Anda di halaman 1dari 22

KONSEP MEDIS PLASENTA PREVIA

A. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Menurut Prawiroharjo yaitu plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan
lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah
plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh
atau sebagian ostium internum.
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostrium uteri

interernum.
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen
bawah rahim ke arah proksimal memumngkinkan plasenta yang berimplamentasi
pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim
seolah plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan
meluas dalam persalinan kala satu bisa menubah luas permukaan serviks yang
tertutup oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari
plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan baik dalam massa antenatal maupun
dalam massa intranatal, baik dengan ultrasonografi maupun pemeriksaan digital.
Oleh karena itu, pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang secara berkala dalam
asuhan antenatal ataupun intranatal ( ilmu kebidanan hal ; 495 )

B. Etiologi
Penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya adalah mencakup :
1. Perdarahan (hemorrhaging)
2. Usia lebih dari 35 tahun
3. Multiparitas
4. Pengobatan infertilitas
5. Multiple gestation
6. Erythroblastosis
7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya
8. Keguguran berulang
9. Status sosial ekonomi yang rendah
10. Jarak antar kehamilan yang pendek
11. Merokok

Klasifikasi plasenta previa dapat dibedakan menjadi 4 derajat yaitu :


1. Total bila menutup seluruh serviks
2. Partial bila menutup sebagian serviks
3. Lateral bila menutup 75% (bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup
oleh plasenta).
4. Marginal bila menutup 30% (bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan jalan lahir).
C. Klasifikasi
Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan
plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yaitu :
1. Plasenta Previa Totalis
Bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi, jelas tidak
mungkin bayi dilahirkan in order to vaginam (normal/spontan/biasa), karena risiko
perdarahan sangat hebat
2. Plasenta Previa Parsialis/Lateralis
Bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir. Pada tempat
implantasi inipun risiko perdarahan masih besar dan biasanya tetap tidak dilahirkan
melalui pervaginam.
3. Plasenta Previa Marginalis
Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bisa dilahirkan
pervaginam tetapi risiko perdarahan tetap besar.
4. Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)
Lateralis plasenta, tempat implantasi beberapa millimeter atau cm dari tepi jalan
lahir risiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan
pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas
pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.

D. Faktor Prepitasi dan Predisposisi


Menurut Mochtar (2002), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat
mengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah :
1. Melebarnya pertumbuhan plasenta :
a. Kehamilan kembar (gamelli).
b. Tumbuh kembang plasenta tipis.
2. Kurang suburnya endometrium :
a. Malnutrisi ibu hamil.
b. Melebarnya plasenta karena gamelli.
c. Bekas seksio sesarea.
d. Sering dijumpai pada grandemultipara.
3. Terlambat implantasi :
a. Endometrium fundus kurang subur.
b. Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang siap
untuk nidasi.

E. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :
1. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.
2. Darah biasanya berwarna merah segar.
3. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.
4. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.
5. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali
bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent
bleeding) biasanya lebih banyak.

F. Patofisiologi
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang bagian
atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat diketahui
sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut
dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan
plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi
pendarahan.
Perdarahan antepartum akibat placenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu
saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya
terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami
perubahan, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus
uterus robek Karena lepasnya placenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus
marginalis dari placenta. Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut
otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada placenta letak normal.

H. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


Apabila plasenta previa menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian maka
tindakan bedah sesar merupakan pilihan paling aman. Jika plasenta tidak menutupi mulut
rahim (plasenta marginalis atau letak rendah) maka pesalina pervaginam bisa dilakukan
selama tidak ada perdarahan banyak saat persalinan. Masalah yang sering terjadi adalah
jika terjadi perdarahan saat janin belum cukup bulan (38 minggu) maka tindakan persalinan
dapat dilakukan jika perdarahan berulang dan banyak. Maka umumnya dokter akan
memberikan obat pematangan paru bagi janin. Apabila perdarahan berhenti maka dapat
dilakukan tindakan konservatif (persalinan ditunggu hingga janin cukup bulan)
Penatalaksanaan medic dapat dilakukan dengan :
a. Jika kehamilan < 36 minggu
Perdarahan sedikit : istirahat baring dan farmakologi, jika perdarahan berkurang :
obat oral dan USG, jika perdarahan masih ada lanjutkan farmakologi. Perdarahan bnyak
: infuse, farmakologi, pemeriksaan HB, leukosit, dan golongan darah, siapkan darah dan
persiapan sc
b. Jika kehamilan > 36 minggu
Jika perdarahan banyak infuse, farmakologi, pemeriksaan HB, leukosit, dan
golongan darah, siapkan darah dan persiapan sc.
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan
plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu :
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature
9. Lanjutkan terapi ekspektatif bila KU baik, janin hidup dan umur kehamilan < 37
minggu.
Penatalaksanaan plasenta previa dibagi dua, yaitu ekspektatif (konservatif) dan
aktif.
- Konservatif : Dilakukan bila perdarahan sedikit, keadaan ibu dan janin baik, berat
janin < 2500 gram atau usia gestasi < 36 minggu. Bila terjadi perdarahan banyak
atau gawat janin, dilakukan tindakan aktif. Pemberian tokolitik hanya pada kasus
terpilih.
- Aktif : Dilakukan bila TBJ ³ 2500 gram atau usia gestasi ³ 36 minggu. Bila
terjadi perdarahan banyak lakukan resusitasi cairan, atasi anemia (transfusi), dan
PDMO. Plasenta yang terletak dua sentimeter dari OUI merupakan indikasi kontra
persalinan per vaginam (RCOG Evidence Base Level III). Cara persalinan harus
berdasarkan keputusan klinik disesuaikan dengan fasilitas yang ada. Pada kasus
sulit dengan kemungkinan terjadi plasenta akreta, sebaiknya didampingi spesialis
obstetri dan ginekologi senior.

Penatalaksanaan/Terapi Spesifik
1. Terapi ekspektatif
Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir prematur, pasien
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melaui kanalis servisis. Upaya
diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilaksanakan secara
ketat dan baik.Syarat pemberian terapi ekspektatif :
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
b. Belum ada tanda-tanda in partu.
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
d. Janin masih hidup.
Penatalaksanaan yang dilakukan antara lain :
- Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis.
- Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi placenta, usia
kehamilan, profil biofisik, letak, dan presentasi janin.
- Berikan tokolitik bila ada kontriksi :
a) MgSO4 4 gr IV dosis awal dilanjutkan 4 gr tiap 6 jam
b) Nifedipin 3 x 20 mg/hari
c) Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin
- Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari test
amniosentesis.
- Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu placenta masih berada di
sekitar ostinum uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas
sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi
kemungkinan keadaan gawat darurat.
- Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 mingu masih lama,
pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien di
luar kota dan jarak untuk mencapai RS lebih dari 2 jam) dengan pesan segera
kembali ke RS apabila terjadi perdarahan ulang.
2. Terapi aktif (tindakan segera)
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif
dan banyak harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas
janin.Untuk diagnosis placenta previa dan menentukan cara menyelesaikan
persalinan, setelah semua persyaratan dipenuhi, lakukan PDOM jika :
- Infus / tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap
- Kehamilan ≥ 37 minggu (BB ≥ 2500 gram) dan in partu
- Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor (misal :
anensefali)
- Perdarahan dengan bagian terbawah jsnin telah jauh melewati PAP (2/5 atau
3/5 pada palpasi luar)
Cara menyelesaikan persalinan dengan placenta previa adalah :
1. Seksio Cesaria (SC)
Prinsip utama dalam melakukan SC adalah untuk menyelamatkan ibu,
sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan hidup tindakan ini
tetap dilakukan.Tujuan SC antara lain :
- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera
berkontraksi dan menghentikan perdarahan
- Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada cervik uteri, jika
janin dilahirkan pervaginam
Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga
cervik uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu,
bekas tempat implantasi placenta sering menjadi sumber perdarahan karena
adanya perbedaan vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri.
Pada saat melakukan SC siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan
pemulihan kondisi ibu dan lakukan perawatan lanjut pascabedah termasuk
pemantauan perdarahan, infeksi, dan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada placenta. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a) Amniotomi dan akselerasi
b) Umumnya dilakukan pada placenta previa lateralis / marginalis dengan
pembukaan > 3cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban,
placent akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala
janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah akselerasi
dengan infus oksitosin.
3. Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Braxton Hicks adalah mengadakan tamponade
placenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan
pada janin yang masih hidup.
4. Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian diberi beban
secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk
menekan placentadan seringkali menyebabkan perdarahan pada kulit kepala.
Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan
perdarahan yang tidak aktif.
I. Terapi
1. Terapi Ekspektatif ( mempertahankan kehamilan )
Sedapat mungkin kehamilan dipertahankan sampai kehamilan 36 minggu.
Pada kehamilan 24 – 34 minggu, bila perdarahan tidak terlampau banyak dan
keadaan ibu dan anak baik, maka kehamilan sedapat mungkin dipertahankan
dengan pemberian :
a.betamethasone 2 X 12 mg ( IM ) selang 24 jam
b. antibiotika
2. Terapi Aktif ( mengakhiri kehamilan )

J. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi
Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografi sangat tepat dan tidak
menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin.
2. Pemeriksaan dalam
Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh dibidang obstetric
untuk diagnostic plasenta previa namun harus hati – hati karena bahayanya sangat
besar.
3. Pemeriksaan darah
Yaitu golongan darah, hemoglobin , hematokrit serta darah lengkap dan kimia
darah untuk menunjang persiapan operasi
4. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian
tubuh janin.
5. Vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika
memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34
minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup
procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di
ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
6. Isotop Scanning
7. Pemeriksaan inspekula
Hati – hati dengan memakai sepekulum dilihat dari mana asal perdarahan apakah
dalam uterus atau dari kelainan serviks vagina varices yang pecah dan lain – lain.
8. Pemeriksaan radio isotope
Macam – macam pemeriksaan ini antara lain :
A. Plasentografi jaringan lunak
B. Sitografi
C. Plasentografi Inderek
D. Anterigrafi
E. Amnigrafi
F. Radio isotopik plasentografi

K. Komplikasi
Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan
dari adanya plasenta previa adalah sebagai berikut :
1. Pada ibu dapat terjadi :
a. Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
b. Anemia karena perdarahan
c. Plasentitis
d. Endometritis pasca persalinan
2. Pada janin dapat terjadi :
a. Persalinan premature
b. Asfiksia berat
BAB II
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Plasenta Previa

A. Pengkajian
1. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil :
1) Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha. Laju
pertumbuhan rambut berkurang.
2) Wajah
Mata : pucat, anemis, Hidung, Gigi dan mulut
3) Leher
4) Buah dada / payudara
Peningkatan pigmentasi areola putting susu
Bertambahnya ukuran dan noduler
5) Jantung dan paru
Volume darah meningkat, Peningkatan frekuensi nadi, Penurunan resistensi
pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah pulmonal, Terjadi
hiperventilasi selama kehamilan, Peningkatan volume tidal, penurunan
resistensi jalan nafas, Diafragma meningkat, Perubahan pernapasan
abdomen menjadi pernapasan dada.
6) Abdomen
Menentukan letak janin, Menentukan tinggi fundus uteri
7) Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick), Hipertropi epithelium
8) Sistem musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur, Gaya berjalan yang canggung,
Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis
rectal
b. Khusus
1) Tinggi fundus uteri
2) Posisi dan presentasi janin
3) Panggul dan janin lahir
4) Denyut jantung janin

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen cedera fisik & Biologis
2. Resti defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini

C. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan / NOC NIC

1. Domain 12: 3016 Kepuasan klien : 1400 Manajemen Nyeri


Kenyamanan Managemen Nyeri (Hal. 179) (Hal.198)
kelas 1 : a. Lakukan pengkajian nyeri
Kenyamanan Fisik Kriteria Hasil: secara komprehensif
a. 301601 Kontrol Nyeri (2/3) b. Observasi adanya petunjuk
Nyeri akut b/d agen b. 301602 Tingkat Nyeri nonverbal terkait nyeri
cedera fisik & (2/3) maupun ketidaknyamanan
Biologis(Hal. 469) terutama pada pasien yang
Keterangan: tidak dapat berbicara
1. Tidak Puas c. Ajarkan penggunaan teknik
2. Agak Puas nonfarmakologis seperti
3. Cukup Puas relaksasi nafas dalam, aplikasi
4. Sangat Puas panas/dingin dan pijatan jika
5. Sepenuhnya Puas memungkinkan.
d. Kolaborasikan dengan tim
kesehatan unntuk
menggunakan teknik
farmakologi jika diperlukan
e. Dukung istirahat tidur untuk
mengurangi nyeri

2 Defisit volume cairan NOC : NIC :


b.d kehilangan volume  Fluid balance  Pertahankan intake dan
cairan secara aktif  Hydration output yang akurat
 Nutritional status : food and  Monitor status hidrasi
fluid intake (kelembaban membran
KH : mukosa, nadi adekuat,
 TTV dalam batas normal tekanan darah ortostati) jika
 Tidak ada tanda-tanda diperlukan
dehidrasi, elastisitas turgor  Monitor vital sign in setiap
kulit baik, membran mukosa 15 menit sampai 1 jam
lembab, tidak ada rasahaus  Kolaborasi pemberian cairan
yang berlebihan IV
 Orientasi terhadap waktu dan
tempat baik
 Jumlah dan irama nafaas
dalam batas normal
 Elektolit, hb dalam batas
normal
 Intake oral dan intravena
adekuat

3 Domain 9: koping / NOC NIC


toleransi 1211 Tingkat Kecemasan (hal. 5270 Dukungan Emosional (hal.
stress 572) 90)
Kelas 2 : respons 1. Dorong pasien untuk
koping Kriteria Hasil mengekspresikan perasaan
a. 121105 perasaan gelisah (3/5) cemas, marah atau sedih
Ansietas berhubungan b. 121109 tidak bisa mengambil 2. Berikan sentuhan sebagai
dengan ancaman pada keputusan (3/5) bentuk dukungan
status terkini (Hal. 343) c. Rasa cemas yang 5880 Teknik menenangkan (hal.
- disampaikaan secara lisan (3- 431)
5) 1. Pertahankan sikap yang
tenang dan hati-hati
Keterangan : 2. Kurangi stimuli yang
1 Berat menciptakan perasaan takut
2 Cukup berat maupun cemas
3 Sedang 3. kaji orang yang dekat dengan
4 Ringan pasien yang dapat membantu
5 Tidak ada 4. Instruksikan pasien untuk
menggunakan metode
mengurangi kecemasan
dengan teknik distraksi
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PLASENTA
PREVIA

1 Pengkajian
A. Identitas Klien
Kaji nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan tempat
tinggal klien. Selain itu perlu juga dikaji nama dan alamat penanggung jawab serta
hubungannya dengan klien.

B. Keluhan Utama
Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/ trimester III.
1) Sifat pendarahan; tanpa nyeri, berulang
2) Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek.
3) Sedikit banuaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan
pembuluh darah dan placenta.

C. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
1. Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapt menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan sekarang.
Riwayat obstersi meliputi:
2. Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
3. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
4. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan,
dan penolong persalinan
5. Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
6. Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi dan pendarahan.
7. Komplikasi pada bayi
8. Rencana menyusui bayi
b) Riwayat menstrurasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menentukan taksiran persalinan (TP).
TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk
menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus neagle, yaitu hari
ditambah tujuh, bulang dikuranga tiga, tahun disesuaikan.
c) Riwayat konstrasepsi
Beberapa bentuk konstrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, Ibu, atau
keduanya. Riwayat konstrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjugan pertama. Penggunaan konstrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut pada kepthamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan orgal seksual pada janin.

D. Riwayat Penyakit dan operasi :


Kondisi kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek
buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adnya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan
trauma pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan.

E. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil :
1) Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha. Laju
pertumbuhan rambut berkurang.
2) Wajah
Mata : pucat, anemis, Hidung, Gigi dan mulut
3) Leher
4) Buah dada / payudara
Peningkatan pigmentasi areola putting susu
Bertambahnya ukuran dan noduler
5) Jantung dan paru
Volume darah meningkat, Peningkatan frekuensi nadi, Penurunan resistensi
pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah pulmonal, Terjadi
hiperventilasi selama kehamilan, Peningkatan volume tidal, penurunan
resistensi jalan nafas, Diafragma meningkat, Perubahan pernapasan
abdomen menjadi pernapasan dada.
6) Abdomen
Menentukan letak janin, Menentukan tinggi fundus uteri
7) Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick), Hipertropi epithelium
8) Sistem musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur, Gaya berjalan yang canggung,
Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis
rectal
b. Khusus
1) Tinggi fundus uteri
2) Posisi dan presentasi janin
3) Panggul dan janin lahir
4) Denyut jantung janin

2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perpusi jaringan b.d perdarahan
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler berlebihan.
3. Intoleransi aktifitas b.d suplai O2 menurun
4. Ansietas b.d Ancaman kematian pada diri sendiri, janin.
5. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit.
3. Intervensi Keperawatan

Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasional


1. Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda 1. Mengetahui derajat /
tindakan keperawatan vital, warna kulit / adekuatan perfusi
1 x 24 jam perfusi membran mukosa, jaringan.
jaringan adekuat. dasar kuku.
KH: 2. Monitor upaya 2. Dispnea, gemericik
Ø Tanda vital normal pernafasan: auskultasi menunjukkan GJK
Ø Membran mukosa bunyi nafas. karena regangan jantung
warna merah muda, lama / peningkatan
tidak ada sianosis kompensasi curah
jantung
3. Dapat
3. Kaji respon verbal mengidentifikasikan
melambat, mudah gangguan fungsi serebral
terangsang, agiatasi, karena hipoksia
gangguan memori, 4.
bingung.
4. Berikan oksigen. Memaksimalkan transfer
oksigen ke jaringan
5.
5. Kolaborasi dengan Mengidentifikasi
dokter di dalam defisiensi darah dan
pemeriksaan kebutuhan pengobatan
laboratorium darah,
produk darah.
6. Transfusi darah 6. Mengganti darah yang
hilang.
2. Setelah dilakukan 1. Monitor tanda vital. 1. Tekanan darah menurun
tindakan keperawatan dan nadi meningkat
1 x 24 jam volume perkiraan kehilangan
cairan adekuat KH: darah
Ø Tanda vital normal 2. Monitor tanda-tanda 2. Mengukur berat atau
Ø Membran mukosa anemia: pucat, tidaknya anemia
lembab lemah, hipotensi,
Ø Tidak ada tanda-tanda takikaradi
anemia : pucat, lemah, 3. Monitor kehilangan 3. Memberikan pedoman
hipotensi, takikaradi darah. untuk penggantian cairan
4.
4. Pertahankan tirah Pencegahan pendarahan
baring lebih parah.
5.
5. Transfusi darah Mengganti darah yang
hilang
3. Setelah dilakukan 1. Monitoring gangguan1. Menunjukkan
tindakan keperawatan keseimbangan gaya perubahan neurologi
1 x 24 jam klien dapat jalan, kelemahan otot. karena defisiensi Vitamin
melakukan aktivitas B12 resiko cidera
tanpa ada keletihan. 2.
KH: 2. Berikan lingkungan Meningkatkan istirahat
Ø Tanda vital normal tenang, pertahankan menurunkan oksigen
Ø Membaran mukosa tirah baring. tubuh
warna merah muda 3. Ubah posisi pasien 3. Membantu mobilasi
Ø Melaporkan toleransi dengan perlahan pasien
aktivitas (termaksuk 4. Observasi tanda-tanda4. Deteksi sedini mungkin
aktivitas sehari-hari) vital adanya perubahan tanda-
tanda vital
5. 5. Berikan bantuan 5. Mengurangi resiko
aktifitas pada pasien cidera
4. Setelah dilakukan 1. Monitor tingkat 1. Mengetahui sejauh
tindakan keperawatan kecemasan dan reaksi mana rasa cemas yang
1x24 jam klien dan fisisk tingkat dialami pasien
keluarga tidak kecemasan
mengalami kecemasan 2. Jelaskan prosedur 2. Memberi informasi
KH: tindakan operasional pada pasien.
Ø Klien tenang yang akan dilakukan
Ø Klien mampu pada pasien
bersosialisasi 3. Tenangkan pasien 3. Menciptapkan perasaan
tentang pada pasien
4.
4. Beri dukungan pada Menciptakan perasan
pasien tenang
5. Libatkan keluarga 6. Meningkatkan perasaan
dalam pemberian berbagi pada pasien
dukungan dan motivisi7.
6. Kolaborasi dengan 6. Dengan penjelasan dari
dokter untuk petugas kesehatan akan
penjelasan tentang menambah kepercayaan
penyakitnya. terhadap apa yang
dijelaskan sehingga
cemas klien berkurang

5. Setelah di lakukan 1. Tanyakan tingkat 1. Memberikan


tindakan keperawatan pendidikan keluarga kemudahan dalam
1x24 jam klien dan dan klien menjelaskan tentanf
keluarga. proses penyakit
Mengerti tentang 2. Tanyakan tingkat 2. Untuk mengetahui
placenta previn KH: pengetahuan dan sampai mana keluarga
Ø Keluarga dan pasien pasien dan pasien mengetahui
mengerti dengan penyebab dan tentang
penyakit placenta penyakit yang dialami
previa. oleh klien.
Ø Keluarga dan pasien 3.
mampu menjelaskan
kembali apa yang di 3. Jelaskan pada keluarga Untuk menurunkan
jelaskan perawat. & pasien tentang penya tingkat kecemasan
kit placenta previa keluarga dan pasien

4. Beri kesempatan pada 4. Memberikan


keluarga dan pasien kemudahan dan
untuk menanyakan hal menambah pengetahuan
yang belum dimengerti keluarga dan pasien
tentang proses penyakit
5.
1. 5. Libatkan keluarga Keterlibatan keluarga
dalam setiap tindakan pada dapat mempercepat
klien. proses penyembuhan
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Chalik, TMA. 2009. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan dalam Buku Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawiroharjo Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2005. Ilmu Kandungan Dan Penyakit Kandungan .Jakarta:
EGC
Mochtar, Rustam, 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Scearce J and Uzelac PS. 2007. Third-trimester vaginal bleeding. In: AH DeCherney et al.
(eds). Current Diagnosis and Treatment Obstetrics and Gynecology.10th ed. New
York: McGraw-Hill

Varney,Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai