Sinopsis Tugas
Sinopsis Tugas
Pemerintah baik ditingkat pusat dan daerah telah melakukan upaya untuk
meningkatkan kemudahan akses pada fasilitas kesehatan, diantaranya pemerintah
menerbitkan undang undang no 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan kesehatan
nasional dan undang undang no 24 tahun 2011 tentang Badan penyelenggara
jaminan sosial. Karena itu dengan adanya undang undang yang dibuat maka
bahwa setiap warga Negara Indonesia mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau
1
kesehatan diharapkan mampu selalu konsisten pada pelayanan yang lebih baik,
terutama kuantitas dan kualitas pelayanan dalam upaya memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Dari uraian latar belakang diatas maka saya berniat
untuk meneliti tentang “Analisi Kualitas Pelayanan Jasa Kesehatan Dan
Asransi BPJS Terhadap Kepuasan Paien Yang Menggunakan Auransi BPJS
kelas 3 Di RS Cililin Kabupaten Bandung Barat.
2
memenangkan persaingan.
3
(1) keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa
yang dijanjikan secara terpercaya , akurat dan
memuaskan
(2) daya tangk ap, yakni kemauan (daya tanggap) untuk
membantu pelanggan dan memberikan jasa secara cepat;
(3) kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan
serta kemampuan mereka untuk menimbulkan
perlindungan dan kepercayaan;
(4) empati, yaitu kemauan untuk peduli dan memberi
perhatian secara individu kepada pelanggan; dan yang
terakhir
(5) bukti fisik, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan,
pegawai, dan materi komunikasi (Parasuraman, et.al.
dalam Kotler, 2003:45)
4
Jadi disini maka pelanggan atau pasien akan merasa terpuaskan
pelayanannya jika dia merasa diperlakukan dengan baik dalam pelayanannya, dia
akan datang kembali jika merasakan kepuasan oleh tindakan pleayanan para
pegawai di rumah sakit. Tapi pada kenyataannya masi banyak pasien yang belum
mengaku puas oleh tindakan pelayanan rumah akit ataupun pelayanan oleh BPJS
terhadap pasien kelas 3 maka dari itu perlu diketahui apa penyebabnya.
Berbicara pelayanan maka Kotler (1993:352) Pelayanan adalah setiap
kegiatan dan manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak ke pihak lain yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak perlu berakibat pemilikan sesuatu.
Berbicara pelayanan berarti harus adanya kualitas makai itu terdapat lima
dimensi kualitas yang dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner (1996) dalam
Tjiptono (2006:70) yaitu :
1) Bukti langsung (tangible), kualitas pelayanan berupa sarana fisik
perusahaan. Yang meliputi perlengkapan pegawai, dan sarana
komunikasi.
2) Keandalan (reliability), yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat,
terpercaya dan memuaskan.
3) Ketanggapan (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap, serta secara cepat terhadap keinginan pelanggan.
4) Jaminan (assurance), yaitu kemampuan dan keramahan, serta
sopan santun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan
pelanggan
5) Empati (Empathy), yaitu sikap tegas tetapi perhatian dari
pegawai terhadap pelanggan, yang tentunya memahami
kebutuhan pelanggan
Jadi dari semua yang dimaksud dengan kualitas pelayanana adalah
memberikan kemampuan pelayanan yang baik sesuai dengan janjinya,
kemampuan memberikan pelayanan dengan tepat, dan kemampuan memberikan
pelayanan secara memuaskan akan berpengaruh terhadap kepuasasn pasien, oleh
karena itu pihak rumah sakit harus membuktikan kemampuannya dalam
5
memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan akura demi kepuasan pasien
6
menyertainya antaranya adalah kurangnya infrastruktur daerah, peralatan
dan perlengkapan kesehatan atau obat obatan yang belum lengkap
dikarenakan masi belum terdistribusi ke daerah atau belum tersedianya
barang atau alat tersebut, Kurangnya sumberdaya manusia dari kesehatan
itu sendiri ( jumlah dokter yang kurang, baik dokter umum ataupun
dokter spesialis maupun dokter sub spesialis ) yang siap untuk melakukan
pelayanan kesehatan. Selain itu pengetahuan masyarakat juga masi
kurang tentang asuransi BPJS itu sendiri serta koordinasi pemerintahan
pusat dan daerah masi belum sempurna.
Penelitian terdahulu
7
0,05427 skor. Koefisien kualitas pelayanan paramedis sebesar 0,06994
dan juga bertanda positif. Hal ini berarti kenaikan 1 skor kualitas
pelayanan paramedis akan mengakibatkan kenaikan 0,06994 skor
pada kepuasan konsumen. Koefisien kualitas pelayanan penunjang
medis sebesar 0,06287 (juga bertanda positif), berarti kenaikan 1 skor
variabel ini akan mengakibatkan kenaikan 0,06287 skor kepuasan
konsumen. Hasil analisis data dan pembahasan di atas menunjukkan
bahwa pada tingkat signifikansi 10 % ketiga hipotesis alternatif yang
diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
HIpotesis
Hipotesis yang saya akan gunakan yaitu metode penelitian deskriptif verifikatif
yang akan menggambarkan suatu variable yang dimana nantinya variable
tersebiut akan diuji kembali apakah ada hubungannya atau tidak dan diujinya
memakai uji validitas dan uji rabilitas.
Jadi uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa
Jika kualitas pelayanan rumah sakit dan asuransi BPJS baik maka pasien akan
merasa puas dan mungkin akan datang kembali untuk berobat dan sangat
mungkin mempengaruhi pengaruh yang signifikan antara pelayanan dan
kepuasan dan sekaligus menyarankan pada pihak rumah sakit dan pihak asuransi
BPJS untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
Menaikkan Pangsa Pasar, Penerbit : Rieneka Cipta.
Tjiptono, Fandy & Chandra, Gregorius. 2004. Service Quality and
Satisfaction, Andi Offset, Yogyakarta.
10
11