Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FISIOLOGI
“KELENJAR HIPOFISIS, PARATIROID, DAN TIROID”

Oleh :
ERNI
918312906211 001

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan tuntunan-NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Makalah”Kelenjar Hipofisis,kelenjar paratiroid & kelenjar tiroid”.

Penulis menyadari bahwa, dalam proses pembuatan MAKALAH ini masih


jauh dari kesempurnaan baik materi maupun dari segi penulisannya, untuk itu
penulis dengan hati tebuka menerima kritik, saran dan masukan yang bersifat
membangun guna menyempurnakan makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam pembuatan MAKALAH ini.Semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.

Kendari, 5 Januari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian Hipofisis........................................................................................

2.2 Kelenjar tiroid & kelenjar paratiroid…………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................16

3.2 Saran………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sistem endokrin merupkan suatu sistem yang bekerja dengan perantara
zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
atau yang lebih sering dikenal dengan kelenjar buntu (sekresi secara internal) akan
mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah dan cairan limfe. Hasil
sekresi tersebut beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran (duktus).
Adapun hasil dari sekresi disebut dengan hormon. Sistem endokrin terdiri dari
kelenjar-kelenjar endokrin. Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf
yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ
tubuh. Oleh karena itu, kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut
hormon.
Sisrtem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar, seperti tiroid,
tapi juga terdiri atas kelenjar yang ada di dalam suatu organ tertentu, seperti testis,
ovarium, dan jantung. Sistem endokrin menggunakan hormon untuk
mengendalikan dan mengatur fungsi tubuh.
Perantara kimiawi tubuh (hormon) dibuat oleh kelenjar endokrin. Kelenjar
initidak memiliki saluran, tapi mensekresi hormon langsung ke dalam
darah,sehingga dapat mencapai setiap sel di dalam tubuh. Hormon bekerja pada
sasaran jaringan atau organ tertentu dan mengatur aktivitas mereka. Sistem
endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar. Sistem endokrin
menggunakan hormon untuk mengendalikan dan mengatur fungsi tubuh sama
seperti sistem saraf menggunakan sinyal listrik kecil. Hormon membawa data
kimiawi yang mengendalikan tingkat kerja kelenjar dan organ lain.
Sel penghasil hormon ditemukan di sekeliling tubuh. Sebagian besar sel-
sel itu mengelompok di dalam kelenjar yang memiliki fungsi khusus.Kelenjar
pituitary atau hipofisis merupakan kelenjar yang paling berpengaruhdalam sistem
endokrin. Kelenjar ini sebenarnya adalah dua kelenjar berbeda yangmenjadi satu.
Bagian depan atau lobus anterior, disebut juga adenohipofisis,membentuk
sebagian besar massa kelenjar ini. Bagian belakang ada lobus posterior atau
neurohipofisis. Hipofisis anterior membentuk enam hormon utamadi dalam
kelenjar dan melepas hormon tersebut ke dalam aliran darah
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kelenjar hipofasis ?
2. Apa yang dimaksud dengan kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kelenjar hipofisis.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kelenjar tiroid dan kelenjar para
tiroid.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KELENJAR HIPOFISIS


Kelenjar hipofisis merupakan suatu kelenjar endokrin yang terletak di
dasar tengkorak fossa pituitari os sfenoid, besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan
beratnya sekitar 0,5 gram. Fungsi hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat
melalui hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan
hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat . hormon-hormon yang
mengatur fungsi hipofase disebut hormon hipofisitropik. Kelenjar hipofisis
disebut juga dengan kepala kelenjar di karenakan mengendalikan sebagian besar
kelenjar endokrin.
Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel neurosekretoris yang terdapat dalam
hipotalamus. Kelenjar hipofise ini sebenarnya adalah dua kelenjar berbeda yang
menjadi satu,yaitu lobus anterior dan lobus posterior.
1. Lobus anterior
Berasal dari kantong rathke yang menempel pada jarigan otak lobus posterior
dan menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali
produksi dari semua organ endokrin yang lain (Syarifuddin, 2002:202).
a. Somatotropik hormon (growth hormon/GH)
Hormon pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang,
jaringan lemak dan veisera penting pada individu yang masih muda untuk
pertumbuhan. Growth hormon (gambar 2) mempengaruhi berbagai
metabolisme dalam tubuh seperti berikut:
 Metabolisme protein merangsang pembentukan kolagen.
 Metabolisme elektrolit menahan N, P, Ca, K dan Na dengan cara
meningkatkan absorbsi ion Ca diseluruh pencernaan, menurunkan
eksresi ion ca dan ion K lewat ginjal.
 Metabolisme karbohidrat memilikiefek diabetogenik karena
meningkatkan pengelepasan glukosa dari sel hati dan menurunkan
kepekaan sel terhadap insulin.
 Metabolisme lemak menimbulkan kadar asam lemak bebas dalam
plasma darah.
b. Hormon tirotropik (thyroid stimulating hormon/TSH)
Mengendalikan kelenjar tiroid (gambar 2) dalam menghasilkan tiroksin.
Fugsinya menstimulus pembesaran tiroid, menambah ambilan yaodium
dan menambah sintesis trioglobulin (Syarifuddin, 2002:204).
c. Hormon adrenokortikotropik (ACTH)
Mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang
berasal dari korteks kelenjar suprarenal (Syarifuddin, 2002:204).
d. Hormon gonadotropin
Hormon gonadrotropin (gambar 2) menghasilkan :
 Follicle stimulating hormone (FSH), merangsang perkembangan
folikel de Graf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa pada
testes meragsang gametogenesis pria (Syarifuddin, 2002:205).
 Luitizing hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron dalam ovarium yang mempengaruhi luteinisasi pada
wanita dan pada pria disebut sebagai interestisial stimulating (ICSH)
yang mempengaruhi produksi testosteron dalam testis (Syarifuddin,
2002:205).
e. Prolaktin
Memulai dan mempertahankan laktasi dengan mempengaruhi langsung
kelenjar-kelenjar susu di mamae. Akibat pengaruh estrogen, kadar
prolaktin pada perempuan akan meningkat lebih tinggi sesudah dewasa.
Selama kehamilan kadar prolaktin akan terus meningkat sejak dini sampai
mendekati lahir, setelah persalinan kadar prolaktin mulai menurun.
Sekresi prolaktin (gambar 2) diatur dan diawasi oleh hipotalamus
(Syarifuddin, 2002:205).
f. Melancyte stimulating hormone (MSH)
Dihasilkan oleh hipofise pars intermedius dan didapati pada manusia
dalam fase kihidupan fetus. MSH (gambar 2) dan proses fisiologinya
berperan terhadap kulit (Syarifuddin, 2002:205).
Gambar 2 Hormon pada lobus anterior Sumber: Sloane, 2003:205

 Gangguan Hiperpituitary Hiperfungsi


1. Definisi

Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor


atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah
satu hormone hipofise atau lebihyang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari .
Hormon – hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih
rendah. (Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise,
Hotma Rumahardo, 2000 : 36)

2. Etiologi / Predisposisi

Penyebab dari hiperpituitari adalah akibat adanya tumor atau hiperplasi


kelenjar hipofise.

3. Patofisiologi

Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada


sel mana dari kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar
biasanya mengalami pembesaran disebut adenoma makroskopik bila
diameternya lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya
kurang dari 10 mm, yang terdiri atas 1 jenis sel atau beberapa jenis sel.
Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama hiperpituitarisme.penyebab
adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir selalu menyekresi
hormon sehingga sering disebut functioning tumor.

Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH dan
prolaktin. Tumor yang terdiri atas sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat
jarang terjadi. Functioning tumor yang sering di temukan pada hipofisis anterior
adalah:

a . Arolactin-secreting tumors ( tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.

Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang


terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas
pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat
primer dan sekunder, galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada
hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas.

b. Somatotroph tumors ( hipersekresi pertumbuhan )

Adenoma somatotropik terdiri atas sel-sel yang mengsekresi hormon


pertumbuhan. Gejalah klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada
usia klien saat terjadi kondisi ini.

Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng epifise tulang panjang


belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang
sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma
somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran
ektremitas ( jari, tangan, kaki ), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam
juga turut membesar ( misal; kardiomegali).

Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik, seperti


hiperglikemia dan hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan pembedahan
merupakan pengobatan pilihan. Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat
mengalami perbaikan, namun perubahan tulang tidak mengalami reproduksi.

c. Corticotroph tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH )

Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH.


Kebanyakan tumor ini adalah mikroadonema dan secara klinis dikenal dengan
tanda khas penyakit Cushing’s.
2. Lobus Posterior
Menghasilkan ADH dan oksitosin yang disintesis oleh sel-sel saraf dalam
hipotalamus, dibawa di sepanjang akson dan disimpan dalam neurohipofisis
untuk dilepas ke ujung akson. Masing-masing hormon disekresi oleh
sekelompok neuron yang terpisah (Sloane, 2003:208).
1. ADH atau vasopresin, disintesis dalam neuron nukleus supraoptik
hipotalamus.
a. Efek fisiologis
 Meningkatkan retensi air
 Meningkatkan tekanan darah dengan merangsang kontraksi
pembuluh darah perifer.
b. Kendali sekresi
Pelepasan ADH diatur melalui perubahan osmolaritas darah dan
perubahan volume serta tekanan darah.
 Peningkatan konsentrasi cairan tubuh atau penurunan volume
darah menyebabkan sekresi ADH.
 Penurunan konsentrasi cairan tubuh atau peningkatan volume
darah menyebabkan inhibisi ADH.
 Pelepasan ADH diinhibisi (kehilangan air) oleh alkohol dan
kafein.
 Pelepasan ADH distiulus oleh nyeri, kecemasan dan trauma selain
itu juga disebabkan oleh obat-obatan sepert nikotin, morfin dan
barbiturat.
c. Sekresi abnormal ADH
 Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus.
 Hipersekresi terjadi setelah hipotalamus mengalami cidera atau
karena tumor.
2. Oksitosin, disintesis dalam sel neuron pada nukleus paraventrikular
hipotalamus.
a. Efek fisiologis
 Menstimulasi kotraksi sel-selotot polos uterus selama senggama
dan saat persalinan serta kelahiran pada ibu hamil.
 Menyebabkan keluarnya air susu dari kelenjar mamae pada ibu
menyusui dengan menstimulus sel-sel mioepitelial disekitar
alveoli kelenjar mame
b. Kendali sekresi
 Pengisapan payudara, desahan napas atau suara seorang bayi atau
stimulus puting atau areola pada iu yang menyusuimengakibatkan
stimulus saraf hipotalamus yang mengsekresi oksitosin dan
keluarnya air susu (refleksi keluar air susu).
 Penghambatan pelepasan oksitosin dan air susu oleh stres
emosional.

2. 2 KELENJAR TIROID DAN KELENJAR PARATIROID


Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan dengan keempat kelenjar
kecil paratiroid menempel di “sayap” sisi paling belakang. Hormon yang
dihasilkan tiroid memiliki berbagai efek pada proses kimia tubuh, meliputi
pengaturan berat tubuh, tingkat penggunaan energiglukosa darah, dan frekuensi
denyut jantung.
 Cara Kerja Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
o Kelenjar Tiroid
Saat cukup hormon tiroid telah dihasilkam, hipotalamus menghentikan
pembentukan hormon pelepas tiroid. Saat tiroksin dilepaskan, otak sistem
hormonal - hipotalamus - mengirimkan sebuah perintah (TRH, hormon pelepas
tiroid) ke kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid, sebagai titik akhir rantai perintah ini,
segera menanggapi dengan melepaskan tiroksin dan menyebarkannya ke seluruh
tubuh melalui darah. Saat tiroksin dibutuhkan, hipotalamus mengirimkan perintah
ke kelenjar pituitari (TRH). Kelenjar pituitari yang menerima perintah ini
memahami bahwa kelenjar tiroid harus diaktifkan. Kelenjar pituitari segera
mengirimkan perintah ke kelenjar tiroid (TSH). Sesuai dengan perintah yang
diterima, kelenjar tiroid segera menghasilkan tiroksin, dan menyebarkannya ke
seluruh tubuh lewat aliran darah. Saat jumlah tiroksin dalam darah naik di atas
normal, hormon tiroksin mempengaruhi kelenjar pituitari dan terkadang langsung
ke hipotalamus. Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar
mengirimkan perintah (berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid. Molekul
tiroksin dilepaskan oleh kelenjar tiroid ke dalam darah dan harus segera
menempel ke molekul yang dirancang khusus untuk mengangkutnya dalam darah.
Saat menempel pada molekul ini, molekul tiroksin tak dapat menjalankan
fungsinya.

 Kelenjar Paratiroid
Di dalam melaksanakan kerjanya, kelenjar paratiroid diatur dan diawasi secara
langsung oleh kelenjar hipofisis. PTH adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang
terdapat didalam cairan ekstraseluler. Produksi PTH akan meningkat apabila
kadar kalsium didalam plasma menurun. Didalam keadaan fisiologis normal,
kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan hoemostatik dalam batas
yang sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari
dan pertukaran mineral antara tulang dengan darah. Kelenjar Paratiroid
mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon paratiroid adalah suatu hormon peptida
yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu empat kelenjar kecil yang terletak
di permukaan belakang kelenjar tiroid Hormon Paratiroid bersama-sama dengan
vitamin D dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis paratiroid
hormon dikendaMkan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila
kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. Seperti
aldosteron, hormon paratiroid esensial untuk hidup. Efek keseluruhan Hormon
paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plasma dan mencegah
hipokalsemia.
Apabila Hormon paratiroid sama sekali tidak tersedia, dalam beberapa hari
individu yang bersangkutan akan meninggal, biasanya akibat asfiksia yang
ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan. Melalui efeknya
pada tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid meningkatkan kadar kalsium
plasma apabila kadar elektrolit ini mulai turun sehingga hipokalsemia dan
berbagai efeknya secara normal dapat dihindari. Hormon ini juga bekerja
menurunkan konsentrasi fosfat plasma.

 KELENJAR TIROID
A. Morfologi
Menurut Sloane (2003:208) kelenjar tiroid:
1. Terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan melalui sebuah ismus
yang sempit.
2. Folikel merupakan unit fungsional kelenjar tiroid
3. Rongga folikel berisi koloid, tersusun dari protein globular troglobulin
(bentuk cadangan hormon tiroid yang berfungsi dalam sintesis hormon
tiroid).
4. Sel parafolikular yang berjumlah sedikit yang mensekresi kalsitonin.
B. Pembentukan, penyimpanan dan pelepasan hormon tiroid
1. Sekresi kelenjar tiroid (Sloane, 2003:209):
a. Tiroksin atau tetraiodotironin (T4), mencapai 90% dari seluruh sekresi
kelenjar tiroid.
b. Triioditironin (T3) disekresikan dalam jumlah yang sedikit.
2. Iodium yang tertelan bersama makanan dibawa aliran darah menuju
kelenjar tiroid. Oleh sel folikular iodium dipisahkan dari darah serta
mengubahnya menjadi molekul iodium dengan tirosin untuk membentuk
monoiodotirosi dan diioditirosin (Sloane 2003:209).
a. Dua molekul diioditirosin membentuk T4.
b. Satu molekul monoiodotirosi dan datu molekul diioditirosin
membentuk T3.
3. T3 dan T4 disimpan dalam bentuk tiroglobulin selama berminggu-
minggu. Hormon tiroid dilepas karena dipengaruhi TSH, enzim
proteolisis memisahkan hormon dari tiroglobulin selanjutnya hormon
berdifusi dan masuk ke dalam pembuluh darah.
C. Efek Fisiologis
MenurutSloane (2003:209), efek fisiologis dari tiroid, yaitu:
1. Meningkatkan laju metabolik
2. Pertumbhan dan maturasi normal tulang, gigi, jaringan ikat dan jarigan
saraf.
D. Kendali sekresi
1. Tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah
kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus (Sloane 2003:209).
2. Faktor yang mempengaruhi laju TRH dan TSH yaitu kadar hormon tiroid
yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh (Sloane 2003:209).
E. Abnormalitas sekresi
1. Hipotiroidisme, pada orang dewasa menyebabkan miksedema dan pada
anak kecil menyebabkan kretinisme (Sloane 2003:210).
2. Hipertiroidisme dapat menyebabkan penyakit Grave.
3. Pembesaran kelenjar tiroid sampai dua atau tiga kali lipat mengakibatkan
gondok.
 KELENJAR PARATIROID
A. Morfologi
Terdapat dua jenis sel dalam kelenjat paratiroid: sel utama (mensekresi
hormon paratiroid (PTH)) dan sel oksifilik (tahapperkembangan sel chief)
(Sloane 2003:210).
B. Efek fisiologis
1. PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat melalui
peningkatan kalsium dalam darah dan menurunkan fosfat dalam darah
(Sloane 2003:210)
2. PTH meningkatkan mekanisme kalsium darah melalui tiga mekanisme,
yaitu (Sloane 2003:210):
a. PTH menstimulus osteoklas menyebabkan pengeluaran kalsium dari
tualang ke cairan ekstraseluler.
b. PTH secara tidak langsung meningkatkan absorbsi kalsium intestinal
dan menguarangi kalsium dalam feses.
c. PTH menstimulus reansorpsi kalsium dari tubulus ginjaluntuk
menggantikan fosfor, sehingga menurunkan kalsium dalam urine dan
meningkatkan kalsium dalam darah.
C. Pengendali sekresi
1. Penurunan kalsium dalam darah menyebabkan meningkatnya sekresi
PTH.
2. Alsitoninberantagonis langsung dengan PTH dan menurunkan kalsium
darah.
D. Abnormalitas sekresi
1. Hipersekresi, mengakibatkan peningkatan aktivitas osteoklas, resorpsi
tulang dan deklasifikasi dan pelemahan tulang.
2. Hiposekresi,mengakibatkan penurunan kalsiun dalam darah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar


pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil,
dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior,
bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior.

Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan
lobus posterior (belakang). Hipotalamus mengendalikan lobus anterior
(adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon,
melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya.
Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.

3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam
bidang keperawatan. Dalam makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Boughman, Diane C, JoAnn c Hackley.2000. Keperawatan Medical Bedah :


Buku Saku Untuk Perawat Brunner & Sudarth. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marlyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Elisabeth, Endah P. 2000. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta : EGC.
http://www.askep.hiperpituitary.com.
Rumahoro, Hotma.1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai