FISIOLOGI
“KELENJAR HIPOFISIS, PARATIROID, DAN TIROID”
Oleh :
ERNI
918312906211 001
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan tuntunan-NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Makalah”Kelenjar Hipofisis,kelenjar paratiroid & kelenjar tiroid”.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.2 Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2. Etiologi / Predisposisi
3. Patofisiologi
Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH dan
prolaktin. Tumor yang terdiri atas sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat
jarang terjadi. Functioning tumor yang sering di temukan pada hipofisis anterior
adalah:
Kelenjar Paratiroid
Di dalam melaksanakan kerjanya, kelenjar paratiroid diatur dan diawasi secara
langsung oleh kelenjar hipofisis. PTH adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang
terdapat didalam cairan ekstraseluler. Produksi PTH akan meningkat apabila
kadar kalsium didalam plasma menurun. Didalam keadaan fisiologis normal,
kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan hoemostatik dalam batas
yang sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari
dan pertukaran mineral antara tulang dengan darah. Kelenjar Paratiroid
mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon paratiroid adalah suatu hormon peptida
yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu empat kelenjar kecil yang terletak
di permukaan belakang kelenjar tiroid Hormon Paratiroid bersama-sama dengan
vitamin D dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis paratiroid
hormon dikendaMkan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila
kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. Seperti
aldosteron, hormon paratiroid esensial untuk hidup. Efek keseluruhan Hormon
paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plasma dan mencegah
hipokalsemia.
Apabila Hormon paratiroid sama sekali tidak tersedia, dalam beberapa hari
individu yang bersangkutan akan meninggal, biasanya akibat asfiksia yang
ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan. Melalui efeknya
pada tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid meningkatkan kadar kalsium
plasma apabila kadar elektrolit ini mulai turun sehingga hipokalsemia dan
berbagai efeknya secara normal dapat dihindari. Hormon ini juga bekerja
menurunkan konsentrasi fosfat plasma.
KELENJAR TIROID
A. Morfologi
Menurut Sloane (2003:208) kelenjar tiroid:
1. Terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan melalui sebuah ismus
yang sempit.
2. Folikel merupakan unit fungsional kelenjar tiroid
3. Rongga folikel berisi koloid, tersusun dari protein globular troglobulin
(bentuk cadangan hormon tiroid yang berfungsi dalam sintesis hormon
tiroid).
4. Sel parafolikular yang berjumlah sedikit yang mensekresi kalsitonin.
B. Pembentukan, penyimpanan dan pelepasan hormon tiroid
1. Sekresi kelenjar tiroid (Sloane, 2003:209):
a. Tiroksin atau tetraiodotironin (T4), mencapai 90% dari seluruh sekresi
kelenjar tiroid.
b. Triioditironin (T3) disekresikan dalam jumlah yang sedikit.
2. Iodium yang tertelan bersama makanan dibawa aliran darah menuju
kelenjar tiroid. Oleh sel folikular iodium dipisahkan dari darah serta
mengubahnya menjadi molekul iodium dengan tirosin untuk membentuk
monoiodotirosi dan diioditirosin (Sloane 2003:209).
a. Dua molekul diioditirosin membentuk T4.
b. Satu molekul monoiodotirosi dan datu molekul diioditirosin
membentuk T3.
3. T3 dan T4 disimpan dalam bentuk tiroglobulin selama berminggu-
minggu. Hormon tiroid dilepas karena dipengaruhi TSH, enzim
proteolisis memisahkan hormon dari tiroglobulin selanjutnya hormon
berdifusi dan masuk ke dalam pembuluh darah.
C. Efek Fisiologis
MenurutSloane (2003:209), efek fisiologis dari tiroid, yaitu:
1. Meningkatkan laju metabolik
2. Pertumbhan dan maturasi normal tulang, gigi, jaringan ikat dan jarigan
saraf.
D. Kendali sekresi
1. Tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah
kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus (Sloane 2003:209).
2. Faktor yang mempengaruhi laju TRH dan TSH yaitu kadar hormon tiroid
yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh (Sloane 2003:209).
E. Abnormalitas sekresi
1. Hipotiroidisme, pada orang dewasa menyebabkan miksedema dan pada
anak kecil menyebabkan kretinisme (Sloane 2003:210).
2. Hipertiroidisme dapat menyebabkan penyakit Grave.
3. Pembesaran kelenjar tiroid sampai dua atau tiga kali lipat mengakibatkan
gondok.
KELENJAR PARATIROID
A. Morfologi
Terdapat dua jenis sel dalam kelenjat paratiroid: sel utama (mensekresi
hormon paratiroid (PTH)) dan sel oksifilik (tahapperkembangan sel chief)
(Sloane 2003:210).
B. Efek fisiologis
1. PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat melalui
peningkatan kalsium dalam darah dan menurunkan fosfat dalam darah
(Sloane 2003:210)
2. PTH meningkatkan mekanisme kalsium darah melalui tiga mekanisme,
yaitu (Sloane 2003:210):
a. PTH menstimulus osteoklas menyebabkan pengeluaran kalsium dari
tualang ke cairan ekstraseluler.
b. PTH secara tidak langsung meningkatkan absorbsi kalsium intestinal
dan menguarangi kalsium dalam feses.
c. PTH menstimulus reansorpsi kalsium dari tubulus ginjaluntuk
menggantikan fosfor, sehingga menurunkan kalsium dalam urine dan
meningkatkan kalsium dalam darah.
C. Pengendali sekresi
1. Penurunan kalsium dalam darah menyebabkan meningkatnya sekresi
PTH.
2. Alsitoninberantagonis langsung dengan PTH dan menurunkan kalsium
darah.
D. Abnormalitas sekresi
1. Hipersekresi, mengakibatkan peningkatan aktivitas osteoklas, resorpsi
tulang dan deklasifikasi dan pelemahan tulang.
2. Hiposekresi,mengakibatkan penurunan kalsiun dalam darah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan
lobus posterior (belakang). Hipotalamus mengendalikan lobus anterior
(adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon,
melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya.
Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam
bidang keperawatan. Dalam makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA