PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah dimana terjadinya peningkatan sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg. Hipertensi
merupakan suatu kondisi dimana aliran darah secara konsisten memiliki tekanan yang
tinggi pada dinding arteri. Hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung
koroner, stroke, infark miokardia, gagal jantung, dan penyakit ginjal (WHO 2011 dalam
usia, jenis kelamin, etnis, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, stress, merokok, dan asupan.
Beberapa faktor risiko hipertensi berkaitan dengan gaya hidup masyarakat modern seperti
stres, kurang beraktivitas, merokok, makanan tinggi kadar lemak, asupan natrium yang
tinggi, kurangnya asupan kalium dan serat, serta konsumsi alkohol yang
mengonsumsi buah dan sayuran yang mengandung unsur mineral penting pencegah
diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun
hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan silent
killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama
dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di
tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan kabur, telinga
merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan.Hal
itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar
34,1%,sedang provinsi Kalimantan Tengah 34,2% dan provinsi tertinggi dengan Hipertensi
provinsi Kalimantan Selatan 44,1% sesuai dengan data Riskesdas 2018.(Riskesdes 2018)
Hipertensi merupakan kondisi umum dimana cairan darah dalam tubuh menekan
dinding arteri dengan cukup kuat hingga akhirnya menyebabkan masalah kesehatan.
Hipertensi apabila tidak ditangani secara dini dapat menyebabkan timbulnya penyakit-
penyakit lain. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang harus di
peningkatan. Pada tahun 2015-2017 kasus hipertensi dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut :
3.5
2.9
3
2.7
2.5
2.1 2.01
2 1.8
1.7
1.5
1
2015 2016 2017
Laki-laki perempuan
berusia lebih dari 18 tahun tahun 2015-2017 menurut jenis kelamin cenderung mengalami
fluktuasi. Namun apabila dibandingkan dengan target nasional bahwa prevalensi tidak
lebih dari 23,4% maka secara kumulatif di Kabupaten Kotawaringin Timur masih dibawah
target.
seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner, Diabetes, Gagal Ginjal dan Kebutaan. Stroke
(51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%) merupakan penyebab kematian tertinggi.
Kerusakan organ target akibat komplikasi Hipertensi akan tergantung kepada besarnya
peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan
tidak diobati. Organ-organ tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal,
dan dapat juga berakibat kepada pembuluh darah arteri perifer itu sendiri. (Kemenkes RI
2017).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah ari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode
(Irianto, 2014).
Penanganan hipertensi berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi tiga bagian yaitu,
secara non farmakologi, terapi farmakologi dan terapi herbal.Terapi non farmakologi
merupakan pengobatan tanpa obat-obatan yang di terapkan pada hipertensi. Dengan cara
ini, perubahan tekanan darah diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani perilaku
hidup sehat seperti: pembatasan asupan garam dan natrium, menurunkan berat badan
sampai ideal, olah raga secara teratur, mengurangi atau tidak mengonsumsi alkohol, tidak
mengonsumsi rokok, menghindari stress, dan mengindari obesitas. Terapi farmakologi atau
terapi dengan obat menjadi hal yang utama. Obat-obatan anti hipertensi yang sering
digunakan dalam pengobatan, antara lain obat-obatan golongan diuretik, beta bloker,
Daun seledri ( apium graveolens L ) merupakan salah satu dari jenis terapi herbal
menggunakan seledri untuk menurunkan tekanan darah. Seledri memiliki kandungan yang
lebih banyak untuk menurunkan tekanan darah dari pada tumbuhan lain yang dapat juga
digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi seperti daun salam yang hanya
memiliki kandungan minyak asiri dan flavonoid untuk menurunkan tekanan darah mahoni
yang hanya memiliki kandungan flavonoid untuk menurunkan tekanan darah sedangkan
penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Selain itu, seledri juga
mengandung flavonoid, vitamin C, apiin kalsium, dan magnesium yang dapat membantu
Tanaman obat atau herbal yang berpotensi dimanfaatkan sebagai obat hipertensi
seperti daun alpukat. Daun alpukat secara empiris dipercayai sebagai diuretic yaitu
menambah volume urin yang di hasilkan saat urinasi untuk mengurangi tekanan darah.
Menurut Iin fitah Camalia dkk 2017, dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh
pemberian air rusan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia”
mengatakan bahwa air rebusan daun alpukat memiliki manfaat menurunkan tekanan darah
karena daun alpukat berperan sebagai diuretik karena daun alpukat dipercaya menambah
volume urine yang dihasilkan saat urinas. Diuretik diakui sebagai cara ampuh menangani
hipertensi dan batu ginjal yang di sarankan oleh (WHO) pada tahun 2003 dan japan
Nuclear cycle development institute (JNC) VII. (Iin fitah Camaliadkk, 2017)
mill) dapat menurunkan tekanan darah sistole dan diastole pada penderita hipertensi”
bahwa hasil tabulasi didapatkan pre dan post sistole hampir seluruhnya mengalami
penurunan yaitu sejumlah 85,7% dan di dapatkan pre dan post diastole hampir seluruhnya
mengalami penurunan yaitu sejumlah 86,7%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rebusan
daun alpukat (persea americana mill) hipertensi usia 45-59 tahun, memberikan efek yang
bermakna terhadap penurunan tekanan darah, yang diberikan satu kali sehari sebanyak 200
cc memberikan efek yang baik bagi tekanan darah. ( Virgin Nur Faridah, 2014)
Dari hasil jurnal Annas Tamsuri, dkk. Dalam jurnal yang berjudul “pengaruh
pemberian air rebusan daun alpukat (Persea americana Mill.) terhadap penurunan tekanan
darah” bahwa setelah diberikan rebusan daun alpukat berdasarkan pengujian hipotesis
yang dilakukan dengan uji deskriptif ditemukan hasil penurunan rata-rata atau mean sistol
antara sebelum dan sesudah diberikan terapi yaitu dari 162,5% mmhg menjadi 141,25%
mmhg dan penurunan rata-rata atau mean diastole sesudah diberikan terapi daun a lpukat
volume urine yang dihasilkan saat urinas untuk menurunkan takanan darah, kandungan
bahan kimia dalam daun alpukat diantarannya, saponin, tanin, phbolatanin, flavonoid,
alkaloid, dan polisakarida. Flavonoid pada daun alpukat memiliki fungsi menurunkan
rebusan daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan
hipertensi”
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh pemberian air rebusan daun seledri terhadap penurunan tekanan darah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektifitas pemberian air rebusan daun alpukat untuk menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
2. Tujuan khusus
penderita hipertensi
hipertensi
D. Manfaat penelitian
Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengidentifikasi
mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakuakan pada penyakit hipertensi terutama
4. Bagi peneliti
Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan bahan pembelajaran dalam melakukan
intervensi – intervensi keperawatan dimasyarakat dan juga dapat sebagai acuan bagi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah meningkat yang abnormal dan diukur paling tidak pada
tiga kesempatan yang berbeda, tekanan darah normal bervariasi sesuai usia sehingga setiap
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara
kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat
mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal.
tekanan darah tinggi oleh tenaga kesehatan (dokter/ perawat/ bidan) atau belum pernah
didiagnosis menderita hipertensi tetapi saat diwawancara sedang minum obat medis untuk
tekanan darah tinggi (minum obat sendiri). Kriteria hipertensi yang digunakan pada
penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu hasil pengukuran
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (Riskesdas,
2013).
2. Klasifikasi Hipertensi
menjadi
Tabel 2.1
(Keadaan gawat)
Berdasarkan The Joint National Commite VIII (2014) tekanan darah dapat diklasifikasikan
Tabel 2.2
Batasan Hipertensi Berdasarkan The Joint National Commite VIII Tahun 2014
(mmHg)
3. Etiologi Hipertensi
Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang
jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi essensial. Penyebab hipertensi
lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain
(Nafrialdi, 2009).
Sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup tampaknya
hipertensi memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai populasi
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko
b. Hipertensi sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder dari penyakit komorbid
atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus,
disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab
sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak,
dapat menyebabkan 11 hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan
penyakit misalnya ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat
(Sunardi, 2000).
c. Patofisiologi Hipertensi
pastian.Sejumlah kecil pasien (antara 2% dan 5%) memiliki penyakit dasar ginjal atau
adrenal yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.Namun, masih belum ada penyebab
tunggal yang dapat diidentifikasi dan kondisi inilah yang disebut sebagai “hipertensi
yang kemudian dapat turut berperan dalam terjadinya hipertensi essensial. (Brunner &
Suddarth, 2005)
Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga turut serta menyebabkan
peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensif, dan peran mereka berbeda pada setiap
individu.Di antara faktor-faktor yang telah dipelajari secara intensif adalah asupan garam,
obesitas dan resistensi insulin, sistem renin-angiotensin dan sistem saraf simpatis.Pada
beberapa tahun belakangan, faktor lainnya telah dievaluasi, termasuk genetik, disfungsi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
dan mempengaruhi organ otak sehingga terjadi resistensi pembuluh darah otak yang
mengakibatkan gangguan pola tidur dan nyeri kepala, serta terjadi penurunan suply oksigen
jaringan.Pada organ ginjal juga menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah ginjal yang
serebral dan iskemia karena disebabkan oleh aliran oksigen didalam darah mengalami
penyempitan sehingga terjadinya nyeri akut pada bagian kepala. 1. Nyeri kepala karena
hipertensi ini dikatagorikan sebagai nyeri kepala intrakranial yaitu jenis nyeri kepala
migren dimana nyeri kepala tipe ini sering diduga akibat dari venomena vascular abnormal.
Walaupun mekanisme yang sebenarnya belum diketahui, nyeri kepala ini sering ditandai
dengan sensasi prodromal misal nausea, pengelihatan kabur, auravisual, atau tipe sensorik
halusinasi. Biasanya gejala timbul 30 menit sampai 1 jam sebelum nyeri kepala. Salah satu
teori penyebab nyeri kepala migraine ini akibat dari emosi atau ketegangan yang
berlangsung lama yang akan menimbulkan reflek vasospasme beberapa pembuluh arteri
kepala termasuk pembuluh arteri yang memasok ke otak. Secara teoritis, vasospasme yang
terjadi akan menimbulkan iskemik pada sebagian otak sehingga terjadi nyeri kepala (Hall,
2012).
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan
dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata)
(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang
akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,
maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Dewi & Wawan,
2010).
Bagan 2.2
Pathway Hipertensi
Arteriosklerosis
Kurang informasi
Defisien
pengetahuan
Sumber : Brunner & Suddarth (2002), Soeparman (2001) & Isselbacher (2013)
d. Manifestasi Klinis Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi,
tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat, penyempitan
pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus
optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-
tahun.Gejala bila ada menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang
khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.Perubahan
patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam
hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin).Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang
bermanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam
Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami
hipertensi bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan
Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku kuduk,
sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas, berkeringat dan
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi pada penderita hipertensi maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung
berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk
terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi
yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan
gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak
yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008).
e. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
mencegah tekanan darah tinggi dan tidak dapat mengatasi tekanan darah
tinggi(Ridwanamiruddin, 2007).
Selain dapat memperlancar peredaran darah, olahraga dapat pula membakar lemak
yang baik yaitu yang dapat membakar energi 10 sampai 20 kalori/kg berat
mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran. Istirahat dengan posisi badan berbaring
beberapa saat melakukan kesibukan rutinitas. Cara lain untuk mengurangi stress
memecahkan masalah, jika stress terjadi karena adanya masalah yang rumit.
Memertahankan berat badan ideal sesuai Body Mass Index (BMI) dengan rentang
berat 18,5-24,9 kg/m2 (Kaplan, 2006). BMI dapat diketahul dengan membagi badan
Anda dengan badan tinggi yang telah dikuadratkan dalam satuan meter, Mengatasi
obesitas (kegemukan) juga dapat dilakukan dengan melakukan diet rendah kolesterol,
kaya dengan serat dan protein dan digunakan juga badan tinggi 2,5-5 kg maka tekanan
Mengurangi asupan natrium dapat dilakukan dengan cara diet rendah garam yaitu tidak
lebih dari 100 mmol / hari (kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4 gr garam / hari) (Kaplan, 2006).
Jumlah yang lain dengan mengurangi asupan garam hingga kurang dari 2300 mg (1
sendok teh) setiap hari. Pengurangan konsumsi garam menjadi 1 (1 sendok teh) setiap
hari. menjadi 1/2 sendok teh / hari, dapat menurunkan tekanan sistolik sebesar 5 mmHg
alkohol berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. Para peminum berat memiliki
hipertensi empat kali lebih besar dari pada mereka yang tidak minum minuman
beralkohol.
b. Pengobatan Farmakologi
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos pembuluh darah.
f. Komplikasi
Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat
suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ
sebagai berikut:
a. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung
jantung tidak mampu lagi memompa sehingga banyak cairan tertahan di paru maupun
jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak napas atau edema. Kondisi ini disebut
gagal jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke, apabila tidak diobati risiko
c. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan kerusakan sistem penyaringan di dalam ginjal akibatnya lambat laun ginjal
tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran
d. Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
B. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data biografi: Nama, alamat, umur, tanggal MRS, diagnosa medis, penanggung jawab
catatan kedatangan.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama: biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan kepala terasa pusing
2) Riwayat kesehatan sekarang: biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien masih
mengeluh kepala terasa sakit dan berat, penglihatan berkunang-kunang, tidak bisa
tidur.
3) Riwayat kesehatan dahulu: biasanya penyakit hipertensi ini adalah penyakit yang
menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan biasanya pasien mengkonsumsi
keturunan.
1) Aktivitas/ Istirahat
2) Sirkulasi
serebrovaskuler.
Tanda: kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu
dingin.
3) Integritas Ego
multiple.
Tanda: letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan yang
4) Eliminasi
5) Makanan/ Cairan
Gejala: makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol.
6) Neurosensori
7) Nyeri/ Ketidaknyamanan
Gejala: angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen.
8) Pernapasan
Gejala: dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal
Tanda: distress repirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan,
sianosis.
9) Keamanan
Gejala: faktor risiko keluarga; aterosklerosis, penyakit jantung, penyakit ginjal, faktor
risiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone (Andra Saferi Wijaya& Yessie Mariza
Putri, 2013).
2. Diagnosa Keperawatan
Berikut diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien hipertensi berdasarkan buku
1) Definisi
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual dan potensial, atau yang digambarkan
sebagai kerusakan (International Association for the Study of Pain), awitan yang tiba-
tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat
2) Batasan karakteristik:
c) Perilaku distraksi
d) Eskpresi wajah nyeri
g) Dilatasi pupil
1) Definisi
Defisien pengetahuan yaitu ketiadaan atau defisien informasi kognitif yang berkaitan
2) Batasan karakteristik:
d) Kurang pengetahuan
a) Kurang informasi
b) Kurang minat untuk belajar
1) Definisi
2) Batasan karakteristik
d) Ansietas
e) Dispnea
g) Edema
1) Definisi
Penurunan curah jantung yaitu ketidakadekuatan volume darah yang dipompa oleh
c) Kulit lembab
g) Dispnea
h) Peningkatan PVR
i) Peningkatan SVR
j) Oliguria
a) Akan dikembangkan
1) Definisi
2) Batasan karakteristik
c) Ketidakpuasan tidur
b) Kendala lingkungan
c) Kurang privasi
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri Akut
NIC:
3) Peningkatan Tidur
NOC:
1) Kontrol Nyeri
2) Tingkat Nyeri
b. Defisien Pengetahuan
NIC:
NOC:
NIC:
2) Monitor Cairan
1) Keseimbangan Cairan
NIC:
3) Terapi Oksigen
4) Manajemen Syok
NOC:
2) Status Sirkulasi
NIC:
1) Manajemen lingkungan
2) Pengaturan posisi
3) Terapi relaksasi
4) Manajemen nutrisi
NOC:
1) Tidur
C. Tinjauan rebusan daun seledri
Tanaman alpukat termasuk jenis pohon kecil dengan tingggi 3 sampai 10 meter,
berakar tanggung, batang berkayu , bulat, warnanya cokat kotor, banyak bercabang, dan
ranting berambut halus. Daun pada tanaman alpukat ini berbentuk tunggalndengan tangkai
yang panjang 1,5-5 cm, kotor letak nya berdasarkan di ujung ranting, bentuknya jorong
sampai bundar telur memanjang tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata
kadang-kadang agak menggelembung ke atas, bertulang menyirip, panjang 10-20 cm, lebar
3-10 cm. Daun muda pada tanaman alpukat mempunyai warna kemerahan dan berambut
rapat, sedangkan daun tua warnanya hijau dan gundul. (Angelina, 2007)
Bahan kimia yang ada pada daun alpukat diantaranya, saponin, tanin, phbolatanin,
flavonoid, dan polisakarida. Flavonoid pada daun alpukat memiliki fungsi menurunkan
Manfaat Flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan
efektivitas vitamin C, anti inflamasi, mencegah kropos tulang, dan sebagai antibiotik.
Flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi
dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus. (Dwi Ana Anggorowati, dkk. 2016)
Daun alpukat mempunyai rasa yang pahit dan berkhasiat sebagai diuretik dan
Proteus sp, Escherichea sp, dan Bacillus sp. Selain itu berkhasiat untuk menyembuhkan
kencing batu, darah tinggi, dan sakit kepala. Daun alpukat dimanfaatkan sebagai obat
tradisional untuk pengobatan seperti sariawan, kencing batu, darah tinggi, kulit muka kering
sakit gigi, bengkak karena peradangan dan kencing manis.(Dwi Ana Anggorowati, dkk.
2016)
Siapkan 4-5 lembar daun alpukat, kemudian cuci hingga bersih, siapkan 1-2 gelas air
putih, setelah itu, rebus sampai mendidih sekitar 5-10 menit, hingga berkurang setengahnya
setelah berkurang, diamkan hingga hangat lalu ditiriskan, konsumsi rebusan daun alpukat 1
kali sehari selama 1 minggu sebanyak 200 cc. lakukan pemeriksaan tekanan darah 2 x 24
jam selama 7 hari. Sebelum pemberian dan 30 menit sesudah pemberian rebusan daun
alpukat. Efek samping dari duan alpukat, memperparah penyakit batu ginjal, memperparah
bengkak, bisa memunculkan racun, dan mual muntah. (Argomedian Pustaka, 2008)
Khasiat pada daun alpukat dapat diberikan pada pasien penderita sakit kepala,
kandungan antioksidan kaya yang tersedia didaun alpukat memiliki kemampuan untuk
memperbaiki aliran oksigen ke daerah kepala, sehingga dapat mengurangi sakit kepala.
Meredakan sembelit, mengurangi stres, mengurangi sakit gigi, dan memperbaiki
Dalam upaya mengatasi tekanan darah tinggi pada lansia yang mengalami tekanan
darah tinggi (hipertensi) peneliti menggunakan pemanfaatan penggunaan daun seledri
sebagai usaha menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia. Dan pada bab ini penulis
mengambil tiga buah penelitian yang berhubungan dengan pengaruh pemberian rebusan
daun seledri terhadap penurunan tekanan darah tinggi .
Tabel 1.1
Ektraksi Jurnal
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Alpukat terhadap Hipertensi
NO. Nama peneliti,tahu, judul Tujuan penelitian Metodelogi penelitian Hasil penelitia
1. Ni nengah mini arie, ummu Tujuan ini adalah untuk Desain Penelitian ini Sampel men
muntamah, trimawati (2014) mengetahui pengaruh pemberian menggunakan desain Pre systematic random
pengaruh pemberian air air rebusan daun alpukat terhadap Experimen dengan One dengan jumlah sampel
rebusan seledri pada lansia penurunan tekanan darah pada group Pretest Posttest 15 orang. Hasil
penderita hipertensi di dusu lansia. dimana dipilih kelompok statistik Wilcoxon S
intervensi kemudian Test dengan tingkat ke
dilakukan pre (sebelum) dan 95% (a=0,05) dan di
post (sesudah). value 0,04 < 0,05.
2. Sigit Priyanto, Robiul Fitri Tujuan ini Untuk mengetahui Desain penelitian ini Dari hasil pember
Masithoh. (2018) Efektivitas efektivitas adalah Pre and post-test pengaruh pemberian
Rebusan Daun Alpukat rebusan daun alpukat terhadap group with kontrol group daun alpukat
Terhadap Tekanan Darah pada penurunan tekanan darah pada design dengan pendekatan terhadap penurunan
Lansia Hipertensi lansia hipertensi kuantitatif, darah dengan p=
penentuan jumlah sampel (p<0,05). Selisih
menggunakan purposive penurunan tekanan
sampling. Jumlah sampel 68 darah kel ompok
responden meliputi sebesar 29,9% dan
34 responden kelompok int kontrol 22,6%
ervensi dan 34% responden
kelompok kontrol.
3. Anak Agung Ari Novia Agar peneliti tertarik untuk Penelitian ini merupakan Dari penelitian ini
Sulistiawati, Ni Ketut Guru melakukan penelitian mengenai penelitian kuantitatif yang hasil bahwa terdapat p
Prapti, Made Pande Lilik pengaruh menggunakan rancangan yang signifikan antara
Lestari. (2015) Pengaruh pemberian air rebusan daun penelitian quasi tekanan darah respon
Pemberian Air Rebusan Daun alpukat (Persea americana Mill.) eksperimental design, kelompok kontrol dan
Alpukat (Persea Americana terhadap tekanan darah pasien yaitu pretest-posttest with perlakuan. Sehingg
Mill.) Terhadap Tekanan control group disimpulkan bahw
Darah Pasien Hipertensi. yang bertujuan untuk pengaruh pemberian a
mengetahui pengaruh daun alpukat(Persea a
pemberian air rebusan daun Mill.) terhadaptekanan
alpukat (Persea americana
Mill.)terhadap tekanan darah
pasien hipertensi