Anda di halaman 1dari 23

KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUMFISIKA DI SMA

N 1 DELITUA

KELOMPOK 1

NAMA : AFRIDAYANI SITANGGANG

ATTALA NOVAL S

DERMAWATY HUTASOIT

DIMAS SANDRO NAIBAHO

HAIDA ARITONANG

KELAS : FISIKA DIK A 2017

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat-Nya sehingga kami dapat menyusun Proposal tentang sarana dan prasarana
pembelajaran fisika berbasis laboratorium.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada proposal ini.
Oleh karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan masukan atau saran untuk
memperbaiki proposal kami ini.Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

Medan, November 2019

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................................

C.Tujuan Penelitian.................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................

BAB IV DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang masalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dan bahan untukmencapai maksud dan tujuan dari suatu proses
produksi. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
produksi.Berbicara mengenai laboratorium, dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
sekolah mempunyai labor tetapi tidak digunakan, laboratorium yang tidak lengkap, serta
sarana dan prasarana yang tidak memadai bahkan ada yang tidak mempunyai laboratorium.
Sebuah laboratorium yang baik, harus mencakup standar minimum sarana dan prasarana yang
di tetapkan oleh pemerintah dalam peraturan pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007
tanggal 28 Juni 2007 yang berbunyi (Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin
pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga
Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional.)

Mengapa standar minimal pendidikan nasional diperlukan adalah Karena laboratorium


fisika sangatlah penting bagi siswa dalam mendalami pelajaran fisika dan juga guru lebih
mudah dalam mengajar kepada siswa dengan bantuan alat-alat fisika yang tersedia didalam
laboratorium tersebut sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran fisika tersebut dengan optimal
tanpa adanya kekurangan.
Jenis Rasio Deskripsi
Perabot
Kursi 1 buah/ siswa + 1Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan
buah/guru
Meja kerja 1 buah/7 peserta Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menampung
Didik kegiatan peserta didik secara berkelompok
maksimum 7 orang.
Meja demonstrasi Meja demonstrasi Kuat, stabil, dan aman. Luas meja memungkinkan
untuk melakukan demonstrasi dan menampung peralatan dan
bahan yang diperlukan. Tinggi meja memungkinkan
seluruh peserta didik dapat mengamati percobaan
Meja persiapan 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk
menyiapkan materi percobaan.
Lemari alat 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Tertutup dan dapat dikunci.
Ukuran memadai untuk menampung semua alat.
Lemari bahan 1 buah/lab Kuat, stabil, dan aman. Tertutup dan dapat dikunci. Ukuran
memadai untuk menampung semua bahan dan tidak mudah
berkarat.
Bak cuci 1/ 2 kelompok + 1Tersedia air bersih dalam jumlah memadai.
di ruang persiapan
Peralatan pendidikan
Bahan dan Alat Ukur Dasar
Mistar 6 buah/lab Panjang minimum 50 cm, skala terkecil 1 mm.
Rolmeter 6 buah/lab Panjang minimum 10 m, skala terkecil 1 mm.
Jangka sorong 6 buah/lab Ketelitian 0,1 mm.
Mikrometer 6 buah/lab Ketelitian 0,01 mm.
Kubus massa 6 set/lab Massa 100 g (2%), 4 jenis bahan.
sama
Silinder massa 6 set/lab Massa 100 g (2%) 4 jenis bahan.
sama
Plat 6 set/lab Terdapat kail penggantung, bahan logam 4 jenis.
Beban bercelah 10 buah/lab Massa antara 5-20 g, min 2 nilai massa, terdapat fasilitas
pengait.
Neraca 1 buah/lab Ketelitian 10 mg.
Pegas 6 buah/lab Bahan baja pegas, minimum 3 jenis.
Dinamometer 6 buah/lab Ketelitian 0,1 N/cm.
(pegas presisi)
Gelas ukur 6 buah/lab Bahan borosilikat. Volume antara 100-1000 ml.
Stopwatch 6 buah/lab Ketelitian 0,2 detik.
Termometer 6 buah/lab Tersedia benang penggantung. Batas ukur 10-110 oC.
Gelas Beaker 6 buah/lab Bahan borosilikat. Volume antara 100-1000 ml, terdapat tiga
variasi volume.
Garputala 6 buah/lab Bahan baja. Minimum 3 variasi frekuensi.
Multimeter 6 buah/lab Dapat mengukur V, I, dan R. Batas ukur arus min 100 mA-5
AC/DC 10 kilo A. Batas min ukur tegangan untuk DC 100 mV-50 V. Batas
ohm/volt min ukur tegangan untuk AC 0-250 V.
Kotak 6 buah/lab Disipasi maksimum 5 watt. Ukuran hambatan 50 Ohm.
potensiometer
Osiloskop 1 set/lab Batas ukur 20 MHz,dua kanal, beroperasi X-Y, tegangan
masukan 220 volt, dilengkapi probe intensitas, tersedia buku
petunjuk.
Generator 6 buah/lab Frekuensi luaran dapat diatur dalam rentang audio.
frekuensi Min 4 jenis bentuk gelombang dengan catu daya 220 volt.
Mampu menggerakkan speaker daya 10 watt.
Pengeras suara 6 buah/lab Tegangan masukan 220 V, daya max keluaran 10 W.
Kabel 1 set/lab Panjang min 50 cm, dilengkapi plug diameter 4 mm.
penghubung Terdapat 3 jenis warna: hitam, merah dan putih,
masing-masing 12 buah.
Komponen 1 set/lab Hambatan tetap antara1 Ohm - 1 M Ohm, disipasi 0,5 W
elektronika masing-masing 30 buah, mencakup LDR, NTC,
LED, transistor dan lampu neon masing-masing min 3
Catu daya 6 buah/lab Tegangan masukan 220 V, dilengkapi pengaman,
tegangan keluaran antara 3-12 V, min ada 3 variasi tegangan
keluaran.
Transformator 6 buah/lab Teras inti dapat dibuka. Banyak lilitan antara
100-1000. Banyak lilitan minimum ada 2 nilai.

Identifikasi masalah.

1. Tidak lengkapnya sarana dan prasarana labortorium yang ada disekolah menjadi factor
penghambat dalam penggunaan laboratorium
2. Masih adanya guru yang belum mengetahui cara menggunakan alat dan akhirnnya
sebagian guru tersebut hanya memberikan teori saja

Batasan masalah

1. kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium fisika di SMA Negeri 1 delitua

Berdasarkan standard sarana prasarana laboratorium fisika dan intensitas kegiatan


praktikum fisika dalam men dukung pembelajaran Fisika. Pada dasarnya keberadaan
laboratorium fisika dan mata pelajaran fisika tidak dapat dipisahkan, namun tidak semua
sekolah memanfaatkan laboratorium dengan baik, masih ada sekolah yang mengabaikan
adanya laboratorium fisika.

Menurut Dewi dkk (2013) kendala dalam pelaksanaan praktikum dipengaruhi beberapa
faktor yaitu: fasilitas laboratorium yang kurang dimanfaatkan dengan maksimal; dukungan
sekolah yang terbatas, pengelolaan laboratorium yang kurang, faktor guru yang guru kurang
melakukan persiapan; pelaksanaan praktikum tidak dibantu oleh laboran ataupun teknisi
laboratorium, dan lain-lain. Demikian pula menurut Rahman dkk (2015) kurangnya fasilitas
laboratorium sertaminimnya sarana dan prasaranapendukung kegiatan laboratorium,
sertakurangnya kesiapan guru dan laborandalam menguasai teknik-teknik dasar laboratorium
menjadi kendala dalam praktikum.

Faktor Penghambat dalam Pemanfaatan Laboratorium Beberapa penghambat yang


menyebabkan belum optimalnya pemanfaatan laboratorium fisika antara lain adalah sebagai
berikut:

1. Alokasi waktu yang tidak cukup Ketersediaan waktu untuk melaksanakan praktikum
menjadi faktor yang paling banyak mengahambat berdasarkan hasil wawancara pada guru.
Waktu yang tersedia untuk praktikum hanyalah dua jam pelajaran.

2. Ketersediaan alat dan bahan yang masih belum lengkap Secara keseluruhan mendapatkan
persentase dengan kategori sesuai, namun masih terdapatnya alat dan bahan yang tidak
lengkap dan juga dalam kondisi rusak dan tidak tersedia.Hal ini terjadi karena alat dan bahan
tersebut yang jarang bahkan tidak pernah digunakan hanya disimpan di dalam lemari dalam
jangka waktu yang lama, sehingga apabila ada guru yang ingin mengadakan kegiatan
praktikum dengan alat atau bahan tersebut tidak dapat digunakan.Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya oleh Dewi dkk (2013) dimana salah satu kendala dalam pemanfaatan
laboratorium yakni ketersediaan alat dan bahan yang rusak dan kurang lengkap.

Berdasarkan hasil analisis data pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Laboratorium fisika di SMA Negeri se-Kota Medan tergolong dalam kategori yang sesuai
dengan Permendiknas No.24 Tahun 2007 yaitu pada perabot, alat peraga, serta alat dan bahan
praktikum, sedangkan pada peralatan P3K dan jam dinding berkategori tidak sesuai.

2. Pemanfaatan laboratorium fisika di kelas XI Mia SMA Negeri se-Kota Medan tergolong
dalam kategori baik dengan rata-rata 70,5% (survei guru) dan 67,57% (survei siswa).

3. Faktor penyebab terhambatnya pemanfaatan laboratorium fisika di sekolah antara lain ialah
alokasi waktu yang tidak cukup, ketersediaan alat dan bahan yang masih belum lengkap, masih
adanya guru yang belum terampil menggunakan alat, dan ketiadaan laboran
4. Masih adanya guru yang tidak menguasai cara menggunakan alat Hasil data wawancara dan
survei terbuka dari salah satu responden guru, bahwa masih adanya guru yang tidak menguasai
cara menggunakan alat untuk praktikum menyebabkan guru enggan untuk melakukan
praktikum.

5. Ketiadaan laboran Laboratorium SMA Negeri se-Kota Medan secara keseluruhan tidak
mempunyai laboran khusus yang mengelola laboratorium.Hal ini juga menjadi faktor utama
terkendalanya pemanfaatan laboratorium.Guru juga merasa kelelahan apabila melaksanakan
kegiatan praktikum karena tidak adanya laboran yang membantu menyiapkan alat dan
bahan.Selain itu tidak adanya laboran khusus yang mengelola laboratorium membuat
laboratorium tidak terawat dengan baik.Hal ini sesuai dengan Katili dkk (2013) dengan
mengatakan bahwa ketiadaan laboran kendala besar dalam pemanfaatan laboratorium.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Hal apa yang diperlukan dalam pembelajaran fisika di laboratorium ?


2. Apa manfaat pembelajaran fisika dengan sarana dan prasarana laboratorium yang lengkap
?
3. Bagaimana kelengkapan laboratorium fisika ?
4. Apa saja yang telah tersedia dalam laboratorium fisika SMA N 1 Delitua

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana situasi pembelajaran fisika menggunakan laboratorium di Sma


Negeri 1 Deli Tua
2. Mengetahui manfaat dari pembelajaran fisika di dalam laboratorium
3. Mengetahui bagaaimana kelengkapan laboratorium terhadap hasil belajar siswa di Sma
Negeri 1 Deli tua

1.4 Manfaat Penelitian

1. Agar pihak sekolah dapat membenahi kelengkapan fasilitas laboratorium nya termasuk
laboratorium fisika dan juga memilih guru yang pandai didalm teori dan juga praktek agar
proses belajar siswa lebih optimal .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sarana pembelajaran adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah yang menunjang tercapainya suatu
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sarana pembelajaran berfungsi menunjang
kelancaran pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah serta memudahkan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.

Sarana sangat diperlukan dalam pembelajaran, misalnya meja, kursi, ruang kelas, papan
tulis, dan lain sebagainya. Bayangkan saja apabila tidak terdapat alat alat tersebut dikelas
bagaimana proses pembelajaran akan berjalan dengan kondusif, efektif dan effisien. Ada
tidaknya sarana dalam menunjang pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil akhir dari
proses pembelajran yang telah dilakuakan.

Prasarana pembelajaran sama pentingnya dengan sarana pembelajaran walaupun tidak


mempengaruhi secara langsung dalam proses nya , misal lingkungan sekolah yang tenang dan
lingkungan sekolah yang bising pastinya akan berbeda kualitas siswa yang dihasilkan.

Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan
penelitian (riset) pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori
dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu. Pembelajaran atau riset-riset pengembangan
ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang telah dikenal sebelumnya, atau
terhadap ilmu yang baru dikenal. Pada dasarnya laboratorium juga dapat merujuk pada suatu
ruangan tertutup. Kamar atau ruangan terbuka. Jadi manajemen sarana dan prasarana
laboratorium pendidikan adalah suatu proses dalam perancanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengendalian peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dan secara
tidak langsung dipergunakan untuk menunjang jalannya proses pendidikan untuk pengajaran,
penelitian, pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah.

Fungsi Laboratorium
Menurut Anonim (2010) mengemukakan bahwa kegiatan di laboratorium memiliki empat
fungsi utama yaitu:
a. Untuk melaksanakan percobaan
b. Kerja laboratorium
c. Praktikum dan
d. Pelaksanaan didaktik pendidikan IPA
Menurut Mustafa (2011) secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan, pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
b. Mengembangkan keterampilan motorik Mahasiswa. Mahasiswa akan bertambah
keterampilan dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan
menemukan kebenaran.
c. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari
sesuatu objek dalam lingkungan alam sosial dan sosial.
d. Memupuk rasa ingin tahu Mahasiswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuan.

Pentingnya Laboratorium Bagi Pembelajaran


Menurut kamus, laboratorium berarti tempat untuk mengadakan percobaan
(penyelidikan, dan sebagainya segala sesuatu yang berhubunngan dengan ilmu fisika, kimia,
dan sebagainya (Poerwadarminta, .......). Sedangkan menurut Emha (2006) laboratorium
sekolah merupakan suatu tempat atau lembaga tempat peserta didik belajar serta mengadakan
percobaan (penyelidikan) dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika dan lain-lain.
Dalam pendidikan IPA kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari
kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan
laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan IPA. Rustaman (1995) mengemukakan empat
alasan pentingnya kegiatan praktikum IPA:

1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA


Belajar siswa dipengaruhi oleh motivasi. Siswa yang termotivasi untuk belajar akan
bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. Melalui kegiatan laboratorium, siswa diberi
kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan
menunjang kegiatan praktikum di mana siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya
terhadap alam.
2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen
Kegiatan eksperimen merupakan aktivitas yang banyak dilakukan oleh ilmuwan. Untuk
melakukan eksperimen diperlukan beberapa keterampilan dasar seperti mengamati,
mengestimasi, mengukur, dan memanipulasi peralatan laboratorium. Kegiatan praktikum
melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan melatih kemampuan
mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang
sederhana atau lebih canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang,
melakukan dan menginterpretasikan eksperimen.
3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah
Para pakar pendidikan IPA meyakini bahwa cara yang terbaik untuk belajar pendekatan
ilmiah adalah dengan menjadikan siswa sebagai scientis. Pembelajaran IPA sebaiknya
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah (Depdiknas, 2006).

4. Praktikum menunjang materi pelajaran


Praktikum memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan teori, dan
membuktikan teori. Selain itu praktikum dalam pembelajaran IPA dapat membentuk ilustrasi
bagi konsep dan prinsip IPA. Dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa praktikum dapat
menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Mata pelajaran Fisika di SMA berfungsi sebagai :

1. memberikan bekal pengetahuan dasar untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,

2. mengembangkan dan menggunakan ketrampilan proses untuk memperoleh,


menghayati,mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum serta asas-
asas Fisika,

3. melatih siswa menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan masalah yangdihadapinya,

4. meningkatkan kesadaran siswa tentang keteraturan alam dan keindahannya sehinggasiswa


terdorong untuk mencintai dan mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa,

5. memupuk daya kreasi dan kemampuan bernalar

PrinsipUmum Proses Pembelajaran Di Laboratorium

a. Prinsip Belajaruntuk Berbuat

Laboratorium adalah tempat siswa berpraktik, baik untuk menguji suatu konsep,
untuk mencari dan menemukan, maupun untuk memahami suatu pro-sesatu prosedur tertentu.
b.Curiosity (Keingintahuan)

Laboratorium adalah tempat untuk menguji atau mencari dan menemukan sesuatu.

c. Berpikir Ilmiah

Laboratorium digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa melakukan prinsip-


prinsip berpikirilmiah.

1. Berpikir ilmiah adalah proses berpikir secara sistematis, empiris dan terkontrol.

2. Sistematis adalah proses berpikir melalui perumusan masalah, perumusan hipotesis,


pengumpulan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan.

3. Empiris adalah proses berpikir ilmiah didasarkan pada pengalaman untuk menemukan
data.

4. Terkontrol adalah proses berpikir yang dilakukan setahap demi setahap dan setiap
tahapan diikuti dengan seksama, sehingga setiap orang dapat melakukan pengujian
ulang.

Prinsip-prinsipPembelajaranPraktikum yang harusdiperhatikan

1. Prinsip demonstrasi,
2. Aplikasi pengetahuan,
3. Berpusat pada tugas,
4. Aktifasi pengetahuan dan pengalaman,
5. Integrasi pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari,
6. Learning by doing,
7. Mengembangkan kemampuan sosial,
8. Keingintahuan,
9. Problem solving skill
10. Kreativitas dan berprinsip pada konsep belajar sepanjang hayat

Tahapan Pembelajaran Praktikum

(1) menggunakan pendekatan berbasis kompetensi


(2) menggunakan tahapan:
(a). pendahuluan berisi kegiatan deskripsi singkat, relevansi dan tujuan pembelajaran;
(b).penyajian yang berisi kegiatan penjelasan singkat (mengecek kesiapan peserta didik
dalam kegiatan praktikum, menekankan pentingnya K13, Menjelaskan penggunaan alat
khusus, memberikan butir-butir penilaian), demonstrasi atau memberi contoh , dan
latihan
atau kegiatan praktikum.
(c) evaluasi, umpan balik dan tindak lanjut;
(3) menggunakan lembar kerja (jobsheet, lembar percobaan (experiment sheet), lembar
observasi monitoring kegiatan (observation sheet); dan
(4) penilaian menggunakan standar criteria kompeten belum kompeten, lulus

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan sampel

Sebagian besar SMA di Kota Medan banyak menggunakan laboratorium fisika maupun
di SMK yang ada di Medan namun banyak sekolah-sekolah di Medan yang tidak mempunyai
cukup bagus fasilitas untuk laboratorium.khususnya laboratorium fisika.Dalam penelitian ini
sebagai sampel kami akan mensurvei laboratorium di SMA Negeri 1 Delitua khususnya
laboratorium fisika.kami akan mewawancarai guru fisika di SMA Negeri 1 Deli Tua dan
beberapa siswa di SMA Negeri 1 Delitua mengenai laboratorium fisika yang ada di SMA
tersebut.setelah melakukan wawancara kami selanjutnya melakukan pengamatan langsung ke
dalam laboratorium fisika di SMA Negeri 1 Delitua.

3.2 Instrumen penelitian

Dalam penelitian ini kami akan melakukan wawancara dan pengamatan.Dengan


demikian Kami menggunakan pertanyaan yang dapat mencakup atau au mengetahui bagaimana
kondisi laboratorium fisika di SMA Negeri 1 Delitua dan melakukan pengamatan ke SMA
Negeri 1 Delitua Untuk itu kita membutuhkan pertanyaan untuk melakukan wawancara
tersebut

3.3 Rancangan penelitian (jenis penelitian)

Kami merancang penelitian ini dengan menentukandimana kami akan melangsungkan


penelitian agar dapat menemukan informasi.Sebagai sampel kami SMA Negeri 1 delitua dan
Setelah itu kami menentukan instrumen penelitian yang kami membutuhkan pertanyaan dalam
melancarkan wawancara kami dan kami akan melakukan pengamatan langsung ke SMA
Negeri 1 Delitua dengan demikian kami dapat mengetahui bagaimana kondisi laboratorium di
SMA Negeri 1 Delitua

3.4 Teknik analisis data

Teknik analis data adalah angket dan wawancara. Dengan menyebarkan angket pada 5
orang di setiap kelas XI mia .

Angket Mini Riset Survei Laboratorium Fisika di Sma Negeri 1 Deli Tua

Petunjuk pengisian

1. Bacalah setiap pernyataan angket dengan baik sebelum mengisinya.


2. Isilah angket ini dengan sejujurnya dengan memberi tanda ( x ) pada setiap pernyataan
( SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat
3. Tidak Setuju).

Nama : ..............................................................................................

Kelas : ..............................................................................................

No Pernyataan SS S TS STS
1 Kami memiliki laboratorium fisika disekolah
2 Kami melakukan praktikum fisika di laboratorium

3 Alat dan bahan yang saya perlukan untuk praktikum


sudah tersedia di laboratorium.

4 Guru menyediakan materi untuk praktikum

5 Laboratorium tertata rapi dan bersih.


6 Laboratorium dilengkapi dengan AC.

7 Kami memiliki buku panduan praktikum


8 Ada petunjuk keamanan laboratorium pada saat
melakukan praktikum.
9 Peralatan laboaorium yang saya gunakan dalam
kondisi yang kurang baik.
10 Ada beberapa peraturan tetap yang harus diikuti
dalam praktikum.

Wawancara, merupakan serangkaian langkah-langkah yang diperlukan dalam


pelaksanaan wawancara kualitatif. Tujuh tahapan wawancara dari Kvale dan Brinkmann
(2009) dalam Creswell memaparkan serangkaian tahapan logis mulai dari tematisasi penelitian,
desain studi, wawancara, menulis atau merekam wawancara, kemudian analisis data, verifikasi
validitas, reliabilitas, dan generalisabilitas dari temuan, dan terakhir pelaporan studi. Dalam
proses pengumpulan data, disajikan secara ringkas langkah-langkah dalam wawancara yaitu :

 Menentukan pertanyaan riset yang akan dijawab dalam wawancara tersebut.


Pertanyaan ini bersifat terbuka, umum, dan bertujuan untuk memahami fenomena
sentral dalam penelitian.
 Mengidentifikasi mereka yang akan diwawancarai, yang dapat menjawab dengan baik
pertanyaan-pertanyaan riset/wawancara berdasarkan pada salah satu prosedur sampling
purposeful yang disebutkan dalam pembahasan sebelumnya.
 Menentukan tipe wawancara yang praktis dan dapat menghasilkan informasi yang
paling berguna untuk menjawab pertanyaan riset.
 Menggunakan prosedur perekaman yag memadai ketika melaksanakan wawancara satu
lawan satu atau wawancara kelompok fokus.
 Merancang dan menggunakan protokol wawancara, atau panduan wawancara,
formulir, dan sebagainya.
 Menyempurnakan lebih lanjut pertanyaan wawancara dan prosedur melalui pilot
testing.
 Menentukan lokasi wawancara.
 Setelah sampai di tempat wawancara untuk mendapatkan persetujuan dari partisipan
untuk berpartisipasi dalam studi tersebut.
 Selaa wawancara, gunakanlah prosedur wawancara yang baik.

Observasi, merupakan salah satu alat penting untuk pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif. Pengamatan tersebut didasarkan pada tujuan riset dan pernyataan riset. Berdasarkan
pada dua bentuk keterlibatan, yaitu partisipasi dan pengamatan, observasi dibedakan menjadi
empat tipe, yaitu :

 Partisipan sempurna. Peneliti terlibat secara penuh dengan masyarakat yang sedang
diamatinya.
 Partisipan sebagai pengamat. Peneliti berpartisipasi dalam aktivitas di tempat
penelitian.
 Nonpartisipan/pengamat sebagai partisipan. Peneliti merupakan outsider dari kelompok
yang sedang diteliti, menyaksikan dan membuat catatan lapangan dari kejauhan.
 Pengamat sempurna. Peneliti tidak terlihat atau diketahui oleh masyarakat yang sdang
diteliti.

Sebagai penelii kualitatif yang baik, anda dapat mengubah peran anda selama proses
pengamatan, misalnya memulai sebagai seorang nonpartisipan dan kemudian beralih
menjadi partisipan atau sebaliknya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini kami memberi angket untuk diisi oleh siswa yaitu siswa kelas XI MIA.
Dengan jumlah 5 orang dari setiap kelas. Dan kami juga melakukan wawancara secara
langsung kepada salah satu guru fisika dan langsung melakukan pengamatan terhadap
laboratorium fisika. Berikut hasil dan pembahasan nya.

Tabel hasil pembahasan


No Pernyataan Jumlah yang Jumlah yang Jumlah yang Jumlah yang
sangat setuju(S) tidak sangat tidak
setuju(SS) setuju(ts) setuju(STS)

1 Kami memiliki 15 5 0 0
laboratorium fisika
disekolah
2 Kami melakukan 0 7 10 3
praktikum fisika di
laboratorium

3 Alat dan bahan yang saya 0 5 13 2


perlukan untuk praktikum
sudah tersedia di
laboratorium.

4 Guru menyediakan materi 8 8 4 0


untuk praktikum

5 Laboratorium tertata rapi 10 5 5 0


dan bersih.
6 Laboratorium dilengkapi 0 0 13 7
dengan AC.
7 Kami memiliki buku 0 0 17 3
panduan praktikum
8 Ada petunjuk keamanan 11 9 0 0
laboratorium pada saat
melakukan praktikum.

9 Peralatan laboratorium 0 7 11 2
yang saya gunakan dalam
kondisi yang kurang baik.
10 Ada beberapa peraturan 8 12 0 0
tetap yang harus diikuti
dalam praktikum.

1. Pernyataan 1

Dalam pernyataan satu mengenai adanya laboratorium fisika di SMA N.1 Delitua. Dari
angket yang kami sebarkan ada 15 orang siswa yang sangat setuju dan 5 lagi menjawab
setuju. Yang berarti bahwa ruangan laboratorium fisika di SMA N 1 Delitua ada, dan ini
sesuai dengan pengamatan dan hasil wawancara yang kami lakukan di SMA N 1. Delitua.

2. Pernyataan 2

Dalam pernyataan kedua mengenai kelangsungan praktikum fisika di laboratorium.


Sebanyak 7 siswa menjawab setuju, 10 menjawab tidak setuju, dan 3 siswa menjawab
sangat tidak setuju. Yang berarti sebagian besar siswa melakukan praktikum di luar
laboratorium. Dan saat kami melakukan wawancara kepada guru, bahwa hanya sebagian
siswa yang melakukan praktikum di dalam laboratorium, dan kebanyakan siswa
melakukan praktikum di luar laboratorium

3. Pernyataan 3
Dalam pernyataan ketiga yaitu mengenai ketersediaan alat praktikum didalam
laboratorium. Dari angket diperoleh 5 orang setuju, 13 orang tidak setuju, dan 2 orang lagi
sangat tidak setuju. Ini menunjukkan alat praktikum sebagai sarana laboratorim tidak
lengkap. Dari hasil wawancara dan pengamatan yang kami lakukan dinyatakan bahwa
sebenarnya alat praktikum lengkap hanya saja sudah banyak yan rusak sehingga tidak
digunakan lagi, dan beberapa siswa kelas XI tidak pernah menggunakan laboratorium.

4. Pernyataan 4
Dalam pernyataan ke empat mengenai Guru menyediakan materi untuk praktikum. Dari
angket diperoleh bahwa 8 orang menjawab sangat setuju, 8 orang menjawab setuju, dan 4
orang lagi menjawab tidak setuju. Yang berarti bahwa guru selalu menyediakan bahan
materi praktikum. Dari hasil wawancara dinyatakan bahwa guru selalu memberi bahan
praktikum walaupun praktikum di lakukan di dalam kelas.

5. Pernyataan ke 5
Dalam pernyataan ke lima mengenai kerapian dan kebersihan laboratorium, hasil angket
yaitu 10 orang menyatakan sangat setuju, 5 orang menyatakan setuju, dan 5 orang lagi
menyatakan tidak setuju. Ini berarti bahwa laboratorium tertata bersih dan rapi. Dandari
hasil wawancara dinyatakan bahwa laboratorium tetap bersih dan rapi, hanya karna alat
alat praktikum yang sudah tidak bagus hingga siswa harus melakukan praktikum di luar
laboratorium dan menggunakan alat yang lebih sederhana.
6. Pernyataan 6
Dalam pernyataan ke enam mengenai Laboratorium dilengkapi dengan AC. Dari angket
13 orang tidak setuju dan 7 orang sangat tidak setuju, yang berarti bahwasannya
laboratorium fisika tidak dilengkapi dengan AC. Dari hasil wawancara dan pengamatan
Bahwa laboratorium di lengkapi dengan kipas angin saja.

7. Pernyataan ke 7
Dalam pernyataan ke tuju mengenai apakah siswa memiliki buku panduan praktikum. Dari
angket diperoleh bahwa sebanyak 17 orang siswa tidak setuju dan 3 orang lagi sangat
tidak setuju. Yang berarti bahwa siswa tidak mempunyai buku khusus panduan Praktikum.
Dari hasil wawancara dan pengamatan kami guru menyiapkan materi praktikum yang akan
di lakukan.

8. Pernyataan ke 8
Dalam pernyataan kedelapan mengenai Adanya petunjuk keamanan laboratorium pada
saat melakukan praktikum. Dari angket yang kami sebarkan 11 siswa sangat setuju, dan 9
siswa setuju. Yang berarti bahwa didalam laboratorium terdapat petunjuk keamanan
laboratorium. Dan dari hasil wawancara dan pengamatan benar adanya petunjuk
keamanan laboratorium .

9. pernyataan ke 9
Dalam pernyataan ke sembilan mengenai kondisi alat laboratorium fisika. Dari data angket
diperoleh sebayak 7 orang setuju, 11 orang tidak setuju, dan 2 orang sangat tidak setuju.
Ini berarti peralatan laboratorium fisika yang kurang bagus keadaannya. Dan dari hasil
wawancara dan pengamatan dinyatakan hanya ada beberapa alat praktikum fisika yang
bagus banyak yang sudah rusak.

10. pernyataan ke 10
Dalam pernyataan ke sepuluh mengenai adanya peraturan tetap yang harus diikuti jika
ingin menggunakan laboratorium. Dari hasil angket sebanyak 8orang sangat setuju, dan 12
orang setuju. Yang berarti ada sebuah aturan tetap jika ingin melakukan praktikum di
laboratorium fisika.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengumpulan data miniriset yang kami lakukan kami menyimpulkan bahwa di
SMA N 1 Delitua adanya laboratorium fisika, namun jarang digunakan dikarenakan banyak
alat praktikum yang sudah tidak bagus, hanya beberapa saja yang masih bisa dipakai. Dan
mereka lebih sering menggunakan percobaan sederhana di dalam kelas sebagai pengganti
praktikum. Namun laboratorium fisika nya tetap rapi dan bersih.

5.2. Saran
Saran kami sebaiknya peralatan laboratorium fisika yang telah rusak tersebut harus
diperbaiki atau diganti supaya siswa dapat melakukan praktikum dengan benar.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/ina.rohmah/555b6e2db67e61ed0b23fdd9/observasi-dan-
wawancara-pengumpulan-data-kualitatif-dengan-metode-yang-pertama

https://eprints.uny.ac.id/18427/5/5.%20BAB%20III.pdf

http://ekolibra16c.blogspot.com/2012/05/pembelajaran-fisika-berbasis.html

Satrio, Muhammad ardi , Sabani . 2018 .Analisis Sarana Prasarana Dan Pemanfaatan
Laboratorium Fisika Sma Negeri Di Kota Medan . Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas
Negeri Medan.Vol.4 No.4 .ISSN : 2461-1247.

Katili, N sudoro , Dkk . 2013 . Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium
Fisika Serta Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri di Kabupaten
Jembrana .e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
IPA . Vol 3 .

Anda mungkin juga menyukai