Anda di halaman 1dari 14

ASPEK DAN PROSES DALAM MENULIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendalaman Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Dra. Nurlaeli, M. Pd

Disusun oleh:
Kelompok 12
Aisyah Ranie (1720201060)
Aliya Berlika (1720201063)

Kelas :
PGMI 02

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya yang telah tercurah sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah pada mata
kuliah “Pendalaman Bahasa Indonesia”.
Tersusunnya makalah ini tentu bukan dari usaha penulis seorang.
Dukungan moral dan material dari berbagai pihak sangatlah membantu
tersusunnya makalah ini. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada
keluarga, sahabat, rekan-rekan, dan pihak lainnya yang membantu secara moral
dan material bagi tersusunnya makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada:
a. Ibu Dr. Hj. Mardiah Astuti, M.Pd.I selaku Kepala Program Studi PGMI.
b. Ibu Dra. Nurlaeli, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendalaman Bahasa
Indonesia yang telah memberikan tugas makalah ini dan dapat diselesaikan
dengan lancar.
Makalah yang tersusun ini tentu masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar bahan ajar guru ini bisa
lebih baik nantinya.

Palembang, 16 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
A. Aspek Menulis..............................................................................................2
B. Proses Menulis..............................................................................................5
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
A. Simpulan.....................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................11m

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran terdapat beberapa aspek yang harus dikuasai oleh
peserta didik seperti aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek menulis dan
aspek membaca. Keempat aspek tersebut tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Dari keempat aspek tersebut, menulis merupakan keterampilan mekanistis karena
di dalam menulis kata-kata yang tertuang harus disusun dengan baik sehingga
menarik dan mudah dimengerti. Keterampilan menulis merupakan urutan yang
terakhir dalam proses belajar bahasa setelah keterampilan menyimak, berbicara,
dan membaca. Di antara ke empat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan
menulis yang paling sulit dikuasai. Hal itu disebabkan keterampilan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan di luar bahasa itu
sendiri yang akan menjadi isi karangan.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam
kegiatan menulis ini maka sang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara
otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
Oleh karena itu kita harus mengetahui terlebih dahulu aspek dan proses dalam
menulis. Untuk lebih jelasnya makalah ini akan membahas “aspek dan proses
dalam Menulis”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja aspek-aspek dalam menulis ?
2. Bagaimana proses-proses dalam menulis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui aspek-aspek dalam menulis.
2. Untuk mengetahui proses-proses dalam menulis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Menulis
Menulis merupakan ungkapan, ide, gagasan atau perasaan seseorang yang
dituangkan dalam tulisan. Dengan menulis maka terjadi komunikasi secara tidak
langsung antara pembaca dan penulis. Melalui tulisan dapat memberikan
informasi kepada pembaca mengenai suatu hal yang dibutuhkan. Menulis
merupakan aspek berbahasa yang terstruktur karena dalam tulisan harus
menggunakan kosa kata yang sesuai dengan jenis bacaan dan penyusunan kata
yang baik shingga pembaca tertarik untuk membaca.1
Dalam membuat sebuah tulisan perlu diperhatikan aspek-aspek sehingga
menjadi acuan yang dapat memudahkan penulis. Adapun aspek-aspek menulis
menurut Tarigan mengungkapkan ada empat ciri tulisan yang baik sebagai berikut:
1. Jelas, Pembaca dapat membaca teks dengan cara tetap dan pembaca tidak
boleh bingung dan harus mampu menangkap maknanya tanpa harus membaca
ulang dari awal untuk menemukan makna yang dikatakan oleh penulis.
Dalam hal ini informasi yang diberikan penulis harus jelas dan relevan
dengan masalah yang ada atau ada korelasi antara judul dan isi bacaan.
2. Kesatuan dan Organisasi, Suatu tulisan yang dimuat dalam bacaan harus
terstruktur dan rapi sehingga pembaca dapat mengikutinya dengan mudah
karena bagian-bagiannya saling behubungan dan runtut.
3. Ekonomis, Penggunaan kata-kata yang sederhana dan menarik akan
memudahkan pembaca dalam menangkap informasi yang didapat dalam
bacaan. Penulis tidak boleh menggunakan kata atau bahasa yang berlebihan
sehingga waktu yang digunakan pembaca tidak terbuang percuma hanya
untuk memahami bacaan.
4. Pemakaian Bahasa Dapat Diterima, Penggunaan bahasa merupakan hal yang
perlu diperhatikan setiap penulis karena melalui bahasa orang dapat mengerti
pesan yang disampaikan yang diperoleh baik secara langsung ataupun tidak
1
Tarigan, H.G. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung: Angkasa, 1987), hlm
20.

2
langsung (bacaan atau tulisan) Penulis harus menggunakan bahasa yang baik
dan benar karena bahasa yang dipakai masyarakat adalah bahasa formal
terutama pembaca yang dari kalangan pendidikan.
Hartfield (2012) mengemukakan aspek-aspek dalam penilaian menulis
yaitu:
1. Segi isi: padat informasi, substansif dan relevan dengan permasalahan
2. Segi organisasi: ekspresi lancar, gagasan yang diungkapkan dengan jelas,
tertata dengan baik, urutan logis dan kohesif
3. Segi kosakata: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata tepat dan
menguasai pembentukan kata,
4. Segi penguasaan bahasa: konstruksi kompleks tetapi efektif, penggunaan
bentuk kebahasaan dan
5. Segi mekanik; menguasai ejaan dan aturan penulisan.
Badudu (1992:17) mengemukakan aspek-aspek penting dalam menulis
yang harus dikuasai yaitu:
1. menggunakan kata dalam kalimat secara tepat makna,
2. menggunakan kata dengan bentuk yang tepat,
3. menggunakan kata dalam distribusi yang tepat,
4. merangkaikan kata dalam frasa secara tepat,
5. menyusun klausa atau kalimat dengan susunan yang tepat,
6. merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf) secara
tepat dan baik,
7. menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik,
8. membuat karangan (wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi,
eksposisi, persuasi, argumentasi,
9. membuat surat (macam-macam surat),
10. menyadur tulisan (puisi menjadi prosa),
11. membuat laporan (penelitian, pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan),
12. mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan sebaliknya, kalimat langsung
menjadi kalimat tak langsung),

3
13. mengubah wacana (wacana percakapan menjadi wacana cerita atau
sebaliknya).
Menurut Brown dan Bailey dalam bukunya yang berjudul “Teaching
English as International Language”, ada lima aspek penting dalam penulisan
yaitu :
1. Konten
Konten adalah hal yang paling substansi dalam menulis. Tanpa konten,
maka tidak ada pula tulisan. Konten terhubung kepada bagaimana
mengembangkan sebuah ide. Memiliki ide, lalu bagaimana cara kita
mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah konten yang baik.
2. Pembendaharaan Kata
Pembendaharaan kata atau yang dikenal dengan nama vocabulary yang
diambil dari kata dalam Bahasa Inggris. Mengenal banyak kata dalam Bahasa
Indonesia membuat tulisan semakin lebih berwarna dengan kata-kata.
3. Tata Bahasa
Tata bahasa yang benar juga merupakan aspek penting dalam penulisan.
Jangan karena kita orang Indonesia dan terbiasa berbicara dalam Bahasa
Indonesia, membuat kita jadi enggan untuk mempelajari tata bahasa yang baik
dan benar. Contoh tata bahasa yang salah sering kita lakukan adalah
penggunaan “di” untuk kata depan dan ”di” untuk kata kerja pasif.
4. Penyusunan
Menulis juga perlu aturan, seperti menulis alfabet, ada susunan dari A-Z,
tidak bisa dari A lompat ke S lalu balik ke G. Oleh sebab itu, aspek penyusunan
menjadi salah satu aspek penting dalam menulis. Menulis dengan runtun itu
perlu, pelan-pelan saja ceritakan sesuatu itu dengan runtun dan bertahap.
Penggunaan kata-kata penghubung seperti “maka”, “oleh karena itu”,
“selanjutnya”, dan lain sebagainya itu dapat membantu menghubungkan setiap
kalimat dan paragraf dalam tulisan kita. Tujuannya agar pembaca dapat
memahami maksud dan arah dari tulisan kita tersebut.
5. Mekanisme

4
Mekanisme dalam menulis mencakup penggunaan tanda baca, penggunaan
huruf kapital, dan juga pengejaan kata. Penggunaan tanda baca yang mungkin
hanya titik atau tanda tanya pun juga bisa menjadi sebuah masalah. Sering
sekali sulit membedakan antara pernyataan atau pertanyaan sebab yang
membedakannya hanya hal kecil saja namun memberi pengaruh yang besar.
Penggunaan huruf kapital pun seperti itu, ini memang hanyalah hal teknis, hal
teknis yang kalau tulisan kita untuk kontes juga menjadi penilaian juri, oleh
sebab itu kita harus membiasakan menggunakan huruf kapital dengan benar.
Mekanisme penulisan juga mencakup kesalahan dalam menulis. Kesalahan
yang sering terjadi dalam penulisan akrab di telinga kita disebut dengan typo.
Terkadang sangat disayangkan ketika konten sudah bagus, namun typo luput
dari perhatian kita. Typo sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu
“typographical error” dalam Bahasa Indonesia mengandung arti kesalahan
pengetikan atau pengejaan.

B. Proses Menulis
Untuk mengorganisasikan kata menjadi kalimat yang baik diperlukan
keterampilan menyusun kalimat. Untuk mengorganisasikan kalimat-kalimat
menjadi paragraf, diperlukan keterampilan menyusun paragraf. Sementara, untuk
mengorganisasikan paragraf-paragraf menjadi sebuah karangan diperlukan
keterampilan menulis.2
Dalam proses menyusun tulisan diperlukan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Tahap Pra Penulisan
Tahap pra penulisan merupakan tahap persiapan sebelum menulis. Dalam
tahap ini langkah yang ditempuh, sebagai berikut:
b. Menentukan topik
c. Membatasi topik
d. Menentukan tujuan
e. Membuat kerangka tulisan
2
Haryadi dan Zamzami. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. (Jakarta: Depdikbud
Dikti, 1996), hlm 40

5
f. Menentukan bahan

2. Tahap Penulisan
Tahap penulisan merupakan bahasan setiap butir topik yang terdapat dalam
kerangka penulisan. Dalam kerangka menulis masih diperlukan penjelasan-
penjelasan yang lebih terperinci sehingga pembaca dapat memahami maksud
tulisan yang disampaikan.Dalam penulisan, sangat diperlukan pilihan kata yang
tepat, cermat, dan lugas. sehingga dalam tahan penulisan ini, penulis harus
dapat mencurahkan seluruh penguasaan kosakata yang dimilikinya. Tulisan
yang baik adalah tulisan yang tidak lepas dari kaidah-kaidah kebahasaan yang
berlaku. Oleh Karena itu, karangan harus ditulis dengan ejaan yang tepat dan
sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.

3. Tahap Revisi
Menyelesaikan tulisan bukan berarti telah selesai melaksanakan kegiatan
penulisan. Penulis masih perlu membaca kembali tulisan yang telah dibuat.
Kegiatan membaca kembali ini untuk melihat secara teliti bagian-bagian yang
perlu mendapat perbaikan, terutama dalam penggunaan ejaan, tanda baca,
pilihan kata, paragraf, logika kalimat, sistematika tulisan, pengetikan, dan lain
sebagainya. Selain itu, penulis juga perlu melihat kembali, apakah masih ada
kekurangan dalam teori, analisis, atau penggunaan kalimat dan paragraf.

Tompkins (1994:55) menguraikan proses menulis menjadi lima tahap yang


diidentifikasi melalui serangkaian penelitian tentang proses menulis. Lima tahap
proses menulis yang teridentifikasi melalui penelitian yang dimaksud meliputi:
pramenulis, penyusunan konsep, perbaikan, penyutingan, dan penerbitan.
1. Pra menulis (prewriting)
Pramenulis merupakan tahap siap menulis Murray (1985) menyebut tahap
ini dengan tahap penemuan menulis. Muray (1982) meyakini bahwa 20% atau
lebih waktu tesrsita pada tahap ini. Aktivitas dalam tahap ini meliputi :
1) memilih topik,
2) memikirkan tujuan, bentuk, dan audiens, dan

6
3) memanfaatkan dan mengorganisir gagasan-gagasan. Pada tahap pra menulis
siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis. Dalam hal ini guru
bisa menggunakan berbagai srategi pra menulis yang diimplementasikan di
kelas untuk membantu siswa memilih tema dan menentukan lancarnya proses
menulis. Bila guru menentukan tema untuk siswa dan tema tersebut tidak
sesuai dengan minat serta skemata siswa maka kegiatan menulis siswa akan
terhambat. Misalnya saja dalam pembelajaran menukis cerita, tema cerita yang
harus ditulis siswa harus sesuai dengan minat mereka. Pada tahap ini siswa
mengumpulkan gagasan dan informasi serta mencoba membuat kerangka atau
garis besar yang akan ditulis. Di sini guru dapat melakukan kolaborasi melalui
ramu pendapat (brainstorming), membuat klaster (clustering), atau menyusun
daftar ide (listing) sehingga melahirakan tema dan topik tulisan yang sesuai
dengan minat dan keinginan mereka. Syafi’ie berpendapat bahwa untuk dapat
menemukan perihal pokok karangan yang akan ditulis, maka dapat dilakukan
dalam kegiatan penjajahan ide melalui brainstorming. Melalui kegiatan ini juga
guru dapat mengetahui seberapa luas skemata yang dimiliki siswa berkaiatan
dengan hal atau topic yang akan dibahas.3

2. Penyusunan Draf Tulisan (Drafting)


Tahap kedua dalam proses menulis adalah menulis draf. Dalam proses
menulis, siswa menulis dan menyaring tulisan mereka melalui sejumlah
konsep. Selama tahap penyusunan konsep, siswa tefokus dalam pengumpulan
gagasan. Perlu disampaikan kepada siswa bahwa pada tahap ini mereka tidak
perlu merasa takut melakukan kesalahan. Kesempatan dalam menuangkan ide-
ide dilakukan dengan sedikit memperhatikan ejaan, tanda baca, dan kesalahan
mekanikal yng lain. Aktivitas dalam tahap ini meliputi:
1) menulis draft kasar,
2) menulis konsep utama, dan
3) menekankan pada pengembangan isi.

3
Syafi’ie, Imam. Retorika dalam Menulis. (Jakarta: Depdikbud, 1988). Hlm 35

7
Penyusunan konsep merupakan tahap saat siswa mengorganisasikan dan
mengembangkan ide yang telah dikumpulkannya lewat kegiatan brainstorming
dalam bentuk draft kasar. Misalnya, dalam pembelajaran menulis cerita, selama
tahap penyusunan konsep siswa terfokus pada aktivitas menuangkan ide dan
menyusun konsep cerita yang akan dibuatnya. Untuk membantu siswa
mengembangkan ide dan menyusun konsep tulisannya, dapat dilakukan
pemberian chart struktur cerita sebagai media bagi siswa untuk menuangkan
semua ide yang dimilikinya. Hal ini diharapkan dapat memudahkan mereka
untuk mengungkapkan idenya berkaitan dengan struktur cerita secara tidak
ragu-ragu, karena pada tahap berikutnya teks yang sudah disusun akan
diperbaiki dan disusun ulang.

3. Perbaikan (Revising)
Selama tahap perbaikan, penulis menyaring ide-ide dalam tulisan mereka.
Siswa biasanya mengakhiri proses menulis begitu mereka mengakhiri dan
melengkapi draf kasar, mereka percaya bahwa tulisan mereka telah lengkap.
Revisi bukan penyempurnaan tulisan, revisi adalah mempertmukan kebutuhan
pembaca dengan menambah, mengganti, menghilangkan, dan menyusun
kembali bahan tulisan. Kata revisi berarti melihat kembali, pada tahap ini
penulis dapat melihat tulisannya kembali dengan teman sekelas dan guru yang
membantu mereka. Aktivitas dalam tahap ini meliputi:
1) membaca ulang draf kasar,
2) menyempurnakan draf kasar dalam proses menulis, dan
3) memperbaiki bagian yang mendapat balikan dari kelompok menulis.
Pada tahap perbaikan ini siswa melihat kembali tulisannya untuk
selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide dalam
tulisannya. Misalnya, dalam menulis cerita, berkaitan dengan penggarapan
struktur cerita yang telah disusunnya siswa dapat mengubah watak pelaku yang
semula jahat menjadi baik. Atau siswa dapat juga menyelipkan peristiwa lain
dalam rangkaian cerita yang disusunnya.
4. Penyuntingan (Editing)

8
Penyutingan merupakan penyempunaan tulisan sanpai pada bentuk akhir.
Sampai tahap ini, fokus utama proses menulis adalah pada isi tulisan siswa
dengan fokus berganti pada kesalahan mekanik. Siswa menyempurnakan
tulisan mereka dengan mengoreksi ejaan dan kesalahan mekanikal yang lain.
Tujuannya membuat tulisan menjadi “siap baca secara optimal” (optimally
readable) (Smith, 1982). Cara paling efektif untuk mengajarkan ketermpilan
mekanikal adalah pada saat penyutingan. Ketika penyutingan tulisan
disempurnakan melalui kegiatan membaca, siswa lebih.

5. Pemublikasian (publishing)
Pada tahap akhir proses penulisan, siswa mempublikasikan tulisan mereka
dan menyempurnakannya dengan membaca pendapat dan komentar yang
diberikan teman atau siswa lain, orang tua dan komunitas mereka sebagai
penulis. Pada tahap publikasi siswa mempublikasikan hasil penulisannya
melalui kegiatan berbagi hasil tulisan (sharing). Kegiatan berbagi hasil ini
dapat dilakukan diantaranya melalui kegiatan penugasan siswa untuk
membacakan hasil karangan di depan kelas (Tompkins,1994). Sebagai contoh
dalam pembelajaran menulis cerita, kegiatan publikasi dapat dilakukan dengan
menugaskan siswa membacakan hasil cerita yang telah ditulisnya, sementara
siswa lain memberikan pendapat berkaitan dengan cerita tersebut. Kegiatan
sharing lainnya dapat dilakukan dengan meminta orang tua siswa membaca
dan memberi komentar terhadap cerita yang telah ditulis siswa. Dengan
demikian, dalam kegiatan publikasi siswa mendapat beragam penguatan.

BAB III

9
PENUTUP

A. Simpulan
Dari pemaparan materi dapat disimpulkan bahwa Menulis merupakan
ungkapan, ide, gagasan atau perasaan seseorang yang dituangkan dalam tulisan.
Dalam membuat sebuah tulisan perlu diperhatikan aspek-aspek sehingga menjadi
acuan yang dapat memudahkan penulis. Menurut Tarigan aspek menulis ada 4
yaitu: jelas, kesatuan dan organisasi, ekonomis dan pemakaian bahasa dapat
diterima. Selain itu Hartfield (2012) mengemukakan aspek-aspek dalam penilaian
menulis yaitu: Segi isi,Segi organisasi, Segi kosakata, Segi penguasaan bahasa
dan Segi mekanik.
Proses dalam menulis mememiliki beberapa tahapan yaitu tahap pra
penulisan merupakan tahap persiapan sebelum menulis. Tahap penulisan, tahap
Tahap penulisan merupakan bahasan setiap butir topik yang terdapat dalam
kerangka penulisan. Tahap Revisi, membaca dan memperbaiki kembali tulisan
yang telah dibuat.

B. Saran
1. Bagi guru seharusnya aspek dan proses menulis yang baik ditekankan sejak
dini dan dilatih dengan benar agar peserta didik mudah mengeluarkan ide atau
gagasannya pada proses belajar di jenjang pendidikan selanjutnya.
2. Bagi orang tua seharusnya tidak berpangku tangan dari guru di sekolah saja
dalam hal proses dalam menulis tetapi juga dapat ikut serta dalam
memberikan kemampuan anak menulis dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

10
Akhadiah,dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga

Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia.


Akademika Pressindo:Jakarta.

Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.


Jakarta: Depdikbud Dikti

Musaba, Z. 1994. Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia yang Benar.


Banjarmasin: Sarjana Indonesia.

Soedjito dan Hasan, M. 1986. Seri Membina Keterampilan Menulis Paragraf.


Malang: Tanpa Penerbit

Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: DepdiknasUT

Syafi’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud

Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.

Tompkins,G.E.1994. teaching Writing. Mc Milan : College Publishing Compani.

11

Anda mungkin juga menyukai