Anda di halaman 1dari 20

Tugas Mata Kuliah Agama Islam

“MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Studi Hadits

Dosen Pengampu : ......................

Disusun Oleh :
Rudi Eko Prasetyo 19041000132

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG


FAKULTAS TEKNIK SIPIKL
TEKNIK SIPIL

OKTOBER 2019
Daftar Isi

Daftar Isi .............................................................................................................................. 2


KATA PENGANTAR............................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
A. Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia .............................................................. 5
B. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Melalui Babak- Babak Yang Penting 8
C. Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia. ............................................. 12
D. Beberapa Pendapat Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia................. 13
BAB III......................................................................................................................... 19
PENUTUP.................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 20

Universitas Merdeka Malang 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat dan HidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA”. Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk menambah pengentahuan penyusun dan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sejarah Pendidikan Islam.
Demi kesempurnaan makalah ini, penyusun mohon kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun.
Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca semua, apabila ada kekurangan mohon maaf sebesar-besarnya.

Jombang, 30 Oktober 2019

Penulis

Universitas Merdeka Malang 3


BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kesatuan dengan masyarakat yang mayoritas


beragama Islam (muslim), dan merupakan negara dengan mayoritas terbesar ummat
muslim di dunia. Berdasarkan data dari Sensus Penduduk pada tahun 2010
menunjukkan bahwa 87,18 % atau 207 juta jiwa dari total 238 juta jiwa penduduk
Indonesia beragama Islam. Walaupun Islam adalah agama mayoritas, tetapi negara
kita ini tidak berasaskan Islam. Isalam masuk indonesia tidak mudah namun
mengalami proses yang cukup panjang. Proses itu meliputi jasa para da’i, mubalig,
ulama, dan pemimpin bidang masing-masing dalam proses penyebaran agama
Islam di Indonesia.
Kedatangan Islam pada abad ke-7 M ke dunia, dianggap oleh sejarawan
sebagai pembangunan dunia baru dengan pemikiran baru, cita-cita baru,
kebudayaan serta peradaban baru. Selama lebih dari empat belas abad sejak nabi
Muhammad menyebarkan ajaran-ajaran baru dalam bidang teologi monoteistis,
bidang kehidupan individu, bidang kehidupan masyarakat, dan kenegaraan,
terbentanglah peradaban Islam dari wilayah Spanyol sampai benteng Cina, dari
lembah Sungai Wolga di Rusia sampai ke Asia Tenggara, belakangan bahkan sudah
hampir keseluruh dunia, yang dirintis oleh Rasul Muhammad, Khulafa al-Rasyidin,
Amawiyah, Abbasiyah.
Saat Islam datang ke Indonesia, sebenarnya kepulauan nusantara sudah
mempunyai peradaban yang bersumber dari kebudayaan asli pengaruh dari
peradaban Hindu-Budha dari India, yang pengaruh penyebarannya tidak merata.
Penyebaran Islam di sebagaian daerah di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal
itu disebabkan Islam yang dibawa oleh pedagang maupun para da’i dan ulama,
penyebarannya menyiarkan suatu rangkaian ajaran dan cara serta gaya hidup yang
secara kualitatif lebih maju dari peradaban yang ada. Dengan kedatangan Islam,
masyarakat Indonesia mengalami transformasi dari masyarakat agraris feodal
pengaruh Hindu-Budha kearah masyarakat kota pengaruh Islam.

Universitas Merdeka Malang 4


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia


Terdapat tiga teori tentang masuknya agama Islam ke Indonesia yakni
Teori Gujarat, Teori Makkah, dan Teori Persia. Ketiga teori tersebut, saling
mengemukakan perspektif kapan masuknya Islam, asal negara, penyebar atau
pembawa Islam ke Indonesia. Ketiga teori ini pun sebenarnya tidak
membicarakan masuknya agama Islam ke tiap pulau-pulau di Indonesia,
melainkan hanya menganalisis masuknya agama Islam ke Sumatera dan Jawa,
karena kedua wilayah ini merupakan sampel untuk wilayah Indonesia lainnya.
Dengan kata lain, masuknya agama Islam ke pulau tersebut menentukan
perkembangan Islam ke pulau lainnya. Berikut ini adalah ketiga teori tersebut:
(1). Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di
India bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. (2). Teori Makkah mengatakan
bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Makkah atau
Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M.
Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau
HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. (3).Persia
terdapat kesamaan pandangan mengenai masuknya agama Islam ke Indonesia
yang berasal dari Gujarat. Perbedaannya terletak pada teori Gujarat yang melihat
ajaran agama Islam mempunyai kesamaan ajaran dengan Mistik di India,
sedangkan teori Persia memandang adanya kesamaan ajaran sufi di Indonesia
dengan di Persia. Gujarat dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi oleh
Persia, dan menjadi tempat singgah ajaran Syi’ah ke Indonesia.
Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun
dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman bin Affan RA mengirim
delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri.
Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman
ternyata sempat singgah di kepulauan nusantara. Beberapa tahun kemudian,
tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di

Universitas Merdeka Malang 5


pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan
Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi
abad. Mereka membeli hasil bumi nusantara sambil berdakwah.
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum
secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari kepulauan nusantara, adalah
yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam
pertama di Indonesia berdiri, yakni kerajaan Pasai. Berita dari Marcopolo
menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M,
telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu
Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh
tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i.
Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia
terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu
diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun.
Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada zaman Kerajaan
Singosari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan
makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada peng-Islaman penduduk
pribumi nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M,
penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat
bahwa masuk Islamnya penduduk nusantara secara besar-besaran pada abad
tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik
yang berarti, yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam
seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate.
Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga
disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu /
Budha di nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda.
Setiap kali para penjajah terutama Belanda menundukkan kerajaan Islam
di nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang
kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui
mereka. Maka terputuslah hubungan umat Islam nusantara dengan umat Islam
dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum

Universitas Merdeka Malang 6


kolonialis untuk menjauhkan umat Islam nusantara dengan akarnya, juga terlihat
dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan
pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi
ke Indonesia, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai.
Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah
memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun
selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam
memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang
masih menganut Hindu / Budha.
Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka
setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan
Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda
Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam
dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka
pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh
seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang
lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di
tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat
berguru di Mekkah. Bahkan ikut mempertahankan Mekkah dari serbuan Turki
Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat
jihad kaum muslimin nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah
Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami
keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum
Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam.
Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup
Eropa, Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas
dari hal ini, ulama-ulama nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang
penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan
tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan
penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas

Universitas Merdeka Malang 7


dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada nusantara yang
gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-
kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina),
Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama
di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro),
Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).
B. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Melalui Babak- Babak Yang
Penting
1. Babak pertama, abad 7 masehi (abad 1 hijriah).
Pada abad 7 masehi, Islam sudah sampai ke Nusantara. Para Dai
yang datang ke Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi
dengan bangsa India yakni bangsa Gujarat dan ada juga yang telah
beradaptasi dengan bangsa Cina, dari berbagai arah yakni dari jalur sutera
(jalur perdagangan) dakwah mulai merambah di pesisir-pesisir nusantara.
Sampainya dakwah di Indonesia melalui para pelaut-pelaut atau pedagang-
pedagang sambil membawa dagangannya juga membawa akhlak Islami
sekaligus memperkenalkan nilai-nilai yang Islami. Masyarakat ketika
berkenalan dengan Islam terbuka pikirannya, dimuliakan sebagai manusia
dan ini yang membedakan masuknya agama lain sesudah maupun sebelum
datangnya Islam.
2. Babak kedua, abad 13 masehi.
Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam diberbagai
penjuru di nusantara, yang merupakan moment kebangkitan kekuatan
politik umat khususnya di daerah Jawa ketika kerajaan Majapahit
berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik internal. Hal ini
dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga yang membina di wilayah tersebut
bersama Raden Fatah yang merupaka keturunan raja-raja Majapahit untuk
mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak.
Bersamaan dengan itu mulai bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam
yang lainnya, walaupun masih bersifat lokal.

Universitas Merdeka Malang 8


3. Babak ketiga, masa penjajahan Belanda.
Pada abad 17 masehi tepatnya tahun 1601 datanglah kerajaan Hindia
Belanda ke daerah nusantara yang awalnya hanya berdagang tetapi akhirnya
menjajah. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya yakni
VOC, semejak itu hampir seluruh wilayah nusantara dijajah oleh Hindia
Belanda kecuali Aceh. Saat itu antar kerajaan-kerajaan Islam di nusantara
belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang
menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.
Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak ada
pemisahan antara aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya, ini
telah diterapkan oleh para Ulama saat itu. Ketika penjajahan datang,
mengubah pesantren-pesantren menjadi markas-markas perjuangan, santri-
santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap
melawan penjajah sedangkan ulamanya menjadi panglima perangnya.
Hampir seluruh wilayah di Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap
penjajah adalah kaum muslimin beserta ulamanya.
Potensi-potensi tumbuh dan berkembang diabad 13 menjadi
kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya
hikayat-hikayat pada masa kerajaan-kerajaan Islam yang syair-syairnya
berisikan perjuangan. Ulama-ulama menggelorakan Jihad melawan kaum
kafir yaitu penjajah Belanda. Belanda mengalami kewalahan yang akhirnya
menggunakan strategi-strategi:
 Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau
mengadu domba antara kekuatan Ulama dengan adat contohnya perang
Padri di Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa.
 Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar
seorang Guru Besar ke Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda juga
seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah, dia
berpendapat agar pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya
melakukan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara atau
sampai melakukan politik praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh
pemerintahan Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap

Universitas Merdeka Malang 9


kaum muslimin yang akan melakukan ibadah Haji karena pada saat
itulah terjadi pematangan perjuangan terhadap penjajahan.
4. Babak keempat, abad 20 masehi
Awal abad 20 masehi, penjajah Belanda mulai melakukan politik
etik atau politik balas budi yang sebenarnya adalah hanya membuat lapisan
masyarakat yang dapat membantu mereka dalam pemerintahannya di
Indonesia. Politik balas budi memberikan pendidikan dan pekerjaan kepada
bangsa Indonesia khususnya umat Islam tetapi sebenarnya tujuannya untuk
mensosialkan ilmu-ilmu barat yang jauh dari Al-Qur’an dan akan
dijadikannya boneka-boneka penjajah, yang mendapat pendidikanpun tidak
seluruh masyarakat melainkan hanya golongan Priyayi (bangsawan), karena
itu yang pemimpin-¬pemimpin pergerakan adalah berasalkan dari golongan
bangsawan.
Strategi perlawanan terhadap penjajah pada masa ini lebih kepada
bersifat organisasi formal daripada dengan senjata. Berdirilah organisasi
Serikat Islam merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama di
Indonesia pada tahun 1905 yang mempunyai anggota dari kaum rakyat
jelata sampai priyayi dan meliputi wilayah yang luas. Tahun 1908 berdirilah
Budi Utomo yang masih bersifat kedaerahan yaitu Jawa, karena itu Serikat
Islam dapat disebut organisasi pergerakan Nasional pertama daripada Budi
Utomo.
Tokoh Serikat Islam yang terkenal yaitu HOS Tjokroaminoto yang
memimpin organisasi tersebut pada usia 25 tahun, seorang kaum priyayi
yang karena memegang teguh Islam maka diusir sehingga hanya menjadi
rakyat biasa. Ia bekerja sebagai buruh pabrik gula. Ia adalah seorang
inspirator utama bagi pergerakan Nasional di Indonesia. Serikat Islam di
bawah pimpinannya menjadi suatu kekuatan yang diperhitungkan Belanda.
Tokoh-tokoh Serikat Islam lainnya ialah H. Agus Salim dan Abdul Muis,
yang membina para pemuda yang tergabung dalam Young Islamitend
Bound yang bersifat nasional, yang berkembang sampai pada sumpah
pemuda tahun 1928.

Universitas Merdeka Malang 10


Dakwah Islam di Indonesia terus berkembang dalam institusi-
institusi seperti lahirnya Nadhatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan lain-
lain. Lembaga-lembaga ke-Islaman tersebut tergabung dalam MIAI
(Majelis Islam ‘Ala Indonesia) yang kemudian berubah namanya menjadi
MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) yang anggotanya adalah
para pimpinan institusi-institusi ke-Islaman tersebut.
Di masa pendudukan Jepang, dilakukan strategi untuk memecah-
belah kesatuan kekuatan umat oleh pemerintahan Jepang dengan
membentuk kementrian Sumubu (Departemen Agama). Jepang meneruskan
strategi yang dilakukan Belanda terhadap umat Islam. Ada seorang Jepang
yang faham dengan Islam yaitu Kolonel Huri, ia memotong koordinasi
ulama-ulama di pusat dengan di daerah, sehingga ulama-ulama di desa yang
kurang informasi dan akibatnya membuat umat dapat terbodohi.
Pemerintahan pendudukan Jepang memberikan fasilitas untuk
kemerdekaan Indonesia dengan membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan dilanjuti dengan
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan lebih mengerucut
lagi menjadi Panitia Sembilan, Panitia ini yang merumuskan Piagam Jakarta
tanggal 22 Juni 1945. Piagram Jakarta merupakan konsensus tertinggi untuk
menggambarkan adanya keragaman Bangsa Indonesia yang mencari suatu
rumusan untuk hidup bersama. Tetapi ada kalimat yang kontroversi dalam
piagam ini yaitu penghapusan “7 kata “ lengkapnya kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya yang terletak pada alinea
keempat setelah kalimat Negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa.
5. Babak kelima, abad 20 & 21.
Pada babak ini proses dakwah (Islamisasi) di Indonesia mempunyai
ciri terjadinya globalisasi informasi dengan pengaruh-pengaruh gerakan
Islam internasional secara efektif yang akan membangun kekuatan Islam
lebih utuh yang meliputi segala dimensinya. Sebenarnya kalau saja
Indonesia tidak terjajah maka proses Islamisasi di Indonesia akan
berlangsung dengan damai karena bersifat kultural dan membangun

Universitas Merdeka Malang 11


kekuatan secara struktural. Hal ini karena awalnya masuknya Islam yang
secara manusiawi, dapat membangun martabat masyarakat yang sebagian
besar kaum sudra (kelompok struktur masyarakat terendah pada masa
kerajaan) dan membangun ekonomi masyarakat. Sejarah membuktikan
bahwa kota-kota pelabuhan (pusat perdagangan) yang merupakan kota-kota
yang perekonomiannya berkembang baik adalah kota-kota muslim. Dengan
kata lain Islam di Indonesia bila tidak terjadi penjajahan akan merupakan
wilayah Islam yang terbesar dan terkuat. Walaupun demikian Allah
mentakdirkan di Indonesia merupakan jumlah peduduk muslim terbesar di
dunia, tetapi masih menjadi tanda tanya besar apakah kualitasnya sebanding
dengan kuantitasnya.
C. Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.
1. Teori Tentang Masuknya Islam Ke Indonesia
Datangnya Islam ke Indonesia, mula-mula melalui Parsi dan India, dan
bukan langsung dari timur tengah. Perubahan-perubahan terjadi mungkin secara
lebih hebat dari Eropa, seperti Portugis. Pada abad ke-16, bangsa Belanda pada
abad ke-17 sampai pada sebagian abad ke -20 agama Islam muncul dengan
kegairahan baru. Kali ini dari timur tengah pada pertengahan abad ke-19 dan
sampai pada sebagian abad ke-20. Akhirnya serangan sekali-sekali dari
Tiongkok serta invasi militer Jepang pada perang dunia II.
Secara historis maupun sosiologis, masuknya Islam ke Indonesia,
mengalami banyak masalah baik tentang sejarahnya, maupun perkembangan
awal Islam. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian
dilanjutkan oleh para guru agama (da’i) dan pengembara sufi. Orang yang
terlibat dalam kegiatan dakwah pertama itu tidak bertendensi apapun, selain
bertanggung jawab menunaikan kewajiban tanpa pamrih, sehingga nama
mereka berlalu begitu saja. Sehingga ada banyak perbedaan pendapat tentang
kapan, dari mana, dan dimana pertama kali Islam datang ke Indonesia. Namun,
secara garis besar perbedaan pendapat itu dapat dibagi menjadi beberapa bagian
sebagai berikut.
a. Pendapat pertama dipelopori oleh sarjana-sarjana Belanda, diantaranya
Snouck Hurgronje yang berpendapat bahwa Islam datang ke Indonesia pada

Universitas Merdeka Malang 12


abad ke-13 M dari Gujarat (bukan dari Arab langsung). Dengan bukti
ditemukannya makam Sultan yang beragama Islam pertama Malik as-
Sholeh, raja pertama kerajaan Samudra Pasai yang dikatakan berasal dari
Gujarat.
b. Pendapat kedua dikemukakan oleh sarjana-sarjana Muslim, diantaranya
Prof. Hamka, yang mengadakan “Seminar Sejarah Masuknya Islam ke
Indonesia” di Medan tahun 1963. Hamka dan teman-temannya berpendapat
bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah( + abad
ke-7 sampai ke-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang
ramai dan bersifat internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13.
c. Sarjana Muslim Kontemporer seperti Taufik Abdullah mengatakan, bahwa
memang benar Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama
Hijriyah atau abad ke-7 atau ke-8 Masehi, tetapi baru dianut oleh para
pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Dengan berdirinya
kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-13, barulah Islam masuk secara besar-
besaran dan mempunyai kekuatan politik. Hal ini terjadi akibat arus balik
kehancuran Baghdad ibukota Abbasiyah oleh Hulagu. Kehancuran Islam
menyebabkan pedagang Muslim mengalihkan aktivitas perdagangan ke
arah Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia tenggara.
D. Beberapa Pendapat Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia.
1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:
1) Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah
catatan perjalanan Al mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675
M, terdapat utusan dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga.
Pada tahun 648 diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur
Sumatera.
2) Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954),
diterangkan bahwa kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7
M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di
sumatera dalam perjalannya ke China.

Universitas Merdeka Malang 13


3) Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di
dalamnya menjelaskan bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan
India, Indonesia, dan Malaya antara tahun 606-699 M.
4) Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General
Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di
dalamnya mengungkapkan bahwa kaum muslimin sudah ada di
kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.
5) Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia
mengungkapkan bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah
masuk ke Malaya.
6) Prof. S. Muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnya
berjudul Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan
bahwa beberapa sumber tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada
tahun 687 sudah ada hubungannya dengan kaum Muslimin Indonesia.
7) W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya
Compiled From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat
Dinasti T’ang memberitahukan adanya Arab muslim berkunjung ke
Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab Muslim).
8) T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The
Propagation of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari
Arab ke Indonesia pada tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).
9) Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:
Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di
daerah Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan
rombongannya. Pada makam itu terdapat prasasti huruf Arab Riq’ah
yang berangkat tahun 1802 M.
10) Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:
1) Catatan perjalanan Marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai
adanya kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di Aceh, pada
tahun 1292 M.
2) K.F.H. van Langen, berdasarkan berita Cina telah menyebut adanya
kerajaan Pase (mungkin Pasai) di Aceh pada 1298 M.

Universitas Merdeka Malang 14


3) J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met
Dergelijk Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke-13.
4) Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan
Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke-13, berdasarkan sudah adanya beberapa
kerajaaan Islam di kawasan Indonesia.
5) Dengan datangnya para pedagang ke Indonesia, para da’i dan musafir
juga turut datang. Melalui jalur pelayaran itu pula mereka dapat
berhubungan dengan pedagang dari negeri-negeri di ketiga Benua
Bagian Asia. Hal ini memungkinkan untuk terjadinya hubungan
timbal balik, sehingga terbentuklah perkampungan masyarakat
Muslim. Pertumbuhan perkampungan ini tidak hanya bersifat
ekonomis, tetapi membentuk struktur pemerintahan dengan
mengangkat Meurah Silu, kepala suku Gampung Samudra menjadi
Sultan Malik as-Sholeh.
Tersebarnya Islam ke Indonesia dapat dibagi kedalam beberapa saluran,
yaitu:
1) Perdagangan, yang mempergunakan sarana pelayaran.
2) Dakwah, yang dilakukan oleh mubalig (sufi pengembara) yang
berdatangan bersama para pedagang .
3) Perkawinan, yaitu perkawinan antara pedagang Muslim, mubalig
dengan anak bangsawan Indonesia. Dengan perkawinan itu, secara
tidak langsung orang Muslim tersebut status sosialnya dipertinggi
dengan sifat kharisma kebangsawanan. Apalagi jika pedagang
Muslim menikah dengan putri raja, maka keturunannya akan menjadi
pejabat birokrasi, putra mahkota kerajaan dan sebagainya.
4) Pendidikan, setelah kedudukan para pedagang mantap, mereka
menguasai kekuatan ekonomi di bandar-bandar seperti Gresik. Pusat-
pusat perekonomian itu berkembang menjadi pusat pendidikan dan
penyebaran Islam. Misalnya, pusat-pusat pendidikan dan dakwah
Islam di kerajaan Samudra Pasai berperan sebagai pusat dakwah

Universitas Merdeka Malang 15


pertama yang didatangi pelajar-pelajar dan mengirimi mubalig lokal,
diantaranya mengirim Maulana Malik Ibrahim ke Jawa.
5) Tasafuf dan tarekat. Datangnya para pedagang bersamaan denga
para ulama, da’I, dan sufi pengembara mengakibatkan pengangkatan
para ulama atau sufi menjadi penasehat dan pejabat agama di
kerajaan. Misalnya, di Aceh, ada Syaikh Hamzah Fansuri,
Syamsuddin Sumatrani, Nuruddin ar-Raniri, Abd. Rauf Singkel.
Penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para sufi melalui dua
cara, yaitu:
1) Dengan membentuk kader mubalig, agar mampu mengajarkan serta
menyebarkan agama Islam di daerah asalnya. Dengan demikian,
Abd. Rauf mempunyai murid yang kemudian menyebarkan Islam
ditempat asalnya, diantaranya Syaikh Burhanuddin Ulakan,
kemudian Syaikh Abd. Muhyi Pamijahan di Jawa Barat, dan
sebagainya.
2) Melalui karya-karya tulis yang tersebar dan dibaca diberbagai
tempat. Pada abad ke-17, Aceh adalah pusat perkembangan karya-
karya keagamaan yang ditulis para ulama dan para sufi.
3) Kesenian. Saluran yang banyak dipakai untuk penyebaran Islam
terutama di Jawa adalah seni. Wali Songo, terutama Sunan Kali Jaga,
mempergunakan banyak cabang seni untuk Islamisasi, seni
arsitektur, gamelan, wayang, nyanyian, dan seni busana.
Secara kasar, penyebaran Islam di Indonesia dapat dibagi dalam tiga
tahap, yaitu:
1) Dimulai dengan kedatangan Islam, yang diikuti oleh kemorosostan
kemudian keruntuhan Majapahit pada abad ke-14 sampai ke-15.
2) Sejak datang dan mapannya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia
sampai abad ke-19.
3) Bermula pada awal abad ke-20 dengan terjadinya “liberalisasi”
kebijaksanaan pemerintah kolonial Belanda.

Universitas Merdeka Malang 16


Pada tahap pertama, penyebaran Islam masih relatif di kota
pelabuhan. Namun, tidak lama kemudian Islam mulai memasuki wilayah
pesisir lainnya dan pedesaan. Pada tahap ini pedagang, ulama-ulama guru
tarekat (wali di Jawa) dengan murid-murid mereka memegang peranan
penting. Mereka memperoleh patronase dari penguasa lokal dan dalam
banyak kasus penguasa lokal juga ikut berperan dalam penyebaran Islam.
Islamisasi tahap ini sangat diwarnai aspek tasafuf, meskipun aspek hukum
(syariah) juga tidak diabaikan, hal ini disebabkan Islam tasafuf dengan
segala penafsiran mistiknya terhadap Islam dalam beberapa segi tertentu
cocok dengan latar belakang masyarakat setempat yang dipengaruhi
asketisme Hindu-Budha dan sinkritisme kepercayaan lokal.
Pada mulanya Islam mendapatkan kubu-kubu terkuatnya di kota-
kota pelabuhan sekaligus jadi ibu kota kerajaan, seperti Samudra Pasai,
Malaka, dan kota-kota pelabuhan pesisir Jawa. Proses Islamisasi Nusantara
berawal dari kota-kota. Di perkotaan itu sendiri Islam adalah fenomena
istana. Istana kerajaan menjadi pusat pengembangan intelektual Islam atas
perlindungan resmi penguasa yang disusul kemunculan tokoh-tokoh ulama
seperti, Hamzah Fansuri, Samsuddin Sumatrani, Naruddin al-Raniri, Abd
Rauf Singkel dikerajaan Aceh dan Wali Songo di kerajaan Demak. Tokoh-
tokoh ini mempunyai jaringan keilmuan yang luas, baik di dalam maupun
di luar negeri, sehingga menjadikan Islam Indonesia bersifat Internasional.
Kota pelabuhan yang juga menjadi istana kerajaan yang kemudian
berkembang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran Islam didatangi
murid-murid yang nantinya akan menjadi da’i yang menyebarkan Islam
lebih lanjut ke daerah-daerah lain. Kota pelabuhan juga menjadi pusat
penggemblengan kader-kader politik, dan kelak menjadi raja-raja Islam
pertama di kerajaan-kerajaan baru.
Tahap kedua, penyebaran Islam terjadi ketika VOC semakin mantap
menjadi penguasa di Indonesia. Pada abad ke-17 VOC baru merupakan
salah satu kekuatan yang ikut bersaing dalam kompetisi dagang dan politik
di kerajaan Islam Nusantara. Akan tetapi pada abad ke-18 VOC berhasil
tampil sebagai pemegang hegemoni politik di Jawa dengan terjadinya

Universitas Merdeka Malang 17


perjanjian Giyanti tahun 1755 yang memecah Mataram menjadi dua, yaitu
Surakarta dan Yogyakarta. Perjanjian tersebut menjadikan raja-raja Jawa
tidak mempunyai wibawa karena kekuasaan politik telah jatuh ke tangan
penjajah, sehingga raja menjadi sangat tergantung kepada VOC. Campur
tangan VOC terhadap keraton makin luas termasuk masalah keagamaan.
Peranan ulama di keraton menjadi terpinggirkan. Oleh karena itu, ulama
keluar dari keraton dan mengadakan perlawanan sambil memobilisasi
petani membentuk pesantren dan melawan kolonial, seperti kasus Syaikh
Yusuf al-Makassari.
Tahap ketiga, terjadi pada awal abad ke-20, ketika terjadi liberalisasi
kebijaksanaan pemerintah Belanda mengalami defisit yang tinggi akibat
menanggulangi tiga perang besar, seperti perang Diponegoro, perang Paderi
dan perang Aceh, Belanda mengangkat Gubernur Jenderal Johannes van
den Bosch memperkenalkan sistem tanam paksa (cultuur stelsel) yang
mengharuskan petani membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian yang
dipaksakan. Dari situ, rakyat mulai mengenal berbagai tanaman untuk
perdagangan internasional, sehingga terjadi revolusi ekonomi di Jawa
Pada tahun 1870 terjadi sistem ekonomi liberal, dimana kekuasaan
elit lokal merosot hanya sebagai mandor penanaman. Untuk keperluan
ekonomi liberal prasarana fisik dibangun, perkebunan diperbesar, irigasi,
transportasi kereta api di Jawa dan Sumatera, pengangkutan laut, pelabuhan-
pelabuhan baru dibangun di Tanjung Priuk pada tahun 1893.
Namun pada tahun 1963 M di kota Medan, dalam sebuah seminar
yang membicarakan tentang masuknya Islam ke Indonesia, menghasilkan
hal-hal sebagai berikut:
1) Pertama kali Islam masuk Ke Indonesia pada abad 1 H/7M, yang
langsung datang dari negeri Arab.
2) Daerah pertama yang dimasuki Islam adalah daerah pesisir Sumatera
Utara. Setelah itu masyarakat Islam membentuk kerajaan Islam pertama,
yaitu Kerajaan Aceh.
3) Para da’i Islam yang pertama, mayoritas para pedagang. Pada saat itu
dakwah disebarkan dengan damai.

Universitas Merdeka Malang 18


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia, kami
menyimpulkan bahwa:
1. Sebelum Islam datang ke Indonesia, sebenarnya kepulauan nusantara
sudah memiliki peradaban tersendiri, yaitu peradaban yang bersumber
dari kebudayaan asli pengaruh peradaban Hindu-Budha dari India.
Sehingga dapat dikatakan bahwa sebenarnya, Islam bukanlah peradaban
pertama yang mendiami kepulauan nusantara.
2. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia berlangsung dengan cepat dan pesat
serta mudah diterima oleh masyarakat Indonesia, walaupun masuknya
Islam ke Indonesia berlangsung dalam beberapa bagian tahap atau babak.
Cepat dan pesatnya masuknya Islam ke Indonesia dibuktikan dengan cara
penyebarannya oleh para pedagang, da’i dan ulama, terutama dengan
ajaran dan gaya hidup yang lebih maju dari peradaban yang ada.
3. Dari beberapa sumber yang diperoleh, maka dapat dicatat adanya
perbedaan dalam menentukan kapan masuknya agama Islam di Indonesia.
Sumber-sumber yang dimaksud menetapkan bahwa masuknya Islam ke
Indonesia adalah pada abad ke-7, abad ke-11, dan abad ke-13.
4. Agama Islam terus mengalami perkembangan di Indonesia, walaupun
tidak sedikit tantangan yang datang dari koloniallisme Belanda dan juga
para penjajah dari bangsa lain. Perlawanan ini terutama ditunjukkan oleh
kerajan-kerajaan Islam, maupun organisasi-organisasi kedaerahan dan
juga took-tokoh Islam. Perkembangan selanjutnya pasca kolonialisme
diwarnai dalam kekuatan politik Islam dengan dakwah Islam nasional dan
didukung internasional yang menyentuh semua lapisan masyarakat
hingga kini Indonesia menjadi Negara Muslim terbesar di Dunia.

Universitas Merdeka Malang 19


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Taufik 1973 Islam di Indonesia , Jakarta, Tinta Mas Indonesia

Sunanto Musyrifah 2005 Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta,

Rajagarafindo Persada

www.sejarah Islam Nusantara.com

ww. masuknya Islam ke Indonesia.com

www.google.search.com

Universitas Merdeka Malang 20

Anda mungkin juga menyukai