Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN KADAR ASPIRIN PADA URIN YANG DIEKSKRESIKAN OLEH

PROBANDUS

Nur Wahdaniyah1)Citra Utami 2)


1. Praktikan Laboratorium Farmakokinetika Fakultas Farmasi Universitas
Hasanuddin
2. Asisten Praktikan Laboratorium Farmakokinetika Fakultas Farmasi Universitas
Hasanuddin

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan tentang pengaruh aspirin atau asam
salisilat terhadap laju ekskresi.Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
kadar aspirin yang diekskresikan melalui urin. Metode yang dilakukan adalah
dengan mengambil urin pada dua orang probandus yang selama seminggu
tidak mengonsumsi obat-obatan dan telah dipuasakan mulai dari malam hari,
diambil sampel urin sebagai blangko sebelum mengonsumsi obat
aspirin,setelah itu diberi obat aspirindan diambil sampel urinya setelah menit
ke 30,60,90,120,180,dan 240 kemudian dibandingkan antara urin sebelum
dan setelah pemberian aspirin dengan cara analisis dengan menggunakan
instrumen Spektrofotometri UV dengan. Hasil yang didapatkan yaitu
konsentrasi tertinggi pada probandus A pada menit ke 180 yaitu 533,31
µg/mL.

Kata Kunci : Aspirin, Ekskresi, Urin

PENDAHULUAN metabolisme yang sudah tidak


digunakan oleh tubuh dan dapat
Obat di eliminasi dari tubuh
dikeluarkan bersama urin, keringat
melalui proses ekskresi ginjal dan
atau pernapasan. Pengeluaran zat -
metabolism hati. Ekskresi ginjal
zat sisa hasil metabolisme dari
merupakan jalur eliminasi terbesar
dalam tubuh dapat melalui ginjal,
untuk beberapa obat. Ada tiga
kulit, paru-paru, dan saluran
proses yang terlibat pada ekskresi
pencernaan. Ginjal merupakan
ginjal yakni, filtrasi glomerolus,
organ utama untuk membuang
sekresi aktif di tubulus proksimal dan
produk dan sisa metabolisme yang
reabsorbsi di sepanjang tubulus.(3,6)
tidak diperlukan oleh tubuh. Produk-
Ekskresi adalah proses produk tersebut meliputi urea (dari
pengeluaran zat - zat sisa hasil metabolisme asam amino), kreatinin
(dari kreatinin otot), asam urat (dari Pada Flitrasi glumerolus :
asam nukleat), produk akhir dari 1. Laju filtrasi
pemecahan hemoglobin, dan 2. Ukuran partikel → ikatan
metabolit berbagai hormone.(1,6) protein plasma
Proses reabsorbsi obat-obat 3. Kelarutan → umumnya zat
yang bersifat asam lemah atau basa lipofil atau hidrofil tidak
lemah dipengaruhi oleh pKa obat mempengaruhi karena
dan pH urin. Kedua factor tersebut kelarutan di dalam filtrasi
merupakan factor yang bersifat glomerulus sama.
tetap.(4,6) Reabsorpsi tubulus
Aspirin merupakan analgesik 1. pH urin
yang paling lama digunakan sejak 2. Pka
tahun 1899, dan sampai saat ini 3. Kelarutan obat
paling banyak digunakan di seluruh
dunia. Obat ini berkhasiat antipiretik Obat basa lemah lebih mudah

yang paling efektif dan paling aman. dieksresikan pada pH urin yang lebih

Asetosal juga merupakan obat asam. Obat asam lemah lebih

utama yang digunakan pada mudah dieksresikan pada pH urin

penatalaksanaan beberapa penyakit yang basa, jika ingin lebih

rematik karena sifat analgesik dan dieksresikan, pH urin harus lebih

antiinflamasinya. Selain itu asetosal besar daripada pKa.

juga menghambat agresi trombosit, Sekresi tubulus

serta digunakan untuk pencegahan 1. Melibatkan transpor aktif

infark kekurangan darah sementara 2. Eksresi tergantung dari

di otak (TIA/Transient Ischaemic mekanisme transpor masing-

Attack). Penggunaan aspirin sering masing bahan → dapat

menimbulkan efek samping yaitu terjadi kompetisi bahan obat

ulserasi mukosa lambung yang dengan mekanisme yang

berisiko terjadinya pendarahan sama. (5)

samar. Aspirin diekskresikan dalam


bentuk inaktif yaitu asam salisilurat
dan bentuk aktif asam salisilat. (2,3)
Adapun factor yang
mempengaruhi ekskresi urin, yaitu :
METODE
Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan


pada praktikum ini adalah pot
sampel, spektofotometri, pipet
micron. Grafik 1. Data Urin Baku

Bahan yang digunakan


N Wakt Abs(525.0n Conc.(pp
berupa sampel urin, obat aspirin,
o. u m) m)
HCl 0,25 N dan FeCl3.
1 A 30 0.187 200.96
Pengambilan Sampel 2 A 60 0.087 105.39
A
Sampel yang digunakan
3 120 0.107 124.41
adalah urin manusia yang telah
mengkomsumsi aspirin dengan A

pengambilan sampel dalam selang 4 180 0.533 533.31

waktu 30,60,120,180, dan 240 menit A


5 240 0.17 185.08

III. HASIL dan PEMBAHASAN 6 S 30 -0.047 -23.242


7 S 60 0.061 80.023
Hasil

No.
Name Abs(525.0m) Conc.(ppm
1 Blanko 0 0
standar
2 1 0.082 100
Standar
3 2 0.142 200
Stabdar
4 3 0.31 300
Tabel 1. Data Urin Baku S
8 120 0.052 71.974
Tabel 2. Data Urin setelah
pemberian Aspirin
Pada praktikum ini dilakukan
pengambilan sampel pada 2 orang
probandus. Pertama probandus di
puasakan sejak malam hari
kemudian pagi hari diambil urin
sebagai blangko sebelum minum
obat aspirin,kemudian di beri aspirin
dan di ambil urinnya pada menit ke
30, 60, 90, 160, 180, dan 240.
Setelah itu di ukur kadar aspirin
Grafik 2. Data urin setelah
pada urinnya dengan
pemberian aspirin
spektrofotometer dengan panjang
gelombang 525 nm. Pada praktikum
ini digunakan coloring agent yaitu
600
500 FeCl3, untuk membuat ikatan
400
300 kompleks warna pada sampel yang
200 akan dianalisis pada
100
0 spektrofotometer dengan panjang
0 100 200 300
gelombang 525 nm. Hasil yang
didapatkan kurang sesuai untuk
Grafik 3. Gambar perbandingan dijadikan referensi karena adanya
konsentrasi dan waktu pada beberapa faktor kesalahan
probandus A diantaranya pengenceran yang
terlalu pekat dan sampel yang
100 disimpan dan diragukan terjadinya
perubahan reaksi biokimia.
50
Untuk penentuan kadar asam
0
0 50 100 150 salisilat digunakan data analisis
-50 spektrofotometri dan probandus

Grafik.4 Perbandingan konsentrasi yang dianalisis pada probandus A.

dan waktu pada Probandus S Pada menit ke 240,


sebanyak 185 µg/mL telah
Pembahasan dikeluarkan melalui urin, asam
salisilat yang diekskresikan dan Phladelphia Collage of
sisanya masih beredar dalam Pharmacy and Science.
sirkulasi sistemik.Sehingga dapat 2. Rahshid, U., Bhatti H.N., Hanif,
diketahui pada menit ke 240 Asam M.A. dan Ahmad N.R. 2006.
salisilat masih di absorbsi dalam Determination of Metabole of
tubuh. Data yang didapatkan tidak Aspitin by Colotimetric Method
memnuhi yang seharusnya pada Human Utine. Pakistan
menit ke 180 konsentrasi aspirin Journal of Biological Science
menurun, kemungkinan ini 9
disebakan karena absorbsi obat 3. Setiawati, A. 2007.
yang tidak sempurna dan proses Farmakokinetik Klinik. Dalam
eliminasi yang berpengaruh Departemen Farmakologi dan
terhadap konsentrasi aspirin yang Terapeutik Fakultas
diekskresikan Kedokteran-UI, Farmakologi
dan Terapi (Ed-ke 5) Jakarta :
Dapat dilihat dari data yang
Gaya Baru
diperoleh bahwa kadar asam salisilat
4. Ganiswarna, S. G., Setiabudy,
dalam urin tertinggi pada menit ke-
R., Suyatna, F. D., Ascobat,
180 yaitu 533,31 µg/mL.
P., Nafrialdi, Ganiswarna, V.
KESIMPULAN H. S., dkk., 2007, Farmakologi
dan Terapi, Edisi 4, Bagian
Dari hasil praktikum yang
Farmakologi Fakultas
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Kedokteran Universitas
konsentrasi atau kadar asam
Indonesia, Jakarta.
salisilat tertinggi pada urin di
5. Amalia, Lala. 2002. Eliminasi
dapatkan pada menit ke 180 pada
Farmakokinetik.
probandus A yaitu sebesar 533,31
6. Shargel, Leon. Biofarmasetika
µg/mL
dan Farmakokinetika Terapan
DAFTAR PUSTAKA . Ed ke 2. Surabaya:
Airlangga University Press.
1. Alfonso, R. G (1990).
2009
Ramingion’s Pharmaceutical
Scienxe ( Ed. Ke 18)
Washington DC : The

Anda mungkin juga menyukai