Anda di halaman 1dari 6

141

Analisis Reservoar Daerah Potensi Panasbumi Gunung Rajabasa Kalianda


dengan Metode Tahanan Jenis dan Geotermometer

Geothermal Reservoir Analysis of Mount Rajabasa Kalianda Potency Area


using Resistivity Method and Geothermometer
Nandi Haerudin, Vina Jaya Pardede, Syamsurijal Rasimeng
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung

ABSTRACT

Penelitian telah dilakukan untuk menentukan batas-batas reservoir panas bumi


Gunung Rajabasa dengan menggunakan metode 1D sounding dan mapping
resistivity. Data akuisisi pemetaan dilakukan dengan menggunakan konfigurasi
Schlumberger untuk AB / 2 = 150 m, AB / 2 = 300 m, AB / 2 = 450 m dan AB /
2 = 600 m, selanjutnya data dikorelasikan dengan data ID sounding pada 3–2
baris dan 3–4 baris. Reservoir panas bumi ditemukan dengan kedalaman ≤ 450
m dengan nilai resistivitas 35 m. Reservoir ini diperkirakan sebagai tuf batu
pasir yang terletak di formasi Lampung. Dari 1D terdengar berkorelasi pada
garis 3-2 dan 3-4 diindikasikan cairan yang ada mengalir pada 20 m di bawah
permukaan. Reservoir panas bumi Gunung Rajabasa memiliki suhu 212.08oC
dan potensi energi adalah 12,5 MW / Km2. itu diklasifikasikan sebagai suhu
sedang.

Keywords:
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil magnetik tadi, dilakukan
penelitian lanjutan dengan menggunakan
Kegiatan vulkanik dari gunung berapi yang metode geolistrik metode Slumberger di daerah
mengitari wilayah Indonesia menghasilkan yang diduga agar gambaran lapisan bawah
energi panas bumi yang sangat berlimpah. permukaan bumi yang lebih detil dimana pola
Energi panasbumi dapat digunakan sebagai aliran fluida didapatkan (Haerudin et al. 2008)
pengganti tenaga listrik yang menggunakan dan diharapkan batas-batas reservoar bisa
bahan bakar minyak sehingga dapat dijadikan ditafsirkan.
sumber energi alternatif untuk menghemat Penerapan metode geolistrik telah banyak
cadangan minyak nasional. dilakukan seperti di Kabupaten Bantul dan
Propinsi Lampung merupakan salah satu Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa
daerah di Indonesia yang menyimpan potensi Yogyakarta. Pada kedua daerah tersebut
panasbumi yang cukup banyak, dan yang ditemui keberadaan manifestasi permukaaan
paling terkenal adalah panasbumi Ulubelu di berupa mata air panas (Hidayati 2004).
Tanggamus yang sudah dieksplorasi. Manifestasi thermal juga terdapat di daerah
Sedangkan tempat lain yang juga memiliki Pulu, Pakuli dan sekitarnya. Pada umumnya
potensi panasbumi dan belum dilakukan mata air panas di daerah ini termasuk ke dalam
eksplorasi adalah potensi panasbumi di tipe air panas bikarbonat (Hadian et al. 2006).
Gunung Rajabasa. Metode geolistrik juga dapat digunakan untuk
Di daerah Gunung Rajabasa terdapat empat menentukan sebaran dan pola pengaliran air
lokasi manifestasi panas bumi yaitu daerah tanah (Bakrun et al. 2003) di Kecamatan
manifestasi belerang kering, Kecapi, Gunung Batuceper dan Kecamatan Benda, Kota
Kunjir dan Gunung Botak. Untuk menggali Tangerang yang merupakan Cekungan Jakarta
potensi panasbumi di daerah tersebut, perlu bagian Barat (Bakrun et al. 2003) dan
dilakukan penelitian pendahuluan dengan menentukan lokasi pusat pengolahan limbah
menggunakan metode survei geofisika, salah bahan beracun di Bekasi.
satunya adalah metode magnetik yang Penyelidikan geolistrik tahanan jenis
dilakukan tahun 2006. Dari penelitian dengan dengan konfigurasi Schlumberger biasa
metode magnetik didapatkan daerah yang dilakukan sebagai salah satu metode yang
dicurigai sebagai sumber geothermal yaitu diterapkan pada penyelidikan terpadu, dengan
daerah manifestasi belerang kering dan kecapi tujuan untuk mempelajari struktur tahanan jenis
(Karyanto 2006). daerah penyelidikan terutama dalam membantu
142 Analisis Reservoar ............ (Nandi Haerudin dkk)

membatasi daerah prospek panas bumi


(Suhanto & Bakrun 2007). Keuntungan
konfigurasi Schlumberger dibandingkan
konfigurasi lain adalah konfigurasi
Schlumberger banyak dipakai untuk
penyelidikan dalam dan lebih sedikit
membutuhkan pekerja karena elektroda
potensial jarang diubah (Hendrajaya & Arif
1998).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan batas-batas reservoar daerah Gambar 1. Konfigurasi Schlumberger (Telford et al.
potensi panasbumi Gunung Rajabasa Kalianda 1990).
Lampung Selatan mendapatkan nilai
temperatur di reservoar panas bumi dengan
Setelah melakukan perhitungan
(resistivity)
metode geotermometer. berdasarkan data tahanan jenis 1D Sounding, dibuat
kurva resistivitas. Input data 1D Sounding
METODE PENELITIAN dimasukkan dalam program Resty sehingga
menghasilkan kurva tahanan jenis antara kedalaman
Tempat pengambilan data geolistrik 1D dan dengan harga tahanan jenisnya. Dari hasil
mapping di Belerang Kering Gunung Rajabasa
perhitungan
 semu yang telah dilakukan maka
Kalianda. Tahap Pengolahan data dilakukan di
data diolah dengan dengan pemodelan satu dimensi
laboratorium Geofisika, Fakultas MIPA, UNILA.
dari titik ukur data tahanan jenis dan kedalaman di
Peralatan yang digunakan untuk pengambilan data
Resty 1D, kemudian untuk mendapatkan pola
dan pengolahannya adalah : Resistivitimeter tipe
sebaran tahanan jenis dapat melalui program Surfer,
Naniura NRD 22S, GPS, Elektroda potensial dan sehingga didapatkan peta kontur tahanan jenis semu
elektroda arus, Kabel penghubung, dan Seperangkat
komputer yang dilengkapi program Surfer 8.0 juga untuk harga AB / 2  150 m , AB / 2  300 m ,
Resty. AB / 2  450 m , AB / 2  600 m .
Metode akuisisi data lapangan
Konfigurasi Schlumberger dipakai untuk Interpretasi
mengetahui variasi harga tahanan jenis secara lateral Interpretasi secara geofisika dibantu dengan data
dan vertikal, konfigurasi ini dipakai untuk geologi. Interpretasi dilakukan untuk menganalisa
mengetahui kecenderungan harga tahanan jenis di batas daerah reservoar dan luar daerah reservoar
suatu areal tertentu. Setiap lintasan memiliki berdasarkan kontras resistivitas yang tegak dan
beberapa titik pengukuran. analisis resistivitas berdasarkan kandungan elektrolit
Tahanan jenis semu medium yang terukur reservoar. Analisis dilakukan dengan asumsi
dihitung berdasarkan persamaan a  35 m sebagai batas reservoar dan nilai
V a
K yang lebih kecil dari 35 m yang
(1) merupakan reservoarnya.
I Pendugaan potensi panas bumi Gunung Rajabasa
Kalianda, Lampung Selatan dilakukan dengan
dengan menganalisis unsur kimia yang terkandung pada
mata air panas yang muncul di permukaan seperti
 1 11 1  1 SiO2, Na, K dan Mg. Berdasarkan persamaan

K  2   
    geotermometer air dan gas, konsentrasi unsur-unsur
 AM MB   AN NB  tersebut dapat ditentukan suhu reservoar panas bumi
(2) agar diketahui potensinya.
Tabel 1 merupakan perumusan yang dipakai
Pengolahan data dalam menentukan suhu reservoar dengan cara
Setelah data didapat maka dilakukan perhitungan mengambil sampel fluida geotermal di daerah
 semu atau tahanan jenis semu dengan rumus
manifestasi, lalu di analisis dilaboratorium kimia
untuk melihat unsur mana yang paling dominan
seperti pada Persamaan (1). Nilai
semu ini akan terkandung dalam fluida geotermal. Kemudian hasil
digunakan dalam pembuatan peta tahanan jenis perhitungan dikorelasikan ke Tabel 2, sehingga bisa
semu yang dikorelasikan dengan data tahanan jenis diperkirakan termasuk tipe reservoar yang mana dan
1D Sounding. asumsi daya persatuan luasnya.
143

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Persamaan geotermometer air dan gas.

Geotermometer air Persamaan geotermometer ( oC)

SiO2 (Fournier, 1991) 1309


T  273,15
5,19  log SiO2
1390
Na-K (Giggenbach, 1988) T  273,15
log Na K  1,75
4410
K-Mg (Giggenbach, 1988) T  273,15
14,0  log K Mg

Tabel 2. Klasifikasi reservoar dan asumsi daya persatuan luas yang digunakan dalam estimasi
potensi panasbumi (Standar Nasional Indonesia 1998).

Reservoar Batas Temperatur (oC) Daya persatuan luas


(MW/Km2)
Temperatur rendah <125 10
Temperatur sedang 125 sampai 225 12,5
Temperatur tinggi >225 15
144 Analisis Reservoar ............ (Nandi Haerudin dkk)

Gambar 2. Model perlapisan peta tahanan jenis semu.

Analisis temperatur reservoar dan potensi


panas bumi
Pengambilan sampel ini dilakukan di dua
tempat yaitu mata air panas Way Belerang dan
mata air panas Kecapi. Hal ini berdasarkan data
dari pengukuran magnetik sebelumnya. Dari
hasil analisis kimia terhadap sampel yang
diambil pada mata air panas Way Belerang,
didapatkan konsentrasi unsur-unsur tersebut
yaitu SiO2 = 0,107 ppm; Na = 104,16 ppm; K
= 8 ppm dan Mg = 0,408 ppm. Berdasarkan
persamaan geotermometer air dan gas (Tabel 1)
temperatur reservoar panas bumi dengan
menggunakan geotermometer SiO2 adalah -
60,671oC, sedangkan jika menggunakan
geotermometer Na-K adalah 212,08oC dan
jika menggunakan geotermometer K-Mg adalah
73,88oC.
145

Hasil analisis kimia terhadap sampel yang geotermometer K-Mg adalah 89,57oC.
diambil pada mata air panas Kecapi, Temperatur antara mata air panas Way
didapatkan konsentrasi unsur-unsur tersebut Belerang dan Kecapi nilainya tidak jauh
yaitu SiO2 = 0,043 ppm; Na = 66,67 ppm; K = berbeda. Namun karena lokasi pengukuran
20 ppm dan Mg = 0,288 ppm. Dengan cara geolistrik dilakukan di Belerang Kering, maka
yang sama, didapatkan temperatur reservoar digunakan hasil analisis kimia dari mata air
panasbumi dengan menggunakan panas Way Belerang. Nilai temperatur air
geotermometer SiO2 adalah -73,5oC, sedangkan panas kecapi dilakukan untuk kontrol adanya
jika menggunakan geotermometer Na-K adalah kesinambungan dari reservoir.
338,4oC dan jika menggunakan

Gambar 3. Kurva resistivitas sounding 1D lintasan 3-2.

Gambar 4. Kurva resistivitas sounding 1D lintasan 3-4.


146 Analisis Reservoar ............ (Nandi Haerudin dkk)

Fournier RO. 1991. Water geothermometers applied


KESIMPULAN to geothermal energy. In Applications of
geochemistry in geothermal reservoir
development, (Ed) D'Amore, United Nations
DAFTAR PUSTAKA Institute for Training and Research, USA,
Pub:37-69.
Bakrun Sundoro H. Sulaeman B. Mustang A. Giggenbach WF. 1988. Geothermal solute
Solaviah. 2003. Penyelidikan Terpadu Daerah equilibria. Derivation of Na-K-Mg-Ca
Panas Bumi Pulu. Kab. Donggala-SulTeng. geoindicators. Geochim. Cosmochim. Acta. 37:
Jurnal Sumber Daya Mineral 3:60-65. 515-525.
Hadian SPD. Mardianan U. Abdurahman O. Iman
MI. 2006. Sebaran Akuifer dan Pola Aliran Air
Tanah di kecamatan Batuceper dan Kecamatan
benda Kota Tangerang, Propinsi Banten. Jurnal
Geologi Indonesia 1.
Haerudin N, Rasimeng, Yuliana E. 2008. Metode
Geolistrik Untuk Menentukan Pola Penyebaran
Fluida Geothermal Di Daerah Potensi
Panasbumi Gunung Rajabasa Kalianda Lampung
Selatan, Prosiding Seminar Nasional SATEKS
II, Universitas Lampung.
Hendrajaya L & Arif I. 1998. Geolistrik Tahanan
Jenis. Laboratorium Fisika Bumi Jurusan Fisika
FMIPA ITB. Bandung.
Hidayat L. 2004. Penentuan Batas-batas Reservoar
Daerah Panasbumi Parangtritis Yogyakarta
dengan Metode tahanan Jenis. Skripsi
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Karyanto 2006. Penyelidikan daerah potensi
geothermal dengan metode magnetik Proyek Tri
Partit (belum di publikasikan) Universitas
Lampung Bandar Lampung.
Suhanto E & Bakrun. 2007. Laporan Penyelidikan
Geolistrik Daerah Sudit Panas Bumi Pincara
Kabupaten Masamba Sulawesi Utara.
Telford WM. Gerald LP. Sheriff R. 1990. Applied
Geophysics Second Edition. Cambridge
University Press. New York.

Anda mungkin juga menyukai