Makalah Air Umpan Boiler Kel.1
Makalah Air Umpan Boiler Kel.1
DISUSUN OLEH :
KELAS : 5 KIB
PALEMBANG
TAHUN 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Air umpan boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran
dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada
tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu
proses.
Dalam suatu proses produksi dalam industri, boiler merupakan suatu
pembangkit panas yang penting. Sesuai dengan namanya maka fungsi dari boiler
ini adalah memanaskan kembali. Dalam suatu proses industri boiler harus dijaga
agar effisiensinya cukup tinggi. Oleh sebab itu adalah penting untuk menjaga
kualitas air yang diumpankan untuk boiler, karena akan berhubungan dengan
effisiensi dari boiler tersebut.
Memproduksi steam yang berkualitas tergantung pada pengolahan air yang
benar untuk mengendalikan kemurnian steam, endapan dan korosi. Sebuah boiler
merupakan bagian dari sistem boiler, yang menerima semua bahan pencemar dari
sistem di depannya. Kinerja boiler, efisiensi dan umur layanan merupakan hasil
langsung dari pemilihan dan pengendalian air umpan yang digunakan dalam
boiler. Jika air umpan masuk boiler, kenaikan suhu dan tekanan menyebabkan
komponen air memiliki sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air
umpan dalam keadaan terlarut. Walau demikian dibawah kondisi panas dan
tekanan hampir seluruh komponen terlarut keluar dari larutan sebagai padatan
partikuat, kadang-kadang dalam bentuk Kristal dan pada waktu yang lain dalam
bentuk amorph. Jika kelarutan komponen spesifik dalam air terlewati, maka akan
terjadi pembentukan kerak dan endapan. Air boiler harus cukup bebas dari
pembentukan endapan padat supaya terjadi perpindahan panas yang cepat dan
efisien dan harus tidak korosif terhadap logam boiler.
2.2 Persyaratan Air Umpan Boiler
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air
umpan. Dua sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses
2. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari
luar ruang boiler dan plant proses.
Persyaratan air pengisi boiler pada dasarnya ditentukan oleh tipe boiler dan
tekanan kerjanya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penangan air
umpan boiler, air tersebut harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1. Air tidak boleh membentuk kerak / endapan yang membahayakan
Kerak / deposit pada air umpan disebabkan oleh terbentuknya sendapan
dari air, langsung pada permukaan perpindahan panas atau oleh suspensi air yang
menempel pada permukaan logam menjadi keras atau lengket. Pembentukan kerak
menyebabkan kesadahan dan suhu tinggi, yang biasanya berupa garam-garam
karbonat dan silikat.
mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ disebut sebagai air yang sadah (hard water). Ion-
ion ini sangat berpengaruh pada kualitas air yang nantinya akan digunakan sebagai
umpan boiler. Biasanya ion-ion ini terlarut dalam air sebagai garam karbonat,
sulfat, bilkarbonat dan klorida. Berbeda dengan senyawa-senyawa kimia lainnya,
kelarutan dari senyawa-senyawa mengandung unsur Ca dan Mg seperti CaCO3,
unsur bermuatan positif, maka muatan negatif akan dinetralisir dan tidak selalu
bergerak, sehingga dapat mengendap sebagai flok. Unsur – unsur yang dipakai
adalah garam –garam alumunium sulfat, besi sulfat dan besi klorida.Untuk
mengetahui jumlah garam alumunium sulfat dengan proses Jar Test. Penjernihan
dengan koagulasi terdiri dari 3 tahap yaitu :
- Pencampuran dengan alumunium sulfat
- Pembentukan flok
- Pengendapan
Koagulasi yang baik akan menghasilkan air yang jernih dan tidak
berwarna. Koagulasi diikuti penyaringan menggunakan saringan pasir cepat.
Karakteristik air setelah koagulasi adalah air jernih tidak berwarna, air netral,
alkalinitas sedikit turun, belum dapat dipakai untuk air pengisi boiler tanpa
pengolahan lebih lanjut.
- Pelunakan
Pengolahan secara eksternal di maksudkan untuk menurunkan nilai
kesadahan melalui proses pelunakan dan mengurangi konsentrasi gas – gas terlarut
mengurangi kesadahan Ca2+ dan Mg2+. Proses pelunakan yang sering digunakan
dalam penyediaan air umpan boiler adalah proses pertukaran kation non hardness
dari unggun resin penukar ion. Unggun resin merupakan sebuah kolom yang diisi
oleh resin penukar ion. Pada saat operasi aliran air dimasukkan dari bagian atas.
Reaksi pertukaran kation :
Ca/Mg – anion + 2NaR ? Ca/Mg – R + 2Na – anion
Reaksi berlangsung spontan dan sempurna sepanjang ruang kolom.
Pertukaran kation masih ada atau belum tercapai breakthrough. Tercapainya
kondisi breakthrough menunjukkan kemampuan pertukaran kation berkurang yang
ditandai dengan terdeteksi dengan terdeteksinya kesadahan dialiran keluar resin.
Dalam kondisi ini kolom resin perlu diregenarasi agar kemampuan pertukaran
pulih kembali.
Proses regenasi dilakukan dengan mengalirkan larutan garam sehingga
terjadi reaksi :
Ca/Mg – R ? Ca/Mg – Cl + 2 NaR
Sebelum digunakan perlu dilakukan pencucian atau pembilasan dengan air
lunak untuk menghilangkan kelebihan NaCl yang tersisa diunggun resin. Air
regenerasi biasanya memerlukan 80 – 160 kg NaCl untuk setiap 1 m3 resin dengan
larutan garam 5 – 20%. Laju air garam yang digunakan berkisar 40 l/menit.m2.
Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih efisien dan praktis
dibandingkan dengan proses pelunakan menggunakan pengendapan kimia karena
tidak menghasilkan lumpur, peralatan sederhana dan mudah dioperasikan.
Deaerasi
Dalam deaerasi, gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang
dengan pemanasan awal air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam
mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon
dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam sistim
boiler, karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan sebagai gas dan
CO2 yang dikeluarkan dari sistim. Jenis ini dapat mengurangi kadar oksigen
- De-aerasi kimiawi
Sementara deaerators mekanis yang paling efisien menurunkan oksigen
hingga ke tingkat yang sangat rendah (0,005 mg/liter), namun jumlah oksigen
yang sangat kecil sekalipun dapat menyebabkan bahaya korosi terhadap sistim.
Sebagai akibatnya, praktek pengoperasian yang baik memerlukan penghilangan
oksigen yang sangat sedikit tersebut dengan bahan kimia pereaksi oksigen seperti
sodium sulfit atau hidrasin. Sodium sulfit akan bereaksi dengan oksigen
membentuk sodium sulfat yang akan meningkatkan TDS dalam air boiler dan
meningkatkan blowdown dan kualitas air make-up. Hydrasin bereaksi dengan
oksigen membentuk nitrogen dan air. Senyawa tersebut selalu digunakan dalam
boiler tekanan tinggi bila diperlukan air boiler dengan padatan yang rendah,
karena senyawa tersebut tidak meningkatkan TDS air boiler.
2) Pengolahan Internal
3. Air Permukaan
Seperti air kali/danau dapat juga digunakan untuk air umpan boiler dan air
produksi namun harus melalui pengolahan awal. Air ini umumnya kandungan
mineralnya rendah tetapi Total Suspened Solidnya yang tinggi seperti turbidity
serta pH yang tidak stabil. Untuk penggunaan boiler maka sebaiknya air tersebut
di analisa terlebih dahulu dan setelah itu dapat di rekomendasikan pretreatment
yang cocok karena pengolahan air kali lebih complex bila di bandingkan dengan
air sumur.
2. Konduktivitas
Daya hantar listrik adalah kemampuan dari larutan untuk menghantarkan
arus listrik yang dinyatakan dalam µmhos/cm atau µsiemens/cm (1µmhos/cm =
µsiemens/cm). kemampuan ini desibabkan oleh kehadiran senyawa terlarut yang
terdisosiasi menjadi kation dan anion. Pengukuran DHL dilakukan dengan alat
konduktometer. Air murni bukan merupakan konduktir atau penghantar listrik
yang baik. Air hasil destilasi yang berkesetimbangan dengan gas CO2 di atmosfir
mempunyai nilai konduktivitas atau daya hantar listrik sekitar 70.10-6 Ω-1.m-1
(µnho/m). untuk keperluan yang sangat khusus seperti air pembilasan (rising)
industri semikonduktor diperlukan air dengan nilai daya hantar listrik yang rendah,
sekitar 5,5.10-6 Ω-1m-1 (µmho/m). Dalam larutan encer (TDS < 1000mg/l dan
konduktivitas < 2000 µmho/cm) nilai TDS = 0,5 konduktivitas, sedangkan
semakin tinggi konsentrasi TDS nilai perbandingan ini akan semakin besra. Jika
nilai TDS atau konduktivtitas meningkat maka nilai korosifitas air akan lebih
besar. Harga daya hantar listrik dari umpan air boiler deperhatikan untuk
mencegah terjadinya endapan kerak pada bagian permukaan perpindahan panas
dan juga untuk menjaga kemurnian steam yang terbentuk. 3 Alkalinitas Alkalinitas
didefinisikan sebagai jumlah anion dalam air yang akan bereaksi untuk
menetralkan ion H, merupakan suatu ukuran kemampuan air menetralisasi asam.
Parameter yang tergolong alkalinitas: - CO -, HCO -, H BO -, HS-, CO - OH-,
2 3 2 3 2
adalah bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO2-), dan hidroksida (OH-) dan kadang-
kadang juga ion silikat dan phospat, dan lainnya sehingga alkalinitas bikarbonat
dan alkalinitas hidroksida. Penamaan lain dari alkalinitas berdasarkan metoda uji
terhadap harga alkalinitas adalah alkalinitas-P phenolphthalein dan alkalinitas-M
Methyl orange. Harga alkalinitas tinggi tidak dikehendakiuntuk air umpan boiler
karena dapat menimbulkan pembusaan yang dapat mengakibatkan terjadinya
carry-over, dapat menimbulkan perapuhan konstruksi boiler dan korosi.
Penurunan harga alkalinitas pada air umpan boiler disamping dapat untuk
kimia. Gas CO2 yang terlarut dalam air juga berasal dari transfer CO2 dari udara
dan respirasi mikroorganisme. Gas CO2 ini akan melarutkan mineral magnesium
dan kalsium dalam bentuk CaCO3 atau MgCO3, dan mengasilkan komponen
dengan titrasi dengan asam. Jika digunakan H2SO4 0,02 N sebagai titran, maka a
air berlangsung sempurna pada pH 8,3 sehingga semua OH¬ dan setengah CO3-ikut
terukur pada pH 8,3. Pada pH 4,5 semua bikarbonat telah terkonversi menjadi asam
karbonat, termasuk bikarbonat hasil netralisasi karbonat. Sehingga jumlah asam
yang diperlukan u untuk menitrasi contoh air sampai pH 4,5 eqivalen dengan
alkalinitas total dalam air.
P-Alkalinitas adalah nilai alkalinitas yang ditunjukan oleh jumlah asam
yang diperlukan untuk mencapai pH air contoh menjadi 8,3 sedangkan M-
alkalinitas adalah nilai alkalinitas yang ditunjukan o;eh jumlah asam yang
diperlukan untuk mencapai pH air contoh dari 8,3 menjadi 4,5.
Nilai konduktivitas merupakan ukuran terhadap konsentrasi total elektrolit
di dalam air.Kandungan elektrolit yang pada prinsipnya merupakan garam-garam
yang terlarut dalam air, berkaitandengan kemampuan air di dalam menghantarkan
arus listrik. Penentuan konduktivitas dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
Alat yang digunakan adalah konduktometer yang sebelumnya telah
dikalibrasi dengan larutan KCl 0,1 M, dimana temperaturnya dianggap
o
25 C. Konduktivitas dari larutan KCl 12,88 mS/cm.
Sampel air yang akan dianalisa dimasukkan dalam gelas kimia lalu diukur
konduktivitasnya dengan cara mencelupkan elektroda kaca ke dalam
sample tersebut dengan memijit tombol "cond" nilai konduktivitas akan
segera muncul.
3. Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) da n magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral
yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion
logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Untuk air umpan boiler,
kesadahan harus dijaga kurang dari 80 mg/lt CaCO 3 agar tidak menyebabkan
korosi.
Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan
sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air
sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa.
Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total dinyatakan
berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah
4. Turbidity
Kekeruhan dapat didefinisikan sebagai sifat optic dari suatu larutan yang
menyebabkan cahaya yang melaluinya terabsorbsi atau terbiaskan. Nilai kekeruhan
bisa menunjukan tingkat atau kadar padatan tersuspensi didalam air. Cara
menentukan kekeruhan adalah sebagai berikut :
Kekeruhan diukur dengan alat yang dinamakan turbiditimeter dengan
satuan NTU (Net Turbidity Unit).
Sebelum digunakan alat dikalbrasi dengan larutan yang mempunyai
kekeruhan 25 NTU. Skala diputar sampai layar menunjukkan 25 NTU.
Sample dimasukkan ke dalam botol sample ditutup, dimasukkan ke dalam alat
ukur, nilainya akan terlihat dalam layar.
3.1 Kesimpulan
- Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses
2. Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari
luar ruang boiler dan plant proses.
- Secara umum persyaratan air pengisi boiler adalah :
Air tidak boleh membentuk kerak / endapan yang membahayakan.
Air tidak boleh korosif terhadap dinding atau pipa – pipa boiler
Air tidak boleh mengakibatkan terjadinya “carry over”
- Ada dua jenis pengolahan air pengisi boiler yaitu :
Pengolahan ekstrnal
Pengolahan internal
- Sumber air umpan boiler terdiri dari :
Air Sumur
Air PDAM
Air Permukaan
DAFTAR PUSTAKA
http://ariacp.blogspot.com/2011/06/air-ketel-danpengolahannya.html,diakses
pada tanggal 10 Desember 2012.
http://vionaadistie.blogspot.com/2011/01/pengolahan-boiler.html,diakses tanggal
10 Desember 2012.