Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)

Vol. 6 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Berbasis Mind


Mapping terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 18 Palu
Nurhaisah Kadir, Marungkil Pasaribu dan Syamsu
nurhaisahk@gmail.com
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu – Sulawesi Tengah

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh model pembelajaran discovery berbasis
mind mapping terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Palu. Jenis penelitian yang digunakan
yaitu eksperimen kuasi dengan desain “The Non Equivalen Pretest-Posttest Group Design”. Sampel dipilih
menggunakan teknik purposive sampling. Kelas VIII F sebagai kelas kontrol dan kelas VIII G sebagai kelas
eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar fisika dalam bentuk pilihan ganda yang telah
divalidasi melaui validitas ahli dan teknik analisa data. Berdasarkan hasil pengolahan data, untuk kelas eksperimen
diperoleh rerata skor tes akhir adalah 9,63 dengan standar deviasi sebesar 2,82. Untuk kelas kontrol diperoleh
rerata skor tes akhir 7,32 dengan standar deviasi sebesar 2,36. Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung =
2,96 dan ttabel = 2,02. Ini berarti bahwa nilai thitung berada di luar daerah penerimaan H0. Hasil ini memberi peluang
untuk menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dengan
demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran discovery berbasis mind mapping terhadap
hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Palu.

Kata Kunci: Discovery,Mind Mapping, Hasil Belajar Fisika.

I. PENDAHULUAN dilupakan. Dan salah satu model pembelajaran


yang mengarah pada siswa untuk mengamati,
Pendidikan merupakan landasan utama dalam menanya, mengolah, menyajikan dan mencipta
menciptakan generasi bangsa yang cerdas, sehingga proses pembelajaran akan melibatkan
bermoral, mampu mengikuti perkembangan siswa untuk menemukan sendiri berbagai konsep
teknologi dunia, dan memiliki kecakapan individu yang dipelajari adalah discovery. Model
sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat. pembelajaran ini akan membantu siswa
Kesuksesan dalam pendidikan membawa bangsa memperbaiki dan meningkatkan proses dan
menjadi maju dan mampu bersaing secara keterampilan kognitif mereka. Pada dasarnya
global. Melalui pendidikan, berbagai disiplin ilmu anak memiliki sifat aktif, kontruktif dan mampu
dibekalkan kepada siswa. Berbicara tentang merencanakan sesusatu, mampu mencari,
pendidikan, belum sempurna jika belum menemukan dan menggunakan pengetahuan
berbicara tentang guru. Guru memiliki peran yang diperolehnya. [2].
yang sangat penting dalam menentukan Model pembelajaran discovery merupakan
kuantitas dan kualitas pengajaran yang salah satu alternatif model pembelajaran yang
dilaksanakannya. Keberhasilan penyelenggara membimbing siswa untuk menemukan hal-hal
pendidikan banyak ditentukan oleh proses baru bagi siswa berupa konsep maupun rumus.
belajar mengajar yang ditangani langsung oleh Model pembelajaran discovery juga mampu
para guru. mengaitkan konsep-konsep relevan yang telah
Salah satu metode pembelajaran yang sering dimiliki siswa dan melibatkan proses berpikir
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar siswa sehingga mendorong siswa aktif dalam
adalah ceramah. Metode ceramah adalah sebuah pembelajaran. Agar model pembelajaran
bentuk interaksi melalui penerangan dan discovery lebih efektif, efisien dan
penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. menyenangkan bagi peseta didik maka
Metode akan membuat siswa hanya aktif digunakanlah mind mapping. Mind Mapping atau
membuat catatan saja sehingga pembelajaran sering disebut dengan peta pikiran merupakan
akan menjadi tidak bermakna. [1]. cara mencatat yang berusaha mengaktifkan otak
Pembelajaran akan bermakna ketika suatu kanan dan otak kiri bekerja secara seimbang.
kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk Mind Mapping dapat membuat catatan yang
mendapatkan atau menghasilkan pemahaman menarik dan unik, yang dapat membangkitkan
yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan keinginan siswa untuk mencatat dan
dipahami secara baik dan tidak mudah

33
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 6 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

membangkitkan rasa ingin kembali melihat dan Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
memperbaiki catatan-catatan yang salah. [3]. purposive sampling, yaitu teknik penentuan
Pembelajaran dengan model pembelajaran sampel dengan pertimbangan tertentu dari guru
discovery berbasis mind mappping mata pelajaran fisika pada kedua kelas di
memungkinkan siswa akan lebih aktif dan sekolah tersebut. Kedua kelas yang dipilih
tertarik dalam belajar, hal ini dikarenakan mind merupakan kelas yang dianggap homogen secara
mapping adalah cara belajar yang menggunakan akademik.
media mencatat atau cara mencatat yang Data yang diperoleh dari penelitian ini
menyenangkan, efektif, cara mudah selanjutnya diolah dengan menggunakan uji
memasukkan dan mengeluarkan informasi dalam statistik berupa uji normalitas (Chi kuadrat), uji
otak. Serta mengoptimalisasi potensi otak secara homogenitas (Fisher), dan uji hipotesis (uji-t dua
keseluruhan dan kesesuaian pembelajaran pihak).
dengan karakteristik siswa dan materi IPA Fisika.
Sehingga, pembelajaran discovery berbasis mind III. HASIL DAN PEMBAHASAN
mapping (peta pikiran) dianggap tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. A) Hasil Penelitian
Hasil pengolahan data pre-test dan post-test
II. METODE PENELITIAN untuk masing-masing kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh nilai
Jenis penelitian yang di gunakan adalah maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan
eksperimen kuasi yang berupaya standar deviasi. seperti pada Tabel 2.
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok TABEL 2 DESKRIPSI SKOR TES HASIL BELAJAR FISIKA SISWA UNTUK KELAS
EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
eksperimen, dengan mempertimbangkan sulitnya
mengontrol semua variabel yang mempengaruhi Pre-test Post-test
Uraian
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
variabel yang sedang diteliti. Penelitian
Sampel (n) 23 22 23 22
eksperimen kuasi, digunakan karena pada Skori maks 14 11 14 12
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok Skor min 3 3 6 4
kontrol yang di gunakan untuk penelitian [4]. Skor rata 7,15 6,50 9,63 7,32
Standar dev 3,11 2,45 2,82 2,36
Desain penelitiannya adalah ‘’the non-
equivalent pretest – postest design’’. Desain ini
menggunakan kelas-kelas yang sudah ada Uji normalitas data digunakan untuk
sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas- mengetahui apakah populasi data berdistribusi
kelas yang diperkirakan sama normal atau tidak. Data yang akan diuji
keadaan/kondisinya, dalam hal ini sama normalitas adalah data hasil Pretest pada kelas
berdasarkan tingkat kecerdasan. Pada penelitian eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian
ini digunakan dua kelas yaitu satu kelas yang normalitas data preetest pada penelitian
berfungsi sebagai kelas eksperimen dan satu menggunakan uji Chi-kuadrat dengan kriteria
kelas berfungsi sebagai kelas kontrol. Adapun penerimaan χ2hitung < χ2tabel, taraf signifikan α =
desain penelitiannya disajikan seperti pada Tabel 0,05, dan derajat kebebasan dk = k – 3 hasil
1. pengujian normalitas tes awal antara kelas
eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat
TABEL 1 DESAIN PENELITIAN THE NON EKUIVALEN PRETEST-POSTEST pada Tabel 3.
DESIGN
Kelompok Tes awal Penelitian Tes akhir TABEL 3 HASIL UJI NORMALITAS TES AWAL KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
Eksperimen (Xa) O1 X O2 KONTROL
Kontrol (Xb) O1 - O2 Tes Awal
Uraian
Keterangan: Eksperimen Kontrol
X : Perlakuan menggunakan model 22
Sampel 23
pembelajaran discovery berbasis mind
mapping χ2hitung 4,88 2,46
χ2tabel 7,81 5,99
𝑂1 : Tes awal Keterangan Normal
𝑂2 : Tes akhir
Dari Tabel 3 terlihat bahwa nilai χ2hitung kelas
Populasi yang digunakan pada penelitian ini eksperimen maupun kelas kontrol lebih kecil
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 18 daripada nilai χ2(1 – α) (k – 3). Artinya, hasil ini
semester genap pada tahun ajaran 2016/2017 menunjukan bahwa data tes awal kelas
yang tersebar dalam 8 kelas. Kelas VIII F eksperimen maupun kelas kontrol terdistribusi
sebagai kelas kontrol dan kelas VIII G sebagai normal.
kelas eksperimen.

34
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 6 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

Pengujian data homogenitas ini menggunakan TABEL 7 UJI HIPOTESIS POSTEST

uji-F dengan kriteria jika Fhitung < Ftabel maka data ttabel
No Kelas X thitung (𝛼 = Keputusan
homogen. Hasil uji homogenitas dari kelas 0,05)
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada 1 Eksperimen 9,63
2,96 2,02 H0 ditolak
Tabel 4. 2 Kontrol 7,32

TABEL 4 HASIL UJI HOMOGENITAS TES AWAL Berdasarkan Tabel 7 thitung > ttabel atau 2,96 >
Uraian Tes awal Keterangan 2,02. Hal ini berarti, nilai thitung berada diluar
Fhitung 1,61
Ftabel 2,03
Homogen daerah penerimaan H0. Dengan demikian H0
ditolak dan H1 diterima. Yang berarti terdapat
Berdasarkan kriteria, dimana Fhitung < Ftabel perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok
maka data tersebut bersifat homogenitas. siswa yang mengikuti pembelajaran discovery
Berdasarkan Tabel 4 dimana nilai Fhitung < Ftabel. berbasis mind mapping dengan kelompok siswa
Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut yang mengikuti pembelajaran discovery.
memiliki varians yang sama (homogen). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
Setelah terpenuhinya uji normalitas dan pengaruh model pembealajaran discovery
homogenitas, maka dilakukan uji-t dua pihak. Uji berbasis mind mapping terhadap hasil belajar
t tersebut diperoleh berdasarkan data tes awal fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Palu.
dapat dilihat pada Tabel 5.
B) Pembahasan
TABEL 5 UJI BEDA RATA-RATA (DUA PIHAK) TES AWAL KELAS EKSPERIMEN Berdasarkan data hasil penelitian, dilakukan
DAN KELAS KONTROL
uji normalitas, homogenitas dan hipotesis untuk
Nilai rata- mengetahui keadaan awal siswa. Dari hasil uji
Keputus
No Kelas t hitung t table
an normalitas, homogenitas dan hipotesis diperoleh
rata X data bahwa keadaan awal siswa yang dijadikan
1 Kelas Eks 7,15 H0
0,78 2,02 sampel adalah terdistribusi normal, homogen dan
2 Kelas Kont 6,50 diterima
tidak ada perbedaan dari segi pengetahuan
sehingga dapat digunakan untuk penelitian.
Berdasarkan data Tabel 5 diketahui thitung Penelitian ini, hasil tes akhir menunjukan
<ttabel atau 0,78 < 2,02. Hal tersebut berarti, perolehan skor rata-rata hasil belajar siswa pada
nilai thitung berada pada daerah penerimaan H0. kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda.
Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak, dan Skor rata-rata kelas eksperimen adalah 9,63 dan
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kelas kontrol adalah 7,32. Hasil belajar siswa
hasil belajar fisika antara kelompok siswa dengan yang diberi model pembelajaran discovery
pembelajaran discovery berbasis mind mapping berbasis mind mapping lebih tinggi dari siswa
dengan kelompok siswa yang menggunakan yang diberi model pembelajaran discovery.
model pembelajaran discovery. Berdasarkan Berdasarkan hasil uji-t diperoleh bahwa setelah
hasil postest yang diberikan pada kelas dilakukan model pembelajaran discovery
eksperimen dan kelas kontrol maka diperoleh berbasis mind mapping terdapat pengaruh hasil
hasil untuk kelas eksperimen nilai minimum 6 belajar fisika. Hal ini menunjukan bahwa model
dan nilai maksimum 14. Nilai rata-rata pada pembelajaran discovery berbasis mind mapping
kelas eksperimen sebesar 9,63. Pada kelas akan mempengaruhi hasil belajar fisika siswa
kontrol diperoleh nilai minimum 4 dan nilai dibandingkan dengan model pembelajaran
maksimum 12. Untuk nilai rata-rata pada kelas discovery, walaupun peningkatan hasil
kontrol 7,32. Adapun data tersebut disajikan belajarnya rendah. Dikarenakan, pada kelas yang
pada Tabel 6. mengikuti model pembelajaran discovery berbais
mind mapping memberikan kesempatan kepada
TABEL 6 SKOR TES AKHIR HASIL BELAJAR FISIKA
siswa untuk bekerja sama menuangkan ide
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Keterangan
(Xc) (Xb) kreatif mereka kedalam bentuk gambar-gambar.
Skor minimum 4 6 Model pembelajaran discovery terdiri dari 6
Skor maksimum 12 14 tahapan yang kemudian dikombinasikan dengan
Jumlah siswa 22 23 mind mapping yang diajarkan pada kelas
Skor rata – rata 7,32 9,63 eksperimen dan pada kelas kontrol hanya
Standar deviasi 2,36 2,82 menggunakan model pembelajaran discovery
saja. Dikedua kelas yang dijadikan sampel
Setelah terpenuhinya uji normalitas dan peneliti sama-sama menggunakan model
homogenitas, maka dilakukan uji-t dua pihak. Uji pembelajaran discovery yang memenuhi 6 tahap
t tersebut diperoleh berdasarkan data tes akhir. tersebut yang kemudian perbedaannya hanya
Hasil dapat dilihat pada Tabel 7.

35
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 6 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

terletak pada proses dari tahapan keempat dari kelompok akan menulis data hasil eksperimen
model pembelajaran discovery itu sendiri. dan mendiskusikan pertanyaan – pertanyaan
Tahap pertama yaitu tahapan stimulation. yang ada pada LKS yang telah diberikan.
Guru menyajikan sebuah gambar mengenai Tahap kelima, untuk kelas eksperimen dan
materi tekanan zat padat kepada siswa untuk kelas kontrol, verification yaitu guru
melihat permasalahan utama yang terdapat pada membimbing siswa untuk mengecek kembali
gambar sehingga timbulnya motivasi sekaligus kebenaran hasil eksperimen mengenai materi
rasa ingin tahu siswa. tekanan zat padat yang telah dilakukan melalui
Tahap kedua yaitu problem statement. Guru buku pegangan atau sumber belajar lainnya.
menanyakan berbagai pertanyaan berdasarkan Tahap terakhir, generalization yaitu guru
gambar mengenai materi tekanan zat padat yang meminta satu kelompok untuk
diamati oleh siswa. Hal inilah yang akan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan
digunakan sebagai pengetahuan awal siswa. kemudian bersama – sama dengan siswa untuk
Tahap ketiga yaitu data collecting . Pada membuat kesimpulan akhir dari materi yang
tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk telah diajarkan.
mencari jawaban ataupun informasi lainnya Hal yang tampak dalam penelitian ini, melalui
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penggunaan metode mind mapping siswa akan
ada dengan menggunakan buku pegangan atau semakin terlatih untuk berkerja sama, lebih
referansi lainnya. kreatif dalam berfikir, karena didorong oleh rasa
Tahap keempat, data processing yaitu kompetisi diantara kelompok untuk saling
kelompoknya masing masing melakukan suatu berusaha menjadi yang terbaik dengan suasana
eksperimen sederhana. Pada tahap ini, untuk belajar yang menyenangkan dan tidak tegang.
kelas eksperimen yaitu tiap kelompok melakukan Selain itu, gambar yang dihasilkan oleh setiap
eksperimen sederhana mengenai materi tekanan kelompok terdiri dari beraneka ragam warna
zat padat dan setelah melakukan eksperimen, tergantung kesepakatan dari anggota kelompok
tiap kelompok tersebut akan mendapatkan tugas masing masing dengan disetiap cabangnya terdiri
membuat mind mapping. Siswa dilatih untuk dari satu warna untuk suata penjelasan tertentu.
mandiri dalam mengembangkan materi pokok Hal inilah yang membuat pembelajaran menjadi
mengenai tekanan zat padat yang telah lebih menarik sehingga siswa tidak merasa jenuh
diajarkan oleh guru sebelum mereka membuat saat proses belajar mengajar berlangsung.
mind mapping. Selain itu, melalui model Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang
pembelajaran discovery berbasis mind mapping dilakukan oleh Susanti (2015) dengan judul
dapat meningkatkan kemampuan penemuan pengaruh penerapan LKPD berbasis discovery
siswa seerta merubah kondisi belajar dari pasif learning berbantuan mind map terhadap
menjadi lebih aktif, tertarik dalam belajar dan kompetensi IPA peserta didik kelas VII SMPN 6
berani dalam berkreasi. Sehingga dengan mind Bukittinggi yang menyatakan bahwa penerapan
mapping yang berupa tulisan dan gambar LKPD berbasis discovery learning berbantuan
berwarna warni yang telah mereka buat sendiri mind mapping memberikan pengaruh yang
akan memudahkan mereka dalam mengingat berarti terhadap kompetensi IPA siswa.
materi tersebut, dibandingkan dengan bentuk Kompetensi IPA yang ditinjau berdasarkan
catatan biasa. Tulisan, gambar dan simbol yang dengan hasil belajar dan keterampilan. Dengan
mereka buat diberi warna yang berbeda setiap melakukan model pembelajaran discovery yang
cabangnya. Untuk materi tekanan pada zat padat berarti penemuan yang artinya siswa
misalnya, setiap kelompok bisa membuat empat menggunakan proses mentalnya dalam usaha
cabang atau lebih. Dengan setiap cabang yang menemukan sendiri konsep-konsep atau prinsip-
memiliki warna yang berbeda. Misalnya untuk prinsip yang dipelajarinya. Model pembelajaran
cabang pertama yaitu tekanan zat padat dengan discovery dapat meningkatkan kemampuan
warna merah, cabang kedua faktor-faktor penemuan peserta didik serta merubah kondisi
tekanan zat padat dengan warna hijau, cabang belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
ketiga hukum contoh dalam kehidupan sehar – Kemudian dengan menggunakan model
hari beserta gambarnya dengan warna kuning pmbelajaran discovery berbasis mind mapping
dan rumus dan keterangan dengan warna biru. penemuan menjadi lebih efektif, efisien dan
Jumlah cabang yang akan dibuat tiap kelompok menyenangkan bagi siswa. [5].
tidak dibatasi jumlahnya, sesuai dengan kreatif Kedua pembelajaran ini masih mempunyai
mereka masing masing. Sedangkan untuk kelas kekurangan dalam pelaksanaannya dilapangan.
kontrol pada tahap ini, melakukan eksperimen Pada kelas eksperimen yang menggunakan
sederhana. Tiap kelompok melakukan pembelajaran discovery berbasis mind mapping,
eksperimen sederhana seperti tekanan zat padat konsep yang diperoleh pada siswa yang tidak
dan setelah melakukan eksperimen tiap memiliki buku panduan hanya sebatas konsep-

36
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 6 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

konsep penting yang telah disampaikan oleh demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh
guru dan mind mapping yang telah mereka buat. model pembelajaran discovery berbasis mind
Karena guru lebih berfokus dalam membimbing mapping terhadap hasil belajar fisika siswa kelas
siswa untuk memecahkan masalah dalam VIII SMP Negeri 18 Palu.
membuat mind mapping. Sedangkan pada
pembelajaran discovery yang diterapkan dikelas B) Saran – Saran
kontrol yaitu saat tahap data processing ada a) Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih
kelompok siswa yang cenderung hanya sebagian mengoptimalkan pengelolaan kelas
yang mengerjakan dalam suatu kelompok, hal ini khususnya pada saat pembelajaran
disebabkan karena mereka merasa jenuh dan berlangsung agar tidak terjadi kegaduhan -
mereka anggap hal yang tidak menyenangkan. kegaduhan di dalam kelas. .
Di luar permasalahan yang menyangkut b) Sebelum penelitian berlangsung peneliti
kekurangan pembelajaran yang digunakan, harus terlebih dahulu memperkenalkan siswa
faktor lain yang harus menjadi perhatian adalah tentang mind mapping serta mengajari siswa
kondisi siswa yang beragam sehingga diluar dalam pembuatan mind mapping yang benar
jangkauan peniliti. Namun dengan kelebihan dan agar proses pembelajaran dapat berjalan
kekurangan yang dimiliki pembelajaran discovery dengan baik dan siswa trampil dalam
berbasis mind mapping ini, peniliti tetap membuatnya.
merekomendasikan pembelajaran ini untuk
diterapkan dalam proses belajar mengajar di DAFTAR PUSTAKA
sekolah karena ketika pembelajaran ini
diterapkan dengan baik dan benar maka hasil [1] Pramukti, S.H. (2013). Komparasi Pengaruh
yang diharapkan akan lebih maksimal. Penggunaan Metode Ceramah Dan Team Game
Tournament Kelas IPS SMA Negeri 1 Teras Boyolali.
Jurnal Pendidikan Sosiologi, Volume 10, Nomor 1, hlm
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1-15
[2] Mutmaina. (2009). Pendekatan Pembelajaran
A) Kesimpulan (Discovery Learning) untuk Meningkatkan
Keterampilan Diskusi Siswa kelas VII SMP Negeri 4
Berdasarkan hasil pengolahan data, untuk Palu. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fkip
kelas eksperimen diperoleh rerata skor tes akhir Untad : tidak diterbitkan
adalah 9,63 dengan standar deviasi sebesar [3] Buzan, T. (2009). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT.
2,82. Untuk kelas kontrol diperoleh rerata skor Gramedia Pustaka Utama.
[4] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
tes akhir 7,32 dengan standar deviasi sebesar Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung
2,36. Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai : Alfabeta
thitung = 2,96 dan ttabel = 2,02. Ini berarti bahwa [5] Susanti dan Wulan, R. (2015). Pengaruh Penerapan
nilai thitung berada di luar daerah penerimaan H 0. Lkpd Berbasis Discovery Learning Berbantuan Mind
Map Terhadap Kompetensi Ipa Peserta Didik Kelas Vii
Hasil ini memberi peluang untuk menyatakan Smpn 6 Bukittinggi. Pillar Of Physics Education, Vol. 5.
terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara April 2015, 145-152.
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dengan

37

Anda mungkin juga menyukai