengan Penciptaan Langit


(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )
Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan yang telah menurunkan Alquran kepada
Muhammad saw itu adalah Tuhan Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada
di antara keduanya dalam enam masa. Yang dimaksud dengan enam masa dalam ayat ini
bukanlah hari (masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum
adanya langit dan bumi. Hari pada waktu sekarang ini adalah setelah adanya langit dan
bumi serta telah adanya peredaran bumi mengelilingi matahari dan sebagainya.
Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka Dia pun bersemayam di atas
Arasy, sesuai dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya".Allah SWT menegaskan bahwa tidak
seorangpun yang dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan
siksa. Dan tidak seorangpun yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya,
kecuali Allah semata, karena Dialah Yang Maha Kuasa menentukan segala
sesuatu.Kemudian Allah SWT memperingatkan: "Apakah kamu hai manusia tidak dapat
mengambil pelajaran dan memikirkan apa yang selalu kamu lihat itu? Kenapa kamu masih
juga menyembah selain Allah? (tafsir Depag)
(Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan kekuasaan-Nya, dan bahwa setan itu tidak
berhak untuk menjadi pembimbing atau pelindung bagi manusia. Setan itu tidak
mempunyai hak sebagai pelindung, tidak hanya disebabkan kejadiannya dari lidah api
saja tetapi juga karena mereka tidak mempunyai saham dalam menciptakan langit dan
bumi ini. Allah SWT menegaskan bahwa iblis dan setan-setan itu tidak dihadirkan untuk
menyaksikan penciptaan langit dan bumi ini, di kala Allah menciptakannya, bahkan tidak
pula penciptaan dari mereka sendiri, dan tidak pula sebagian mereka menyaksikan
penciptaan sebagian yang lain. Bilamana mereka tidak hadir dalam penciptaan itu,
bagaimana mungkin mereka memberikan pertolongan dalam penciptaan tersebut.
Patutkah setan-setan itu dengan keadaan demikian dijadikan sekutu Allah? Allah SWT
dalam menciptakan langit dan bumi ini tidak pernah sama sekali menjadikan setan-setan,
berhala-berhala, sembahan-sembahan lainnya sebagai penolong, hanya Dia sendirilah
yang menciptakan alam semesta ini, tanpa pertolongan siapapun.
Bilamana setan-setan itu dan berhala-berhala itu tidak ikut serta dalam menciptakan
itu tentulah mereka tidak patut dijadikan sekutu Allah dalam peribadatan seseorang
hamba Nya. Sebab orang yang ikut disembah yang ikut pula dalam penciptaan bumi dan
langit ini. Sekutu dalam penciptaan, sekutu pula dalam menerima ibadah. Dan sebaliknya
tidak bersekutu dalam penciptaan, tidak bersekutu pula dalam menerima ibadah. Maka
yang berhak menerima ibadah hanyalah Allah SWT. Allah SWT berfirman :
ِ ‫يه َما ِم ْن‬
ٍ‫ش ْرك‬ ِ ‫ت َو ََل فِي ْاْل َ ْر‬
ِ ‫ض َو َما لَ ُه ْم ِف‬ ِ ‫اوا‬ َّ ‫َّللا ََل يَ ْم ِلكُونَ ِمثْقَا َل ذَ َّر ٍة فِي ال‬
َ ‫س َم‬ ِ ‫قُ ِل ا ْدعُوا الَّ ِذينَ َزع َْمت ُ ْم ِم ْن د‬
ِ َّ ‫ُون‬
ٍ ‫َو َما لَهُ ِم ْن ُه ْم ِم ْن َظ ِه‬
‫ير‬
Artinya: Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah,
mereka tidak memeliki (kekuasaan) seberat zarahpun di langit dan di bumi. Dan
mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi
dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya."
(Q.S. Saba: 22) (tafsir Depag)
(Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )
(Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu); sebagai
kemuliaan dari-Nya dan nikmat bagi manusia serta perbekalan hidup dan kemanfaatan
untuk waktu tertentu. (dan Dia berkehendak [menciptakan] langit); lafazh “Tsummas
tawa: (artinya): ‘dan Dia berkehendak (menciptakan)’ ”, mashdar/kata bendanya adalah
istiwa’. Jadi, al-Istiwa’ artinya meninggi dan naik keatas sesuatu sebagaimana makna
firman Allah Ta’ala (dalam ayat yang lain-red): “Apabila kamu dan orang-orang yang
bersamamu telah berada di atas bahtera itu…”. (Q.S.Al-Mu’minun/23:28). (lalu dijadikan-
Nya); meluruskan (menyempurnakan) penciptaannya (langit) sehingga tidak bengkok
(tidak ada cacat didalamnya-red) [Zub]. (tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu); meskipun demikian Ilmu-Nya mencakup segala sesuatu, Maha Suci Dia Yang
tiada ilah dan Rabb (Yang berhak disembah) selain-Nya. [Ays] (tafsir depag).
Dari ketiga ayat di atas ini menunjukan bahwa Allah SWT lah dengan segala ke
maha kuasaan-Nya yang telah menciptakan alam semesta, tanpa ada campur tangan dari
siapapun.
ketiga ayat di atas pun sekaligus menentang pada pernyataan para philosof
materalis yang mengatakan bahwa “alam semesta ini telah ada sejak dulu tanpa ada
perubahan apapun dan akan tetap menjadi seperti ini sampai akhir nanti.” (Harun Yahya).

Fase-fase Pencipta Alam Semesta menurut Al-Qur’an

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata ‘fase’ adalah tingkatan masa
(perubahan, perkembangan, dsb)[1]. Sehingga dapat disimpulkan perkembangan
ataupun perubahan tahap-tahap penciptaan alam semesta dalam hal ini ditinjau dari al-
Qur’an dan tidak lupa juga menyertakan penjelasan di dalam Hadits. Akan tetapi,
menyusun tahapan penciptaan alam semesta di dalam a-Qur’an bukan perkara yang
mudah – disamping minimnya referensi terutama asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya
ayat) ataupun penjelasan dari hadits berkaitan dengan fase-fase penciptaan diperparah
dengan kemunculan cerita-cerita dari Israiliyat dan hadits yang dlaif maupun maudlu
(palsu).
Sebab, dari segi susunan ayat yang menerangkan tahapan penciptaan di dalam al-
Qur’an seolah mengalir seperti firman Allah di dalam surat Fushilat ayat 9-12. Tidak
seperti puzzle yang memang harus disusun sehingga membentuk satuan gambar yang
utuh bisa dikenali. Namun, jika disusun seperti puzzle yang pernah kita mainkan maka
akan membentuk sebuah gambaran penciptaan alam semesta yang saat ini dunia akui
keabsahannya dari berbagai rangkaian eksperimen dan bukti yang otentik.
Enam MasaPenciptaan Alam Semesta
Alam semesta diciptakan dalam enam masa, begitulah kita yakini berdasarkan
keterangan al-Qur’an. Sebagaimana orang kristen meyakini di dalam Alkitabnya (Bible)
di Kitab Kejadian disebutkan bahwa alam semesta pun diciptakan dalam enam hari atau
bisa dikatakan 6 x 24 jam. Bahkan diperkuat dengan keterangan yang lain, Kitab Kejadian
Pasal 1 ayat 3-5 dan 9-19 disebutkan: Berfiman Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang pun
jadi (3). Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap
(4). Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah
pagi, itulah hari pertama (5).Kemudian Allah berkata, "Hendaklah air yang ada di bawah
langit mengalir ke satu tempat, sehingga tanah akan kelihatan,” lalu hal itu terjadi (9).
Allah menamakan tanah itu “Darat”, dan kumpulan air itu dinamakan-Nya “Laut”. Dan
Allah senang melihat hal itu (10). Allah berkata lagi, “Hendaklah tanah mengeluarkan
segala macam tumbuh-tumbuhan, yaitu jenis yang menghasilkan biji-bijian dan jenis yang
menghasilkan buah-buahan.” Lalu hal itu terjadi (11). Demikianlah tanah mengeluarkan
segala macam tumbuh-tumbuhan, dan Allah senang melihat hal itu (12). Malam lewat dan
jadilah pagi. Itulah hari ketiga (13).Berfirman Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada
cakrawala untuk memisahkan siang dari mala. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi
tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun (14). Dan
sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi Bumi.” Dan jadilah
demikian (15). Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang
lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan
menjadikan juga bintang-bintang (16). Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk
menerangi Bumi (17). Dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan
terang dari gelap. Allah meliahat bahwa semuanya itu baik (18). Jadilah petang dan jadilah
pagi, itulah hari keempat.
Sedangkan al-Qur’an menyebutkan dalam sittati ayyaamin yang berarti enam
masa yang panjang.
Sebagaimana dalam al-qur’an (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 ):
‫ي َو ََل‬ ٍٍّ ‫ض َو َما بَ أي َن ُه َما فِي ِست ه ِة أَي ٍهام ث ُ هم ا أست ََوى َعلَى أال َع أر ِش َما لَ ُك أم ِم أن دُونِ ِه ِم أن َو ِل‬
َ ‫ت َو أاْل َ أر‬ ‫َّللاُ الهذِي َخلَقَ ال ه‬
ِ ‫س َم َاوا‬ ‫ه‬
َ‫ش ِفيعٍ أَفَ ََل تَتَذَ هك ُرون‬
َ
Artinya : “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy.Kamu
semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya.
Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”
Dari ayat di atas Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam
masa (sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat ini,
bahwa yang disebut dengan (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses bukan
enam hari sebagaimana mengartikan kata ayyaamin.

Pernyataan ini diperkuat pula oleh firman Allah SWT dalam (QS. Fushshilat [41]
:9-12 ) :
‫ي ِم أن‬ َ ‫) َو َج َع َل ِفي َها َر َوا ِس‬9( َ‫ض ِفي َي أو َمي ِأن َوتَجأ َعلُونَ لَهُ أ َ أن َدادًا ذَلِكَ َربُّ أال َعالَ ِمين‬ َ ‫قُ أل أ َ ِئنه ُك أم لَت َ أكفُ ُرونَ ِبا هلذِي َخ َلقَ أاْل َ أر‬
‫ض‬ ِ ‫ِي ُدخَان فَقَا َل لَ َها َو ِل أْل َ أر‬ َ ‫اء َوه‬ ‫) ث ُ هم ا أست ََوى إِلَى ال ه‬10( َ‫س َوا ًء ِللسهائِلِين‬
ِ ‫س َم‬ َ ‫اركَ فِي َها َوقَد َهر فِي َها أ َ أق َواتَ َها فِي أ َ أربَعَ ِة أَي ٍهام‬
َ َ‫فَ أوقِ َها َوب‬
‫س َماءٍ أَ أم َرهَا َوزَ يهنها ال ه‬
‫س َما َء‬ َ ‫ت فِي يَ أو َمي ِأن َوأ َ أو َحى فِي ُك ٍِّل‬ ٍ ‫س َم َاوا‬ َ ‫ضاه هُن‬
َ ‫س أب َع‬ َ َ‫) فَق‬11( َ‫طائِعِين‬ َ ‫ط أوعًا أ َ أو ك أَرهًا قَالَت َا أَت َ أينَا‬َ ‫ائأتِيَا‬
)12(‫يز أال َع ِل ِيم‬
ِ ‫ِير أال َع ِز‬ ً ‫صا ِبي َح َو ِح أف‬
ُ ‫ظا ذَلِكَ تَ أقد‬ َ ‫ال ُّد أن َيا ِب َم‬

Artinya: “katakanlah, ‘sesungguhnya patutkah kamu semua ingkar kepada zat


yangmenciptakan bumi dalam dua masa’. Dia menciptakan padanya gunung-
gunung yang kokoh di atasnya, kemudian Dia memberkahinya dan Dia
menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)-nya dalam empat
masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa
kabut, lalu dia berkata kepadanyadan kepada bumi, ‘Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa’.Keduanya
menjawab,’Kami datang dengan suka hati’.Maka dia menjadikannya tujuh
langit dalam dua masa.Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.Dan
kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang maha
perkasa lagi Maha Mengetahui.”(QS. Fushshilat [41] :9-12 )
Begitulah Allah SWT menjelaskan kronologis penciptaan alam semesta. Dua masa
untuk menciptakan langit sejak terbentuk dukhan(campuran debudan gas), dua masa
untuk menciptakan bumi, dan dua masa untuk memberkahi bumi.
Selain itu tentang fase penciptaan alam semesta ini di jelaskan pula dalam (Q.S. An-
Naazi’at [79] :27-32) :
َ ‫) َو أاْل َ أر‬29( ‫ض َحاهَا‬
‫ض بَ أع َد‬ ُ ‫ش لَ أيلَ َها َوأ َ أخ َر َج‬َ ‫ط‬َ ‫) َوأَ أغ‬28( ‫س أم َك َها فَ َس هواهَا‬ ‫ش ُّد خ أَلقًا أَ ِم ال ه‬
َ ‫) َرفَ َع‬27( ‫س َما ُء بَنَاهَا‬ َ َ ‫أَأ َ أنت ُ أم أ‬
َ ‫) َو أال ِجبَا َل أ َ أر‬31( ‫) أ َ أخ َر َج ِم أن َها َما َءهَا َو َم أر َعاهَا‬30( ‫ذَلِكَ َد َحاهَا‬
)32( ‫ساهَا‬
Artinya: “Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah
membinanya.Dia meninggikan bangunanya lalu menyempurnakannya dan Dia
menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan dari
padanya mata air, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhanya. Dan gunung-
gunung dipancarkan-Nya dengan teguh, (semua itu untuk kesenanganmu dan
untuk binatang-binatang ternakmu.”(Q.S. An-Naazi’at [79] :27-32)
Penjelasan di dalam hadits mengenai penciptaan langit dan Bumi dalam enam
masa justru Bumi diciptakan terlebih dahulu pada hari Ahad sampai hari Rabu kemudian
membangun langit pada hari Kamis dan Jum’at.
‫ نا هناد‬، ‫ نا الحسين بن حميد بن الربيع‬، ‫ أنا أبو سعيد أحمد بن عمرو اْلحمسي بالكوفة‬، ‫حدثنا أبو عبد هللا الحافظ‬
‫ أن اليهود أتت النبي صلى هللا عليه وسلم‬، ‫ عن ابن عباس‬، ‫ عن عكرمة‬، ‫ عن أبي سعد‬، ‫ نا أبو بكر بن عياش‬، ‫بن السري‬
‫ وخلق الجبال يوم الثَلثاء وما فيهن من‬، ‫ « خلق اْلرض يوم اْلحد واإلثنين‬: ‫فسألت عن خلق السماوات واْلرض فقال‬
‫ ( قل أئنكم‬: ‫ فقال عز من قائل‬، ‫ فهذه أربعة‬، ‫ وخلق يوم اْلربعاء الشجر والماء والمدائن والعمران والخراب‬، ‫المنافع‬
‫لتكفرون بالذي خلق اْلرض في يومين وتجعلون له أندادا ذلك رب العالمين وجعل فيها رواسي من فوقها وبارك فيها وقدر‬
‫ وخلق يوم الجمعة النجوم والشمس والقمر‬، ‫ وخلق يوم الخميس السماء‬، ]2[)‫فيها أقواتها في أربعة أيام سواء للسائلين‬
‫ وفي‬، ‫ فخلق في أول ساعة من هذه الثَلث الساعات اآلجال حين يموت من مات‬، ‫والمَلئكة إلى ثَلث ساعات بقين منه‬
‫ وأخرجه منها‬، ‫ وفي الثالثة آدم وأسكنه الجنة وأمر إبليس بالسجود له‬، ‫الثانية ألقى اآلفة على كل شيء مما ينتفع ب ه الناس‬
. ‫ قد أصبت لو أتممت‬: ‫ قالوا‬. » ‫ « ثم استوى على العرش‬: ‫ ثم ماذا يا محمد ؟ قال‬: ‫ ثم قالت اليهود‬. » ‫في آخر الساعة‬
‫ ( ولقد خلقنا السماوات واْلرض وما‬: ‫ فنزلت‬، ‫ فغضب النبي صلى هللا عليه وسلم غضبا شديدا‬: ‫ قال‬. ‫ ثم استراح‬: ‫قالوا‬
‫بينهما في ستة أيام وما مسنا من لغوب فاصبر على ما يقولون ) {اْلسماء و الصفات للبيهقي (خلق اْلرض يوم اْلحد‬
]3[})304 :2‫ وخلق الجبال‬، ‫واإلثنين‬
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah al-Hafidl, telah memberitakan
kepada kami Abu Sa’id Ahmad bin ‘Amr al-Ahmasiy di Kufah, telah
memberitakan kepada kami Husayn bin Humayd bin ar-Rabi’, telah
memneritakan kepada kami hunad bin as-Suriy, telah mencceritakan kepada
kami Abu Bakar bin ‘Iyas dari Abi Sa’iyd dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas.
Sesungguhnya seorang Yahudi mendatangi Nabi S.A.W. lalu bertanya tentang
penciptaan Langit dan Bumi kemudian Beliau bersabda: “ Allah menciptakan
Bumi pada hari Ahad (pertama) dan Senin (kedua), dan menciptakan gunung
dan isinya pada hari Selasa (ketiga), pada hari Rabu (keempat) Dia ciptakan
Pohon, air, kota-kota, pemukiman, dan kharrab (lahan-lahan kosong), dan ini
sudah empat hari. Maka yang Mahagagah berfirman: “Katakanlah, “Pantaskah
kamu ingkar kepada Rab yang menciptakan Bumi dalam dua masa dan kamu
adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya itulah Rab seluruh alam.” Dan Dia
ciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia
berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)nya dalam empat
masa, memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukannya.”
Dan Dia menciptakan langit pada hari Kamis(kelima). Dan Dia menciptakan
Bintang-bintang, Matahari, Bulan, dan Malaikat pada hari Jum’at sampai tiga
waktu (fase) tahapan penciptaan-Nya, kemudian Dia menciptakan pada awal
waktu (fase) dari tiga waktu (fase-fase) ini menentukan kisaran waktu
kematian seseorang, dan pada fase kedua memberi penyakit atas semua
manfaat bagi manusia, dan pada fase ketiga menciptakan Adam dan
menempatkan di surga dan memerintahkan iblis sujud kepada Adam, dan
keluarnya dari surga pada akhir fase.”. Kemudian orang Yahudi itu bertanya,
“Lalu apa Wahai Muhammad?”. Nabi bersabda, “Kemudian Dia bersemayam di
atas Arsy.”. Mereka mengatakan, “Jika aku telah selesai menyempurnakan.”
Mereka berkata, “Kemudian istirahat.” dia berkata, maka Nabi S.A.W. marah
dengan sangat marah. Maka turunlah ayat: (Dan sesungguhnya telah Kami
ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam
masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan, Maka bersabarlah kamu
terhadap apa yang mereka katakan … ) {asma dan mensifatinya baihaqi (Dia
menciptakan bumi pada hari ahad dan senin dan dia menciptakan gunung
304:2)}.”

Kemudian dijelaskan pula oleh hadits yang lain diterima dari sahabat Ibnu Abbas
menyatakan bahwa setelah terjadinya Big Bang sehingga menyisakan lontaran materi
yang disebut Dukhan (Nebula) di sinilah saat memulai penciptaan Bumi.
‫ حدثنا يحيى بن‬: ‫ حدثنا عبد هللا بن صالح قال‬: ‫ حدثنا أبو حاتم الرازي قال‬: ‫أخبرنا عبدوس بن الحسين قال‬
‫ عز‬، ‫ « خلق هللا‬: ‫ رضي هللا عنهما قال‬، ‫ عن ابن عباس‬، ‫ عن عطاء بن أبي رباح‬، ‫ عن عبد الملك بن جريج‬، ‫أيوب‬
‫ قل أئنكم لتكفرون بالذي‬: ‫ فذلك قوله تعالى‬، ‫ ثم ابتدأ خلق اْلرض يوم اْلحد ويوم اإلثنين‬، ‫ السموات من دخان‬، ‫وجل‬
‫ فذلك قوله وقدر فيها أقواتها في أربعة‬، ‫] ثم قدر فيها أقواتها في يوم الثَلثاء ويوم اْلربعاء‬4[‫خلق اْلرض في يومين‬
‫ وخلق بها‬، ‫ ثم استوى إلى السماء وهي دخان فسمكها وزينها بالنجوم والشمس والقمر فأجراهما في فلكهما‬. ‫] اآلية‬5[‫أيام‬
‫ خلق‬: ‫ فذلك قوله‬، ‫ وخلق آدم في يوم الجمعة‬، ‫ وخلق الجنة في يوم الجمعة‬، ‫ يوم الخميس‬، ‫ما شاء من مَلئكته وخلقه‬
‫ ْلنه‬، ‫ وسبت كل شيء يوم السبت ؛ فعظمت اليهود يوم السبت‬، ]6[‫السموات واْلرض وما بينهما في ستة أيام‬
‫ ْلن‬، ‫ وعظم المسلمون يوم الجمعة‬، ‫ وعظمت النصارى يوم اْلحد ْلنه ابتدأ فيه خلق كل شيء‬، ‫] فيه كل شيء‬7[‫سبت‬
‫ وفيه أهبط من الجنة إلى‬، ‫ عليه السَلم‬، ‫ وجمع فيه آدم‬، ‫ فرغ فيه من خلقه وخلق يوم الجمعة رحمته‬، ‫ عز وجل‬، ‫هللا‬
})76 :1 ‫ السموات من دخان‬، ‫ عز وجل‬، ‫ وفيه قبلت توبته وهي أعظمها »{التوحيد َلبن منده (خلق هللا‬، ‫اْلرض‬
Artinya : “Telah memberitakan kepada kami ‘Abdus bin Husayn ia berkata: “Telah
menceritakan kepada kami Abu Hatim ar-Raziy” ia berkata: “Telah menceritakan
kepada kami Abdulloh Bin Solih ia berkata:”Telah menceritakan kepada
kami Yahya bin Ayub dari ‘Abdul Malik bin Jurayj dari ‘Atha’ bin Abi Rabah dari
Ibnu ‘Abbas semoga Allah meridhai kepada mereka berdua ia berkata: “Allah
‘Azza wa Jalla menciptakan langit dari dukhan (kabut/nebula) kemudian Dia
memulai menciptakan Bumi pada hari Ahad (pertama) dan Senin (kedua).
Sebagaimana firman Allah yang Mahatinggi: “katakanlah Muhammad,
‘sesungguhnya patutkah kamu semua ingkar kepada zat yang menciptakan bumi
dalam dua masa’. Kemudian Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)-nya pada hari ketiga (Selasa) dan hari keempat (Rabu). Maka
demikianlah firman-Nya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-
makanan (penghuni)nya pada empat masa al-ayat (Fushilat: 10).Kemudian Dia
menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa kabut maka Dia
mendirikan dan menghiasi langit dengan Bintang-bintang, matahari, dan Bulan
maka membuat keduanya pada garis edarnya. Dan Dia menciptakan dan
penciptaan kehendak para malaikat-Nya dan ciptaan-Nya, pada hari Kamis,
menciptakan surga pada hari Jumat, dan penciptaan Adam Jumat, katanya:
penciptaan langit dan bumi dan di antara keduanya dalam enam hari, dan
menyelesaikan (memutus )semuanya pada hari sabtu, maka orang yahudi
mengagungkan hari sabtu, karena sesunggunyaterputus padanya segala sesuatu,
dan orang nasrani mengagungkan hari ahad karena sesungguhnya memulai
padanya penciptaan segala sesuatu, dan orang muslim mengagungkan hari
jum’at, karena sesungguhnya Allah yang maha tinggi telah selesai penciptaan
pada penciptaan dan menjadikan hari jum’at sebagai rahmatnya, dan
menyatukan padanya adam alaihi salam, dan padanya mengeluarkan adam dari
syurga menuju bumi, dan padanya menerima taubatnya, dan itulah yang maha
agung.{tauhidibnu mundah (Allah yang maha tinggi menciptakan langit dari
dukhan76:1)}”
Adapun kronologis penciptaan dalam Al-Qur’an adalah :
Masa pertama :
(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
َ‫ي أَفَ ََل يُؤأ ِمنُون‬ ِ ‫ض كَانَت َا َرتأقًا فَفَتَ أقنَا ُه َما َو َج َع ألنَا ِمنَ أال َم‬
َ ‫اء ُك هل‬
ٍٍّ ‫ش أيءٍ َح‬ َ ‫ت َو أاْل َ أر‬ ‫أ َ َولَ أم َي َر الهذِينَ َكفَ ُروا أ َ هن ال ه‬
ِ ‫س َم َاوا‬
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
Ini dimulai dengan sebuah ldakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun lalu.Inilah
awal terciptanya materi, energy, dan waktu. “Ledakan” pada hakikatnya adalah
pengembangan ruang, sebagaimana di dalam al-qur’an Allah SWT menyebutkan :

ِ ‫س َما َء بَنَ أينَاهَا بِأ َ أي ٍد َوإِنها لَ ُم‬


َ‫وسعُون‬ ‫َوال ه‬
Artinya: “ dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa (meluaskan).” (Q.S. Adz-dzariyat [51] : 47 )
Materi yang mula-mula terbentuk adalah hydrogen yang menjadi bahan dasar bagi
bintang-bintang generasi pertama.Hasi fusi nuklir antara inti-inti hydrogen, meghasilkan
unsure-unsur yang lebih berat, seperti karbon, oksigen, sampai besi atau disebut
juga Nukleosintesis Big Bang.

Masa Kedua

‫ت َوه َُو ِب ُك ٍِّل َش أيءٍ َع ِليم‬


ٍ ‫س َم َاوا‬ َ َ‫اء ف‬
َ ‫س هواه هُن‬
َ ‫س أب َع‬ ِ ‫س َم‬ ِ ‫ه َُو الهذِي َخلَقَ لَ ُك أم َما فِي أاْل َ أر‬
‫ض َج ِميعًا ث ُ هم ا أست ََوى ِإلَى ال ه‬
Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)
Masa ini adalah pembentukan langit. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan langit ?,
apakah kubah biru di atas sana
Pengetahuan saat ini menunjukan bahwa langit biru hanyalah disebabkan
hamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Di luar atmosfer langit biru
tak ada lagi, yang ada hanyalah titik cahaya bintang , galaxy, dan benda-benda langit
lainnya. Jadi, langit bukanlah hanya kubah biru yang ada di atas sana, melainkan
keseluruhan yang ada di atas sana (bintang-bintang, galaxy, dan benda-benda langit
lainnya), maka itulah hakikat langit yang sesungguhnya. Adapun dalam fase ini,
pembentukan bintang-bintang di dalam galaxy yang masih berlangsung hingga saat ini.
Dalam ayat lain Allah SWT menyebutkan :

َ ‫ط أوعًا أَ أو ك أَرهًا قَالَتَا أَت َ أينَا‬


َ‫طائِعِين‬ ِ ‫ِي ُدخَان فَقَا َل لَ َها َو ِل أْل َ أر‬
َ ‫ض ائأتِيَا‬ َ ‫اء َوه‬ ‫ث ُ هم ا أست ََوى إِلَى ال ه‬
ِ ‫س َم‬
Artinya :“kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap,…” (Q.S. fushilat [41] :11 )

Di dalam Al-Qur’an sendiri, penciptaaan langit kadang disebut sebelum penciptaan


bumi dan kadang disebut sesudahnya karena prosesnya memang berlanjut hingga saat
ini.
Itulah dua masa penciptaan langit.dalam bahasa al-quran, dan pengembangan
alam yang menjadikan galaksi-galaksi makin berjauhan ( makin “tinggi” menurut
pengamat dibumi serta proses pembentukan bintang-bintang baru disebutkan sebagai
penyempurnaan langit.
Sebagaimana dalam Q.S An-Nazi’at [79] : 28 :

َ َ‫س أم َك َها ف‬
‫س هواهَا‬ َ ‫َرفَ َع‬
Artinya :”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”
Masa ketiga

Pada masa ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata
surya, termasuk bumi. Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan matahari
sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan angin matahari. Proto-
bumi (bayi bumi) yang telah terbentuk terus berotasi menghasilkan fenomena siang dan
malam di bumi sebagaimana yang Allah SWT firmankan dengan indah :

ُ ‫ش لَ أيلَ َها َوأ َ أخ َر َج‬


‫ض َحاهَا‬ َ ‫َوأَ أغ‬
َ ‫ط‬
Artinya : “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29

Masa keempat
Bumi yang terbentuk dari debu-debu antar bintang yang dingin mulai menghangat
dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari
peluruhan unsure-unsur radioaktif di bawah kulit bumi.
Akibat pemanasan endogenik itu materi di bawahkulit bumi menjadi lebu,antara
lain muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi dasar lautan dan
granit yang menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi
leburan tersebut.
Pemadatan kulit bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang
tampaknya dimaksudkan “penghamparan bumi” .sebagaimana Allah SWT berfirman :

َ ‫َو أاْل َ أر‬


‫ض بَ أع َد ذَلِكَ َد َحاهَا‬
Artinya :“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”
(Q.S. an-Naziat [79] :30)
Masa kelima
Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di
bumi. Sebagaimana firmanAllah SWT :
... َ‫ي أَفَ ََل يُؤأ ِمنُون‬ ِ ‫َو َج َع ألنَا ِمنَ أال َم‬
َ ‫اء ُك هل‬
ٍٍّ ‫ش أيءٍ َح‬
Artinya :“dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup “ (Q.S. al-anbiya [21] : 30 )

Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan
dan halilintar. Melimpahnya air laut dan kondisi atmosfer purba yang kaya akan gas
metan (CH4)dan ammonia (NH3) serta sama sekali tidak mengandung oksigenbebas
dengan bantuan energy listrik dan halilintar diduga menjadi awal kelahiran senyawa
organic.Senyawa organic yang mengikuti aliran air akhirnya tertumpuk di laut.
Kehidupan diperkirakan bermula dari laut yang hangat sekitar 3,5 miliar tahun lalu
berdasarkan fosil tertua yang pernah ditemukan. Sebagaimana dikembalikan pada surat
Al Anbiya [21] ayat 30 yang telah menyebutkan bahwasannya semua makhluk hidup
berasal dari air.
Masa Keenam
Masa keenam dalam proses penciptaan ala mini adalah dengan lahirnya kehidupan
di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan.
Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2 miliar tahun lalu
menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini pula proses
geologis yang menyebabkan pergeseran lempengan tektonik dan lahirnya rantai
pegunungan di bumi terus berlanjut.
Tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan-hewan pada masa kelima
dan keenam inilah yang sepertinya di maksudkan Allah SWT dengan memberkahi bumi
dan menyediakan makanan bagi penghuninya sebagaimana di dalam firmannya :

Artinya : " Ia memancarkan dari padanya mata air, dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (Q.S. An-Naazi’at [79]
:31-33)
Begitulah yang Allah SWT ungkapkan di dalam Al-Qur’an sebagai penutup
kronologis dari penciptaan alam semesta.
Model penciptaan menurut Al-Qur’an

“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua
tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya.Lalu, apakah
kamu tidak memperhatikannya (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap,…(Q.S. fushilat [41] :11 )
Sebagaimana orang muslim dengan berlandaskan iman, dan berpegang teguh pada
Qur’an dan Sunnah. Telah jelas di dalam Al-Qur’an yang telah dicantumkan oleh yang
MahaCerdas, bahwasannya Alam Semesta diciptakan dan alam semesta
ini berkembang (tidak statis).
Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan
sempurna tanpa cacat.
Begitulah Allah SWT dengan ke-Maha Penciptaannya berfirman :
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3)
Kesimpulan

Setelah mengkaji tentang teori penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an.


Penulis menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an adalah bagaikan dua sisi mata
uang yang tak bisa dipisahkan antara satu sama lainnya. Seperti yang penulis kutip dari
seorang ilmuan besar Albert Einsten: ”religion without science is blind and science
without religion is damage.” (Albert Einstein, 1960).
Ilmu yang tidak disertai dengan agama akan hancur dan tumbang karena tidak
adanya kekuatan iman. Sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi rusak karena akan
dapat salah mengartikannya. Sebagaimana orang-orang materalis yang selalu menentang
akan adanya penciptaan alam semesta.
Ini merupakan contoh yang sangat signifikan jika ilmu pengetahuan tidak disertai
dengan ajaran-ajaran agama.
Untuk itu penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Kebenaran Al-Qur’an akan selalu terbukti sampai kapanpun.
2. Alam semesta berasal dari ketiadaan dan kemudian menjadi ada, ( terjadi proses
penciptaan) oleh Allah SWT
3. Penciptaan alam semesta terjadi secara berproses (berkembang) sebagaimana
yang telah Al-Qur’an jelaskan dan tidak statis (tetap).
4. Al-Qur’an lebih dahulu menceritakan tentang proses penciptaan alam semesta
jauh sebelum ilmu pengetahuan mencapainya (sekitar abad 6) dan kini
kebenaran Al-qur’an itu sudah dapat dibuktikan kebenarannya dengan adanya
kecocokan dalam sains (abad-20).
5. Ilmu dan agama akan selalu sejalan selaras bersamaan.
Sumber :
Al-Qur’an dan Terjemah
Hadits Rosullullah
T.Djamaluddin, Menjelajahi keluasan Langit Menembus Kedalaman Al-Qur’an,
khazanah Intelektual.2006.Bandung
Ensliklopedi islam, Mukjizat Al-Qur’an (Penciptaan Alam Semesta) , 2010. Jakarta.
Tafsir depag, online
http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=32 , tersedia …
Tafsir depag, online
http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_Tafsir.asp?pageno=3&SuratKe=18 ,
tersedia …
Tafsir depag, online
http://ngajialquran.wordpress.com/2010/11/23/surat-al-baqarah-ayat-28-29/ ,
tersedia
Harun Yahya (Penciptaan Alam Semesta)
Alkitab (Bible) dalam Kitab Kejadia

Anda mungkin juga menyukai